Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SIFAT – SIFAT 20 YAITU


WAJIB, MUSTAHIL DAN JAIZ BAGI ALLAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

DISUSUN OLEH:
Nama: Fani Olivia
: Thondi Tamara
: Ahmad Yoges
: Aldo Bagas
: Widya Yulianti

Kelas : X 3

GURU PEMBIMBING :
ZUNALDI S.Ag

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MAN 1 PASAMAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kami dari para juru nasehat dan yang
memberei pengertian kepada kami tenteng ilmu-ilmu ulama yang melekat. tetapkanlah
Rahmat dan salam sejahtera kepada Nabi Muhammad SAW , pembawa Islam yang
sanggup melenyapkan agama-agama orang kafir dan musyrik demikian pula RahmatNya
dan salam kepada keluarga dan para sahabat beliau yang teguh menjalankan syariatnya .
Alhamdulilah berkat Rahmat Allah SWT kami dapat menyelesaikan tugas
membuat makalah yang berjudul “Sifat-Sifat 20 Yaitu Wajib, Mustahil dan jaiz Bagi Allah
“ tersusunya makalah ini
Harapan semoga dapat menjadi amal jariyah beliau yang amat berjasa kepada kami
.Amin. Dan karena tidak ada gading yang tak retak maka kami sangat mengharapkan
koreksi dan tegur sapa para guru ,cerdik pandai dan semua pembaca demi penyempurnaan
langkah kami selanjutnya .
Demikianlah semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan kaum
muslimin pada umumnya amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengenal dan memahami sifat wajib, mustahil, dan jaiz Allah swt. Kita sebagai
orang beriman hendaknya perlu untuk merenungi kebesaran serta kekuasaan Allah
swt yang maha pencipta alam semesta yang begitu luas untuk keperluan hidup
manusia di dunia ini.
Membuktikan keberadaan Allah swt tentunya tidak sama dengan membuktikan
adanya benda-benda yang ada di sekitar kita. Keberadaan benda dapat kita buktikan
dengan panca indra manusia. Seperti dengan diraba, dilihat, dan didengar. Sedangkan
Allah stw tidaklah dapat diraba, dilihat, maupun didengar dengan panca indra.
Membuktikan adanya Allah swt hanya dapat kita lakukan dengan tanda-tanda yang
dapat dibaca oleh hati nurani manusia.
Sifat Allah terbagi menjadi tiga macam, yakni sifat wajib, sifat mustahil dan
jaiz. Sifat-sifat Allah memiliki arti suatu keadaan yang berhubungan dengan
keagungan-Nya. Zat dan sifat Allah swt tidaklah dapat dibayangkan oleh pikiran
manusia.
Dalam makalah ini kita akan bersama-sama membahas ketiga sifat Allah swt
tersebut disertai dengan dalil-dalilnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang Dimaksud Sifat Wajib Bagi Allah ?
2. Apa yang Dimaksud Mustahil Bagi Allah ?
3. Apa yang Dimaksud Sifat Jaiz Bagi Allah ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat wajib bagi Allah swt.


