Anda di halaman 1dari 8

20 Sifat Sifat Allah dan Artinya Lengkap

Sebagai umat islam, sudah tentu kita harus mempelajari tentang ilmu ketauhidan. Hal-hal
yang berkaitan dengan rukun iman, rukun Islam, dan Iman dalam Islam. Selain itu juga harus
mengetahui sifat-sifat Allah Ta’ala. Menurut ulama, sifat wajib Allah Ta’ala sebernarnya
sangatlah banyak sebab Allah Maha Sempurna. Namun berdasarkan dalil-dalil (baik dalil
naqli atau ‘aqli), sifat yang diketahui secara umum berjumlah 20 sifat.
ads
Nah, berikut ini sifat-sifat Allah dan artinya:
1. Wujud = Ada
Sifat Allah Ta’ala yang pertama adalah wujud yang berarti Ada. Maksudnya Allah itu zat
yang pasti ada. Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun. Dan tidak ada Tuhan
selain Allah Ta’ala.
Bukti adanya Allah adalah terciptanya alam semesta dan juga makhluk hidup. Hal ini juga
dijelaskan dalam ayat-ayat di Al-Quran:
“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-
Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at 1190. Maka apakah
kamu tidak memperhatikan?” (QS. As-Sajdah: 4)
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku“. (QS. Thaha: 14)
2. Qidam = Terdahulu
Allah Ta’ala juga memiliki sifat Qidam yang berarti terdahulu. Dialah Sang Pencipta yang
menciptakan alam semesta berserta isinya. Sebagai pencipta tentunya Allah telah ada lebih
dahulu dari apapun yang diciptakannya. Tidak ada pendahulu atau permulaan bagi Allah
Ta’ala.
Dalam Al-Quran dijelaskan:
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Hadid: 3)
3. Baqa’ = Kekal
Baqa’ berarti kekal. Maksudnya Allah itu Maha Kekal. Tidak akan punah, binasa ataupun
mati. Tiada akhir bagi Allah Ta’ala. Dia akan tetap ada selamanya. Sebagaimana dijelaskan
dalam Al-Quran:
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27)
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan, dan hanya
kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qasas: 88)
4. Mukholafatul Lilhawaditsi = Berbeda dengan makhluk ciptaanNya
Allah Ta’ala sudah pasti berbeda dari makhluk ciptaanNya. Dialah dzat yang Maha
Sempurna dan Maha Besar. Tidak ada sesuatu pun yang menandingi atau menyerupai
keagunganNya. Ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 4)
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar dan
Melihat.”. (QS. Asy-Syura: 11)
Sponsors Link

5. Qiyamuhu Binafsihi = Berdiri sendiri


Allah itu berdiri sendiri. Allah Ta’ala tidak bergantung pada apapun dan tidak membutuhkan
bantuan siapapun.
Dalam al-Qur’an Allah berfirman:
“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya
sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam
semesta.” (QS. Al-Ankabut: 6)
“Dan katakanlah segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai
sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan
agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (QS. Al-Isra: 111)
6. Wahdaniyah = Esa/Tunggal
Allah itu maha Esa atau Tunggal. Maksudnya Tidak ada sekutu bagiNya . Dialah satu-
satunya Tuhan pencipta alam semesta. Bukti keesakan Allah terletak dalam kalimat syahadat
“Laa ilaha Illallah” yang artinya “ Tiada Tuhan selain Allah”
Dijelaskan juga dalam FirmanNya di Al-Quran:
“Katakanlah Dialah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas: 1)
“Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah
rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka
sifatkan.” (QS. Al-Anbiya: 22)
7. Qudrat = Berkuasa
Qudrat berarti Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa menandingi
kekuasaan Allah Ta’ala. Dijelaskan dalam Al-Quran:
“Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 20)
8. Iradat = Berkehendak
Iradat adalah sifat Allah Ta’ala yang berarti berkehendak. Maksudnya Allah itu maka
menentukan segala sesuatu. Apabila Allah berkehendak maka jadilah hal itu dan tidak
seorang pun mampu mencegahNya.
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki
(yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”
(QS. Hud: 107)
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.”(QS. Yasiin: 82)
9. ‘Ilmun = Mengetahui
‘ilmun artinya mengetahui. Maksudnya Allah Ta’ala Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
Baik yang tampak ataupun disembunyikan. Dalam Al-Quran dijelasakan:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaf: 16)
10. Hayat = Hidup
Allah Ta’ala Maha Hidup. Tidak akan prnah mati, binasa ataupun musnah. Dia kekal selama-
lamanya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya.
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka
tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah
Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah
dengan memuji-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58)
ads
11. Sama’ = Mendengar
Allah Maha Mendengar. Baik yang diucapkan ataupun yang disembunyikan dalam hati,
Allah mengetahui. Pendengaran Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu. Sebagaimana
firmanNya dalam Al-Quran:
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-
Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan
Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(Asy-syuro: 11)
“Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 76)
12. Bashar = Melihat
Bashar artinya melihat. Maksudnya Allah itu Maha Melihat segala sesuatu. Pengelihatan
Allah tidak terbatas, Dia mengetahui apa-apa yang terjadi di dunia ini. Walaupun hanya
sehelai daun yang jatuh.
“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18)
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan
Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi
yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika
hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu perbuat.” (QS. Al-Baqarah: 265)
13. Kalam = Berfirman
Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata-kata secara sempurna tanpa bantuan dari
apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dalam kitab-kitab yang diturunkan lewat para nabi.
Salah satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan Allah Ta’ala adalah Nabi Musa
‘alaihissalam. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran:
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami
tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” (QS. Al-A’raf: 143)
“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, dan ada
beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah
‘telah berfirman secara langsung.” (QS. An-Nisa’: 164)
14. Qadiran = Berkuasa
Qadiran berarti berkuasa. Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sebagaimana dijelaskan
dalam Al-Quran:
“Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali sinaran itu menyinari mereka,
mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti.
Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 20)
15. Muridan = Berkehendak
Allah Maha Berkendak atas segala sesuatu. Bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara
maka tidak ada yang bisa menolak kehendakNya. Dalam Al-Qran dijelaskan:
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki
(yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”
(QS.Hud: 107)
16. ‘Aliman = Mengetahui
Allah Maha mengetahui segala sesuatu, baik yang ditampakkan ataupun disembunyikan.
Tidak ada yang bisa menandangi pengetahuan Allah yang Maha Esa.
17. Hayyan = Hidup
Hayyan berarti hidup. Allah Maha hidup. Tidak mungkin bagi Allah Ta’ala untuk binasa. Dia
selalu mengawasi hamba-hambaNya, tidak pernah lengah ataupun tidur.
“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan
memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-
Furqon: 58)
18. Sami’an = Mendengar
Sami’an juga berarti mendengar. Allah itu Maha pendengar. Tidak ada yang terlewatkan bagi
Allah dan tidak ada pula yang melampui pendengaranNya.
19. Bashiran = Melihat
Bashiran juga berarti melihat. Pengelihatan Allah meliputi segala hal, baik yang diterlihat
ataupun yang disembunyikan.
20. Mutakalliman = Berfirman atau Berkata-kata
Sama halnya dengan kalam, mutakalliman juga berarti Allah itu berfirman. Firman Allah
terwujud dalam kitab-kitab suci yang diturunkanNya lewat para nabi. Firman Allah begitu
sempurna dan tidak ada yang menandingi.

