Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengenal Allah itu hukumnya fardhu 'ain bagi tiap-tiap mukmin. Apabila seseorang itu
tidak mengenal Allah, segala amal baktinya tidak akan sampaikepada Allah Swt. Mengenal
Allah dapat kita lakukan dengan cara memahamisifat-sifat-Nya. Kita tidak dapat mengenal Allah
melalui zat-Nya, karenamembayangkan zat Allah itu adalah suatu perkara yang sudah di luar
bataskesanggupan akal kita sebagai makhluk Allah. Kita hanya dapat mengenalAllah melalui
sifat-sifat-Nya. Tahukah kamu tentang sifat-sifat Allah Swt.?Sifat-sifat Allah terdiri atas tiga
sifat, yaitu sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz. 1

Allah adalah tuhan yang wajib diimani oleh makhluk-nya.Untukmenumbuhkan keimanan


tentunya kita perlu mengenal Allah. Dalam ayat-ayat Alqur’an, Allah tidak diperkenalkan
sebagai sesuatu yang bersifat materi. Jikadijelaskan dengan sifat materi berarti Ia berbentuk dan
dibatasi oleh tempat.Padahal, Allah adalah Tuhan yang tidak memerlukan sesuatu. Allah
adalahTuhan yang memiliki keagungan tidak terbatas.

AL-Qur’an juga tidak memperkenalkan Allah sebagai zat nonmaterial yang tidak dapat
diberi sifat atau digambarkan dalam kenyataan sehingga sulituntuk dijangkau oleh akal manusia.
Jika Allah diperkenalkan dengan cara initentu hati manusia tidak akan tenteram dan yakin karena
akalnya tidak dapatmemahami hakikat-Nya.

Al-Qur’an ternyata menempuh cara pertengahan yaitu memperkenalkan sifat sifat Allah.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, Allah antara lain dikenal dengan sifat dan asma Maha
Mendengar, Maha Melihat, Maha Hidup,Maha Berkehendak, Maha Menghidupkan, dan
Mematikan, serta Yang bersemayam di atas Arsy. Seluruh penjelasan tersebut akanmengantarkan
kita pada pengenalan yang dapat terjangkau oleh akal. Namun demikian AL-Qur’an juga tetap
menyatakan bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah. 2

1
file:///E:/Pendidikan-Agama-Kelas-4-Sepetember.pdf,DIAKSES.10,APRIL, 2023.
2
http://dhikair.blogspot.co.id/2013/10/makalah-sifat-wajib-allah.html,DIAKSES.10,April, 2023.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, dapat dirumuskan
beberapa pokok masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini. Rincian dari pokok masalah
ini dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa saja sifat sifat Mustahil Bagi Allah ?
2. Bagaimana sifat Jaiz Allah ?

C. Tujuan Penelitian
Mengiringi latar belakang serta permasalahan sebelumnya diharapkan tulisan ini mampu
menjawab dan mengungkap persoalan melalui pembahasan yang mudah dimengerti dan terarah
dengan baik. Untuk mewujudkan semua itu, ada beberapa tujuan dan nilai guna yang ingin
dicapai, antara lain:
1. Memahami sifat Mustahil dan Sifat Jaiz Allah.
2. Memahami Tauhid lebih dalam, sebagai akar Iman.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sifat Sifat Mustahil Bagi Allah SWT


Sifat mustahil bagi Allah Swt. adalah sifat yang tidak layak dan tidak mungkinada pada
Allah Swt.. Sifat-sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat wajib bagi Allah sehingga
jumlahnya sama.
Terdapat 20 sifat mustahil bagi Allah, yaitu:
1. Adam = Tiada
Sifat mustahil yang pertama adalah Adam yang berarti tiada. Sifat ini kebalikan dari
wujud yang artinya ada. Dalil naqli yang menunjukkan adanya Allah Ta’ala, yakni:
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat,dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-
Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam.”(QS.Al-Araf : 54)
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas ‘ Arasy, dan menundukkan mataharidan bulan. Masing-masing beredar
hingga waktu yang ditentukan. Allahmengatur urusan, menjelaskan tanda-tanda , supaya kamu
meyakini pertemuan dengan Tuhanmu.” (QS. Ar-Ra’d : 2).

