Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AQIDAH ILAHIYAT

( YANG BERHUBUNGAN DENGAN


ALLAH )
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
FIKRAT RIYADHI
14511 358
KELAS E
SIFAT-SIFAT ALLAH
Sifat-sifat yang Allah miliki ada 3, yang pertama adalah sifat wajib Allah, yang kedua
adalah sifat mustahil Allah, dan yang ketiga adalah sifat jaiz Allah. Dan berikut saya akan
menjelaskan ketiga sifat yang Allah miliki itu sehingga bisa kita amalkan bersama dalam
kehidupan saat ini dan yang akan datang.

A.Sifat Wajib Allah


Di bawah ini akan saya jelaskan 20 sifat wajib Allah yang wajib kita ketahui sehingga
wajib juga kita imani dalam melakukan hidup pada zaman saat ini. Sifat wajib Allah ini adalah
sifat yang pasti ada pada Allah. Sifat wajib Allah juga bisa dikatakan adalah sifat-sifat baik yang
Allah miliki. Berikut 20 sifat wajib yang Allah miliki:

a. . Wujud

Wujud artinya “ada” , Dalilnya firman Allah dalam Al-Qur’an ( Qs As-Sajadah : 4)


Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy.
[1188] bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan
kebesaran Allah dan kesucian-Nya.
[1189] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau
mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah
syafa'at bagi orang-orang kafir.

b. Qidam

Qidam berarti “ Dahulu “ yakni ada tanpa awal dan akhir, Dalilnya firman Allah swt ( Qs. Al-
Hadid :3)
Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin[1452]; dan dia Maha mengetahui
segala sesuatu.
[1452] yang dimaksud dengan: yang Awal ialah, yang Telah ada sebelum segala sesuatu ada,
yang Akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zhahir ialah, yang nyata
adanya Karena banyak bukti- buktinya dan yang Bathin ialah yang tak dapat digambarkan
hikmat zat-Nya oleh akal.

c. Baqo’

Baqo’ berarti “kekal”. Dalilnya firmannya adalah: ( QS. Ar-Rahman :27 )


d. Mukhoolafatul lil hawaadist

Artinya bahwa Allah tidak sama dengan yang baru ( alam/makhluk). Dalilnya firman Allah SWT
(Qs. Asy-Syuuro: 11)
(Dia) Pencipta langit dan bumi. dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-
pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah
yang Maha mendengar dan Melihat.

e. Qiyamuhu Binafsih

Artinya Allah berdiri sendiri, tidak membutuhkan pertolongan dari makhluk Nya. Dalilnya
Firman Allah SWT ( Qs. Al-Ankabuut : 6 )
“Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya
sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam.”

f. Wahdaniyah

Wahdaniyah berarti bahwa Allah bersifat “esa” dan tidak berbilang. Dalilnya firman Allah
SWT .Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa”

g. Qudrat

Qudrat berarti bahwa Allah Maha Kuasa. Dalilnya firman Allah SWT      
(QS. Al-Baqarah : 20 )

“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. setiap kali kilat itu menyinari
mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti.
Jikalau Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”.

h. Irodat

Irodat berarti bahwa Allah berkehendak segala sesuatu atau bahwa Allah maha berkeinginan atas
segala sesuatu. Dalilnya firman Allah SWT ( Qs. Al-Buruuj : 16 )
“Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.”

i. Ilmu

Ilmu berarti bahwa Allah Maha mengetahui atas segala sesuatu. Dalalnya firman Allah swt (Qs.
An-Nisa : 176)
“Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah)[387]. Katakanlah: "Allah memberi fatwa
kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak
dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari
harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara
perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka
bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka
(ahli waris itu terdiri dari) Saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian seorang
saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan
(hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.

j. Hayat

Hayat artinya Hidup, yakni bahwa Allah Maha Hidup. Dalilnya firman Allah Swt ( Qs. Al-
Furqoon : 58 )
Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan
memuji-Nya. dan cukuplah dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.
k. Sama’

Sama’ artinya Maha Mendengar, Dalilnya (QS. An-Nuur:60)


Dan perempuan-perempuan tua yang Telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin
kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian[1050] mereka dengan tidak
(bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Bijaksana.

l. Bashar

Bashar artinya Maha Melihat. Dalilnya (Qs Al-Hujuroot : 18)


Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. dan Allah Maha melihat apa
yang kamu kerjakan.

m. Kalam

Kalam artinya berkata-kata atau bercakap-cakap. Dalilnya ( Qs. An-Nisa :164 )


Dan (Kami Telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh Telah kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan
Allah Telah berbicara kepada Musa dengan langsung[381].
[381] Allah berbicara langsung dengan nabi Musa a.s. merupakan keistimewaan nabi Musa a.s.,
dan Karena nabi Musa a.s. disebut: Kalimullah sedang rasul-rasul yang lain mendapat wahyu
dari Allah dengan perantaraan Jibril. dalam pada itu nabi Muhammad s.a.w. pernah berbicara
secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu Mi'raj.

n. Qoodirun

Artinya Maha kuasa. Dalilnya dama dengan sifat Qudrat.

o. Muriidun

Artinya yang maha Menentukan. Dalilnya sama dengan dalil sifat Irodat.

p. AAlimun

Artinya Maha mengetahui. Dalilnya sama dengan dalil sifat Ilmu.


q . Hayyun

Artinya Maha Hidup. Dalalnya sama dengan dalil sifat ”Hayat”

r. Samii’un

Samii’un berarti bahwa Allah Maha Mendengar. Dalilnya sama dengan sifat “sama”. Allah
melihat semua perbuatan hamba. Oleh karena itu orang yang beriman harus menjaga tingkah
laku dan perbuatannya dari perbuatan buruk atau maksiat.

s. Bashiirun

Bashiirun berarti bahwa Allah Maha Melihat. dalilnya sama dengan dalil sifat “Bashor”

t. Mutakallimun

Mutakallimun berarti bahwa Allah maha berbicara. Dalilnya sama dengan sifat ”kalam”.

Kedua puluh sifat wajib Allah ini dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu sifat
nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah :
a. Safat Nafsiyah
adalah sifat yang hanya berkaitan dengan Zat Allah semata-mata. Sifat ini terdapat dalam sifat wujud.
b. Sifat Salbiyah
adalah sifat yang hanya dimiliki oleh Allah, sedangkan makhluk tidak memilikinya. Sifat ini terdapat
dalam lima sifat Allah, yaitu qidam, baqa, mukhalafatu lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi, dan
wahdaniyah.
c. Sifat Ma’ani
adalah sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Sifat ini terdapat pada tujuh sifat Allah, yakni
qudrat, iradat, ‘ilmu, hayat, sama’, basher, dan kalam.
d. Sifat Ma’nawiyah
adalah keumuman/kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat ini tidak dapat berdiri sendiri karena setiap ada
sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Sifat- sifat yang termasuk ma’nawiyah ada tujuh, yaitu qadiran,
muridan, ‘aliman, hayyan, sami’an, bashiran, mutakalliman.
B.Sifat Mustahil Allah
Sifat mustahil bagi Allah SWT berarti sifat-sifat yang secara akal tidak mungkin dimiliki Allah
SWT. Sifat-sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat-sifat wajib bagi Allah SWT. Sifat-sifat
mustahil bagi Allah SWT jumlahnya sama dengan sifat-sifat wajib bagi Allah yaitu sebanyak 20
( dua puluh ) sifat, yaitu :

1.    ‘Adam
Adam artinya tidak ada .
Alam semesta ini ada yang menciptakan yitu Allah SWT. Tidak mungkin alam semesta ini
terjadi dengan sendirinya. Tidak mungkin diciptakan oleh manusia atau mahluk yang lain. Yang
menciptakan adalah Allah. Maka mustahil Allah SWT tidak ada (‘Adam) .
“Dan dialah yang menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, pengelihatan dan hati( tetapi)
amat sedikitlah kamu bersyukur. Dan Dia telah menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di
bumi dan kepadanNya-lah kamu akan dihimpunkan. Dan Dialah yang menghidupkan dan
mematikan dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Mengapa kamu tidak
memahaminya?”.(Q.S. Al-Mu’minun / 23 : 78-80 )

2.      Huduts

Huduts artinya baru atau ada pemulaannya.


Setiap yang baru atau ada permulaannya akan selalu didahului dengan tidak ada. Sesuatu
yang tidak ada kemudian ada, pasti ada yang membuat atau menciptakan. Maka mustahil Allah
SWT bersifat Huduts, sebab siapa yang menciptakan Allah SWT ? Setiap sesuatu yang Huduts
pasti ada akhirnya sehingga tidak ada lagi. Hal ini jelas mustahil (tidak mungkin) bagi Allah
SWT.
"Dialah yang awal dan akhir, yang dhahir dan yang bathin. Dan Dia maha Mengetahui
segala sesuatu”. ( QS. Al-Hadid / 57 : 3)

3.      Fana’

Fana’ artinya rusak.


Mustahil Allah SWT yang mengendalikan seluruh alam semesta yang amat rumit ini
bersifat fana’ (rusak).
”Semua yang ada dibumi akan binasa. Dan tetap kekal Dzat tuhanmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan”. (QS Ar-Rahman/55 : 26-27)
4.            Mumastalatu lil khawadist

Artinya menyerupai yang baru atau makhluk. Manusia saja jika membuat barang tentu
tidak bisa sama persis dengan dirinya. Tidak mungkin Allah yang Maha Sempurna menciptakan
mahlukNya sama dengan Dia sendiri.

”Dan tidak ada seorangpun yang sama dengan Dia (Allah)”. (QS Al-Ikhlas/112 : 4).

5.    Ihtiyajuhu lighairihi.

Artinya membutuhkan sesuatu kepada selain dariNya.


Allah SWT adalah Maha Kaya. Mustahil Allah membutuhkan yang lain. Allahlah yang
menciptakan semua makhluk dan memberi nikmat kepada semua makhluknya tetapi Dia tidak
pernah mengharapkan imbalan.

”Dan Dialah yang Maha kaya sedangkan kamulah orang yang membutuhkan-Nya”. (Q.S.
Muhammad / 47 : 38 )

6.    Ta’addud

Ta’addud artinya berbilang atau lebih dari satu.


Muastahil Allah lebih dari satu, sebab jika Allah ada dua atau lebih, pasti akan terjadi
perbedaan pendapat. Misalnya dalam pengaturan peredaran planet-planet dan bintang-bintang.
Bila terjadi perbedaan cara pengaturan peredaran planet-planet dan bintang maka akan terjadi
tabrakan. Kenyataannya planet-planet dan bintang-bintang selalu teratur beredar menurut garis
edarnya. Hal ini menunjukkan bahwa hanya ada satu sumber pengaturnya yaitu Dzat Yang Maha
Esa Yaitu Allah SWT.
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah
rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka
sifatkan”. (QS al-Anbiyaa/21 : 22).
”Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu salah seorang dari
yang tiga padahal sekali-kali tidak ada tuhan selain dan Tuhan Yang Maha Esa jika mereka
tidak berhenti dari apa yang mereka katakana itu, maka orang-orang kafir diantara mereka
disentuh siksa yang pedih”. (Al-Maidah : 73)

7.    ‘Ajzun artinya Lemah.


Manusia mempunyai kekuatan pikiran dan fisik yang dengannya dapat memanfaatkan alam
untuk meningkatkan taraf hidupnya. Manusia adalah ciptaan Allah. Jika manusia memiliki
kekuatan apalagi Allah SWT, maka mustahil Allah bersifat lemah.
“Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah, baik yang di langit maupun yang di bumi.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS Fathir/35 : 44)
8.    Karahah artinya terpaksa.

Allah SWT melakukan sesuatu tanpa ada yang mempengaruhi secara terpaksa atau ada
yang memaksa. Tidak mungkin Allah Dzat yang maha berkehendak melakukan suatu perbuatan
atas dasar perintah pihak lain. Maka mustahil Allah SWT bersifat Karahah (terpaksa), diperintah
atau diancam agar mau menjadikan sesuatu atau tidak menjadikan sesuatu.
"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap segala yang Dia kehendaki." (Q.S. Hud :
107).

9.    Jahlun artinya Bodoh

Manusia diciptakan Allah masing-masing mempunyai keistimewaannya sendiri-sendiri. Ini


menunjukkan bahwa ilmu Allah sangat luas atau maha luas. Allah SWT memberikan ilmu
kepada manusia maka mustahil Allah SWT bersifat Jahlun atau bodoh.
“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan (oleh Allah) melainkan hanya sedikit saja”.(QS Al
Israa/17 : 85)

10.     Mautun artinya Mati.

Allah menghidupkan dan mematikan mahlukNya. Mahluk Allah seperti manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan yang hidup karena kehendak Allah, dan mustahil Allah sebagai penciptanya
bersifat mautun atau mati sebab Allah Maha Hidup.
”Allah tidak ada tuhan selain Dia yang maha hidup, kekal, dan terus menerus mengurus
( mahlukNya ) tidak mengantuk dan tidak tidur”. (QS al-Baqarah/2 : 255).

11.     Shamamun artinya tuli.

Allah mendengar setiap doa orang yang beriman walaupun hanya berupa bisikan di dalam
hati sebab Allah Maha Mendengar dan Maha mengetahui. Oleh sebab itu mustahil kalau Allah
bersifat Shamamun (tuli).
"Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al Baqarah/2 : 256).

12.     ‘Umyun artinya Buta.


 Manusia, binatang diciptakan oleh Allah dengan diberi indra mata untuk melihat. Apalagi
Allah yang Maha Melihat maka mustahil juka Allah bersifat ‘umyun ( buta ).
“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembuyikan oleh hati.
Sesungguhya Allah Dialah yang maha Mendengar Lagi Maha Melihat”. (QS Al-Mu’min/ 19-20)
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang
kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui”. (QS Al An’am/6 : 103).
13.    Bukmun artinya Bisu.

Allah SWT menurunkan wahyu kepada para nabi, dari wahyu itu kemudian terhimpun
kalamullah yang tertulis dalam kitabullah. Adanya al-Qur’an yang berisi firman Allah
membuktikan bahwa mustahil Allah bersifat bukmun (bisu).
“Para rasul itu kami lebihkan sebagian atas sebagaian yang lain. Di antara mereka ada yang
Allah bercakap-cakap (langsung dengannya) dan Allah meninggikan sebagian dari mereka
beberapa derajat”. (QS Al Baqarah/2 : 253).

14.    ‘Aajizan

 Áajizan artinya maha lemah. Mustahil Allah bersifat Maha Lemah.

  15.    Mukrahan
Mukrahan artinya Maha Terpaksa. Mustahil Allah bersifat Maha Terpaksa.
16.    Jaahilan
Jahilan artinya Maha Bodoh. Mustahil Allah bersifat Maha Bodoh.
17.    Mayyitan
Mayyitan artinya Maha Mati. Mustahil Allah bersifat Maha Mati.
18.    Ashammu
Ashammu artinya Maha Tuli. Mustahil Allah bersifat Maha Tuli.
19.    A’ma
A’ma artinya Maha Buta. Mustahil Allah bersifat Maha Buta.
20.    Abkamu
Abkamu artinya Maha Bisu. Mustahil Allah bersifat Maha Bisu.

C.Sifat Jaiz Allah


 Allah swt selain memiliki sifat wajib dan mustahil juga memiliki sifat jaiz. Menurut arti bahasa
jaiz artinya boleh. Yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah swt. yaitu sifat yang boleh ada
dan boleh tidak ada pada Allah. Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Sifat
Jaiz Allah hanya ada satu yaitu Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, artinya memperbuat sesuatu
yang mungkin terjadi atau tidak memperbuatnya. Maksudnya Allah itu berwenang untuk
menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
ASMAUL HUSNA
Asmaa'ul husna adalah nama-nama Allah yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berarti
yang baik atau yang indah, jadi asma'ul husna adalah nama nama milik Allah yang baik lagi indah. 

Asma'ul husna secara harfiah adalah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung


sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu
kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah. Para ulama menekankan
bahwa Allah adalah sebuah nama kepada Dzat yang pasti ada namanya. Semua nilai kebenaran
mutlak hanya ada (dan bergantung) pada-Nya. Dengan demikian, Allah Yang Memiliki Maha
Tinggi. Tapi juga Allah Yang Memiliki Maha Dekat. Allah Memiliki Maha Kuasa dan
juga Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat-sifat Allah dijelaskan dengan
istilah Asmaaul Husna, yaitu nama-nama, sebutan atau gelar yang baik.

1. Ar-Rahmaan: ( ‫ ) الرحمن‬Maha Pengasih, iaitu pemberi kenikmatan yang agung-agung dan


pengasih di dunia.

2. Ar-Rahim: ( ‫ ) الرحيم‬Maha Penyayang, iaitu pemberi kenikmatan yang di luar jangkaan dan
penyayang di akhirat.

3. Al-Malik: ( ‫ ) الملك‬Maha Merajai/ Menguasai /Pemerintah, iaitu mengatur kerajaanNya sesuai


dengan kehendakNya sendiri.

4. Al-Quddus: ( ‫ ) القدوس‬Maha Suci, iaitu tersuci dan bersih dari segala cela dan kekurangan.

5. As-Salaam: ( ‫ ) السالم‬Maha Penyelamat, iaitu pemberi keselamatan dan kesejahteraan kepada


seluruh makhlukNya.

6. Al-Mu’min: ( ‫ ) المؤمن‬Maha Pengaman / Pemelihara keamanan, iaitu siapa yang bersalah dan
makhlukNya itu benar-benar akan diberi seksa, sedang kepada yang taat akan benar-benar
dipenuhi janjiNya dengan pahala yang baik.

7. Al-Muhaimin: ( ‫ ) المحيمن‬Maha Pelindung/Penjaga / Maha Pengawal serta Pengawas, iaitu


memerintah dan melindungi segala sesuatu.

8. Al-’Aziiz: ( ‫ ) العزيز‬Maha Mulia / Maha Berkuasa, iaitu kuasaNya mampu untuk berbuat
sekehendakNya

9. Al-Jabbaar: ( ‫ ) الجبار‬Maha Perkasa / Maha Kuat / Yang Menundukkan Segalanya, iaitu


mencukupi segala keperluan, melangsungkan segala perintahNya serta memperbaiki keadaan
seluruh hambaNya.

10. Al-Mutakabbir: ( ‫ ) المتكبر‬Maha Megah / Maha Pelengkap Kebesaran. iaitu yang melengkapi
segala kebesaranNya, menyendiri dengan sifat keagungan dan kemegahanNya.
11. Al-Khaaliq: ( ‫ ) الخالق‬Maha Pencipta, iaitu mengadakan seluruh makhluk tanpa asal, juga
yang menakdirkan adanya semua itu.

12. Al-Baari’: ( ‫ ) البارئ‬Maha Pembuat / Maha Perancang / Maha Menjadikan, iaitu mengadakan
sesuatu yang bernyawa yang ada asal mulanya.

13. Al-Mushawwir: ( ‫ ) المصور‬Maha Pembentuk / Maha Menjadikan Rupa Bentuk, memberikan


gambaran atau bentuk pada sesuatu yang berbeza dengan lainnya. (Al-Khaaliq adalah
mengadakan sesuatu yang belum ada asal mulanya atau yang menakdirkan adanya itu. Al-Baari’
ialah mengeluarkannya dari yang sudah ada asalnya, manakala Al-Mushawwir ialah yang
memberinya bentuk yang sesuai dengan keadaan dan keperluannya).

14. Al-Ghaffaar: ( ‫ ) الغفار‬Maha Pengampun, banyak pemberian maafNya dan menutupi dosa-
dosa dan kesalahan.

15. Al-Qahhaar: ( ‫ ) القهار‬Maha Pemaksa, menggenggam segala sesuatu dalam kekuasaanNya


serta memaksa segala makhluk menurut kehendakNya.

16. Al-Wahhaab: ( ‫ ) الوهاب‬Maha Pemberi / Maha Menganugerah, iaitu memberi banyak


kenikmatan dan selalu memberi kurnia.

17. Ar-Razzaaq: ( ‫ ) الرزاق‬Maha Pengrezeki / Maha Pemberi Rezeki, iaitu memberi berbagai
rezeki serta membuat juga sebab-sebab diperolehnya.

18. Al-Fattaah: ( ‫ ) الفتاح‬Maha Membukakan / Maha Pembuka , iaitu membuka gedung


penyimpanan rahmatNya untuk seluruh hambaNya.

19. Al-’Aliim: ( ‫ ) العليم‬Maha Mengetahui, iaitu mengetahui segala yang maujud dan tidak ada
satu benda pun yang tertutup oleh penglihatanNya.

20. Al-Qaabidh: ( ‫ ) القابض‬Maha Pencabut / Maha Penyempit Hidup / Maha Pengekang, iaitu
mengambil nyawa atau menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki olehNya.

21. Al-Baasith: ( ‫ ) الباسط‬Maha Meluaskan / Maha Pelapang Hidup / Maha Melimpah Nikmat,
iaitu memudahkan terkumpulnya rezeki bagi siapa yang diinginkan olehNya.

22. AI-Khaafidh: ( ‫ ) الخافض‬Maha Menjatuhkan / Maha Menghinakan / Maha Perendah /


Pengurang, iaitu terhadap orang yang selayaknya dijatuhkan akibat kelakuannya sendiri dengan
memberinya kehinaan, kerendahan dan seksaan.

23. Ar-Raafi’: ( ‫ ) الرافع‬Maha Mengangkat / Maha Peninggi, iaitu terhadap orang yang
selayaknya diangkat kedudukannya kerana usahanya yang giat, iaitu termasuk golongan kaum
yang bertaqwa.

24. Al-Mu’iz: ( ‫ ) المعز‬Maha Menghormati / Memuliakan / Maha Pemberi


Kemuliaan/Kemenangan, iaitu kepada orang yang berpegang teguh pada agamaNya dengan
memberinya pentolongan dan kemenangan.
25. Al-Muzil: ( ‫ ) المذل‬Maha Menghina / Pemberi kehinaan, iaitu kepada musuh-musuhNya dan
musuh ummat Islam seluruhnya.

26. As-Samii’: ( ‫ ) السميع‬Maha Mendengar.

27. Al-Bashiir: ( ‫ ) البصير‬Maha Melihat.

28. Al-Hakam: ( ‫ ) الحكم‬Maha Menghukum / Maha Mengadili, iaitu sebagai hakim yang
menetapkan / memutuskan yang tidak seorang pun dapat menolak keputusanNya, juga tidak
seorang pun yang berkuasa merintangi kelangsungan hukumNya itu.

29. Al-’Adl: ( ‫ ) العدل‬Maha Adil. Serta sangat sempurna dalam keadilanNya itu.

30. Al-Lathiif: ( ‫ ) اللطيف‬Maha Menghalusi / Maha Teliti / Maha Lembut serta Halus, iaitu
mengetahui segala sesuatu yang samar-samar, pelik-pelik dan kecil-kecil.

31. Al-Khabiir: ( ‫ ) الخبير‬Maha Waspada/  Maha Mengetahui.

32. Al-Haliim: ( ‫ ) الحليم‬Maha Penyabar / Maha Penyantun / Maha Penghamba, iaitu yang tidak
tergesa-gesa melakukan kemarahan dan tidak pula gelojoh memberikan siksaan.

33. Al-’Adzhiim: ( ‫ ) العظيم‬Maha Agung, iaitu mencapai puncak tertinggi dan di mercu
keagungan kerana bersifat dengan segala macam sifat kebesaran dan kesempunnaan.

34. Al-Ghafuur: ( ‫ ) الغفور‬Maha Pengampun, banyak pengampunanNya kepada hamba-


hambaNya.

35. Asy-Syakuur: ( ‫ ) الشكور‬Maha Pembalas / Maha Bersyukur, iaitu memberikan balasan yang
banyak sekali atas amalan yang kecil.

36. Al-’Aliy: ( ‫ ) العلي‬Maha Tinggi Martabat-Nya / Maha Tinggi serta Mulia, iaitu mencapai
tingkat yang setinggi-tingginya yang tidak mungkin digambarkan oleh akal fikiran sesiapa pun
dan tidak dapat difahami oleh otak yang bagaimanapun pandainya.

37. Al-Kabiir: ( ‫ ) الكبير‬Maha Besar, yang kebesaranNya tidak dapat dicapai oleh pancaindera
ataupun akal manusia.

38. Al-Hafidz: ( ‫ ) الحفيظ‬Maha Pemelihara Maha Pelindung / Maha Memelihara, iaitu menjaga
segala sesuatu jangan sampai rosak dan goyah. Juga menjaga segala amal perbuatan hamba-
hambaNya, sehingga tidak akan disia-siakan sedikit pun untuk memberikan balasanNya.

39. Al-Muqiit: ( ‫ ) المقيت‬Maha Pemberi kecukupan/ Maha Pemberi Keperluan , baik yang berupa
makanan tubuh ataupun makanan rohani.

40. Al-Hasiib: ( ‫ ) الحسيب‬Maha Penjamin / Maha Mencukupi / Maha Penghitung, iaitu


memberikan jaminan kecukupan kepada seluruh bamba-hambaNya pada hari Qiamat.

41. Al-Jaliil: ( ‫ ) الجليل‬Maha Luhur, iaitu yang memiliki sifat-sifat keluhuran kerana
kesempurnaan sifat-sifatNya.
42. Al-Kariim: ( ‫ ) الكريم‬Maha Pemurah, iaitu mulia tanpa had dan memberi siapa pun tanpa
diminta atau sebagai penggantian dan sesuatu pemberian.

43. Ar-Raqiib: ( ‫ ) الركيب‬Maha Peneliti / Maha Pengawas Maha Waspada, iaitu yang mengamat-
amati gerak-geri segala sesuatu dan mengawasinya.

44. Al-Mujiib: ( ‫ ) المجيب‬Maha Mengabulkan, iaitu yang memenuhi permohonan siapa saja yang
berdoa padaNya.

45. Al-Waasi’: ( ‫ ) الواسع‬Maha Luas Pemberian-Nya , iaitu kerahmatanNya merata kepada segala
yang maujud dan luas pula ilmuNya terhadap segala sesuatu.

46. Al-Hakiim: ( ‫ ) الحكيم‬Maha Bijaksana, iaitu memiliki kebijaksanaan yang tertinggi


kesempurnaan ilmuNya serta kerapiannya dalam membuat segala sesuatu.

47. Al-Waduud: ( ‫ ) الودود‬Maha Pencinta / Maha Menyayangi, iaitu yang menginginkan segala
kebaikan untuk seluruh hambaNya dan juga berbuat baik pada mereka itu dalam segala hal dan
keadaan.

48. Al-Majiid: ( ‫ ) المجيد‬Maha Mulia, iaitu yang mencapai tingkat teratas dalam hal kemuliaan
dan keutamaan.

49. Al-Ba’ithu: ( ‫ ) الباعث‬Maha Membangkitkan, iaitu membangkitkan semangat dan kemahuan,


juga membangkitkan para Rasul dan orang-orang yang telah mati dari kubur masing-masing
nanti setelah tibanya hari Qiamat.

50. Asy-Syahiid: ( ‫ ) الشهيد‬Maha Menyaksikan / Maha Mengetahui keadaan semua makhluk.

51.  Al-Haq: ( ‫ ) الحق‬Maha Haq / Maha Benar yang kekal dan tidak akan berubah sedikit pun.

52. Al-Wakiil: ( ‫ ) الوكيل‬Maha Pentadbir / Maha Berserah / Maha Memelihara penyerahan, yakni
memelihara semua urusan hamba-hambaNya dan apa-apa yang menjadi keperluan mereka itu.

53. Al-Qawiy: ( ‫ ) القوى‬Maha Kuat / Maha Memiliki Kekuatan , iaitu yang memiliki kekuasaan
yang sesempurnanya.

54. Al-Matiin: ( ‫ ) المتين‬Maha Teguh / Maha Kukuh atau Perkasa / Maha Sempurna Kekuatan-
Nya , iaitu memiliki keperkasaan yang sudah sampai di puncaknya.

55. Al-Waliy: ( ‫ ) الولى‬Maha Melindungi, iaitu melindungi serta mengaturkan semua kepentingan
makhlukNya kerana kecintaanNya yang amat sangat dan pemberian pertolonganNya yang tidak
terbatas pada keperluan mereka.

56. Al-Hamiid: ( ‫ ) الحميد‬Maha Terpuji, yang memang sudah selayaknya untuk memperoleh
pujian dan sanjungan.

57. Al-Muhshii: ( ‫ ) المحصى‬Maha Menghitung  / Maha Penghitung, iaitu yang tiada satu pun
tertutup dari pandanganNya dan semua amalan diperhitungkan sebagaimana wajarnya.
58. Al-Mubdi’: ( ‫ ) المبدئ‬Maha Memulai/Pemula / Maha Pencipta dari Asal, iaitu yang
melahirkan sesuatu yang asalnya tidak ada dan belum maujud.

59. Al-Mu’iid: ( ‫ ) المعيد‬Maha Mengulangi / Maha Mengembalikan dan Memulihkan, iaitu


menumbuhkan kembali setelah lenyapnya atau setelah rosaknya.

60. Al-Muhyii: ( ‫ ) المحي‬Maha Menghidupkan, iaitu memberikan daya kehidupan pada setiap
sesuatu yang berhak hidup.

61. Al-Mumiit: ( ‫ ) المميت‬Maha Mematikan, iaitu mengambil kehidupan (roh) dari apa-apa yang
hidup.

62. Al-Hay: ( ‫ ) الحي‬Maha Hidup, iaitu sentiasa kekal hidupNya itu.

63. Al-Qayyuum: ( ‫ ) القيوم‬Maha Berdiri Dengan Sendiri-Nya , iaitu baik ZatNya, SifatNya,
Af’alNya. Juga membuat berdirinya apa-apa yang selain Dia. DenganNya pula berdirinya langit
dan bumi ini.

64. Al-Waajid: ( ‫ ) الواجد‬Maha Penemu / Maha Menemukan, iaitu dapat menemukan apa saja
yang diinginkan olehNya, maka tidak berkehendakkan pada suatu apa pun kerana sifat kayaNya
yang secara mutlak.

65. Al-Maajid: ( ‫ ) الماجد‬Maha Mulia, (sama dengan no. 48 yang berbeda hanyalah tulisannya
dalam bahasa Arab, Ejaan sebenarnya no. 48 Al-Majiid, sedang no. 65 A1-Maajid).

66. Al-Waahid: ( ‫ ) الواحد‬Maha Esa.

67. Al-Ahad: ( ‫ ) األحد‬Maha Tunggal.

68. Ash-Shamad: ( ‫ ) الصمد‬Maha Diperlukan / Maha Diminta / Yang Menjadi Tumpuan, iaitu
selalu menjadi tujuan dan harapan orang di waktu ada hajat keperluan.

69. Al-Qaadir: ( ‫ ) القادر‬Maha Berkuasa/ Maha Kuasa / Maha Berupaya

70. Al-Muqtadir: ( ‫ ) المقتدر‬Maha Menentukan.

71. Al-Muqaddim: ( ‫ ) المقدم‬Maha Mendahulukan / Maha Menyegera, iaitu mendahulukan


sebahagian benda dari yang lainnya dalam mewujudnya, atau dalam kemuliaannya, selisih waktu
atau tempatnya.

72. Al-Muakhkhir: ( ‫ ) المؤخر‬Maha Menangguhkan / Maha Mengakhirkan / Maha


Membelakangkan / Maha Melambat-lambatkan., iaitu melewatkan sebahagian sesuatu dari yang
lainnya.

73. Al-Awwal: ( ‫ ) األول‬Maha Pemulaan  / Maha Pertama, iaitu terdahulu sekali dari semua yang
maujud.

74. Al-Aakhir: ( ‫ ) اآلخر‬Maha Penghabisan / Yang Akhir, iaitu kekal terus setelah habisnya
segala sesuatu yang maujud.
75. Azh-Zhaahir: ( ‫ ) الظاهر‬Maha Zahir / Maha Nyata / Maha Menyatakan, iaitu menyatakan dan
menampakkan kewujudanNya itu dengan bukti-bukti dan tanda-tanda ciptaanNya

76. Al-Baathin: ( ‫ ) الباطن‬Maha Tersembunyi, iaitu tidak dapat dimaklumi ZatNya, sehingga
tidak seorang pun dapat mengenal ZatNya itu.

77. Al-Waalii: ( ‫ ) الوالى‬Maha Menguasai / Maha Menguasai Urusan / Yang Maha Memerintah,
iaitu menggenggam segala sesuatu dalam kekuasaanNya dan menjadi milikNya.

78. Al-Muta’aalii: ( ‫ ) المتعال‬Maha Suci/Tinggi , iaitu terpelihara dari segala kekurangan dan
kerendahan.

79. Al-Bar: ( ‫ ) البار‬Maha Dermawan / Maha Bagus (Sumber Segala Kelebihan) / Yang banyak
membuat kebajikan, iaitu banyak kebaikanNya dan besar kenikmatan yang dilimpahkanNya.

80. At-Tawwaab: ( ‫ ) التواب‬Maha Penerima Taubat, iaitu memberikan pertolongan kepada orang-
orang yang melakukan maksiat untuk bertaubat lalu Allah akan menerimanya.

81. Al-Muntaqim: ( ‫ ) المنتقم‬Maha Penyiksa / Yang Maha Menghukum, kepada mereka yang
bersalah dan orang yang berhak untuk memperoleh siksaNya.

82. Al-’Afuw: ( ‫ ) العفو‬Maha Pemaaf / Yang Maha Pengampun, menghapuskan kesalahan orang
yang suka kembali untuk meminta maaf padaNya.

83. Ar-Rauuf: ( ‫ ) الرؤف‬Maha Pengasih / Maha Mengasihi, banyak kerahmatan dan kasih
sayangNya.

84. Maalikul Mulk: ( ‫ ) المالك الملك‬Maha Pemilik Kekuasaan  / Maha Menguasai kerajaan /
Pemilik Kedaulatan Yang Kekal, maka segala perkara yang berlaku di alam semesta, langit,
bumi dan sekitarnya serta yang di alam semesta itu semuanya sesuai dengan kehendak dan
iradatNya.

85. Zul-Jalaali Wal Ikraam: ( ‫ ) ذوالجالل واإلكرام‬Maha Pemilik Keagungan dan Kemuliaan  /
Maha Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan. Juga Zat yang mempunyai keutamaan dan
kesempurnaan, pemberi kurnia dan kenikmatan yang amat banyak dan melimpah ruah.

86. Al-Muqsith: ( ‫ ) المقسط‬Maha Mengadili / Maha Saksama, iaitu memberikan kemenangan


pada orang-orang yang teraniaya dari tindakan orang-orang yang menganiaya dengan
keadilanNya.

87. Al-Jaami’: ( ‫ ) الجامع‬Maha Mengumpulkan / Maha Pengumpul, iaitu mengumpulkan berbagai


hakikat yang telah bercerai-berai dan juga mengumpulkan seluruh umat manusia pada hari
pembalasan.

88. Al-Ghaniy: ( ‫ ) الغنى‬Maha Kaya Raya / Maha Kaya serta Serba Lengkap, iaitu tidak
berkehendakkan apa juapun dari yang selain ZatNya sendiri, tetapi yang selainNya itu amat
mengharapkan padaNya.
89. Al-Mughnii: ( ‫ ) المغنى‬Maha Pemberi kekayaan / Maha Mengkayakan dan Memakmurkan,
iaitu memberikan kelebihan yang berupa kekayaan yang berlimpah-ruah kepada siapa saja yang
dikehendaki dari golongan hamba-hambaNya.

90. Al-Maani’: ( ‫ ) المانع‬Maha Membela atau Maha Menolak / Maha Pencegah, iaitu membela
hamba-hambaNya yang soleh dan menolak sebab-sebab yang menyebabkan kerosakan.

91. Adh-Dhaar: ( ‫ ) الضار‬Maha Mendatangkan Mudharat / Maha Pembuat Bahaya  / Maha


Pemberi bahaya, iaitu dengan menurunkan seksa-seksaNya kepada musuh-musuhNya

92. An-Naafi’: ( ‫ ) النافع‬Maha Pemberi Manfaat , iaitu meluaslah kebaikan yang dikurniakanNya
itu kepada semua hamba, masyarakat dan negeri.

93. An-Nuur: ( ‫ ) النور‬Maha Pemberi Cahaya  / Maha Bercahaya, iaitu menonjokan ZatNya
sendiri dan menampakkan untuk yang selainNya dengan menunjukkan tanda-tanda
kekuasaanNya.

94. Al-Haadi: ( ‫ ) الهادى‬Maha Pemberi Petunjuk / Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk, iaitu
memberikan jalan yang benar kepada segala sesuatu agar berterusan adanya dan terjaga
kehidupannya.

95. Al-Badii’: ( ‫ ) البديع‬Maha Indah / Tiada Bandingan  / Maha Pencipta yang baru, sehingga
tidak ada contoh dan yang menyamai sebelum keluarnya ciptaanNya itu.

96. Al-Baaqi: ( ‫ ) الباقع‬Maha Kekal, iaitu kekal hidupNya untuk selama-Iamanya

97. Al-Waarits: ( ‫ ) الوارث‬Maha Membahagi / Maha Mewarisi  / Maha Pewaris, iaitu kekal
setelah musnahnya seluruh makhluk.

98. Ar-Rasyiid: ( ‫ ) الرشيد‬Maha Cendekiawan / Maha Pandai / Bijaksana / Maha Memimpin, iaitu
yang memimpin kepada kebenaran, iaitu memberi penerangan dan panduan pada seluruh
hambaNya dan segala peraturanNya itu berjalan mengikut ketentuan yang digariskan oleh
kebijaksanaan dan kecendekiawanNya.

99. Ash-Shabuur: ( ‫ ) الصبور‬Maha Penyabar yang tidak tergesa-gesa memberikan seksaan dan
tidak juga cepat melaksanakan sesuatu sebelum masanya.

Anda mungkin juga menyukai