20 Sifat Mustahil Bagi Allah Beserta Artinya

Setelah mengetahui sifa-sifat Allah dan 99 asmaul husnah, ada baiknya kita juga mempelajari
sifat mustahil bagi Allah. Sifat mustahil ini adalah kebalikan dari sifat wajib. Maksudnya
sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah Azza wa jalla yang Maha Sempurna.
ads
Nah tanpa basa-basi lagi, berikut sifat-sifat mustahil bagi Allah beserta artinya menurut dalil
agama.
1. Adam = Tiada
Sifat mustahil yang pertama adalah Adam yang berarti tiada. Sifat ini kebalikan dari wujud
yang artinya ada.
Dalil naqli yang menunjukkan adanya Allah Ta’ala, yakni:
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada
perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah,
Tuhan semesta alam.”(QS.Al-Araf : 54)
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam
di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu
yang ditentukan. Allah mengatur urusan, menjelaskan tanda-tanda , supaya kamu meyakini
pertemuan dengan Tuhanmu.” (QS. Ar-Ra’d : 2)
2. Huduts = Ada yang mendahului
Hudust berarti ada yang mendahului, merupakan lawan kata dari qidam. Tidak mungkin ada
yang mendahului keberadaan Allah Azza wa Jalla. Dialah yang menciptakan alam semesta
beserta isinya. Tentunya Pencipta sudah pasti lebih dahulu dari apa-apa yang diciptakanNya.
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Hadid: 3)
3. Fana = Musnah
Allah Ta’ala tidak mungkin musnah. Sebaliknya, Dia bersifat kekal selama-lamanya.
Dijelaskan dalam Al-Quran:
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27)
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan, dan hanya
kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qasas: 88)
4. Mumatsalatu lil hawaditsi = Ada yang menyamai
Allah Ta’ala adalah dzat yang menciptakan segala sesuatu di bumi dan alam semesta. Dialah
yang Maha Agung. Tidak mungkin ada sesuatu yang menyamai atau menandingiNya.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar dan
Melihat.”. (QS. Asy-Syura: 11)
5. Ihtiyaju lighairihi = Memerlukan yang lain
Allah Ta’ala tidak memerlukan yang lain. Dia mampu mewujudkan dan mengatur segalanya
secara sempurna tanpa bergantung pada siapapun. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya
sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam
semesta.” (QS. Al-Ankabut: 6)
“Dan katakanlah segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai
sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan
agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (QS. Al-Isra: 111)
Sponsors Link

6. Ta’adud = Berbilang
Ta’adud adalah kebalikan dari wahdaniyah yang berarti tunggal. Allah itu Maha Esa. Tidak
mungkin berbilang atau berjumlah lebih dari satu. Allah Ta’ala tidak memiliki sekutu, tidak
beranak dan tidak diperanakan. Bukti keesaan Allah tertuang dalam kalimat syahadat dan
juga ayat Al-Quran yang artinya:
“Katakanlah ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-
Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu
yang setara dengan Dia.’” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
“Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah
rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka
sifatkan.” (QS. Al-Anbiya: 22)
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia. Yang Maha Pemuurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 163)
7. Ajzun = Lemah
Ajzun berarti lemah, merupakan lawan kata dari dari qudrat yang artinya berkuasa. Jadi Allah
tidak mungkin bersifat lemah. Sebaliknya Allah Azza wa Jalla Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Tidak ada yang bisa melampui kekuasaan Allah Ta’ala.
Dalam Al-Quran dijelaskan:
“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari
mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka
berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan
penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS.Al Baqarah:
20)
8. Karahah = Terpaksa
Allah tidak memiliki sifat terpaksa. Sebaliknya Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu.
Tidak ada yang bisa melawan ataupun menandingi kehendak dari Allah Ta’ala. Sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Quran:
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (QS. Yasiin: 82)
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki
(yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia
kehendaki.”(QS. Hud: 107)
9. Jahlun = Bodoh
Mustahil bagi Allah Ta’ala bersifat bodoh. Dia menciptakan alam semesta dengan segala
isinya begitu sempurna. Dia tidak membutuhkan bantuan siapapun. Dan dialah yang Maha
Kaya lagi Maha Mengetahui.
10. Mautun = Mati
Allah tidak akan mati. Dia bersifat kekal. Terus-menerus mengurus makhluknya Tanpa tidur
dan tidak letih sedikitpun. Dijelaskan dalam Al-Quran:
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah
dengan memuji-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58)
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya.
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka
tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah
Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)
ads
11. Shamamun = Tuli
Mustahil Allah bersifat Tuli. Allah Ta’ala adalah Tuhan yang Maha Mendengar. Pendengaran
Allah meliputi segala sesuatu.
“Katakanlah cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa
yang di langit dan di bumi.” (Al-Ankabut : 52).
12. Ama = Buta
Allah Ta’ala juga tidak buta. Dia Maha Melihat Segala Sesuatu. Tak ada satu hal pun yang
luput dari pengelihatanNya.
“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18)
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-
Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan
Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS.Asy-syuro: 11)
13. Bakamun =Bisu
Allah Ta’ala tidaklah Bisu. Allah berkata dan berfirman dengan sangat sempurna. Tak ada
bisa mengalahkan keindahan firman Allah Ta’ala. Dan salah satu Nabi yang pernah berbicara
langsung dengan Allah adalah Nabi Musa.
“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, dan ada
beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah
‘telah berfirman secara langsung.” (QS. An-Nisa’: 164)
14. Kaunuhu ‘ajiyan = Zat yang lemah
Mustahil Allah bersifat lemah. Allah Ta’ala adalah pencipta alam semesta dan segala isisnya.
Dia Maha Kuasa atas semua hal.
“Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada
kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri,
setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai
Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Al Baqarah 109)
15. Kaunuhu karihan = Zat yang terpaksa
Allah Ta’ala bukanlah dzat yang terpaksa. Dia Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Hanya
berfirman “kun fa yakun” maka jadilah apa yang dikehendaki oleh Nya.
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki
(yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”
(QS.Hud: 107)
16. Kaunuhu jahilan = Zat yang sangat bodoh
Mustahil Allah adalah dzat yang bodoh. Allah Maha Mengetahui dan Melihat apa-apa yang
ditampakkan atau disembunyikan.
17. Mayyitan = Zat yang mati
Allah tidak mati. Allah bersifat kekal, tidak musnah dan tidak binasa. Dia tidak pernah tidur.
Selalu mengawasi hamba-hambaNya setiap saat.
Sponsors Link

