Anda di halaman 1dari 17

10 Malaikat dan Tugasnya

Berikut ini adalah Malaikat beserta tugas-tugasnya harus kita tahu, yaitu :

1. Jibril : Menyampaikan wahyu kepada Nabi dan Rasul Allah


2. Mikail : Memberi rezeki kepada manusia
3. Israfil : Meniup sangkakala pada hari kiamat
4. Izrail : Mencabut nyawa
5. Munkar : Menanyakan dan memeriksa amal manusia di alam kubur
6. Nakir : Menanyakan dan memeriksa amal manusia di alam kubur bersama
malaikat Munkar
7. Raqib / Rokib : Sebagai pencatat amal baik setiap manusia pada saat disunia
atau semasa hidup
8. Atid / Atit bertugas mencatat perbuatan buruk setiap manusia saat masih
hidup
9. Malik : Sebagai penjaga pintu neraka
10. Ridwan : Sebagai penjaga pintu surga

Sifat-Sifat Malaikat
Sama seperti manusia dan jin, malaikat juga memiliki sifat namun sangatlah jauh
perbedaan antara sifat malaikat dibandingkan dengan manusia dan jin, adapun sifat-
sifat malaikat yaitu ialah :

 Selalu Bertasbih Kepada Allah SWT Siang dan Malam

Malaikat selain memiliki tugasnya masing-masing, ternyata juga selalu bertasbih


siang dan malam tak pernah berhenti.

 Selalu Takut dan Taat Kepada Allah

Tidak seperti manusia yang seringkali tidak patuh terhadap perintah Allah SWT,
Berbeda dengan Malaikat yang selalu takut, tunduk dan taat terhadap Allah SWT.

 Malaikat Suci dari Sifat Manusia dan Jin

Suci di sini maksudnya yaitu suci dari hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur,
berdebat, bercanda, dan lain-lainnya.

 Memiliki Kekuatan dan Kecepatan Cahaya

Malaikat memang makhluk Allah yang diciptakan oleh cahaya (nur) dengan memiliki
tugas atau misinya masing-masing. Ternyata, malaikat juga memiliki suatu kuatan
yang dahsyat. Tidak hanya diberikan kekuatan, melainkan juga diberi anugerah
kecepatan cahaya.

 Tidak Jenuh dan Tidak Letih

Para malaikat selalu patuh terhadap perintah Allah SWT sehingga mereka selalu
beribadah kepada Allah, melakukan ketaatan kepada-Nya, serta melaksanakan
perintah-perintah-Nya tanpa merasakan lelah dan bosan, tidak seperti diri manusia.
 Malaikat Mendengar, Melihat dan Berbicara

Allah juga memberikan karunia kepada malaikat, berupa pendengaran, melihat dan
berbicara sehingga mereka bisa berdialog dengan Allah. Dalam berdialog, malaikat
tak pernah mendahului perkataanNya.

 Tidak Pernah Berbuat Maksiat

Malaikat tak pernah berbuat maksiat sama sekali dan akan senantiasa untuk selalu
mengamalkan apa saja yang diperintahkan oleh-Allah SWT.

 Memiliki Sifat Malu

Malaikat juga memiliki sifat malu, Seperti dalam hadits yang berbunyi :
“Nabi Muhammad bersabda, “Bagaimana aku tidak malu terhadap seorang laki-laki
yang malaikat pun malu terhadapnya”.” (HR Muslim).

 Terganggu oleh Bau yang Tidak Sedap, Anjing, Hingga Patung

Para malaikat tidak suka dengan aroma yang bau. Tidak hanya itu saja, gonggongan
anjing juga menjadi salah satu pertanda adanya setan, serta keberadaan dari patung
sendiri seperti berhala atau menyerupai makhluk hidup, sehingga malaikat enggan
datang ke rumah yang ada anjing dan patungnya.

 Tidak Makan dan Minum

Berbeda dengan manusia para malaikat tidak akan pernah merasakan lapar dan
haus, sehingga mereka tidak makan dan minum.
Seperti yang dijelaskan dalam surat Az Zariyat ayat 27-28.
Terjemahan surat Az Zariyat ayat 27 : “Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim
lalu berkata : “Silakan Anda makan”.”
Terjemahan surat Az Zariyat ayat 28 : “(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu
Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata : “Janganlah kamu takut”,
dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak
yang alim (Ishak).”

 Mampu Berubah Wujud

Walaupun memang benar jika malaikat itu adalah makhluk ghaib, ternyata malaikat
juga bisa mengubah wujudnya sendiri menjadi rupa orang lain. Tentunya atas
kehendak Allah SWT.

