Anda di halaman 1dari 7

1.

Jalan Menuju Marifatullah Marifat/mengenal Allah adalah satu hal yang sangat penting bagi setiap orangorang yang beriman. Beriman kepada Allah, melaksanakan ibadah atau beramal sebanyak apapun, jika tidak disertai dengan pengetahuan, pemahaman dan lebih jauhnya mengenal Allah, maka segala amal ibadah itu menjadi sia-sia tanpa arti. Ini dikarenakan ibadah yang dilakukan tidak jelas ditujukan kepada siapa, karena Allah sendiri sebagai Dzat yang berhak disembah tidak dikenalnya. Pendeknya, bagaimana seseorang akan menyembah, mengabdi kepada Allah, sementara diri-Nya saja tidak dikenal, tidak diketahui. Disinilah pentingnya bagi setiap orang untuk mengenal Allah, untuk kemudian mengabdi hanya kepadanya, dengan melaksankan apa yang telah ditetapkan-Nya. Konsep aliran tasawwuf dalam mencapai tujuan untuk mengenal Allah, para ulama banyak menemukan kejanggalan-kejangalan, atau apa yang sering disebut oleh ahli kalam sebagai sebuah penyimpangan. Penyimpangan tersebut terutama dalam konsepnya yang menyatakan bahwa sesorang dapat menyaksikan Allah secara langsung, bahkan wujud Tuhan dikatakan dapat bersatu dengan diri manusia. Kondisi seperti inilah yang sering disebut dengan istilah hulul, atau wihdatul wujud atau dengan bahasa jawa dikenal dengan istilah manunggaling kawula gusti. Sebuah keyakinan yang sangat bertentangan dengan doktrin Islam yang mengajarkan nilainilai tauhid yang menuntut pemurnian Tuhan dari keterlibatan makhluk hidup, apalagi seperti penyatuan diri makhluk dengan diri Tuhan. Syaikh Said Hawa, dalam tulisannya yang berjudul marifat Dzat IIahiyah, mengungkapkan beberapa cara/jalan yang dapat ditempuh seseorang untuk dapat mengenal Allah, yang kesemuanya dirangkum dalam dua cara, yaitu: mengenal tanda-tanda kekuasaan Allah dan pembersihan diri. Tanda-tanda kekuasaan Allah tersebut dapat diamati dalam dua hal, yaitu: Al-Quran dan alam semesta. Kedua tanda ini oleh para ulama sering disebut dengan ayat. Yang pertama disebut ayat

qouliyah sedangkan yang kedua disebut dengan istilah ayat kauniyah. Dari kedua tanda tersebut, kemudian dijabarkan mengenal Allah melalui: 1. Mengenali Diri Dalam khazanah Islam, sudah cukup populer sebuah pernyataan atau bahkan mungkin teori yang menyatakan bahwa, siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya. Allah SWT memberikan petunjuk bahwa dalam diri manusia itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah, yang dengannya orang itu akan dapat mengenal Allah. Demikianlah seperti yang difirmankan-Nya dalam surat Ad-Dzariyaat ayat ke-21:

Dan (ada tanda-tanda) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Ibnu Katsier dan mufassir lainnya memberikan penjelasanbahwa begitu banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang terdapat dalam diri manusia, scara fisik sekalipun. Rambut yang semula hitam berubah warna menjadi putih, makanan dan minuman masuk dikonsumsi melalui satu lubang, tetapi keduanya akan keluar dari lubang yang berbeda, mata yang hanya berjumlah dua dapat melihat milyaran benda fisik. Demikian juga pedengaran, pengecap, lisan yang dapat membantu berbicara, semuanya merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah bagi manusia. 2. Melalui Alam Semesta Alam semesta merupakan salah satu ciptaan Allah SWT. Allah menciptakannya untuk dijadikan sebagai salah satu sarana bagi hambanya untuk mengenal siapa dirinya dan Tuahnnya. Berikut ini adalah dantara ayat-ayat alQuran yang menjelaskan/memerintahkan manusia untuk mencermati/mempelajari alam smeesta ciptaan Allah untuk diperhatikan,

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang Mengetahui. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.(QS. Ar-Ruum: 22-23)