2. Huduts = Ada yang mendahului


Hudust berarti ada yang mendahului, merupakan lawan kata dari qidam. Tidak mungkin
ada yang mendahului keberadaan Allah Azza waJalla. Dialah yang menciptakan alam semesta
beserta isinya. TentunyaPencipta sudah pasti lebih dahulu dari apa-apa yang diciptakanNya.
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin,
dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Hadid: 3).3

3
Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, Kitab Tijan As-Darari,(Lampung: Mutiara ilmu 2010), H.31.

3
3. Fana = Musnah
Allah Ta’ala tidak mungkin musnah. Sebaliknya, Dia bersifat kekal
selama-lamanya. Dijelaskan dalam Al-Quran:
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman:26-27)
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan, dan hanya
kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qasas: 88).

4. Mumatsalatu lil hawaditsi = Ada yang menyamai


Allah Ta’ala adalah dzat yang menciptakan segala sesuatu di bumi
dan alam semesta. Dialah yang Maha Agung. Tidak mungkin ada sesuatu yang menyamai
atau menandingi Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar dan
Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11).

5. Ihtiyaju lighairihi = Memerlukan yang lain


Allah Ta’ala tidak memerlukan yang lain. Dia mampu mewujudkan
dan mengatur segalanya secara sempurna tanpa bergantung pada siapapun.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya ituadalah untuk dirinya
sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam
semesta.” (QS. Al-Ankabut:6)
“Dan katakanlah segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak
mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pulahina yang memerlukan penolong dan
agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (QS. Al-Isra: 111).4

6. Ta’adud = Berbilang
Ta’adud adalah kebalikan dari wahdaniyah yang berarti tunggal. Allah itu Maha Esa.
Tidak mungkin berbilang atau berjumlah lebih dari satu. Allah Ta’ala tidak memiliki sekutu,

4
Ibid,h.32.

4
tidak beranak dan tidak diperanakan. Bukti keesaan Allah tertuang dalam kalimat syahadat dan
juga ayat Al-Quran yang artinya:
“Katakanlah ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu
yang setara dengan Dia." (QS.Al-Ikhlas: 1-4)
“Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah,tentulah keduanya itu
telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka
sifatkan.” (QS. Al-Anbiya:22)
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan(yang berhak disembah)
melainkan Dia. Yang Maha Pemuurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 163).

7. Ajzun = Lemah
Ajzun berarti lemah, merupakan lawan kata dari dari qudrat yang artinya berkuasa. Jadi
Allah tidak mungkin bersifat lemah. SebaliknyaAllah Azza wa Jalla Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Tidak ada yang bisa melampui kekuasaan Allah Ta’ala. Dalam Al-Quran dijelaskan:
“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiapkali kilat itu menyinari
mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, danbila gelap menimpa mereka, mereka berhenti.
Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS.Al Baqarah: 20).

8. Karahah = Terpaksa
Allah tidak memiliki sifat terpaksa. Sebaliknya Allah Maha Berkehendak atas segala
sesuatu. Tidak ada yang bisa melawan ataupun menandingi kehendak dari Allah Ta’ala.
Sebagaimana dijelaskan dalamAl-Quran:
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (QS.Yasiin: 82).5

9. Jahlun = Bodoh
Mustahil bagi Allah Ta’ala bersifat bodoh. Dia menciptakan alam semesta dengan segala
isinya begitu sempurna. Dia tidak membutuhkan bantuan siapapun.

5
Uay zoharudin, Pendidikan Agama Islam, (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), h.78.

5
Dan dialah yang Maha Kaya lagi Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala sesuatu
yang ada di alam semesta ini.Tidak ada yang dapat bersembunyi dari Allah.
Allah berfirman dalam surah Al-Hujur–at ayat 18:
"Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Hujur–at: 18).

10. Mautun = Mati


Allah tidak akan mati. Dia bersifat kekal. Terus-menerus mengurus makhluknya Tanpa
tidur dan tidak letih sedikitpun. Dijelaskan dalam Al-Quran:
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidakmati, dan bertasbihlah
dengan memuji-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58)
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan DiaYang Hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya.
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255).6

11. Shamamun = Tuli


Mustahil Allah bersifat Tuli. Allah Ta’ala adalah Tuhan yang Maha Mendengar.
Pendengaran Allah meliputi segala sesuatu.
“Katakanlah cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa
yang di langit dan di bumi.” (Al-Ankabut : 52).

12. ‘Umyun = Buta


Allah mustahil bersifat ‘umyun. Allah itutidaklah buta, Allah bersifat basar atau melihat.
Allah maha melihat. Allah melihat segala yang nampak dan segala yang tersembunyi.

6
Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, Kitab Tijan As-Darari,(Lampung: Mutiara ilmu 2010), h.33.

6
“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18)
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya
kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan
Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS.Asy-syuro: 11).

13. Bakamun = Bisu


Allah Ta’ala tidaklah Bisu. Allah berkata dan berfirman dengan sangat sempurna. Tak
ada bisa mengalahkan keindahan firman Allah Ta’ala. Dan salah satu Nabi yang pernah
berbicara langsung dengan Allah adalah Nabi Musa.
“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, dan
ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah
‘telah berfirman secara langsung.” (QS. An-Nisa’: 164).

14. Kaunuhu ‘ajiyan = Zat yang lemah


Mustahil Allah bersifat lemah. Allah Ta’ala adalah pencipta alam semesta dan segala
isisnya. Dia Maha Kuasa atas semua hal.
“Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu
kepada kekafiran setelah kamu beriman, karenadengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri,
setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah
mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al
Baqarah 109).

15. Kaunuhu karihan = Zat yang terpaksa


Allah Ta’ala bukanlah dzat yang terpaksa. Dia Maha Berkehendak atas segala sesuatu.
Hanya berfirman “kun fa yakun” maka jadilah apa yang dikehendaki oleh Nya.
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jikaTuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia
kehendaki.” (QS.Hud: 107).7

7
Ibid.

7
16. Kaunuhu jahilan = Zat yang sangat bodoh
Mustahil Allah adalah dzat yang bodoh. Allah Maha Mengetahui dan Melihat apa-apa
yang ditampakkan atau disembunyikan.

17. Mayyitan = Zat yang mati


Allah tidak mati. Allah bersifat kekal, tidak musnah dan tidak binasa.Dia tidak pernah
tidur. Selalu mengawasi hamba-hambaNya setiap saat.

18. Kaunuhu ashamma = Zat yang tuli


Mustahil Allah bersifat tuli. Allah adalah Tuhan yang Maha Mendengar. Pendengaran
Allah tak terbatas dan meliputi segala sesuatu.

19. Kaunuhu ‘ama = Zat yang buta


Allah Maha Melihat, tidaklah buta. Dia Maha Sempurna dengan seluruh keagungan Nya.

20. Kaunuhu abkama = Zat yang bisu


Allah bukanlah dzat yang bisu. Allah berfirman dan firman Nya tertuang dalam kitab-
8
kitab suci yang diturunkan lewat para nabi.

B. Sifat Jaiz Bagi Allah SWT

Sifat jaiz Allah SWT yaitu Fi'lu kulli mumkinin aw tarkuhu. Yang artinya, Allah
SWTmungkin mengerjakan sesuatu atau meninggalkan nya. Jaiz pada sifat Allah SWT berarti
“mungkin” yaitu sesuai sifat Allah SWT Iradat yang berati berkehendak, Allah SWT
berkehendak dengan sifat Iradat-Nya, sehingga segala sesuatu bisa bersifat mungkin dan tidak
ada hal yang mustahil bagi Allah SWT. Secara syari’at dinyatakan bahwa manusia punya
kehendak, Allah SWT punya kehendak, tapi kehendak Allah SWT lah yang akan berlaku diatas
kehendak manusia itu, nyatanya Iradat Allah SWT itu pada nafsu kita, kalau tidak berkehendak
nafsu kita, itu adalah tindak nyataIradat Allah SWT, karena berkehendak nafsu kita itu dengan
Iradat Allah SWT. Dalam Kajian Hakikat Tauhid dan Aqidah ini kita memahami bahwa sifat

8
Uay zoharudin, Pendidikan Agama Islam, (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), h.79.

8
Jaiz pada Allah SWT terbagi atas empat kelompok atau empat bagian dengan namnya masing-
masing yaitu:

1. Mungkin pada masa lalu (Wajadda wa’angqada)

Mungkin pada masa lalu ini adalah seperti mungkin pada nenek moyang atau leluhurkita
termasuk didalamnya asal usul dan segala hal yang berhubungan dengannya. Dalam mungkin
Wajadda wa’angqada ini pemahaman kita adalah bahwa sifat Qudrat dan IradatAllah SWT
memberi bekas pada setiap ciptaan-Nya. Taksyariyah namanya.

2. Mungkin pada saat ini (Maujudad)

Mungkin pada saat ini adalah seperti bumi dan langit dan segala isinya
termasukdidalamnya mungkin saja yang dikatakan alien itu ada dan mungkin saja tidak ada dan
lain-lain. Dalam mungkin Maujudad ini pemahaman kita adalah bahwa sifat Qudrat dan
IradatAllah SWT berserta dengan dengan ciptaan-Nya dalam arti meliputi. Ma’iyah namanya.

3. Mungkin pada masa datang (Sayujad)

Mungkin pada masa yang akan datang seperti adanya anak-anak cucu serta
keturunankita. Dalam mungkin Sayujad ini pemahaman kita segala sesuatu yang akan datang
itumerupakan penetapan dan hukum atau sebab dari Qudrat dan Iradat Allah SWT. Khukmiyah
namanya.

4. Mungkin dalam Ilmu Allah SWT (‘Alimullahu annahu lam yujad)

Mungkin dalam ilmu Allah SWT berarti tidak ada yang tidak mungkin bagi AllahSWT
apabila Dia berkehendak dengan atau tanpa sebab sesuai hukum syariat atau diterimaatau tidak
oleh akal seperti Allah SWT menciptakan manusia berkepala tujuh atau ular berkaki sembilan
atau memasukkan orang kafir kedalam surga. Semua mungkin saja terjadi karena Allah SWT
adalah Zat Yang Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Dalam mungkin ‘Alimullahu annahu lam
yujad ini pada pemahaman kita adalah Qudrat dan Iradat Allah swtyang memberi kekuatan dan
yang menguatkan ciptaannya. Qawiyah namanya. 9

9
Andreas G, Mengkaji Sifat Jaiz Allah, (Academia Edu,2020),h.2.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kita harus mengetahui sifat sifat Allah
SWT. Dimana ada beberapa sifat Allah Yaitu Wajib, Mustahil, danJaiz dimana sifat sifat ini
harus kita ketahui. Dan salah satunya dalam pembahsan penulis yaitu sifat mustahil bagi Allah
SWT. Allah adalah tuhan yang sangat mulia,dan esa dimana ia menciptakan mahluk mahluknya
baik itu Malaikat, Iblis,Manusia, Hewan, bahkan tumbuhan. Artinya kita sebagai hambanya
sudah seharusnya mengimani dan patuh terhadap perintah Allah SWT.

Singkatnya dari makalah ini kita mengetahui ada 20 sifat yang mustahil bagi Allah SWT,
yang mana 20 sifat ini benar benar bertentangan dengan sifat wajib yang dimiliki oleh Allah
SWT.

Dan terdapat 4 penggolongan sifat jaiz Allah, yang mana keempat penggolongan ini
dapat menjabarkan dan merumuskan sifat sifat Jaiz Allah tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Jawi, Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Kitab Tijan As-Darari,(Lampung: Mutiara


ilmu 2010).

zoharudin, Uay, Pendidikan Agama Islam, (Pusat Kurikulum dan Perbukuan,


Kementerian Pendidikan Nasional, 2011).

G, Andreas, Mengkaji Sifat Jaiz Allah, (Academia Edu,2020).

file:///E:/Pendidikan-Agama-Kelas-4-Sepetember.pdf, DIAKSES.10,APRIL, 2023.

http://dhikair.blogspot.co.id/2013/10/makalah-sifat-wajib-allah.html,DIAKSES.10,April, 2023.

11

Anda mungkin juga menyukai