Sifat wajib Allah swt yaitu sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah swt. Sifat-
sifat tersebut sesuai dengan keagungan Allah swt sebagai maha pencipta alam semesta
beserta isinya. Didalam ilmu aqa’id, disebutkan bahwa sifat wajib bagi Allah swt
adalah sebagai berikut.
1. Allah bersifat wujud (ada), adanya Allah swt dapat dibuktikan dengan adanya
alam semesta ini. Alam semesta yang luas ini tentunya ada yang membuat dan
tidaklah mungkin ada dengan sendirinya. Sebagaimana firman Allah swt.
‫ُهّٰللَا آَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَو اْلَح ُّي اْلَقُّيْو ُۗم‬
Artinya:
Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang maha hidup, Yang terus-menerus
mengurus (makhluk-Nya). QS Ali ‘Imran (3: 2).
2. Allah bersifat qidam (terdahulu), Allah swt adalah tuhan maha pencipta alam
semesta, Dia lebih dahulu ada sebelum segala sesuatu itu ada. Allah swt
berfirman dalam Al Quran surat Al-Hadid ayat 3.
‫ُۚن‬
‫ُهَو اَاْلَّو ُل َو اٰاْل ِخ ُر َو الَّظاِهُر َو اْلَباِط َو ُهَو ِبُك ِّل َش ْي ٍء َعِلْيٌم‬
Artinya:
Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu. QS Al-Hadid (57: 3)
3. Allah swt bersifat baqa (kekal). Semua makhluk hidup yang diciptakan Allah swt
akan hancur, sedangkan Dia sebagai pencipta tidak akan pernah akan rusak. Dia
kekal selama-lamanya dan tidak akan pernah mati, sebagaimana firman-Nya.
‫ُك ُّل َم ْن َع َلْيَها َفاٍۖن َّو َيْبٰق ى َو ْج ُه َر ِّبَك ُذ و اْلَج ٰل ِل َو اِاْل ْك َر اِۚم‬
Artinya:
Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki
kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. QS Ar-Rahman (55: 26-27)
4. Mukhalafatu lil hawaditsi (berbeda dengan ciptaan-Nya). Sifat yang sempurna
dan istimewa dimiliki oleh Allah swt. Sifat Allah swt itu berbeda dengan makhluk
ciptaan-Nya dan jika pun ada kesamaan hanyalah sama namanya saja, sedangkan
kesempurnaan hanya milik Allah swt. Dia tak akan pernah memiliki kelemahan-
kelemahan sebagaimana makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana firman Allah swt
dalam Al Quran surat 42 Asy-Syura ayat 11.
‫… َلْيَس َك ِم ْثِلٖه َش ْي ٌء ۚ َو ُهَو الَّسِمْيُع اْلَبِصْيُر‬.
Artinya:
….Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha
Mendengar, Maha Melihat. QS Asy-Syura (42: 11)
5. Qiyamuhu binafsihi (berdiri dengan sendirinya). Allah swt sebagai pencipta jagat
raya adalah maha kuasa. Allah swt tidak memerlukan bantuan dari kekuatan
lainnya karena Dia memiliki kekuatan yang ada pada sisi diri-Nya.
‫ُهّٰللَا آَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَو اْلَح ُّي اْلَقُّيْو ُۗم‬
Artinya:
Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus
mengurus (makhluk-Nya). QS Ali Imran (3: 2)
6. Allah swt bersifat wahdaniyyah (maha esa). Kita sebagai manusia dituntut untuk
meyakini dengan sepenuhnya bahwasanya Allah swt itu maha esa, tiada sekutu
bagi-Nya. Allah maha esa artinya Dia tidak terbilang dua, tiga, dan seterusnya.
Hal ini sebagaimana firman Allah swt.
‫ُقْل ُهَو ُهّٰللا َاَح ٌۚد ُهّٰللَا الَّص َم ُۚد َلْم َيِلْد َو َلْم ُيْو َلْۙد َو َلْم َيُك ْن َّلٗه ُك ُفًو ا َاَح ٌد‬
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat
meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” QS Al-Ikhlas (112: 1-4)
Pada ayat yang lain Allah swt berfirman.
‫َلْو َك اَن ِفْيِهَم آ ٰا ِلَهٌة ِااَّل ُهّٰللا َلَفَس َد َتۚا َفُسْبٰح َن ِهّٰللا َر ِّب اْلَعْر ِش َع َّم ا َيِص ُفْو َن‬
Artinya:
Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah,
tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang
mereka sifatkan. QS Al-Anbiya’ (21: 22)
7. Alllah swt bersifat qudrah (mahakuasa). Manusia bisa berkuasa, akan tetapi
kekuasaan manusia sangatlah terbatas. Manusia tak akan dapat mempertahankan