Berdasarkan ayat tersebut, sangat banyak ciptaan Allah dalam bentuk yang sangat beragam. Langit dan bumi, matahari dan bulan, siang dan malam, warna kulit, bahasa. Semuanya Allah ciptakan untuk dipikirkan manusia agar mereka menjadi makhluk yangberpikir dankemudian mengenal dirinya dan Tuhannya. Dengan mengenali ciptaan Allah yang terdapat di alam raya ini, seseorang akan mampu berkesimpulan bahwa apapun yang ada di jagat raya ini, seperti beedarnya matahari dan bulan pada porosnya masing-masing, kesemuanya pasti ada yang mengaturnya. Mustahil ada siang dan malam jika matahari dan bulan tidak berputar. Matahari dan bulan mustahil dapat berputar sedemikian teratur pada garis edarnya jika tidak yang mengaturnya. Ini semua menunjukkan bahwa ada pihak yang mengendalikan segala perputaran dan berbagai fenomena yang terjadi. Sang pengendali tersebut tiada lagi melainkan Dzat yang memiliki kekuasaan yang sangat besar, Maha Kuasa untuk mengatur segala-galanya. Dialah Allah SWT.

3. Melalui Al-Quran Al-Quran adalah satu-satunya kitab samawi yang memuat informasi yang sangat akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Al-Quran merupakan firman Allah SWT. yang tidak dapat ditandingi dalam bentuknya apapun. Dari sisi

keindahan bahasa, belum ditemukan/dihasilkan suatu karya yang memiliki nilai seni seindah bahasa yang digunakan Al-Quran.

Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orangorang yang diberi ilmu dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zalim. (QS. Al-Ankabuut: 49)

A. Mengetahui dan Memahami Nama-nama Allah dan Sifat-sifat Allah :


1. Al Asma al Husna

"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". Al-Araf ayat 180

2. Sifat-Sifat Allah : a. Sifat-sifat yang wajib bagi Allah :

Wujud artinya ada Qidam artinya sedia Baqa artinya kekal

Mukhalafatuhu lilhawadith artinya tidak menyerupai sesuatu Qiyamuhu binafsih artinya beridiri dengan sendiri-Nya Wahdaniyat artinya Esa (satu) Qudrat artinya kuasa Iradat artinya berehendak Ilmu artinya mengetahui Hayat artinya hidup Samaun artinya mendengar Basar artinya melihat Kalam artinya berbicara Qadiraan artinya keadaan-Nya yang berkuasa Muriidan artinya keadaan-Nya yang berkehendak Aliman artinya keadaan-Nya yang mengetahui Hayyan artinya keadaan-Nya yang hidup Samian artinya keadaan-Nya yang mendengar Bashiiran artinya keadaan-Nya yang melihat Mutakalliman artinya keadaan-Nya yang berbicara

b. Sifat-Sifat yang mustahil bagi Allah : Adam artinya tiada Hudus artinya baru Fana artinya berubah-ubah

Mumathalatuhu lilhawadith artinya menyerupai sesuatu Qiyamuhu bighairih artinya beridiri-Nya dengan yang lain Taaddud artinya lebih dari satu Ajzun artinya lemah Qarahah artinya terpaksa Jahlun artinya bodoh Al-maut artinya mati Sami artinya tuli Al-umyu artinya buta Al-bukmu artinya bisu Ajizan artinya keadaan-Nya yang lemah Mukhrahan artinya keadaan-Nya yang terpaksa Jahilan keadaan-Nya yang bodoh Mayitan artinya keadaan-Nya yang mati Ashamma artinya keadaan-Nya yang tuli Amaa artinya keadaan-Nya yang buta Abkam artinya keadaan-Nya yang bisu

c. Sifat-sifat yang Jaiz (Mungkin ) bagi Allah : Allah swt selain memiliki sifat wajib dan mustahil juga memiliki sifat jaiz. Menurut arti bahasa jaiz artinya boleh. Yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah swt. yaitu sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada Allah.

Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Sifat Jaiz Allah hanya ada satu yaitu Filu kulli mumkinin au tarkuhu, artinya memperbuat sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak memperbuatnya. Maksudnya Allah itu berwenang untuk menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya.

Anda mungkin juga menyukai