 Merasakan Kematian

Sebagai makhluk yang diciptakan, malaikat juga akan merasakan Kematian.


Seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al Qasas ayat 88.
Artinya : “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun
yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap
sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan dan hanya
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”

 Memiliki Ilmu

Allah SWT membebani para malaikat dengan berbagai macam tugas baik itu di langit
dan di bumi. Oleh karena itu, maka malaikat dibekalai ilmu, berkenaan dengan tugas
yang berikan kepada mereka.
Demikianlah pembahasan kami mengenai Pengertian Malaikat, Tugas Tugas
Malaikat dan Sifat-Sifat Malaikat. Semoga bisa menambah Iman kita kepada Allah
SWT. Amiin.

Sifat Wajib Bagi Allah : Pengertian, Arti dan


Dalilnya
Oleh adminDiposting pada Januari 29, 2023

Sifat Wajib Bagi Allah : Pengertian, Arti dan Dalilnya – Pada Kesempatan kali
ini Fiqih.co.id akan menuliskan mengenai Pengertian Sifat Wajib bagi Allah. Sebagai
Muslim yang Mukmin tentunya wajib memahami Pengertian Sifat tersebut sebagai
‘aqidah.

Sifat Wajib Bagi Allah : Pengertian, Arti dan Dalilnya


Para ‘Ulama telah menjelaskan, Pengertian sifat wajib bagi Allah terincikan dengan
dalilnya. Maka pada lembaran ini kami kami akan terangkan untuk antum pelajari.
Untuk lebih lebih jelasnya mengenai sifat-sifat wajib bagi Allah yang disertai dalilnya
Allah, maka baca saja sampai selesai penjelasannya di bawah ini;

1. Wujud (Ada)
Sifat Wajib bagi Allah yang pertama adalah wujud (ada). Allah SWT itu dzat yang pasti
adanya. Kita wajib meyaqini adanya Allah. Adapun dalilnya Sebagaimana dalam Q.S
As-Sajdah: 4
Artinya: “Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi
kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi
syafa’at 1190. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. As-Sajdah: 4).

Pengertian Wujud
Allah itu ada dibuktikan dengan berbagai ciptaan-Nya. Contoh; Tidak mungkin ada
langit dan bumi jika tidak ada yang menciptakanny. Tidak ada yang isa menciptakan
langit dan bumi kecuali hanya Allah. Dan demikia itu adalah salah satu bukti adanya
Allah.
Oleh karenanya sangat tidak patut bagi manusia yang lemah ini menuhankan kepada
yang selain Allah. Kita wajib menyembahNya. Allah berfirman;
Artinya: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaha: 14)

2. Qidam (Terdahulu)
Wajib bagi Allah adalah “Qidam” artinya: terdahulu. Wajib bagi kita mengi’tiqadkan dan
meyaqini bahwa hanya Allah yang paling awal. Adapun dalilnya Sebagaimana dalam
QS. Al-Hadid ayat 3
Artinya: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid: 3)

Pengertiannya adalah;
Allah adalah sang Pencipta yang menciptakan alam semesta dan segala isinya.
Sebagai pencipta, tentunya Allah SWT telah ada lebih dahulu dari apapun yang
diciptakannya. Tidak ada pendahulu atau yang lebih dulu dari Allah Ta’ala.

3. Baqa’ (Kekal)
Allah SWT itu Maha kekal. Tidak akan pernah fana, binasa atau berahkir. Tiada akhir
bagi Allah SWT. Dia akan tetap ada selamanya.

Pengertian Baqa’
Baqa’ itu artinya kekal dan maha kekal sangat tidak mungkin akan binasa. Adapun
dalilnya adalah Sebagaimana dalam Q.S Ar-rahman 26-27 Allah berfirman;
Artinya: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (QS. Ar-rahman ayat 26)
Artinya: “Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
(QS. Ar-Rahman ayat 27)

4. Mukholafatul Lilhawaditsi (Berbeda dengan makhluk ciptaanNya)


Allah SWT sudah pasti berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya.
Pengertiannya; Dialah zat yang Maha Sempurna dan Maha Besar, Maha Agung. Tidak
ada sesuatupun yang dapat menandingi-Nya, tak satu pun yang menyerupai
keagungan-Nya. Adapun dalilnya ial;ah; Sebagaimana Firman-Nya dalam Q.S Al-
Ikhlas ayat 4
Artinya: “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 4)

5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri sendiri)


Allah SWT itu berdiri sendiri. Pengertiannya; Allah tidak bergantung kepada apapun,
kepada siapa pun dan tidak membutuhkan bantuan siapapun.
Dalilnya adalah;
Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya
sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
alam semesta.” (QS. Al-Ankabut: 6)
“Dan katakanlah segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak
mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan
penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (QS.
Al-Isra: 111)

6. Wahdaniyah (Esa/Tunggal)
Allah itu Maha Esa, Dia Maha Tunggal. Artinya tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah satu-
satunya Tuhan pencipta alam semesta. Adapun Bukti keesaan Allah SWT terletak
dalam kalimat syahadat “Laa ilaha Illallah” yang artinya “Tiada Tuhan selain Allah”.
“Katakanlah Dialah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas: 1)

7. Qudrat (Berkuasa)
Allah Ta’ala adalah Maha kuasa atas segala sesuatu. Taka da satupu yang bisa
menandingi kekuasaan Allah. Adapun dalilnya adalah firman-Nya;
“Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 20)

8. Iradat (Berkehendak)
Iradat sifat wajib bagi Allah SWT. Pengertiannya; Allah itu Maha menentukan segala
sesuatu. Ketika Allah SWT berkehendak maka jadilah hal itu, maka tidak seorang pun
yang mampu menghalangi atau mencegah-Nya.
Dalilnya adalh firman-Nya;
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa
yang Dia kehendaki.” (QS. Hud: 107)
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.”(QS. Yasiin: 82)

9. ‘Ilmun (Mengetahui)
Maksudnya; Allah Maha mengetahui atas segala sesuatu. Baik yang dzahir maupun
yang tersembunyi.
Dalilnya ialah Firman Allah;
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS.
Qaf: 16)

10. Hayat (Hidup)


Allah SWT Maha Hidup. Artinya; Allah Tidak akan pernah mati, tidak akan binasa,
maupun punah. Dia kekal selama-lamanya.
Dalilnya ialah Firman-Nya;
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di
sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan
apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-
Baqarah: 255)

11. Sama’ (Mendengar)


Allah Maha mendengar, baik yang diucapkan ataupun yang hanya ungkapan di dalam
hati. Allah Mengetahui. Pendengaran Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu.
Adapun dalilnya ialah;
Sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran:
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula),
dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(Asy-
syuro: 11)
“Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 76)

12. Bashar (Melihat)


Allah Maha melihat segala sesuatu. Arinya; Pengelihatan Allah itu tidak terbatas, Dia
maha mengetahui apa yang terjadi di dunia ini. Walaupun hanya sehelai daun yang
jatuh.
Dalilnya Firman Allah;
“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18)

13. Kalam (Berfirman)


Allah itu berfirman. Artinya; Dia berbicara yakni berkata-kata secara sempurna tanpa
bantuan dari apapun. Terbukti dari adanya firman-Nya dalam kitab-kitab yang
diturunkan kepada para nabi. Salah satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan
Allah Ta’ala adalah Nabi Musa ‘alaihissalam.

Dalilnya adalah yang telah dijelaskan dalam Al-Quran:


“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami
tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” (QS. Al-A’raf: 143)

14. Qadiran (Berkuasa)


Allah itu Maha kuasa atas segala sesuatu. Dalilnya; Sebagaimana diterangkan dalam
Al-Qur’an:
“Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali sinaran itu menyinari
mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka
berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan
penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-
Baqarah: 20)

15. Muridan (Berkehendak)


Allah Maha berkehendak. Artinya; Ia maha Berkehendak atas segala sesuatu. Bila
Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang bisa menolak kehendak-
Nya.

Dalilnya; Dalam Al-Qur’an dijelaskan :


“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa
yang Dia kehendaki.” (QS.Hud: 107)

16. ‘Aliman (Mengetahui)


Allah Maha mengetahui segala sesuatu, baik yang ditampakkan maupun yang
disembunyikan. Tidak ada yang bisa menandingi pengetahuan Allah yang Maha Esa.
Dalilnya adalah dalil ‘Alimun yaitu;
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS.
Qaf: 16)
Dan Firman-Nya;
Artinya; Bahwa Sesungguhnya Allah itu Maha mengetahui segala sesuatu.

17. Hayyan (Hidup)


Allah itu Maha hidup. Tidak mungkin bagi Allah Ta’ala untuk binasa. Dia selalu
mengawasi hamba-hamba-Nya tidak pernah lengah tidur ataupun tidur.
Dalilnya;
“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah
dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.”
(QS. Al-Furqon: 58)

18. Sami’an (Mendengar)


Allah Maha Pendengar. Tidak ada yang terlewatkan bagi Allah SWT. Dan tidak ada
pula yang melampaui pendengaran-Nya.
Dalilnya dalil sma’ yaitu;
“Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 76)
19. Bashiran (Melihat)
Allah Maha Melihat. Pengelihatan Allah meliputi segala hal, baik yang diterlihat
ataupun yang disembunyikan.
Dalilnya dalah dalil Bashar iaitu;
“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18)

20. Mutakalliman (Berfirman atau Berkata-kata)


Mutakallimin berarti Allah berfirman, sama halnya dengan kalam. Firman Allah SWT
terwujud dalam kitab-kitab suci yang diturunkan-Nya lewat para nabi. Firman Allah
SWT begitu sempurna dan tidak ada yang menandingi.
Dalilnya ialah dalil Kalam iatu;
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami
tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” (QS. Al-A’raf: 143)
Setelah mengetahui, memahami, mengimani, mengi’tiqadkan dan meyaqini 20 sifat
wajib bagi Allah, maka antum wajib juga mengetahui lawan kata sifata wajib, yakni sifat
Mustahil bagi Allah.

20 Sifat Mustahil Bagi Allah

1. al‘adam (tidak ada),


2. al-huduts (baru),
3. al-fana’ (rusak),
4. al-mumatsalah lil hawaditsi (menyerupai makhluk),
5. al-Ihtiyaj ilal-mahal wal-makhshush (membuntuhkan tempat dan penentuan) /
‘adamul qiyam bin nafsi (tidak berdiri sendiri)
6. At-ta’addud (berbilang),
7. al‘ajzu (lemah atau tidak mampu),
8. al-karohah (terpaksa),
9. al-jahlu (bodoh),
10. al-maut, (mati)
11. shumum (tuli),
12. al-‘umyu (buta),
13. al-bukmu (bisu),
14. kaunuhu ‘ajizan, (adanya Allah lemah)
15. kaunuhu karihan, (adanya Allah terpaksa)
16. kaunuhu jahilan (adanya Allah bodoh)
17. kaunuhu mayyitan (adanya Allah mati)
18. kaunuhu ashamma (adanya Allah tuli)
19. kaunuhu a’ma (Adanya Allah buta)
20. dan kaunuhu abkam (Adanya Allah bisu)
Daftar dan Makna Asmaul Husna
Ke-99 Asmaul Husna atau Nama-Nama yang Baik itu adalah sebagai berikut:

No. Nama Indonesia


Allah Allah
1 Ar Rahman Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim Yang Maha Penyayang
3 Al Malik Yang Maha Merajai/Memerintah
4 Al Quddus Yang Maha Suci
5 As Salaam Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu`min Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin Yang Maha Pemelihara
8 Al `Aziiz Yang Maha Perkasa
9 Al Jabbar Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
10 Al Mutakabbir Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11 Al Khaliq Yang Maha Pencipta
12 Al Baari` Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk,
Menyeimbangkan)
13 Al Mushawwir Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)
14 Al Ghaffaar Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq Yang Maha Pemberi Rezeki
18 Al Fattaah Yang Maha Pembuka Rahmat
19 Al `Aliim Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20 Al Qaabidh Yang Maha Menyempitkan (makhluk-Nya)
21 Al Baasith Yang Maha Melapangkan (makhluk-Nya)
22 Al Khaafidh Yang Maha Merendahkan (makhluk-Nya)
23 Ar Raafi` Yang Maha Meninggikan (makhluk-Nya)
24 Al Mu`izz Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya)
25 Al Mudzil Yang Maha Menghinakan (makhluk-Nya)
26 Al Samii` Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir Yang Maha Melihat
28 Al Hakam Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl Yang Maha Adil
30 Al Lathiif Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur Yang Maha Pengampun
35 As Syakuur Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al `Aliy Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir Yang Maha Besar
38 Al Hafizh Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil Yang Maha Mulia
42 Al Kariim Yang Maha Mulia
43 Ar Raqiib Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` Yang Maha Luas
46 Al Hakiim Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid Yang Maha Menyaksikan
51 Al Haqq Yang Maha Benar
52 Al Wakiil Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu Yang Maha Kuat
54 Al Matiin Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid Yang Maha Terpuji
57 Al Muhshii Yang Maha Mengkalkulasi
58 Al Mubdi` Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid Yang Maha Penemu
65 Al Maajid Yang Maha Mulia
66 Al Wahiid Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad Yang Maha Esa
68 As Shamad Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal Yang Maha Awal
74 Al Aakhir Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir Yang Maha Nyata
76 Al Baathin Yang Maha Ghaib
77 Al Waali Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii Yang Maha Tinggi
79 Al Barri Yang Maha Penderma
80 At Tawwaab Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww Yang Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf Yang Maha Pengasuh
84 Malikul Mulk Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85 Dzul Jalaali Wal Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
Ikraam
86 Al Muqsith Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al Maani Yang Maha Mencegah
91 Ad Dhaar Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92 An Nafii` Yang Maha Memberi Manfaat
93 An Nuur Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94 Al Haadii Yang Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Baadii Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
96 Al Baaqii Yang Maha Kekal
97 Al Waarits Yang Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid Yang Maha Pandai
99 As Shabuur Yang Maha Sabar

Apa Makna Rasul Allah?


Rasul artinya utusan. Sedangkan Rasulullah artinya utusan Allah Swt., yaitu orang yang
menerima wahyu dan berkewajiban menyampaikannya kepada orang lain atau umat
manusia.

Ads by Ad.Plus

Alasan Allah Swt. mengutus para rasul adalah untuk memberi kabar gembira dan
memberikan peringatan. Kabar gembira maksudnya menyampaikan janji Allah Swt. bagi
orang yang menaati perintah-Nya. Bagi mereka diberikan kenikmatan dan kesenangan
di dunia maupun di akhirat kelak.

Rasul memberi peringatan, yaitu bagi mereka yang ingkar kepada Allah Swt. dan Rasul-
Nya akan mendapat balasan buruk yaitu neraka jahanam.
Nabi dan rasul adalah manusia biasa, laki-laki yang dipilih oleh Allah Swt. untuk
menerima wahyu. Sebagaimana manusia lainnya rasul pun hidup seperti kebanyakan
manusia, yaitu makan, minum, berjalan-jalan, nikah, punya anak, merasa sakit, senang,
susah, semakin tua, mati, dan sifat-sifat manusiawi lainnya.

Tugas dan Sifat Rasul-rasul Allah


Para utusan Allah mempunyai tugas yang sangat berat, yaitu memimpin manusia agar
hidup sejahtera dan bahagia di dunia dan di akhirat. Agar tugas itu sukses dan berhasil,
mereka diberi sifat-sifat yang istimewa oleh Allah Swt.

Sifat tersebut lebih dikenal dengan “sifat-sifat wajib bagi rasul” artinya sifat yang harus
dimiliki seorang rasul. Ada empat sifat wajib Rasul yang perlu kita ketahui, Yaitu:

 Pertama, rasul itu bersifat siddiq artinya jujur dan benar. Seorang rasul selalu benar
dalam perkataan dan perbuatan, mustahil dia berkata dusta atau bohong.
 Kedua, rasul harus amanah artinya dan dapat dipercaya. Seorang rasul mustahil
khianat. Dia wajib menyampaikan amanah Allah Swt. kepada kaumnya. Semua
perkataan, perbuatan dan tindakan rasul harus benar, dan tidak boleh ingkar janji.
 Ketiga, rasul bersifat tablig artinya menyampaikan. Seorang rasul harus menyampaikan
pesan Allah Swt. kepada umat walaupun terasa sulit atau dianggap membahayakan.
Rasul tidak boleh menyembunyikan sesuatu yang telah diberikan Allah Swt. kepadanya.
 Keempat, rasul bersifat fatanah artinya cerdas, pandai dan bijaksana. Seorang rasul
harus pandai dan cerdas akalnya, memiliki kekuatan berpikir yang tinggi, dan memiliki
hati yang bersih atau akal budi yang tinggi. Dengan sifat ini, seorang rasul dapat
menyelesaikan tugas kerasulannya dengan baik.

Mari kita teladani sifat-sifat Rasul itu semampu yang kita bisa. Mari kita membiasakan
sikap seperti contoh berikut ini.

 Berbuat yang benar artinya perbuatan yang sesuai dengan perintah agama. Ucapan
dan tutur kata harus baik dan benar, perilaku harus baik dan santun.
 Kalau kita dipercaya atau dititipi seseorang, kerjakanlah dengan jujur dan ikhlas. Ada
pepatah lama mengatakan “sekali saja kita berbuat salah, selamanya orang tidak
percaya”.
 Pesan-pesan kebaikan harus disampaikan kepada orang lain, mulailah dari diri
sendiri, keluarga, kemudian kepada yang lainnya.
 Hidup harus cerdas, yaitu cerdas akal dan cerdas nurani.

Rasul Ulul ‘Azmi


1. Apa yang Dimaksud dengan Rasul Ulul ‘Azmi?

Ulul ‘Azmi artinya memiliki keteguhan/tekad. Kalau disebut rasul Ulul ‘Azmi, maka
artinya rasul yang memiliki keteguhan atau tekad. Para rasul Ulul ‘Azmi memiliki
keteguhan, tekad, ketabahan, dan kesabaran yang sangat kuat, serta teguh dalam
menjalankan tugasnya, yaitu menyampaikan ajaran-ajaran Allah Swt.

2. Siapa Saja Rasul yang Tergolong Ulul ‘Azmi?


Rasul Ulul ‘Azmi itu adalah Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s., Isa a.s., dan Muhammad
saw.

1. Nabi Nuh a.s. mengajak manusia agar menyembah Allah Swt. dan melarang
memperhambakan diri kepada selain Allah Swt. Tetapi manusia di masa itu tidak
mengacuhkan seruannya. Seruan Nabi Nuh a.s. itu mereka sambut dengan cemooh dan
ejekan. Selama 950 tahun Nabi Nuh a.s. menyiarkan ajaran Allah Swt., tetapi umatnya
tetap saja ingkar termasuk anaknya sendiri yang bernama Kan’an. Akhirnya Tuhan
menurunkan kepada mereka siksaan berupa banjir besar. Hanya sedikit orang yang
selamat dari banjir besar. Mereka yang selamat adalah para pengikut Nuh a.s.
2. Nabi Ibrahim a.s. hidup pada masa raja Namrud yang zalim, musyrik dan kufur. Nabi
Ibrahim a.s. mengajak raja Namrud dan kaumnya agar beriman dan menyembah Allah
Swt. Ia ajak agar mereka meninggalkan menyembah berhala. Karena ketaatan Nabi
Ibrahim kepada Allah Swt., maka doanya dikabulkan.
3. Nabi Musa a.s. adalah putra Imran, keturunan Bani Israil. Ia hidup pada masa raja
Firaun yang sangat zalim, mengaku dirinya Tuhan. Siapa yang tidak mau
menuhankannya, maka orang itu akan dibunuh. Nabi Musa a.s. terus saja menyebarkan
ajaran Allah Swt. kepada kaum Bani Israil seraya berdoa agar diberi kawan yang
membantunya. Akhirnya diberilah Harun saudaranya yang membantu dakwahnya. Doa
Nabi Musa a.s. dikabulkan Allah Swt., maka Nabi Harun a.s. diangkat Allah Swt. menjadi
Rasul.
4. Nabi Isa a.s. adalah putra Maryam. Dengan kekuasaan Allah Swt. beliau dilahirkan
dengan perantaraan ibu saja. Keajaiban kelahiran ini menjadi ujian kepada manusia,
percaya atau tidak kepada kekuasaan Allah Swt. Nabi Isa a.s. dalam menjalankan
dakwahnya, diancam dan direncanakan untuk dibunuh dengan cara disalib. Namun Allah
Swt. menyelamatkan Nabi Isa a.s. dengan cara diangkatkan ke alam ghaib (mi’raj).
Ternyata yang terbunuh adalah orang yang menyerupai Nabi Isa a.s. yaitu Yahuza
(Iskariot).

Kisah Keteladanan Nabi Muhammad saw. sebagai Ulul


‘Azmi
Sejak usia muda, Nabi Muhammad saw. terkenal jujur, tabah, sabar, bertanggung
jawab, dan pekerja keras sehingga diberi julukan “al Amin” artinya terpercaya. Setelah
diangkat menjadi rasul, beliau tak henti-hentinya berdakwah mengajak umat manusia
menyembah Allah Swt. dan meninggalkan kemusyrikan yaitu penyembahan terhadap
berhala.

Dalam menyiarkan agama Allah Swt., Nabi Muhammad saw. sering dihadang, bahkan
diancam akan dibunuh oleh orang-orang kafir Quraisy. Abu Jahal adalah orang yang
paling membencinya. Pernah ketika Nabi Muhammad saw. sedang beribadah, Abu Jahal
dan komplotannya datang sengaja mengotorinya dengan najis.

Nabi Muhammad saw. bukanlah sosok manusia pendendam, tidak membalas kejahatan
Abu Jahal dan kawan-kawannya dengan tindakan yang sama, cukup menyerahkan
persoalannya kepada Allah Swt.
Selain jujur dan pemaaf, Nabi Muhammad saw. sangat menyayangi anak yatim. Nabi
pernah mengatakan: “ Barangsiapa yang memelihara dan mengasuh anak yatim dengan
sebaik-baiknya, kelak mereka akan masuk surga, dan tempatnya berdekatan denganku.

Hal ini diisyaratkan Nabi dengan jari telunjuk dan jari tengahnya yang berdekatan dan
tidak terhalang apa pun”. Begitulah kepedulian Nabi Muhammad saw. kepada umatnya.
Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad saw., dialah nabi dan rasul penutup, tidak ada
lagi nabi dan rasul setelahnya. Karena Nabi Muhammad saw. sebagai penutup, maka
sering disebut dengan istilah khatamul anbiya artinya penutup atau penghabisan para
nabi dan rasul.

Sikap Terpuji Para Rasul dan Rasul Ulul ‘Azmi


1. Sikap Terpuji Para Rasul

Ada sikap berbicara, sikap makan-minum, sikap berjalan, sikap bertamu, sikap waktu
belajar, sikap ketika bergaul sesama teman, dengan guru, dengan orangtua sendiri atau
dengan orang yang lebih tua, dan sebagainya.

Sikap terpuji para rasul itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu sikap terpuji kepada Allah
Swt. sebagai pencipta alam semesta, dan sikap terpuji kepada sesama manusia dan
alam sekitar.

Kita telah mengetahui bahwa para Rasul itu memiliki sifat wajib, yaitu sifat siddiq artinya
benar, sifat amanah artinya dapat dipercaya, sifat tablig artinya menyampaikan, dan
sifat fatanah artinya pandai dan cerdas. Selain itu, ada sifat dan sikap yang mereka
pegang teguh yaitu menyembah hanya kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, taat
dan patuh kepada Allah Swt.

2. Sikap Terpuji Para Rasul Ulul ‘Azmi

Sikap terpuji di dalam ayat itu terdapat kata “teguh” , yaitu perjanjian yang teguh.
Teguh dan sanggup menyampaikan agama kepada umatnya masing-masing. Ulul ‘Azmi
maksudnya teguh hati, tabah, dan sabar. Mengapa diberi gelar rasul Ulul ‘Azmi karena
mereka yang paling banyak mendapat tantangan, paling banyak penderitaan, akan
tetapi mereka tetap teguh, tabah, sabar dan terus berjuang menyampaikan pesan Allah
Swt. kepada umat manusia.

3. Meneladan Rasul Allah Swt. dan Rasul Ulul ‘Azmi

Meneladan artinya mencontoh. Meneladani atau mencontoh para rasul dan rasul Ulul
’Azmi. Seperti pesan Allah Swt. dalam Q.S. al-Ahqaf/46: 35 yang ditujukan kepada
manusia termasuk kita.

Berikut ini contoh sifat para rasul Ulul ‘Azmi, yaitu:

1. Teguh dan sabar dalam belajar,


2. Teguh dan sabar dalam beribadah (salat),
3. Teguh dan sabar dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah,
4. Teguh dan sabar dalam mematuhi orang tua,
5. Teguh dan sabar dalam pergaulan, tidak cepat marah,
6. Teguh dan sabar dalam mematuhi peraturan, baik peraturan di rumah, sekolah, maupun
dilingkungan tempat tinggal,
7. dan seterusnya.

KISAH TELADAN WALI SONGO

Kisah Teladan Wali Songo patut dipelajari oleh muslim Indonesia. Wali Allah di dunia ini
jumlahnya banyak, tetapi dalam pelajaran ini yang akan kita pelajari hanyalah Wali
Songo.

Untuk mengetahui siapa para wali Allah itu dan apa saja yang menjadi kisah teladan dari
Wali Songo kita dapat menyimaknya pada pelajaran ini. Semoga kita bisa mengambil
hikmahnya.

Siapakah Wali Allah itu?

Al-Qur’an menjelaskan bahwa wali Allah adalah orang yang beriman dan bertakwa. Di
samping melakukan hal-hal yang wajib, para wali Allah senantiasa melakukan hal-hal
yang sunah serta menjauhi hal-hal yang makruh.

Keimanan yang dimiliki wali Allah tidak dicampuri oleh kesyirikan. Mereka tidak
mengakui kekuatan lain, misalnya batu, keris, tombak, senapan, dan lain-lain yang
merupakan perbuatan syirik.

Keimanan para wali Allah tidak sekadar pengakuan, tetapi keimanan mereka
menghasilkan ketakwaan. Mereka melakukan apa yang diperintah oleh Allah dan
menjauhi apa yang dilarang-Nya. Mereka tidak hanya melakukan hal-hal yang
diwajibkan agama, tetapi juga menjalankan amalan-amalan sunah. Mereka menghindari
perkara yang makruh dan menjauhi perkara yang diharamkan Allah.

Kisah Teladan Wali Songo

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Maulana MaIik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik atau Sunan Tandhes. Ia lahir di
Samarkand, Asia Tengah dan wafat di Desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.

Kisah keteladanannya adalah semangatnya mendakwahkan Islam. Sunan Gresik banyak


membela rakyat (Jawa) yang tertindas oleh Majapahit. Ia juga mengajarkan cara-cara
baru bercocok tanam.

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Sunan Ampel atau Raden Rahmat dianggap sebagai sesepuh oleh para wali songo
lainnya. Makam Sunan Ampel terletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya Utara.
Kisah keteladanan yang menarik adalah ketika Sunan Ampel berdakwah kepada Prabu
Brawijaya. Meskipun akhirnya tidak memeluk agama Islam, Prabu Brawijaya terkesan
dengan ajaran agama Islam sebagai ajaran budi pekerti yang mulia.

Sunan Ampel mengajarkan falsafah Moh Limo (5M). Yang dimaksud dengan Moh Limo
adalah tidak mau melakukan lima perbuatan tercela, yaitu:

 main (berjudi)
 mabuk
 maling (mencuri)
 madat (menghisap candu atau ganja)
 madon (berzina)

3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)

Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel dan sekaligus muridnya. Ia wafat pada tahun
1525 di Tuban Jawa Timur.

Kisah keteladanannya adalah cara berdakwahnya yang bijak. Sunan Bonang sering
menggunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka.

Beliau memasukkan alat musik bonang pada seperangkat alat musik gamelan. Oleh
karena itu, beliau dikenal dengan sebutan Sunan Bonang. Sunan Bonang juga
penggubah Suluk dan Tembang Tombo Ati.

4. Sunan Drajat Sunan

Drajat juga putra Sunan Ampel. Beliau diperkirakan wafat pada 1522. Pesantren Sunan
Drajat berada di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur.

Kisah keteladanannya adalah cara dakwahnya yang menekankan keteladanan dalam hal
perilaku yang terpuji, kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran
masyarakat sebagai pengamalan agama Islam. Sunan Drajat juga berdakwah melalui
kesenian. Tembang Macapat Pangkur disebut sebagai ciptaannya.

5. Sunan Kudus

Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji. Beliau memiliki
peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak. Beliau menduduki posisi
sebagai panglima perang, penasihat Sultan Demak, dan hakim peradilan negara.

Sunan Kudus banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di
antara yang pernah menjadi muridnya adalah Sunan Prawata penguasa Demak dan
Arya Penangsang adipati Jipang Panolan.

Salah satu peninggalannya yang terkenal adalah Masjid Menara Kudus. Sunan Kudus
wafat pada tahun 1550.
6. Sunan Giri

Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Beliau termasuk murid Sunan Ampel dan
seperguruan dengan Sunan Bonang. Salah satu keturunannya adalah Sunan Giri Prapen
yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.

Sunan Giri sangat berjasa mendakwahkan Islam di Jawa bahkan sampai ke wilayah
timur Indonesia. Beliau pernah menjadi hakim dalam perkara Syeh Siti Jenar.

Beliau pun juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Islami untuk dolanan anak-anak
diciptakannya, seperti Jamuran, Jithungan dan Delikan.

7. Sunan Kalijaga (Raden Said)

Sunan Kalijaga adalah putra Adipati Tuban yang bemama Tumenggung Wilatikta atau
Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Beliau adalah murid
Sunan Bonang.

Sunan Kalijaga juga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk
berdakwah, seperti wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-ilir dan Gundul-
gundul Pacul juga dianggap sebagai hasil karya beliau.

8. Sunan Muria (Raden Umar Said)

Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah adik ipar
Sunan Kudus. Tempat tinggalnya di Gunung Muria yang letaknya di sebelah utara kota
Kudus, Jawa Tengah.

Seperti ayahnya, Sunan Kalijaga, ia berdakwah dengan cara lembut. Kesenian gamelan
dan wayang tetap digunakan sebagai alat berdakwah. Sunan Muria menciptakan
tembang Sinom dan Kinanti. Sasaran dakwahnya adalah para pedagang, nelayan,
pelaut, dan rakyat jelata.

9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin.
Beliau berjasa mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahan yang
kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Putra beliau yang bemama Maulana Hasanuddin
juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten
sehingga kemudian menjadi Kesultanan Banten.

Sunan Gunung Jati memberikan keteladanan yang baik dalam bekerja. Beliau sering ikut
bermusyawarah dengan para wali lainnya di Masjid Demak. Pada pembangunan Masjid
Agung Sang Ciptarasa (1480), Sunan Gunung Jati melibatkan banyak pihak, termasuk
para wali lainnya dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah.

Anda mungkin juga menyukai