18. Kaunuhu ashamma = Zat yang tuli


Mustahil Allah bersifat tuli. Allah adalah Tuhan yang Maha Mendengar. Pendengaran Allah
tak terbatas dan meliputi segala sesuatu.
19. Kaunuhu ‘ama = Zat yang buta
Allah Maha Melihat, tidaklah buta. Dia Maha Sempurna dengan seluruh keagunganNya.
20. Kaunuhu abkama = Zat yang bisu
Allah bukanlah dzat yang bisu. Allh berfirman dan firmanNya tertuang dalam kitab-kitab suci
yang diturunkan lewat para nabi.
Demikianlah sifat-sifat mustahil bagi Allah beserta artinya. Semoga dengan mengetahui info
ini bisa menambah keyakinan kita akan kebesaran Allah Ta’ala sehingga bisa menjadi cara
meningkatkan iman dan taqwa. Selian itu kita juga wajib mengamalkan rukun iman, rukun
islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan
Akhlak dengan Iman sebagai bentuk cara bersyukur menurut islam. Amin ya Rabbal Alamin.

Sifat – Sifat Rosullulah Nabi Muhammad SAW


َّ ‫اخ َر َوذَك ََر‬
‫ٱَّللَ َكثِ ٌۭيرا‬ ِ ‫ٱَّللَ َوٱ ْل َي ْو َم ٱ ْل َء‬
َّ ‫وا‬۟ ‫س َن ٌۭةٌ ِ ِّل َمن كَانَ يَ ْر ُج‬ ْ ُ ‫ٱَّللِ أ‬
َ ‫س َوةٌ َح‬ ُ ‫لَّقَ ْد كَانَ لَ ُك ْم فِى َر‬
َّ ‫سو ِل‬
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu
bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” [Al Ahzab 21]
Nabi Muhammad memiliki akhlaq dan sifat-sifat yang sangat mulia. Oleh karena itu
hendaklah kita mempelajari sifat-sifat Nabi seperti Shiddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh.
Mudah-mudahan dengan memahami sifat-sifat itu, selain kita bisa terhindar dari mengikuti
orang-orang yang mengaku sebagai Nabi, kita juga bisa meniru sifat-sifat Nabi sehingga kita
juga jadi orang yang mulia.
Shiddiq
Shiddiq artinya benar. Bukan hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga
benar. Sejalan dengan ucapannya. Beda sekali dengan pemimpin sekarang yang kebanyakan
hanya kata-katanya yang manis, namun perbuatannya berbeda dengan ucapannya.
Mustahil Nabi itu bersifat pembohong/kizzib, dusta, dan sebagainya.
‫ق ع َِن ٱ ْله ََوى‬ ُ ‫نط‬ِ َ‫َو َما ي‬
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.
‫إِ ْن ه َُو إِ ََّّل َوحْ ٌۭ ٌى يُوحَى‬
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya” [An Najm 4-5]

Amanah
Amanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya
orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena
itulah Nabi Muhammad SAW dijuluki oleh penduduk Mekkah dengan gelar “Al Amin” yang
artinya terpercaya jauh sebelum beliau diangkat jadi Nabi. Apa pun yang beliau ucapkan,
penduduk Mekkah mempercayainya karena beliau bukanlah orang yang pembohong.
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi
nasehat yang terpercaya bagimu.” [Al A’raaf 68]
Mustahil Nabi itu khianat terhadap orang yang memberinya amanah.
Ketika Nabi Muhammad SAW ditawari kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy
agar beliau meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, beliau menjawab:
”Demi Allah…wahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan
kanan ku dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan tugas suci ku, maka aku
tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur
karena-Nya”……
Meski kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Nabi, namun Nabi tidak gentar dan tetap
menjalankan amanah yang dia terima.
Seorang Muslim harusnya bersikap amanah seperti Nabi.

Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Segala firman Allah yang ditujukan oleh manusia,
disampaikan oleh Nabi. Tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggung Nabi.
‫عد ًَۢدا‬
َ ٍ‫ت َر ِِّب ِه ْم َوأَحَا َط ِب َما لَ َدي ِْه ْم َوأَحْ صَى ُك َّل ش َْىء‬
ِ َ‫سل‬ ۟ ُ‫ِ ِّليَ ْعلَ َم أَن َق ْد أَ ْبلَغ‬
َ ‫وا ِر‬
“Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-
risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan
Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” [Al Jin 28]
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
karena telah datang seorang buta kepadanya” [‘Abasa 1-2]
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah S.80:1 turun berkenaan dengan Ibnu
Ummi Maktum yang buta yang datang kepada Rasulullah saw. sambil berkata: “Berilah
petunjuk kepadaku ya Rasulullah.” Pada waktu itu Rasulullah saw. sedang menghadapi para
pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap
mengahadapi pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya
katakan ini mengganggu tuan?” Rasulullah menjawab: “Tidak.” Ayat ini (S.80:1-10) turun
sebagai teguran atas perbuatan Rasulullah saw.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari ‘Aisyah. Diriwayatkan
pula oleh Ibnu Ya’la yang bersumber dari Anas.)
Sebetulnya apa yang dilakukan Nabi itu menurut standar umum adalah hal yang wajar. Saat
sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak suka diinterupsi oleh
orang lain. Namun untuk standar Nabi, itu tidak cukup. Oleh karena itulah Allah
menegurnya.
Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad tetap
menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi.
Tidak mungkin Nabi itu Kitman atau menyembunyikan wahyu.
Fathonah
Artinya Cerdas. Mustahil Nabi itu bodoh atau jahlun. Dalam menyampaikan 6.236 ayat Al
Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang
luar biasa.
Nabi harus mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya sehingga mereka mau
masuk ke dalam Islam. Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan
cara yang sebaik-baiknya.
Apalagi Nabi mampu mengatur ummatnya sehingga dari bangsa Arab yang bodoh dan
terpecah-belah serta saling perang antar suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan
berpengetahuan dalam 1 negara yang besar yang dalam 100 tahun melebihi luas Eropa.
Itu semua membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai