Anda di halaman 1dari 9

KETUHANAN DALAM ISLAM

Tugas Agama
Studi Program S1 Sipil Teknik
Di Susun Oleh :
Satrio Dzuhry Syaifulloh
NIM : 2010521005
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun Tugas Agama ini
dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu“Ketuhanan dalam
islam” itu sangat berarti untuk pengethuan agama dari mulai dini.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Ketuhanan dalam islam
untuk pengetahuan agama . Mudah- mudahan makalah yang kami buat ini bisa
menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau
masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk Dosen
mata kuliah Agama. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian
makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha
Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang
Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.

Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha


Kuasa (tauhid). Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha Kuasa.
Menurut Al-Quran terdapat 99 Nama Allah (asma'ul husna artinya: "nama-nama
yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda.
[
Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha
Luas. Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering
digunakan adalah "Maha Pengasih" (ar-rahman) dan "Maha Penyayang" (ar-
rahim).

Para salafush sholeh atau tiga generasi Muslim awal dan terbaik, meyakini bahwa
Allah memiliki wajah, mata,tangan , jari dan kaki, hanya saja hal-hal tersebut
sangatlah berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya.

Syaikh Muhammad Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan


sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan
yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya.
Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana pun tanpa harus menjelma dalam
bentuk apa pun. Al-Quran menjelaskan, "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan
mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha
Halus lagi Maha Mengetahui." (Al-'An'am 6:103).

Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga
Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada
urat nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon
pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu

semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.

1.2 Rumusan Masalah

- Bagaimana wujud dan keberadaan Allah ?

- Dimanakah letak arsy Allah ?

- Apa saja sifat sifat Allah ?

- Apa yang di maksud dengan Qidam ?


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Wujud Dan Keberadaan Allah

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan: “Wajah (Allah)


merupakan sifat yang terbukti keberadaannya berdasarkan dalil al-kitab, as-
sunnah dan kesepakatan ulama salaf.” Ia menyebutkan ayat ke-27 dalam surah
Ar-Rahman. Ia menjelaskan di dalam kitabnya yang lain: “Nash-nash yang
menetapkan wajah dari al-kitab dan as-sunnah tidak terhitung banyaknya,
semuanya menolak ta’wil kaum Mu'tazilah yang menafsirkan wajah dengan arah,
pahala atau dzat.

Kemudian mereka meyakini pula Allah berada di atas 'Arsy, letak 'Arsy ada di atas
air dan tidak ada satu pun dari makhluk yang serupa dengan-Nya. Dijelaskan
dalam sebuah hadits, telah dijelaskan bahwa Allah diliputi oleh cahaya yang
sangat terang.

Keagungan dan kebesaran sifat-sifat-Nya jelas terlampau agung untuk bisa


ditembus oleh akal pikiran manusia yang paling hebat sekalipun. Karena itu ada
riwayat hadits yang melarang untuk memikirkan Allah, mengingat semua akal
dan pikiran pasti tidak akan mampu menjangkaunya. Berpikir yang diperintahkan
di sini, seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Qayyim rahimahullahu, adalah yang bisa
menimbulkan dua pengetahuan dalam hati dan berkembang daripadanya
pengetahuan ketiga. [Miftah Dar al-Sa’adah hal 181] Hal itu menjadi jelas dengan
contoh sebagai berikut. Apabila hati seorang muslim dapat merasakan akan
kebesaran makhluk seperti langit, bumi, tahta kursi, ‘Arsy dan sebagainya,
kemudian timbul dalam hatinya rasa ketidakmampuan memikirkan dan
menjangkau semua itu, maka akan muncul pengetahuan ketiga yakni kebesaran
dan keagungan Tuhan yang menciptakan jenis makhluk-makhluk tersebut yang
tidak mungkin dapat diliput serta dicerna oleh akal pikiran.

2.2 Sifat - Sifat Allah

1. Wujud (Ada)
Sifat wajib Allah yang pertama adalah wujud yang artinya ada. Maksudnya,
Allah adalah Dzat yang pasti ada. Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh
siapapun, dan tidak Ada tuhan selain Allah SWT.
2. Qidam (Terdahulu/Awal)
Dialah sang pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya.
Maksudnya, Allah telah ada lebih dulu daripada apa yang diciptakannya.
3. Baqa’ (Kekal) Maksudnya Allah maha kekal. Tidak akan punah, binasa, atau
mati. Dia akan tetap ada selamanya.
4. Mukholafatul Lilhawaditsi (Berbeda dengan makhluk ciptaanya)
Allah sudah pasti berbeda dengan ciptaanya. Dialah dzat yang Maha
Sempurna dan Maha Besar. Tidak ada sesuatupun yang mampu menandingi
dan menyerupai keagunganNya.
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri sendiri)
Maksudnya Allah itu berdiri sendiri, tidak bergantung pada apapun dan
tidak membutuhkan bantuan siapapun.
6. Wahdaniyah (Tunggal/Esa)
Allah maha esa atau tunggal. Maksudnya, tidak ada sekutu bagiNya. Dialah
satu – satunya Tuhan pencipta alam semesta.Ayat yang menjelaskan dalam
Al Qur’an :
“Seandainya di langit dan di bumi ada tuhan – tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu akan binasa”. (QS Al – Anbiya : 22)
7. Qudrat (Berkuasa)
Maksudnya, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa
menandingi kekuasaan Allah SWT.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an :
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al – Baqarah : 20)
8. Iradat (Berkehendak)
Maksudnya, apabila ALlah berkehendak maka jadilah hal itu dan tidak ada
seorangpun yang mampu mencegahNya.
9. ‘ilmun (Mengetahui)
Maksudnya, Allah SWT Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Baik yang
tampak maupun yang tidak tampak.
10. Hayat (Hidup)
Allah SWt adalah Maha Hidup, tidak akan pernah mati, binasa, ataupun
musnah. Dia kekal selamanya.
11. Sama’ (Mendengar)
Maksudnya, Allah Maha Mendengar baik yang diucapkan maupun yang
disembunyikan dalam hati.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an :
“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al –
Maidah : 76)
12. Basar (Melihat)
Maksudnya, Allah melihat segala sesuatu. Pengelihatan Allah tidak terbatas.
Dia mengetahui apapun yang terjadi di dunia ini.
13. Qalam (Berfirman)
Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata secara sempurna tanpa
bantuan dari apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dari kitab – kitab
yang diturunkan lewat para Nabi.
14. Qadiran (Berkuasa)
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di alam semesta.
15. Muridan (Berkehendak)
Maksudnya, bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada
yang bisa menolak kehendakNya.
16. ‘Aliman (Mengetahui)
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Baik yang ditampakan maupun
disembunyikan. Tidak ada yang bisa menandingi pengetahuan Allah Yang
Maha Esa.
17. Hayyan (hidup)
Allah adalah dzat yang hidup. Allah tidak akan mati, tidak akan tidur
ataupun lengah.
18. Sami’an (Mendengar)
Maksudnya, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan,
ataupun doa hambaNya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Selain daripada kepercayaan agama, kita dapat mencapai kesimpulan tentang ke-
Esaaan hakikat eksistensi dengan jalan logika atau dengan pengalaman duniawi
atau dengan pengalaman kejiwaan kita sendiri. Adalah suatu hukum daripada
science, bahwa kita ini hidup dalam alam yang penuh dengan berbagai macam
ragam gejala, tetapi satu sama lain saling berhubungan. Bintang yang jauh
gemerlap di atas, secara kausal erat hubungannya dengan dinginnya tanah yang
dipijak oleh kaki kita di bawah. Biji besi dan batubara di dalam perut bumi sangat
erat hubungannya dengan matahari yang kelihatan di atas kita. Batu-batu karang
yang keras di dalam lautan sangat rapat hubungannya dengan daun rumput yang
lemah gemulai di daratan.

Anda mungkin juga menyukai