dirinya agar tetap hidup. Allah swt maha berkuasa diatas segalanya. Dialah yang
memiliki kuasa untuk menciptakan alam ini, memelihara, serta sanggup
menghancurkannya dengan kekuasaan yang dimiliki-Nya. Di dalam Al Quran
Allah swt berfirman.
‫… ِاَّن َهّٰللا َع ٰل ى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِدْيٌر‬.
Artinya:
…. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. QS Al-Baqarah (2: 20)
Pada ayat lain Allah swt juga menjelaskan.
‫َو ُهَو اْلَقاِهُر َفْو َق ِع َباِد ٖۗه َو ُهَو اْلَح ِكْيُم اْلَخ ِبْيُر‬
Artinya:
Dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya. Dan Dia Mahabijaksana,
Maha Mengetahui. QS Al-An’am (6: 18)
8. Allah swt bersifat iradah (maha berkehendak). Manusia mempunyai kehendak,
akan tetapi banyak diantara keinginan atau kehendak manusia itu yang tak
terlaksana. Sedangkan kehendak Allah swt itu pasti terlaksana, karena Allah swt
mahakuasa. Jika Dia berkehendak, tak ada satupun yang bisa menolak. Allah swt
mempunyai kehendak dan kemauan sendiri dalam menciptakan alam semesta
yang luas ini. Allah swt tidak pernah diperintah maupun diatur pihak lain. Ini
dinyatakan dalam Al Quran surat ke 36 Yasin ayat 82, sebagai berikut.
‫ِاَّنَم آ َاْم ُر ٓٗه ِاَذ آ َاَر اَد َش ْئًـۖا َاْن َّيُقْو َل َلٗه ُك ْن َفَيُك ْو ُن‬
Artinya:
Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata
kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. QS Yasin (36: 82)
9. Allah swt bersifat ‘alim (maha mengetahui). Manusia yang berakal sehat pastinya
mengakui bahwa orang-orang yang membuat sesuatu itu pasti mengetahui sesuatu
yang akan dibuatnya. Allah swt adalah maha pencipta, Dia menciptakan alam ini
dan Dia pulalah yang mengetahui semua apa yang diciptakan-Nya. Hal ini
sebagaimana firman Allah swt.
‫… َوُهّٰللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َعِلْيٌم‬.
Artinya:
…. dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS Al-Hujarat (49: 16)
Pada ayat yang lain Allah swt juga berfirman.
‫… ِاَّن َهّٰللا َعِلْيٌم ۢ ِبَذ اِت الُّص ُد ْو ِر‬.
Artinya:
Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati. QS Ali Imran (3: 119)
10. Allah swt bersifat hayat (hidup). Seluruh yang hidup di jagat raya ini tunduk
kapada Allah swt. Dialah yang mengatur kehidupan semua ciptaan-Nya. Allah swt
tidak akan pernah mati dan Dia kekal selamanya. Allah swt berfirman.
‫ُهّٰللَا آَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَو اْلَح ُّي اْلَقُّيْو ُۗم‬
Artinya:
Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus
mengurus (makhluk-Nya). QS Ali Imran (3: 2)
11. Allah swt bersifat sama’ (maha mendengar). Tidk ada segala sesuatu pun yang
tidak didengar Allh swt. Meskipun jumlah suara makhluk yang diciptakan-Nya
tak terhitung jumlahnya, kesemuanya itu akan didengar oleh Allah swt.
Sebagimana firman-Nya dalam Al Quran surat ke 49 Al Hujarat ayat 1, sebagai
berikut.
‫… ِاَّن َهّٰللا َسِمْيٌع َعِلْيٌم‬.
Artinya:
…. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. QS Al-Hujarat (49: 1)
12. Allah swt bersufat basar (maha melihat). Allah swt lah semuanya yang mengatur,
menjalankan, serta mengawsi benda-benda ciptan-Nya seperti mathri, bulan,
bintang, dan planet-planet lainnya. Kesmuanya itu tk ada satupun yang terlepas
dari penglihatan-Nya. Allh swt berfirman sebagai berikut.
‫… َوُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َبِصْيٌر‬.
Artinya:
…. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. QS Al-Baqarah (2: 265)
13. Allah swt bersifat kalam (maha berfirman). Kalam memiliki arti bahwa Allah swt
berbicara melalui firman-Nya yang berupa wahyu. Hal ini sebagaimana firman
Allah swt dalam Al Qur’an.
‫… َو َك َّلَم ُهّٰللا ُم ْو ٰس ى َتْك ِلْيًم ۚا‬.
Artinya:
…. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung. QS An-Nisa’ (4: 164)

Disamping sifat-sifat wajib Allah swt yang sudah dijelaskan di atas, ada
sebagian ulama menambahkannya dengan tujuh sifat Allah swt, sehingga jumlahnya
menjadi dua puluh. Adapun tujuh sifat wajib yang dimaksud tersebut yaitu.
Qadiran, berarti bahwa Allah swt itu mahakuasa.
Muridan, berarti bahwa Allah swt itu maha berkehendak.
‘Aliman, berarti bahwa Allah swt itu maha mengetahui.
Hayyan, berarti bahwa Allah swt itu mahahidup.
Sami’an, berarti bahwa Allah swt itu maha mendengar.
Basiran, berarti bahwa Allah swt itu maha melihat.
Mutakalliman, berarti bahwa Allah swt itu maha berbicara.

B. Sifat mustahil bagi Allah swt.


Merupakan sifat-sifat yang secara akal tidak mungkin dimiliki Allah swt. Dalam
ilmu tauhid dinyatakan bahwa sifat mustahil Allah itu ada tiga belas, diantaranya.
‘Adam, artinya tidak ada.
Hudus, artinya permulaan.
Fana, artinya rusak.
Mumasalatu lil hawadisi, artinya menyerupai makhluk.
Qiyamuhu bigairihi, artinya membutuhkan sesuatu selain diri-Nya.
Ta’addud, artinya lebih dari satu.
‘ajzun, artinya lemah.
Karadah, artinya terpaksa.
Jahlun, artinya bodoh.
Mautun, artinya mati.
Summun, artinya tuli.
‘Umyun, artinya buta.
Bukmun, artinya bisu.

C. Sifat Jaiz Allah swt.


Sifat jaiz Allah swt berarti sifat kebebasan Allah, yaitu kebebasan yang
dimiliki-Nya sebagai tuhan sekalian semesta alam. Sifat jaiz Allah swt merupakan
kebebasan untuk berbuat segala sesuatu atau tidak berbuat sesuatu itu hanya sesuai
dengan kehendak-Nya yang mutlak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian singkat diatasdapat disimpulkan bahwa sifat 20 yang wajib bagi
Allah terbagi menjadi 4 bagian :
1. sifat nafsiyah yaitu wujud
2. sifat salbiyah yaitu qidam, baqo’, mukholafatuhu lil hawadis, qiyamuhu binafsihi,
wahdaniyat
3. sifat ma’ani yaitu qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashor, kalam
4. sifat ma’nawiyah yaitu qadiran, muridan, ‘aliman, hayyan, sami’an, bashiran,
mutakalliman
Taalluq bagi sifat ma’ani dengan beberapa kemungkinan dan perkara yang
wujud ada 4 bagian :
1. sesuatu yang berhubungan dengan beberapa kemungkinan yaitu : sifat qudrat dan
sifat iradat. Namun, hubungan yang pertama merupakan perwujuudan dan
peniadaan. Dan hubungan kedua, yakni sifat iradat merupakan hubungan secara
ketentuan.
2. Sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang wajib, kewenangan dan
kemustahilan yaitu, sifat ilmu dan kalam. Namun, hubungan yang pertama
merupakan taalluq secara terbuka. Sedangkan sifat kalam sebagai penunjuk.
3. Sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang wujud adalah sifat sama’ dan
bashor.
4. Sesuatu yang tidak berhubungan sama sekali yaitu sifat hayat.
Bagi orang-orang mukallaf tidak diwajibkan mengetahui taalluq sifat tersebut,
mukallaf hanya wajib memahami sifat-sifat Allah secara global beserta dalil-
dalilnya. Karena mengetahui taalluq termasuk mendalami ilmu kalam.
Sifat jaiz bagi Allah hanya satu yaitu kebebasan meniadakan atau mengadakan
sesuatu, merupakan kewenangan yang mutlak bagi Allah Taala.

B. Saran
Demikian yang dapat kami susun mengenai materi sifat-sifat Allah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca mau memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya, juga para pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai