Anda di halaman 1dari 38

PENJELASAN ILMIAH MENGENAI 10 TULAH DI MESIR

Di dalam kitab suci beberapa agama terdapat suatu bencana yg dikenal dengan nama “10 Tulah
Mesir”. Diceritakan bahwa saat itu bangsa Mesir menjajah & bertindak semena-semena kepada
bangsa Yahudi. Allah pun melalui Nabi Musa berusaha memperingatkan Firaun, pemimpin
Mesir saat itu. Karena Firaun membangkang, bahkan mengklaim dirinya sendiri sebagai Tuhan,
Allah pun menjatuhkan 10 bencana di atas tanah Mesir

TINJAUAN ILMIAH

Berdasarkan riset yg dilakukan sejumlah ahli, mereka mengemukakan beberapa argumen tentang
tulah Mesir dari segi ILMIAH/SAINS. Para pemuka agama sendiri percaya bahwa segala sesuatu
di bumi mengalami proses yg bisa dijelaskan secara ilmiah, bukan semata-mata “Tuhan berucap
& segalanya terjadi tanpa proses”. Diperkirakan tulah Mesir terjadi pada tahun 1500 SM,
sementara Firaun saat itu adalah Firaun Ramses II, yg mayatnya sekarang masih bisa dilihat
dalam wujud mumi.

Asal mula dari Tulah Mesir menurut para ahli adalah meletusnya Gunung Santorini di Thera,
Yunani. Secara geografis, Yunani memang terletak tepat di utara Mesir. Letusan Gunung
Santorini sendiri merupakan salah satu letusan gunung terbesar yg pernah diketahui dalam
sejarah manusia. Mungkin letusan gunung berapi yg bisa melampaui letusan Gunung Santorini
hanyalah letusan Gunung Krakatau & Tambora (keduanya di Indonesia). Letusan Gunung
Santorini meyebabkan pulau tempat gunung itu berada hancur & sekarang, cekungan kawah
bekas letusannya bisa dilihat di perairan Yunani dekat Pulau Kreta. Salah satu bukti yg
mendukung teori itu adalah penemuan sisa-sisa material gunung berapi di sekitar Sungai Nil,
sementara di daerah Mesir & sekitar Sungai Nil sendiri tidak ada gunung berapi

Berikut adalah 10 Tulah Mesir menurut kajian ilmiah

Tulah 1 : Air sungai Nil berwarna merah darah & ikan-ikan mati

 Menurut para ahli, warna merah di sungai Nil bukanlah warna darah, melainkan alga merah.
Usai Gunung Santorini meletus, debu vulkanisnya yg subur pun terbawa angin & jatuh ke Sungai
Nil. Debu ini membuat Sungai Nil menjadi kelewat subur sehingga populasi alga merah di sana
pun mengalami ledakan (blooming). Akibatnya, hampir seluruh bagian sungai berwarna merah.
Karena populasinya kelewat banyak, sebagian besar alga itu mati dengan sendirinya & ketika
mati membusuk, alga itu menghasilkan gas amoniak. Gas itulah yg menyebabkan matinya
hewan-hewan di sungai, termasuk ikan
 

Tulah 2 : Kodok

AKibat tercemarnya air sungai oleh alga, sungai itupun tidak bisa lagi ditempati hewan. Hewan-
hewan air seperti ikan mati, sementara mereka yg bisa berpindah tempat seperti kodok keluar
mencari habitat baru. Akibatnya, terjadi ledakan populasi kodok di darat & karena wilayah Mesir
adalah gurun, kodok-kodok itu mati secara massal

Tulah 3: Nyamuk

 Karena sejumlah besar kodok mati, populasi serangga seperti nyamuk pun meningkat secara
tajam. Wabah serangga itu pun memasuki kota di mana orang-orang Mesir tinggal

Tulah 4 : Lalat pikat

Sama seperti tulah ketiga, karena kodok sebagai predator alamiah serangga itu mati, populasi
lalat pikat (lalat penghisap darah) pun meningkat tajam

Tulah 5: Penyakit Sampar Pada Ternak

Meningkatnya wabah serangga-serangga penghisap darah seperti lalat pikat menyebabkan


munculnya wabah penyakit ternak. Menurut para ahli, para serangga itu menyebarkan penyakit
saat menggigit & karena jumlah mereka sangat banyak, jumlah ternak yg terjangkit pun menjadi
amat banyak & muncul kematian massal pada ternak

Tulah 6 : Wabah bisul yg tidak bisa disembuhkan (Barah)

Sama dengan tulah kelima, hewan-hewan penghisap darah itu memindahkan penyakit dari
hewan-hewan ternak serta orang-orang sakit. Dan karena banyaknya orang yg sakit, penyakit itu
menjadi mudah menular & sulit diobati, sehingga satu demi satu orang-orang meninggal

 
Tulah 7 : Hujan es bercampur api

Saat meletus, Gunung Santorini menyemburkan sejumlah besar gas sulfur & debu vulkanis
dalam jumlah amat besar ke udara. Material-material dari gunung berapi itu kemudian ikut
mempengaruhi iklim setempat, sehingga menimbulkan fenomena cuaca aneh seperti hujan es
(hail). Proses pembentukan hujan es sendiri tidak berbeda dengan hujan atau salju. Bedanya,
hujan es terbentuk karena adanya tekanan udara yg sangat kuat sehingga titik-titik air itu tertahan
di udara & membentuk bongkahan es yg akhirnya jatuh ke bumi. Pada tulah Mesir, kemungkinan
tekanan udara itu berasal dari tekanan uap gunung berapi. Lebih lanjut, gesekan debu-debu
vulkanis di udara juga menyebabkan munculnya kilatan listrik di udara seperi petir sehingga
langit terlihat “berapi”

Tulah 8 : Wabah belalang

Munculnya hujan es akan menghancurkan sejumlah besar tanaman, termasuk tanaman pertanian.
Akibatnya, serangga-serangga pengembara yg memakan tanaman seperti belalang akan
terkonsentrasi dalam jumlah amat besar & memakan tanaman di ladang-ladang yg masih tersisa,
termasuk yg berdekatan dengan wilayah pemukiman. Penjelasan lain, kematian massal kodok
pada tulah kedua menyebabkan populasi belalang melonjak drastis

Tulah 9: Gelap Gulita

Penjelasan paling mungkin pada fenomena ini adalah abu & asap dari gunung berapi terlepas
dalam jumlah amat besar di udara sehingga menutupi matahari. Fenomena serupa juga terjadi
pada letusan Krakatau & Tambora. Usai meletus, debu dari Krakatau terbawa angin & menutupi
sejumlah besar daerah di khatulistiwa. Sementara letusan Tambora, Sumbawa, pada tahun 1816
menyebabkan tahun itu dikenal sebagai “Tahun Tanpa Musim Panas” (Year Without a Summer).
Penjelasan lain, wabah belalang yg amat besar menyebabkan matahari menjadi tertutup. Para ahli
juga berpikir pada saat bersamaan terjadi gerhana atau badai pasir raksasa sehingga wilayah
tersebut menjadi gelap

Tulah 10: Kematian Anak Sulung Semua Keluarga Mesir

Tulah ini merupakan tulah yg masih membingungkan para ahli. Jika muncul kematian massal,
kenapa yg meninggal hanyalah anak sulung, bukan semua orang & yg meninggal hanyalah orang
Mesir, tidak termasuk orang Israel yg saat itu masih berada di wilayah Mesir? Ada beberapa
penjelasan yg coba dikemukakan para ahli :

 Ketika muncul wabah & kegelapan, makanan yg tersisa saat itu ikut tercemar. Orang-
orang pun mengungsi & ketika mereka kembali, mereka hanya memakan makanan yg
tersisa. Karena anak sulung mendapat prioritas pertama untuk makan, mereka pun
menjadi sakit & meninggal lebih dahulu

 Ketika terjadi letusan gunung, asapnya pun mencapai pemukiman Mesir. Dan jika
memperkirakan kultur orang Mesir, mereka yg sulung tidur di lantai/tempat rendah,
sementara anggota keluarga lain tidur di tempat yg lebih tinggi, sehingga mereka yg
sulung terinfeksi terlebih dahulu oleh debu-debu vulkanis. Gas beracun seperti belerang
sendiri massa jenisnya lebih rendah dari udara sehingga gas itu hanya menjalar di lantai

 Orang-orang Israel sendiri sudah diberitahu oleh Nabi Musa bahwa usai tulah ini, mereka
akan diusir oleh bangsa Mesir. Maka, mereka bersiap-siap & menandai pintu rumah
mereka dengan darah domba. Mereka juga hanya diperbolehkan makan roti tanpa ragi yg
dibuat sendiri. Karena mereka sudah bersiaga & memakan makanan yg bahannya tersedia
sejak sebelum wabah inilah, mereka tidak ikut meninggal
DARI SUMBER KE DUA
10 PENGHUKUMAN (TULAH) TUHAN TERHADAP MESIR

oleh Alberto Mahaluby Miscionerry pada 19 Desember 2010 jam 0:07

Kesepuluh tulah atau penghukuman ini dimuat dalam Kitab Keluaran dari

Pernjanjian Lama. Bagi yang belum pernah membaca Alkitab maka saya

akan ringkaskan latar belakangnya sebagai berikut.

Bangsa Israel yang merupakan bangsa pilihan dan kesayangan Tuhan

diperbudak di Mesir. Mereka berteriak memohon pertolongan Tuhan, lalu

Tuhan mengutus Musa untuk membebaskan mereka. Musa kemudian menghadap

Firaun, Raja Mesir, untuk memintanya agar membebaskan Bangsa Israel,

serta mengijinkan mereka meninggalkan Mesir. Firaun menolak hal itu,

maka sebagai hukuman Tuhan memberikan sepuluh tulah (hukuman) pada

Bangsa Mesir. Yang mana hukuman pertama sampai kesembilan semuanya

gagal membuat Firaun mengijinkan Bangsa Israel meninggalkan Mesir.

Hanya hukuman kesepuluhlah yang berhasil.

Berikut ini kita akan melakukan telaah kritis atas teks yang ada di

Alkitab, yang mana teks tersebut mengandung banyak kejanggalan,

sehingga tidak pantas disebut kitab suci lagi.

Tulah (hukuman) pertama Air menjadi darah


(20)Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan

TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di

sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh

air yang di sungai Nil berubah menjadi darah;

(21) matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk

dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di

seluruh tanah Mesir ada darah.

(22) Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-

ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau

mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN.

(23) Firaun berpaling, lalu masuk ke istananya dan tidak mau

memperhatikan hal itu juga.

(24) Tetapi semua orang Mesir menggali-gali di sekitar sungai Nil

mencari air untuk diminum, sebab mereka tidak dapat meminum air

sungai Nil.

(25) Demikianlah genap tujuh hari berlalu setelah TUHAN menulahi

sungai Nil.

Komentar:

Pada hukuman yang pertama ini, Tuhan mengubah air Sungai Nil menjadi

darah, yang mana kemudian menurut ayat 22, parah ahli sihir Firaun
pun melakukan hal yang sama. Ada yang tidak masuk akal atau aneh di

sini. Kalau memang air Sungai Nil sudah dirubah menjadi darah,

bagaimana pula para ahli sihir tersebut dapat merubahnya menjadi

darah kembali? Jelas ini suatu kontradiksi yang tidak masuk akal.

Sesuatu yang sudah dirubah menjadi darah, bagaimana dapat dirubah

menjadi darah kembali.

Ini menunjukkan kejanggalan dari Alkitab dan membuktikan bahwa

Alkitab adalah suatu dongeng belaka.

Tulah (hukuman) kedua Katak (Keluaran 8)

(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah menghadap Firaun dan

katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah umat-Ku pergi,

supaya mereka beribadah kepada-Ku;

(2) jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan menulahi

seluruh daerahmu dengan katak.

(3) Katak-katak akan mengeriap dalam sungai Nil, lalu naik dan masuk

ke dalam istanamu dan kamar tidurmu, ya sampai ke dalam tempat

tidurmu, ke dalam rumah pegawai-pegawaimu, dan rakyatmu, bahkan ke

dalam pembakaran rotimu serta ke dalam tempat adonanmu.

(4) Katak-katak itu akan naik memanjati engkau, memanjati rakyatmu

dan segala pegawaimu."

(5) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun:


Ulurkanlah tanganmu dengan tongkatmu ke atas sungai, ke atas selokan

dan ke atas kolam, dan buatlah katak-katak bermunculan meliputi tanah

Mesir."

(6) Lalu Harun mengulurkan tangannya ke atas segala air di Mesir,

maka bermunculanlah katak-katak, lalu menutupi tanah Mesir.

(7) Tetapi para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-

ilmu mantera mereka, sehingga mereka membuat katak-katak bermunculan

meliputi tanah Mesir.

(8) Kemudian Firaun memanggil Musa dan Harun serta

berkata: "Berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya katak-katak

itu dari padaku dan dari pada rakyatku; maka aku akan membiarkan

bangsa itu pergi, supaya mereka mempersembahkan korban kepada TUHAN."

Komentar:

Pada hukuman kedua ini Tuhan memenuhi seluruh Tanah Mesir dengan

katak. Lagi-lagi timbul kejanggalan di sini. Kalau memang seluruh

tanah Mesir sudah tertutup katak, bagaimana mungkin para ahli sihir

Firaun pada ayat ke 7 itu dapat memunculkan katak lagi?

Logikanya karena seluruh tanah sudah tertutup katak maka bagaimana

mungkin ada ruang kosong lagi untuk memunculkan katak-katak baru.

Tulah (hukuman) ketiga Nyamuk (Keluaran 8)


(16) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun:

Ulurkanlah tongkatmu dan pukulkanlah itu ke debu tanah, maka debu itu

akan menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir."

(17) Lalu mereka berbuat demikian; Harun mengulurkan tangannya dengan

tongkatnya dan memukulkannya ke debu tanah, maka nyamuk-nyamuk itu

hinggap pada manusia dan pada binatang. Segala debu tanah menjadi

nyamuk di seluruh tanah Mesir.

(18) Para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu

manteranya untuk mengadakan nyamuk-nyamuk, tetapi mereka tidak dapat.

Demikianlah nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang.

(19) Lalu berkatalah para ahli itu kepada Firaun: "Inilah tangan

Allah." Tetapi hati Firaun berkeras, dan ia tidak mau mendengarkan

mereka--seperti yang telah difirmankan TUHAN.

Komentar:

Tuhan tentu tahu bahwa hal ini tidak akan berhasil, lalu mengapa ia

masih memberikan hukuman-hukuman tersebut. Tuhan tentu tahu bahwa

sampai tulah atau hukuman kali masih belum berhasil membuat Firaun

mengijinkan Bangsa Israel keluar dari Mesir, lalu mengapa Ia masih

menjatuhkan hukuman tersebut (lihat ayat 19). Pada ayat 19 dinyatakan

bahwa Tuhan tahu bahwa hati Firaun akan berkeras dan ia tidak akan
mau mendengarkan permohonan Bangsa Israel.

Tulah (hukuman) keempat lalat pikat (Keluaran 8)

(20) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Bangunlah pagi-pagi dan

berdirilah menantikan Firaun, pada waktu biasanya ia keluar ke

sungai, dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah

umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku;

(21) sebab jika engkau tidak membiarkan umat-Ku itu pergi, maka Aku

akan melepaskan pikat terhadap engkau, terhadap pegawai-pegawaimu,

rakyatmu dan rumah-rumahmu, sehingga rumah-rumah orang Mesir, bahkan

tanah, di mana mereka berdiri akan penuh dengan pikat.

(22) Tetapi pada hari itu Aku akan mengecualikan tanah Gosyen, di

mana umat-Ku tinggal, sehingga di sana tidak ada terdapat pikat,

supaya engkau mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, ada di negeri ini.

(23) Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu.

Besok tanda mujizat ini akan terjadi."

(24) TUHAN berbuat demikian; maka datanglah banyak-banyak pikat ke

dalam istana Firaun dan ke dalam rumah pegawai-pegawainya dan ke

seluruh tanah Mesir; negeri itu menderita karena pikat itu.

Komentar:
Tetap saja hukuman keempat ini masih gagal membawa Bangsa Israel

keluar dari perbudakan di Mesir.

Tulah (hukuman) kelima Sampar pada ternak (Keluaran 9)

(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah menghadap Firaun dan

berbicaralah kepadanya: Beginilah firman TUHAN, Allah orang Ibrani:

Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku.

(2) Sebab jika engkau menolak membiarkan mereka pergi dan masih

menahan mereka,

(3) maka ternakmu, yang ada di padang, kuda, keledai, unta, lembu

sapi dan kambing domba, akan kena tulah TUHAN, yakni kena penyakit

sampar yang dahsyat.

(4) Dan TUHAN akan membuat perbedaan antara ternak orang Israel dan

ternak orang Mesir, sehingga tidak ada yang akan mati seekorpun dari

segala ternak orang Israel."

(5) Selanjutnya TUHAN menentukan waktunya, firman-Nya: "Besoklah

TUHAN akan melakukan hal itu di negeri ini."

(6) Dan TUHAN melakukan hal itu keesokan harinya; segala ternak orang

Mesir itu mati, tetapi dari ternak orang Israel tidak ada seekorpun

yang mati.

Komentar:
Silakan perhatikan ayat 6 yang mengatakan bahwa seluruh ternak orang

Mesir mati. Hal ini penting karena akan menunjukkan kontradiksi

dengan ayat-ayat mengenai hukuman-hukuman berikutnya.

Ingat kata "seluruh" ini merupakan kunci yang penting.

Tulah (hukuman) keenam Bisul pada Manusia dan Hewan (Keluaran 9)

(8) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun: "Ambillah jelaga dari

dapur peleburan serangkup penuh, dan Musa harus menghamburkannya ke

udara di depan mata Firaun.

(9) Maka jelaga itu akan menjadi debu meliputi seluruh tanah Mesir,

dan akan menjadikan barah yang memecah sebagai gelembung, pada

manusia dan binatang di seluruh tanah Mesir."

(10) Lalu mereka mengambil jelaga dari dapur peleburan, dan berdiri

di depan Firaun, kemudian Musa menghamburkannya ke udara, maka

terjadilah barah, yang memecah sebagai gelembung pada manusia dan

binatang,

(11) sehingga ahli-ahli itu tidak dapat tetap berdiri di depan Musa,

karena barah-barah itu; sebab ahli-ahli itupun juga kena barah sama

seperti semua orang Mesir.

(12) Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga ia tidak

mendengarkan mereka--seperti yang telah difirmankan TUHAN kepada Musa.


Komentar:

Pada hukuman kelima seluruh ternak sudah mati, lalu bagaimana mungkin

ada bisul pada hewan mereka lagi? Ini jelas menunjukkan Alkitab penuh

dengan kontradiksi dan karenanya tidak dapat lagi diyakini

kesuciannya. Fakta-fakta yang ada sudah jelas membuktikan hal itu.

Pada ayat ke 12 dinyatakan bahwa Tuhan mengeraskan hati Firaun, di

sini jelas bahwa sebenarnya secara tidak langsung yang menyebabkan

bahwa Bangsa Israel tidak diijinkan meninggalkan Mesir adalah Tuhan

sendiri, karena Ia yang mengeraskan hati Firaun. Jelas ini aneh

sekali, Tuhan yang mengeraskan hati Firaun, tetapi anehnya mengapa

malah Tuhan menghukum Firaun dan bangsanya.

Satu bukti lagi Alkitab penuh dengan hal-hal yang tidak masuk akal.

Tulah (hukuman) ketujuh Hujan Es (Keluaran 9)

(16) Akan tetapi inilah sebabnya Aku membiarkan engkau hidup, yakni

supaya memperlihatkan kepadamu kekuatan-Ku, dan supaya nama-Ku

dimasyhurkan di seluruh bumi.

(18) Sesungguhnya besok kira-kira waktu ini Aku akan menurunkan hujan

es yang sangat dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di Mesir

sejak Mesir dijadikan sampai sekarang ini.


(19) Oleh sebab itu, ternakmu dan segala yang kaupunyai di padang,

suruhlah dibawa ke tempat yang aman; semua orang dan segala hewan,

yang ada di padang dan tidak pulang berkumpul ke rumah, akan ditimpa

oleh hujan es itu, sehingga mati."

(20) Maka siapa di antara para pegawai Firaun yang takut kepada

firman TUHAN, menyuruh hamba-hambanya serta ternaknya lari ke rumah,

(21) Tetapi siapa yang tidak mengindahkan firman TUHAN, meninggalkan

hamba-hambanya serta ternaknya di padang.

(22) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke langit,

supaya hujan es turun di seluruh tanah Mesir, menimpa manusia dan

binatang dan menimpa tumbuh-tumbuhan di padang di tanah Mesir."

(23) Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke langit, maka TUHAN

mengadakan guruh dan hujan es, dan apipun menyambar ke bumi, dan

TUHAN menurunkan hujan es meliputi tanah Mesir.

(24) Dan turunlah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di tengah-

tengah hujan es itu, terlalu dahsyat, seperti yang belum pernah

terjadi di seluruh negeri orang Mesir, sejak mereka menjadi suatu

bangsa.

(25) Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang ada di padang,

di seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai binatang; juga segala

tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa binasa oleh hujan itu dan segala

pohon di padang ditumbangkannya.

(26) Hanya di tanah Gosyen, tempat kediaman orang Israel, tidak ada
turun hujan es.

Komentar:

Pada ayat 16, sungguh aneh mengapa Tuhan masih ingin namaNya

dimashyurkan. Apakah kalau namaNya tidak dimashyurkan Ia tidak

termashyur, ini menunjukkan keanehan doktrin keTuhanan Yudeo Kristen.

Seharusnya sesuatu kalau memang sudah mashyur dan besar, maka

meskipun tidak ada pengakuan sekalipun ia tetap besar dan mashyur.

Pada ayat 25 kalau memang binatang-binatang orang Mesir sudah mati

pada hukuman kelima sudah mati, di sini bagaimana hewan-hewan itu

bisa mati lagi?

Ini sekali lagi menunjukkan kontradiksi.

Tulah (hukuman) kedelapan Belalang (Keluaran 10)

(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah menghadap Firaun, sebab

Aku telah membuat hatinya dan hati para pegawainya berkeras, supaya

Aku mengadakan tanda-tanda mujizat yang Kubuat ini di antara mereka,

(2) dan supaya engkau dapat menceriterakan kepada anak cucumu,

bagaimana Aku mempermain-mainkan orang Mesir dan tanda-tanda mujizat

mana yang telah Kulakukan di antara mereka, supaya kamu mengetahui,

bahwa Akulah TUHAN."


(3) Lalu Musa dan Harun pergi menghadap Firaun dan berkata

kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah orang Ibrani: Berapa lama

lagi engkau menolak untuk merendahkan dirimu di hadapan-Ku?

Biarkanlah umat-Ku pergi supaya mereka beribadah kepada-Ku.

(4) Sebab jika engkau menolak membiarkan umat-Ku pergi, maka besok

Aku akan mendatangkan belalang-belalang ke dalam daerahmu;

(5) belalang itu akan menutupi permukaan bumi, sehingga orang tidak

dapat melihat tanah; belalang itu akan memakan habis sisa yang

terluput, yang masih tinggal bagimu dari hujan es itu, bahkan akan

memakan habis segala pohonmu yang tumbuh di padang.

(6) Belalang itu akan memenuhi rumahmu, rumah semua pegawaimu, rumah

semua orang Mesir seperti yang belum pernah dilihat oleh bapamu dan

nenek moyangmu, sejak mereka lahir ke bumi sampai hari ini." Lalu

berpalinglah ia dan keluar meninggalkan Firaun.

(12) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas

tanah Mesir mendatangkan belalang dan belalang akan datang meliputi

tanah Mesir dan memakan habis segala tumbuh-tumbuhan di tanah,

semuanya yang ditinggalkan oleh hujan es itu."

(13) Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke atas tanah Mesir, dan TUHAN

mendatangkan angin timur melintasi negeri itu, sehari-harian dan

semalam-malaman, dan setelah hari pagi, angin timur membawa belalang.

(14) Datanglah belalang meliputi seluruh tanah Mesir dan hinggap di

seluruh daerah Mesir, sangat banyak; sebelum itu tidak pernah ada
belalang yang demikian banyaknya dan sesudah itupun tidak akan

terjadi lagi yang demikian.

(15) Belalang menutupi seluruh permukaan bumi, sehingga negeri itu

menjadi gelap olehnya; belalang memakan habis segala tumbuh-tumbuhan

di tanah dan segala buah-buahan pada pohon-pohon yang ditinggalkan

oleh hujan es itu, sehingga tidak ada tinggal lagi yang hijau pada

pohon atau tumbuh-tumbuhan di padang di seluruh tanah Mesir.

(20) Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga tidak mau

membiarkan orang Israel pergi.

Komentar:

Pada ayat 1 dan 20, Tuhanlah yang mengeraskan hati Firaun dan

pengikutnya sehingga tidak membiarkan Bangsa Israel pergi, karena itu

sebenarnya tidak masuk akallah kalau Tuhan menimpakan hukuman pada

Firaun dan bangsanya.

Tulah (hukuman) kesembilan Kegelapan

(21) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke langit,

supaya datang gelap meliputi tanah Mesir, sehingga orang dapat meraba

gelap itu."

(22) Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap


gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.

(23) Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada

orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada

semua orang Israel ada terang di tempat kediamannya.

(27) Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga dia tidak mau

membiarkan mereka pergi.

Komentar:

Pada ayat 27, Tuhanlah yang mengeraskan hati Firaun dan pengikutnya

sehingga tidak membiarkan Bangsa Israel pergi, karena itu sebenarnya

tidak masuk akallah kalau Tuhan menimpakan hukuman pada Firaun dan

bangsanya.

Sekali lagi moralitas di Alkitab amatlah carut marut, tidak ada

teladan moral maupun cinta kasih di sini. Di sini jelas sekali ada

kesan Tuhan menghukum orang yang tidak bersalah.

Tulah (hukuman) kesepuluh Anak Sulung Mati (Keluaran 11)

(4) Berkatalah Musa: "Beginilah firman TUHAN: Pada waktu tengah malam

Aku akan berjalan dari tengah-tengah Mesir.

(5) Maka tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir akan mati, dari anak

sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada anak sulung budak
perempuan yang menghadapi batu kilangan, juga segala anak sulung

hewan.

(6) Dan seruan yang hebat akan terjadi di seluruh tanah Mesir,

seperti yang belum pernah terjadi dan seperti yang tidak akan ada

lagi.

(12:29) Maka pada tengah malam TUHAN membunuh tiap-tiap anak sulung

di tanah Mesir, dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya

sampai kepada anak sulung orang tawanan, yang ada dalam liang

tutupan, beserta segala anak sulung hewan.

Komentar:

Sekali lagi terjadi kontradiksi di sini pada penghukuman sebelumnya,

yakni kalau semua hewan sudah mati pada tulah-tulah sebelumnya.

Bagaimana dapat sekarang anak sulung mereka yang mati (perhatikan Kel

12:29) ?

Hanya hukuman kesepuluh ini yang berhasil. Kalau Tuhan maha tahu, dan

mengetahui bahwa baru hukuman kesepuluh yang berhasil, mengapa ia

menghemat waktu dan langsung memberikan tulah kesepuluh ini?

Demikianlah Agama Kristen selalu menimbulkan pertanyaan.

Kesimpulan:
Pada telaah kritis kali inipun terjadi kontradiksi yang nyata. Karena

itu kredibilitas Alkitab sebagai kitab suci yang tidak dapat salah

telah hancur, mengingat banyak kontradiksi di dalamnya. Juga ajaran

moralitas yang kacau, ketidak konsistenan dan lain sebagainya.

Orang Kristen hendaknya sudi membuka hati mereka dan menemukan

kebenaran sebelum semua terlambat karena tersesat.

Keimanan orang Kristen SAAT INI lebih tepat dikatakan berada dalam Kuasa Kerajaan
Kegelapan Allah Bapa di Neraka yang mengutus anaknya sebagai juru kehancuran dunia, Yesus
yang datang untuk tidak membawa damai bagi saudara, keluarga dan umat manusia, kemudian
menyeret umat manusia dalam peperangan dan menciptakan kehancuran dalam penyebaran
Agama Kegelapan nya dengan mengatasnamakan Moral yang sesungguhnya terbukti tidak
Moral. Hal2 ini jelas diajarkan dalam Alkitab, sehingga Alkitab jelas merupakan kitab
Kegelapan Iblis yang menyaru kitab suci yang mengilhami setiap gerakan umat manusia untuk
saling memusuhi dan menghancurkan. Sungguh mengenaskan sekali ajaran sesat dari agama
sesat yang berasal dari Kuasa Gelap.
Sumber ke tiga

Tulah Mesir
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tulah Mesir (bahasa Ibrani: ‫מכות מצרים‬, Makot Mitzrayim; atau Sepuluh Tulah (bahasa Ibrani:
‫עשר המכות‬, Eser Ha-Makot) adalah sepuluh bencana yang didatangkan oleh Tuhan atas bangsa
Mesir sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Keluaranpasal 7sampai 12, untuk meyakinkan
Firaun[1] agar membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dan pergi ke tanah Kanaan. Tulah-
tulah itu juga sebagai hukuman "kepada semua allah (dewa) di Mesir."[2] Tulah-tulah ini juga
disebutkan dalam Al Quran (7,133–136).[3]

Grafir oleh John Martin yang menggambarkan tulah hujan es dan api (1828)

Kesepuluh tulah tersebut, sesuai urutannya di dalam Alkitab, adalah:

1. (Keluaran 7:14-25) sungai dan semua sumber air berubah menjadi darah hingga menewaskan
ikan-ikan dan semua kehidupan air lainnya. (bahasa Ibrani: ‫דָ ם‬, Dam)
2. (Keluaran 7:26-8:11) binatang-binatang amfibi (biasanya diyakini sebagai katak) (bahasa Ibrani:
ַ‫צְּפַ ְרדֵּ ע‬, Tsfardeia)
3. (Keluaran 8:12-15) nyamuk (bahasa Ibrani: ‫ ִּכנִּים‬, Kinim)
4. (Keluaran 8:16-28) lalat pikat (bahasa Ibrani: ‫עָ רֹוב‬, Arov)
5. (Keluaran 9:1-7) penyakit (sampar) pada ternak (bahasa Ibrani: ‫דֶּ בֶר‬, Dever)
6. (Keluaran 9:8-12) barah yang tidak dapat disembuhkan (bahasa Ibrani: ‫שְׁ חִ ין‬, Sy'khin)
7. (Keluaran 9:13-35) hujan es bercampur api (bahasa Ibrani: ‫ב ָָּרד‬, Barad)
8. (Keluaran 10:1-20) belalang (bahasa Ibrani: ‫ַארבֶּה‬,
ְ Arbeh)
9. (Keluaran 10:21-29) kegelapan (bahasa Ibrani: ‫חֹושֶ ך‬, Khosyekh)
10. (Keluaran 11:1-12:36) kematian anak-anak sulung dari semua keluarga Mesir. (bahasa Ibrani:
‫מַ כַּת בְּכֹורֹות‬, Makat Bekhorot)
PENJELASAN SUMBER KE 3
Latar belakang

Israel (Yakub) sebenarnya dahulu sudah hidup di tanah Kanaan. Namun oleh karena bencana
kelaparan yang terjadi selama tujuh tahun, seperti yang sudah diramalkan oleh Yusuf dari mimpi
Firaun, Israel dan anak-anaknya pindah ke Mesir. Di sana mereka berkembang menjadi suatu
bangsa yang besar jumlahnya, sehingga membuat Firaun yang baru yang tidak mengenal Yusuf,
takut kalau-kalau bangsa Israel nantinya akan membelot dan berbalik menyerang Mesir.
Sehingga berbagai cara diterapkan oleh Firaun agar bangsa Israel tidak semakin banyak dan
tidak memberontak, salah satunya dengan kerja rodi.

Kerja rodi untuk membangun Mesir ini dibuat oleh Firaun sedemikian beratnya sehingga
membuat seluruh bangsa Israel mengeluh. Dikisahkan dalam Alkitab, keluhan bangsa Israel ini
terdengar sampai ke telinga Tuhan siang dan malam, sehingga Tuhan akhirnya mengutus
seseorang bernama Musa untuk membebaskan bangsa Israel.

Pada awalnya, Musa datang kepada Firaun dengan baik-baik untuk meminta Firaun membiarkan
bangsa Israel pergi, namun Firaun mengeraskan hatinya. Bahkan paska kedatangan Musa yang
kali pertama itu membuat Firaun memperberat perbudakan dan kerja paksa yang diberlakukan
kepada seluruh bangsa Israel itu. Hal itu membuat Tuhan bertindak dengan mulai menurunkan
tulah ke atas tanah negeri Mesir lewat Musa. Kendatipun seluruh negeri Mesir mengalami 10
bencana tersebut, bangsa Israel yang diam di tanah Gosyen di dalam wilayah Mesir tidak
mengalami sedikitpun bencana yang dialami oleh bangsa Mesir itu.

Peringatan kepada Firaun

Sebelum kesepuluh tulah dijatuhkan, Tuhan telah memberi peringatan kepada Firaun dengan
menyuruh Musa datang ke hadapan Firaun. Saat itu, Firaun menyuruh Musa dan Harun,
kakaknya, untuk melakukan mujizat di hadapannya. Harun melemparkan tongkatnya, seperti
yang diperintahkan Tuhan, dan tongkat itu menjadi ular. Melihat hal tersebut, para ahli-ahli sihir
Firaun tidak mau dikalahkan. Mereka juga membuat mujizat yang sama dengan membuat
tongkat-tongkat mereka menjadi ular. Namun tongkat Harun menelan tongkat-tongkat para ahli
sihir itu.

Dengan demikian, Firaun mengeraskan hatinya untuk tidak membebaskan bangsa Israel dari
tanah Mesir. Maka Tuhan menyuruh Musa bersiap-siap dengan tulah yang pertama.

Sepuluh tulah dijatuhkan

Menurut Alkitab, Tuhan menyuruh Musa untuk meminta Firaun mengeluarkan bangsa Israel
keluar dari tanah Mesir. Namun Tuhan juga menyatakan bahwa Tuhan sendiri yang akan
membuat hati Firaun mengeras, dengan maksud untuk memperbanyak tanda-tanda mujizat
(tulah) itu kepada bangsa Mesir, sebagai hukuman karena telah memperbudak bangsa Israel
sedemikian lama, sekaligus juga agar bangsa Israel dapat menceritakan kepada keturunan-
keturunannya yang kemudian, bagaimana Tuhan telah melakukan mujizat-mujizat di hadapan
mata mereka, agar mereka selalu ingat bahwa Tuhanlah Allah.

Tulah pertama: air menjadi darah

Tulah yang pertama adalah air sungai Nil menjadi darah. Musa melakukannya dengan
memukulkan tongkat yang ada di tangannya ke atas air sungai Nil. Maka seluruh sungai Nil
menjadi darah dan ikan-ikan di dalamnya mati. Seluruh tanah negeri Mesir menjadi penuh
dengan darah oleh karena rembesan sungai Nil tersebut.

Tulah ini dimaksudkan untuk memperingatkan orang Mesir bahwa bahkan sumber kehidupan
mereka yang terutama sekalipun dapat dibuat Tuhan menjadi musuh mereka. Tanpa air dari
sungai Nil, seluruh pekerjaan di Mesir terhenti. Seluruh rakyat Mesir lebih mementingkan
berusaha mencari air bersih, daripada meneruskan pekerjaan memperbudak orang Israel. Ahli-
ahli sihir Firaun juga dapat membuat hal yang sama.

Tulah ini berhenti setelah tujuh hari berlalu. Namun Firaun bersikeras tidak mau melepaskan
bangsa Israel dari tanah Mesir.

Tulah kedua: katak

Tulah yang kedua adalah adanya katak-katak yang memenuhi seluruh negeri Mesir, oleh karena
Firaun sekali lagi menolak untuk melepaskan orang Israel. Harun melakukannya dengan
mengulurkan tangannya ke atas negeri Mesir. Dan bermunculanlah katak-katak dalam jumlah
yang sangat besar dari dalam sungai Nil memenuhi negeri Mesir. Ahli-ahli sihir Firaun juga
dapat membuat hal yang sama dengan mantera-mantera mereka.

Tulah ini berhenti setelah Musa meminta kepada Tuhan untuk melenyapkan katak-katak itu.
Permintaan ini atas permintaan Firaun dengan janji bahwa ia akan melepaskan orang Israel.
Tuhan mengabulkan. Namun, kendati katak-katak itu mati, bangkai katak-katak itu tidak lenyap
dari muka bumi negeri Mesir, sehingga ketika dikumpulkan orang-orang bangkai katak-katak itu
hingga bertumpuk-tumpuk, seluruh negeri Mesir berbau busuk.

Setelah tulah katak berhenti, dan dilihat Firaun ada kelegaan, Firaun pun tidak menepati janjinya
untuk melepaskan orang Israel.

Tulah ketiga: nyamuk

Tulah yang ketiga adalah debu menjadi nyamuk (atau agas). Debu itu ada di seluruh tanah Mesir,
oleh karena itu, nyamuk-nyamuk itu pun menjadi ada di seluruh tanah Mesir. Tulah ini terjadi
tanpa peringatan terlebih dahulu, sebab tulah ini menjadi hukuman bagi Firaun oleh karena
Firaun melanggar janjinya di tulah kedua. Harun melakukannya dengan memukulkan tongkatnya
ke debu tanah. Ahli-ahli sihir Firaun pun mencoba untuk membuat hal yang sama dengan
mantera mereka, tetapi tidak dapat.
Tulah ini dimaksudkan oleh Tuhan untuk memperingatkan Firaun bahwa tidak ada yang dapat
menyamai kekuasaan Tuhan, sekalipun dengan sihir dan mantera. Bahkan ahli-ahli sihir itu
sendiri yang menyatakan kepada Firaun bahwa "inilah tangan Allah". Namun Firaun masih tetap
bersikeras hati.

Tidak diceritakan dalam Alkitab bagaimana tulah ini berhenti, atau apakah tulah ini akhirnya
berhenti atau tidak.

Tulah keempat: lalat pikat

Sebelum tulah yang ketiga berakhir, Tuhan telah menyuruh Musa untuk menyampaikan kabar
tentang tulah keempat. Tulah yang keempat adalah munculnya ribuan lalat pikat yang memenuhi
seluruh negeri Mesir. Namun di Gosyen tempat bangsa Israel tinggal, satupun tidak didapati ada
lalat pikat di situ. Musa dan Harun tidak melakukan apa-apa agar tulah ini terjadi. Tidak
diketahui, apa yang sebenarnya dilakukan oleh lalat-lalat pikat tersebut, namun disebutkan
bahwa lalat pikat itu membuat seluruh bangsa Mesir menderita.

Tulah ini dimaksudkan oleh Tuhan untuk mempermalukan orang Mesir dengan dewanya sendiri,
Baalzebub. Baalzebub sering digambarkan sebagai dewa lalat, yaitu dewa kesuburan dan
kelimpahan. Dengan Tuhan memakai simbol dewa orang Mesir sendiri untuk menyiksa orang
Mesir, Tuhan hendak menyatakan bahwa mereka tidak dapat bergantung pada dewa-dewa
mereka untuk menyelamatkan diri dari tulah Tuhan.

Tulah itu berhenti setelah Firaun meminta kepada Musa untuk menghentikan lalat-lalat tersebut,
dengan jaminan bahwa bangsa Israel diperbolehkan untuk pergi ke padang gurun yang tiga hari
perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada Allah. Musa memintanya kepada
Allah, dan Allah mengabulkan. Namun, Firaun kembali melanggar janjinya.

Tulah kelima: penyakit sampar pada ternak

Setelah peringatan kembali diabaikan, tulah kelima disebarkan. Tulah yang kelima adalah
penyakit sampar pada binatang ternak. Seluruh ternak di negeri Mesir terkena sampar, sehingga
seluruh ternak orang Mesir mati. Namun seluruh ternak-ternak Israel yang diam di negeri
Gosyen tidak ada mati sama sekali. Musa dan Harun tidak melakukan apa-apa agar tulah ini
terjadi.

Tulah keenam: barah

Tulah keenam adalah barah (bisul) yang berbentuk gelembung yang memecah, pada manusia dan
binatang yang tersisa di seluruh Mesir. Harun dan Musa melakukannya dengan mengambil
jelaga dari dapur peleburan, kemudian menghamburkannya ke udara. Bahkan ahli-ahli sihir
itupun juga kena barah, sama seperti semua orang Mesir.

Tulah ini sekali lagi dimaksudkan Tuhan untuk membuktikan bahwa tidak ada yang dapat
melepaskan diri dari kekuasaan Tuhan, bahkan sihir dan mantera sekalipun.
Tidak diceritakan dalam Alkitab bagaimana tulah ini berhenti, atau apakah tulah ini akhirnya
berhenti atau tidak.

Tulah ketujuh: hujan es

Sebelum tulah keenam berakhir, Tuhan sudah menyuruh Musa mengumumkan kepada Firaun
tentang tulah ketujuh. Tulah yang ketujuh adalah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di
antara es tersebut. Tuhan memberi peringatan kepada Firaun untuk menyelamatkan atau
mengamankan semua orang dan ternak, sebab semua yang ada di padang pada saat tulah ini
terjadi, pastilah mati. Musa melakukannya dengan mengulurkan tangannya ke langit. Seperti
sebelumnya, hanya di tanah Gosyen yang tidak ditimpa oleh hujan es ini.

Tulah ini dimaksudkan sebagai hukuman yang dashyat atas Mesir. Di Alkitab, hujan es
bercampur api ini digambarkan dengan kata-kata "terlalu dashyat" dan "seperti yang belum
pernah terjadi".

Tulah itu berhenti atas permintaan Firaun kepada Musa. Firaun bahkan mengakui kesalahannya
dan bersedia untuk menghentikan hujan es itu. Namun setelah Musa mengulurkan tangannya ke
langit dan hujan es itu berhenti, maka sekali lagi Firaun melanggar janjinya.

Tulah kedelapan: belalang

Tulah yang kedelapan adalah belalang. Tulah ini diadakan oleh karena Firaun sekali lagi
menolak untuk membiarkan seluruh bangsa Israel, baik tua muda, laki-laki dan perempuan,
beserta ternaknya, untuk pergi. Yang diizinkan Firaun untuk pergi hanyalah laki-laki saja,
dengan maksud agar bangsa Israel tidak melarikan diri sesudah mempersembahkan korban
bakaran kepada Tuhan di padang gurun. Musa melakukannya dengan mengulurkan tangannya ke
atas tanah Mesir. Maka bertiuplah angin Timur yang membawa belalang-belalang "sehari-harian,
semalam-malaman, dan setelah pagi hari," angin Timur itu masih membawa belalang.

Tulah ini dimaksudkan sebagai penghabisan untuk segala hal-hal yang masih tinggal di atas
Mesir, setelah penyakit sampar pada ternak, barah, dan hujan es. Tulah ini menghabiskan seluruh
tumbuhan yang ada di Mesir. Kedashyatan belalang-belalang ini digambarkan oleh Alkitab
dengan kata-kata "sangat banyak", "sehingga negeri itu menjadi gelap olehnya".

Tulah itu berhenti atas permintaan Firaun kepada Musa. Firaun sekali lagi mengakui
kesalahannya, dan berniat membebaskan bangsa Israel. Musa berdoa kepada Tuhan. Maka Tuhan
mengirimkan angin dari jurusan sebaliknya, yakni angin Barat yang kencang, sehingga meniup
belalang-belalang itu masuk ke dalam laut Teberau. Satupun belalang tidak ada yang tinggal di
tanah Mesir. Dan Firaun tetap mengeraskan hatinya.

Tulah kesembilan: gelap gulita

Tulah yang kesembilan adalah gelap gulita selama tiga hari. Musa melakukannya dengan
mengulurkan tangannya ke langit. Tetapi di seluruh tempat orang Israel ada terang.
Kegelapan itu sangat dashyat, digambarkan oleh Alkitab dengan kata-kata "orang dapat meraba
gelap itu", "tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya". Sebenarnya tulah ini
dimaksudkan Tuhan untuk "menyerang" dewa tertinggi orang Mesir, yaitu Amon-Ra, atau Dewa
Matahari. Dengan membuat Matahari tidak dapat bersinar selama tiga hari, Tuhan "mengklaim"
kemenangan atas dewa orang Mesir dan mempermalukan seluruh dewa orang Mesir dan orang
Mesir yang beribadah kepadanya.

Tulah ini berhenti dengan sendirinya setelah tiga hari lewat berlalu.

Tulah kesepuluh: anak sulung mati

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Paskah Yahudi

Tulah yang kesepuluh, dan yang terakhir, adalah tulah yang akan menyebabkan semua anak
sulung di negeri Mesir mati.

Pada sembilan tulah yang sebelumnya, tulah-tulah tersebut hanya mengenai tanah Mesir,
sementara lokasi tempat orang Israel tinggal (di Gosyen), sekalipun juga berada di dalam bagian
tanah Mesir, luput dari tulah tersebut. Sebab Tuhan memberikan suatu pembatas yang tidak
membenarkan tulah-tulah itu melewati pembatas itu. Namun, pada tulah yang kesepuluh, yang
juga adalah tulah penghabisan karena setelah itu bangsa Mesir melepaskan orang Israel, tulah
tersebut juga dapat mengenai anak-anak sulung Israel. Maka dari itu, Tuhan menyuruh Musa
mengadakan suatu acara bagi tiap keluarga Israel, yaitu menyembelih, memanggang dan
memakan seekor anak domba jantan atau anak kambing jantan berumur setahun pada suatu
waktu senja yang ditentukan. Kemudian dari darah tersebut dibubuhkan sedikit pada kedua tiang
pintu dan pada ambang atas pintu pada tiap-tiap rumah keluarga yang memakannya. Maka saat
malaikat maut lewat untuk mencabut nyawa para anak sulung di tiap-tiap keluarga, malaikat
maut tersebut akan melewatkan setiap rumah yang pada ambang pintu itu telah ada darah anak
domba, yaitu korban pengganti bagi setiap anak sulung pada keluarga di rumah itu. Itulah Paskah
yang pertama. Demikianlah Paskah diperingati oleh orang Israel mula-mula sebagai tanda
peringatan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir, yaitu Tuhan telah menyediakan bagi
bangsa Israel anak domba sebagai ganti setiap anak sulung di Israel.

Orang Israel keluar dari Mesir

Setelah tulah yang kesepuluh diberlakukan, kedengaranlah jerit tangis dan ratap di seluruh negeri
Mesir, sebab tidak ada satupun dari rumah orang Mesir yang anak sulungnya tidak mati. Maka
orang-orang Mesir itu segera memanggil Musa dan Harun, dan mendesak mereka untuk segera
pergi dari tanah Mesir, karena mereka takut "nanti kami mati semuanya" (Keluaran 12:33).
Orang-orang Mesir itu bahkan bermurah hati kepada mereka dan memberikan kepada orang
Israel barang-barang yang orang Israel minta dari orang Mesir. Dan kemudian, berangkatlah
orang-orang Israel dengan berjalan kaki, kira-kira enam ratus ribu orang berjalan kaki, tidak
termasuk anak-anak. Rute perjalanan mereka adalah dari Raamses ke Sukot. Setelah mengambil
tulang-tulang Yusuf dari situ (Yusuf pernah mengamanatkan agar tulang-tulangnya tidak dikubur
di Mesir, namun di tanah kelahirannya, di Kanaan), kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke
Etam. Kemudian mereka balik lagi ke Pi-Harihot, antara Midgol dan laut, tepat di depan Baal-
Zefon. Di sanalah mujizat penyeberangan Laut Merah yang terkenal terjadi, yaitu Tuhan melalui
Musa membelah Laut Merah, sehingga bangsa Israel dapat menyeberang laut itu di tanah kering.

Tulah-tulah Mesir dianggap merupakan hukuman "kepada semua dewa di Mesir."[2] Tabel
berikut memuat nama-nama dewa Mesir yang berkaitan dengan tulah-tulah tersebut, di mana
para dewa tersebut tidak berkutik menghadapi kekuasaan Allah Israel.[4][5]

# Tulah Dewa Mesir Catatan

• Khnum - Penjaga sumber air


• Ditiru oleh ahli sihir Mesir.
sungai
Air menjadi
1 • Hapi - Dewa sungai Nil.
darah • Juga terjadi di Gosyen di mana orang Israel
tinggal.
• Osiris - Sungai Nil adalah • Ikan-ikan mati — menghasilkan bau busuk
aliran darahnya.
• Ditiru oleh ahli sihir Mesir.
Heqet - dewi kesuburan
2 Katak
berwujud/berkepala katak • Juga terjadi di Gosyen di mana orang Israel
tinggal.
• Tidak bisa ditiru oleh ahli-ahli sihir Mesir.
Geb - dewa bumi bagi tanah
3 Nyamuk
Mesir • Juga terjadi di Gosyen di mana orang Israel
tinggal.
• Dianggap sebagai akibat “jari Allah.”
• Sejak ini Allah membedakan antara orang Mesir dan
Wadjet atau Uatchit - dewa
4 Lalat pikat orang Israel
lalat Mesir.
• Orang Israel dilindungi dari tulah-tulah selanjutnya
Ptah, Mnevis, Hathor, dan
Penyakit
Amun - dewa-dewa Mesir yang
5 sampar • Mengena pada harta benda, yaitu kematian ternak
berkaitan dengan sapi dan
pada ternak
lembu.

• Sekhmet - dewi wabah


penyakit • Mengena pada tubuh jasmani
6 Barah
• Para ahli sihir Firaun tidak dapat muncul ke istana.
• Serapis, Imhotep - dewa-
dewa penyembuhan
7 Hujan es • Nut - dewi langit • Keunikan hujan semacam itu dalam sejarah Mesir.
• Isis & Set - dewi dan dewa
pertanian. • Firaun mengaku bersalah tetapi kemudian
mengubah pikiran.
• Shu - dewa atmosfer.
• Serapia - dewa pelindung dari • Firaun memberi usulan, yang ditolak oleh Musa.
8 Belalang
belalang
• Firaun sekali lagi mengaku bersalah.
• Ra atau Re, Amon-re, Aten,
• Kegelapan di Mesir pada tengah hari
Atum, Horus - dewa-dewa
9 Gelap gulita matahari Mesir
• Nampaknya ada terang bagi orang Israel di tanah
Gosyen
• Thoth - dewa bulan.
Dalam Keluaran 1 dicatat bahwa Firaun membunuh
anak-anak laki-laki orang Israel, sekarang Allah
Tulah ini merupakan hukuman
membunuh anak-anak sulung orang Mesir. Firaun
Kematian terhadap semua dewa Mesir,
10 akhirnya membiarkan orang Israel untuk pergi,
anak sulung termasuk Firaun sendiri, yang
meskipun kemudian masih mengirim pasukan untuk
dianggap dewa
mengejar mereka, di mana pasukan ini mati terbenam di
Laut Merah (Keluaran 14)

Papirus Ipuwer

Pada abad ke-19 ditemukan sebuah naskah papirus kuno memuat sebuah sajak Mesir yang
dinamakan "Nasihat-nasihat Ipuwer" (The Admonitions of Ipuwer), singkatnya "Papirus
Ipuwer",[6] atau "Dialog antara Ipuwer dengan Tuhan Semesta" (The Dialogue of Ipuwer and
the Lord of All).[7] Secara resmi, naskah kuno ini diberi kode Papyrus Leiden I 344 recto.[8]
Naskah ini memuat keluhan Ipuwer kepada para dewa mengenai bencana yang menimpa Mesir
pada zamannya dan apa yang digambarkannya itu sangat mirip dengan tulah-tulah yang
menimpa Mesir sebagaimana dicatat dalam Kitab Keluaran.[9]

Berikut ini sejumlah kutipan dari Papirus Ipuwer yang berkaitan dengan Tulah Mesir:[9][10]

Papirus Ipuwer - Leiden 344 Taurat - Kitab Keluaran

2:5-6 Tulah di seluruh negeri. Darah di


mana-mana. 7:20 …maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi
2:10 Sungguh, sungai menjadi darah, darah.
tetapi orang minum darinya. Orang
merendahkan diri bukan seperti 7:21 ...sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak
manusia, dan haus akan air dapat meminum air dari sungai Nil;... di seluruh tanah
3:10-13 Inilah air kami! Inilah Mesir ada darah..
kebahagiaan kami! Apakah yang akan 7:24 semua orang Mesir menggali-gali di sekitar sungai Nil
kami lakukan terhadapnya? Semuanya
mencari air untuk diminum, sebab mereka tidak dapat
meminum air sungai Nil.
rusak.
2:10 Sesungguhnya, gerbang-gerbang, 9:23 ... guruh dan hujan es, dan apipun menyambar ke bumi,
tiang-tiang dan tembok-tembok
9:24 ... turunlah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di
semuanya terbakar api.
tengah-tengah hujan es itu, terlalu dahsyat.
9:25 ...Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang
10:3-6 Mesir Hilir menangis... ada di padang, di seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai
Seluruh istana tanpa pemasukan. binatang; juga segala tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa
Milik (hak) merekalah gandum dan binasa oleh hujan itu dan segala pohon di padang
jelai, angsa dan ikan. ditumbangkannya.
6:3 Sesungguhnya, bulir-bulir 9:31 Tanaman rami dan jelai telah tertimpa binasa, sebab
menghilang dari segala sisi. jelai itu sedang berbulir dan rami itu sedang berbunga.
5:12 Sesungguhnya, lenyaplah apa 9:32 Tetapi gandum dan sekoi tidak tertimpa binasa, sebab
yang kemarin terlihat. Tanah itu belum lagi musimnya.
terlantar dalam kelelahannya, seperti 10:15 ...tidak ada tinggal lagi yang hijau pada pohon atau
pemotongan tanaman rami. tumbuh-tumbuhan di padang di seluruh tanah Mesir.
9:3 Maka ternakmu, yang ada di padang, kuda, keledai, unta,
lembu sapi dan kambing domba, akan kena tulah TUHAN, yakni
5:5 Semua tanaman, hati mereka
kena penyakit sampar yang dahsyat.
menangis. Ternak merintih ...

9:19 ...ternakmu dan segala yang kaupunyai di padang,


9:2-3 Lihatlah, ternak ditinggal
tercerai berai, dan tidak seorangpun suruhlah dibawa ke tempat yang aman;
9:21 Tetapi siapa yang tidak mengindahkan firman
yang mengumpulkan mereka.
TUHAN, meninggalkan hamba-hambanya serta ternaknya
di padang.
10:22 ... datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama
9:11 Tanah itu tanpa terang.
tiga hari.

4:3 (5:6) Sesungguhnya, anak-anak para


pangeran dilemparkan membentur
tembok. 12:29 Maka pada tengah malam TUHAN membunuh tiap-tiap
anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung Firaun yang duduk
6:12 Sesungguhnya, anak-anak para di takhtanya sampai kepada anak sulung orang tawanan, yang
pangeran dibuang ke jalan-jalan. ada dalam liang tutupan, beserta segala anak sulung hewan.
6:3 Penjara hancur.
2:13 Orang-orang yang meletakkan
12:30 ... dan kedengaranlah seruan yang hebat di Mesir,
saudara laki-lakinya di tanah ada di
sebab tidak ada rumah yang tidak kematian.
mana-mana.
3:14 Terdengar rintihan di seluruh
negeri, bercampur dengan ratapan.
13:21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam
7:1 Lihatlah, api naik sampai tinggi.
tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu
Nyalanya membakar semua musuh-
malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga
musuh negeri.
mereka dapat berjalan siang dan malam.

3:2 Emas dan lapis lazuli, perak dan 12:35-36 ...mereka meminta dari orang Mesir barang-barang
emas dan perak serta kain-kain. Dan TUHAN membuat orang
batu malakit, karnelia dan perunggu ...
Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi
dikalungkan di leher budak-budak
permintaan mereka. Demikianlah mereka merampasi orang
perempuan.
Mesir itu.

Upaya pemberian penjelasan ilmiah

Sejumlah sarjana mencoba memberikan penjelasan ilmiah, antara lain kedekatan orbit planet
Venus dengan bumi, dan letusan gunung Santorini. Penjelasan-penjelasan ini bersifat spekulatif
dan umumnya tidak didukung bukti-bukti kuat. Berikut ini spekulasi berdasarkan letusan gunung
Santorini:

 Dalam tulah air menjadi darah, warna merah di sungai Nil diusulkan bukanlah warna darah,
melainkan ganggang (alga) merah. Usai Gunung Santorini meletus, debu vulkanisnya yang subur
terbawa angin dan jatuh ke Sungai Nil. Debu ini membuat Sungai Nil menjadi kelewat subur
sehingga populasi alga merah di sana pun mengalami ledakan (blooming). Akibatnya, hampir
seluruh bagian sungai berwarna merah. Karena populasinya terlalu banyak, sebagian besar alga
itu mati dengan sendirinya dan ketika mati membusuk, alga itu menghasilkan gas amoniak. Gas
itulah yg menyebabkan matinya hewan-hewan di sungai, termasuk ikan.
 Akibat tercemarnya air sungai oleh alga, sungai itupun tidak bisa lagi di tempati hewan. Hewan-
hewan air seperti ikan mati, sementara mereka yg bisa berpindah tempat seperti kodok keluar
mencari habitat baru. Akibatnya, terjadi ledakan populasi kodok di darat, yaitu tulah kedua.
Wilayah Mesir adalah gurun (ini sebelum diketahui bahwa daerah lembah Nil sangat subur dan
bukan termasuk gurun), maka kodok-kodok itu mati secara massal.
 Karena sejumlah besar kodok mati, populasi serangga seperti nyamuk pun meningkat secara
tajam. Wabah serangga itu pun memasuki kota di mana orang-orang Mesir tinggal. Sama seperti
tulah ketiga, karena kodok sebagai predator alamiah serangga itu mati, populasi lalat pikat (lalat
penghisap darah) pun meningkat tajam, menjadi tulah keempat.
 Meningkatnya wabah serangga-serangga penghisap darah seperti lalat pikat menyebabkan
munculnya wabah penyakit ternak. Menurut para ahli, para serangga itu menyebarkan penyakit
saat menggigit dan karena jumlah mereka sangat banyak, jumlah ternak yang terjangkit pun
menjadi amat banyak dan muncul kematian massal pada ternak. Sama dengan tulah kelima,
hewan-hewan penghisap darah itu memindahkan penyakit dari hewan-hewan ternak serta
orang-orang sakit. Dan karena banyaknya orang yang sakit, penyakit itu menjadi mudah menular
dan sulit diobati, yang menjadi tulah keenam.
 Saat meletus, Gunung Santorini menyemburkan sejumlah besar gas sulfur dan debu vulkanis
dalam jumlah amat besar ke udara. Material-material dari gunung berapi itu kemudian ikut
mempengaruhi iklim setempat, sehingga menimbulkan fenomena cuaca aneh seperti hujan es
(hail). Proses pembentukan hujan es sendiri tidak berbeda dengan hujan atau salju. Bedanya,
hujan es terbentuk karena adanya tekanan udara yang sangat kuat sehingga titik-titik air itu
tertahan di udara dan membentuk bongkahan es yang akhirnya jatuh ke bumi. Pada tulah
ketujuh Mesir, kemungkinan tekanan udara itu berasal dari tekanan uap gunung berapi. Lebih
lanjut, gesekan debu-debu vulkanis di udara juga menyebabkan munculnya kilatan listrik di
udara seperi petir sehingga langit terlihat "berapi"
 Munculnya hujan es akan menghancurkan sejumlah besar tanaman, termasuk tanaman
pertanian. Akibatnya, serangga-serangga pengembara yg memakan tanaman seperti belalang
akan terkonsentrasi dalam jumlah amat besar dan memakan tanaman di ladang-ladang yang
masih tersisa, termasuk yang berdekatan dengan wilayah permukiman. Penjelasan lain,
kematian massal kodok pada tulah kedua menyebabkan populasi belalang melonjak drastis.
 Penjelasan paling mungkin pada fenomena kegelapan yang menjadi tulah kesembilan adalah
abu dan asap dari gunung berapi terlepas dalam jumlah amat besar di udara sehingga menutupi
matahari. Fenomena serupa juga terjadi pada letusan gunung Krakatau dan Tambora. Usai
meletus, debu dari Krakatau terbawa angin dan menutupi sejumlah besar daerah di
khatulistiwa. Sementara letusan Tambora, di pulau Sumbawa, pada tahun 1816 menyebabkan
tahun itu dikenal sebagai "Tahun Tanpa Musim Panas" ("Year Without a Summer"). Penjelasan
lain, wabah belalang yang amat besar menyebabkan matahari menjadi tertutup. Para ahli itu
juga berpikir pada saat bersamaan terjadi gerhana atau badai pasir raksasa sehingga wilayah
tersebut menjadi gelap.

Tulah kematian anak sulung merupakan tulah yang masih membingungkan para ahli. Jika
muncul kematian massal, kenapa yang meninggal hanyalah anak sulung, bukan semua orang.
Juga yang meninggal hanyalah orang Mesir, tidak termasuk orang Israel yang saat itu masih
berada di wilayah Mesir? Ada beberapa penjelasan yg coba dikemukakan para ahli :

 1. Ketika muncul wabah dan kegelapan, makanan yang tersisa saat itu ikut tercemar. Orang-
orang pun mengungsi dan ketika mereka kembali, mereka hanya memakan makanan yg tersisa.
Karena anak sulung mendapat prioritas pertama untuk makan, mereka pun menjadi sakit dan
meninggal lebih dahulu.
 2. Ketika terjadi letusan gunung, asapnya pun mencapai permukiman Mesir. Dan jika
memperkirakan kultur orang Mesir, mereka yang sulung tidur di lantai/tempat rendah,
sementara anggota keluarga lain tidur di tempat yang lebih tinggi, sehingga mereka yang sulung
terinfeksi terlebih dahulu oleh debu-debu vulkanis. Gas beracun seperti belerang sendiri massa
jenisnya lebih rendah dari udara sehingga gas itu hanya menjalar di lantai
 3.Orang-orang Israel sendiri sudah diberitahu oleh Nabi Musa bahwa usai tulah ini, mereka akan
diusir oleh bangsa Mesir. Maka, mereka bersiap-siap dan menandai pintu rumah mereka dengan
darah domba. Mereka juga hanya diperbolehkan makan roti tanpa ragi yang dibuat sendiri.
Karena mereka sudah bersiaga dan memakan makanan yang bahannya tersedia sejak sebelum
wabah inilah, mereka tidak ikut meninggal.

Sampai sekarang belum ada kesepakatan maupun bukti pendukung penjelasan-penjelasan ilmiah
tersebut.
SUMBER KE 4

A. Tulah mesir dalam Al Kitab


Tulah Mesir (bahasa Ibrani: ‫ מכות מצרים‬atau Makot Mitzrayim), atau Sepuluh Tulah (bahasa Ibrani: ‫עשר‬
‫המכות‬atau Eser Ha-Makot) adalah sepuluh bencana yang didatangkan oleh Tuhan atas bangsa Mesir
sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Keluaran, pasal 7-12, untuk meyakinkan Firaun agar membebaskan
bangsa Israel dari perbudakan dan pergi ke tanah Kanaan.
Kesepuluh tulah tersebut, sesuai urutannya di dalam Alkitab, adalah:

1. (Keluaran 7:14-25) sungai dan semua sumber air berubah menjadi darah hingga menewaskan
ikan-ikan dan semua kehidupam air lainnya. (Dam)
2. (Keluaran 7:26-8:11) binatang-binatang amfibi (biasanya diyakini sebagai katak) (Tsfardeia)
3. (Keluaran 8:12-15) lalat (Kinim)
4. (Keluaran 8:16-28) nyamuk (Arov)
5. (Keluaran 9:1-7) penyakit pada ternak (Dever)
6. (Keluaran 9:8-12) barah yang tidak dapat disembuhkan (Shkhin)
7. (Keluaran 9:13-35) hujan es bercampur api (Barad)
8. (Keluaran 10:1-20) belalang (Arbeh)
9. (Keluaran 10:21-29) kegelapan (Choshech)
10. (Keluaran 11:1-12:36) kematian anak-anak sulung dari semua keluarga Mesir. (Makat Bechorot) 

Latar belakang
Israel (Yakub) sebenarnya dahulu sudah hidup di tanah Kanaan. Namun oleh karena bencana kelaparan
yang terjadi selama tujuh tahun, seperti yang sudah diramalkan oleh Yusuf dari mimpi Firaun, Israel dan
anak-anaknya pindah ke Mesir. Di sana mereka berkembang menjadi suatu bangsa yang besar
jumlahnya, sehingga membuat Firaun yang baru yang tidak mengenal Yusuf, takut kalau-kalau bangsa
Israel nantinya akan membelot dan berbalik menyerang Mesir. Sehingga berbagai cara diterapkan oleh
Firaun agar bangsa Israel tidak semakin banyak dan tidak memberontak, salah satunya dengan kerja
rodi.
Kerja rodi untuk membangun Mesir ini dibuat oleh Firaun sedemikian beratnya sehingga membuat
seluruh bangsa Israel mengeluh. Dikisahkan dalam Alkitab, keluhan bangsa Israel ini terdengar sampai ke
telinga Tuhan siang dan malam, sehingga Tuhan akhirnya mengutus seseorang bernama Musa untuk
membebaskan bangsa Israel.
Pada awalnya, Musa datang kepada Firaun dengan baik-baik untuk meminta Firaun membiarkan bangsa
Israel pergi, namun Firaun mengeraskan hatinya. Bahkan paska kedatangan Musa yang kali pertama itu
membuat Firaun memperberat perbudakan dan kerja paksa yang diberlakukan kepada seluruh bangsa
Israel itu. Hal itu membuat Tuhan bertindak dengan mulai menurunkan tulah ke atas tanah negeri Mesir
lewat Musa. Kendatipun seluruh negeri Mesir mengalami 10 bencana tersebut, bangsa Israel yang diam
di tanah Gosyen di dalam wilayah Mesir tidak mengalami sedikitpun bencana yang dialami oleh bangsa
Mesir itu.
Peringatan kepada Firaun

Sebelum kesepuluh tulah dijatuhkan, Tuhan telah memberi peringatan kepada Firaun dengan menyuruh
Musa datang ke hadapan Firaun. Saat itu, Firaun menyuruh Musa dan Harun, kakaknya, untuk
melakukan mujizat di hadapannya. Harun melemparkan tongkatnya, seperti yang diperintahkan Tuhan,
dan tongkat itu menjadi ular. Melihat hal tersebut, para ahli-ahli sihir Firaun tidak mau dikalahkan.
Mereka juga membuat mujizat yang sama dengan membuat tongkat-tongkat mereka menjadi ular.
Namun tongkat Harun menelan tongkat-tongkat para ahli sihir itu.
Dengan demikian, Firaun mengeraskan hatinya untuk tidak membebaskan bangsa Israel dari tanah
Mesir. Maka Tuhan menyuruh Musa bersiap-siap dengan tulah yang pertama.

Sepuluh tulah dijatuhkan


Menurut Alkitab, Tuhan menyuruh Musa untuk meminta Firaun mengeluarkan bangsa Israel keluar dari
tanah Mesir. Namun Tuhan juga menyatakan bahwa Tuhan sendiri yang akan membuat hati Firaun
mengeras, dengan maksud untuk memperbanyak tanda-tanda mujizat (tulah) itu kepada bangsa Mesir,
sebagai hukuman karena telah memperbudak bangsa Israel sedemikian lama, sekaligus juga agar bangsa
Israel dapat menceritakan kepada keturunan-keturunannya yang kemudian, bagaimana Tuhan telah
melakukan mujizat-mujizat di hadapan mata mereka, agar mereka selalu ingat bahwa Tuhanlah Allah.

Tulah pertama: air menjadi darah


Tulah yang pertama adalah air sungai Nil menjadi darah. Musa melakukannya dengan memukulkan
tongkat yang ada di tangannya ke atas air sungai Nil. Maka seluruh sungai Nil menjadi darah dan ikan-
ikan di dalamnya mati. Seluruh tanah negeri Mesir menjadi penuh dengan darah oleh karena rembesan
sungai Nil tersebut.
Tulah ini dimaksudkan untuk memperingatkan orang Mesir bahwa bahkan sumber kehidupan mereka
yang terutama sekalipun dapat dibuat Tuhan menjadi musuh mereka. Tanpa air dari sungai Nil, seluruh
pekerjaan di Mesir terhenti. Seluruh rakyat Mesir lebih mementingkan berusaha mencari air bersih,
daripada meneruskan pekerjaan memperbudak orang Israel. Ahli-ahli sihir Firaun juga dapat membuat
hal yang sama.
Tulah ini berhenti setelah tujuh hari berlalu. Namun Firaun bersikeras tidak mau melepaskan bangsa
Israel dari tanah Mesir.
Tulah kedua: katak
Tulah yang kedua adalah adanya katak-katak yang memenuhi seluruh negeri Mesir, oleh karena Firaun
sekali lagi menolak untuk melepaskan orang Israel. Harun melakukannya dengan mengulurkan
tangannya ke atas negeri Mesir. Dan bermunculanlah katak-katak dalam jumlah yang sangat besar dari
dalam sungai Nil memenuhi negeri Mesir. Ahli-ahli sihir Firaun juga dapat membuat hal yang sama
dengan mantera-mantera mereka.
Tulah ini berhenti setelah Musa meminta kepada Tuhan untuk melenyapkan katak-katak itu. Permintaan
ini atas permintaan Firaun dengan janji bahwa ia akan melepaskan orang Israel. Tuhan mengabulkan.
Namun, kendati katak-katak itu mati, bangkai katak-katak itu tidak lenyap dari muka bumi negeri Mesir,
sehingga ketika dikumpulkan orang-orang bangkai katak-katak itu hingga bertumpuk-tumpuk, seluruh
negeri Mesir berbau busuk.
Setelah tulah katak berhenti, dan dilihat Firaun ada kelegaan, Firaun pun tidak menepati janjinya untuk
melepaskan orang Israel.

Tulah ketiga: nyamuk


Tulah yang ketiga adalah debu menjadi nyamuk. Debu itu ada di seluruh tanah Mesir, oleh karena itu,
nyamuk-nyamuk itu pun menjadi ada di seluruh tanah Mesir. Tulah ini terjadi tanpa peringatan terlebih
dahulu, sebab tulah ini menjadi hukuman bagi Firaun oleh karena Firaun melanggar janjinya di tulah
kedua. Harun melakukannya dengan memukulkan tongkatnya ke debu tanah. Ahli-ahli sihir Firaun pun
mencoba untuk membuat hal yang sama dengan mantera mereka, tetapi tidak dapat.
Tulah ini dimaksudkan oleh Tuhan untuk memperingatkan Firaun bahwa tidak ada yang dapat menyamai
kekuasaan Tuhan, sekalipun dengan sihir dan mantera. Bahkan ahli-ahli sihir itu sendiri yang
menyatakan kepada Firaun bahwa "inilah tangan Allah". Namun Firaun masih tetap bersikeras hati.
Tidak diceritakan dalam Alkitab bagaimana tulah ini berhenti, atau apakah tulah ini akhirnya berhenti
atau tidak.
Tulah keempat: lalat pikat
Sebelum tulah yang ketiga berakhir, Tuhan telah menyuruh Musa untuk menyampaikan kabar tentang
tulah keempat. Tulah yang keempat adalah munculnya ribuan lalat pikat yang memenuhi seluruh negeri
Mesir. Namun di Gosyen tempat bangsa Israel tinggal, satupun tidak didapati ada lalat pikat di situ.
Musa dan Harun tidak melakukan apa-apa agar tulah ini terjadi. Tidak diketahui, apa yang sebenarnya
dilakukan oleh lalat-lalat pikat tersebut, namun disebutkan bahwa lalat pikat itu membuat seluruh
bangsa Mesir menderita.
Tulah ini dimaksudkan oleh Tuhan untuk mempermalukan orang Mesir dengan dewanya sendiri,
Baalzebub. Baalzebub sering digambarkan sebagai dewa lalat, yaitu dewa kesuburan dan kelimpahan.
Dengan Tuhan memakai simbol dewa orang Mesir sendiri untuk menyiksa orang Mesir, Tuhan hendak
menyatakan bahwa mereka tidak dapat bergantung pada dewa-dewa mereka untuk menyelamatkan diri
dari tulah Tuhan.
Tulah itu berhenti setelah Firaun meminta kepada Musa untuk menghentikan lalat-lalat tersebut,
dengan jaminan bahwa bangsa Israel diperbolehkan untuk pergi ke padang gurun yang tiga hari
perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada Allah. Musa memintanya kepada Allah,
dan Allah mengabulkan. Namun demikian, Firaun kembali melanggar janjinya.

Tulah kelima: penyakit sampar pada ternak


Setelah peringatan kembali diabaikan, tulah kelima disebarkan. Tulah yang kelima adalah penyakit
sampar pada binatang ternak. Seluruh ternak di negeri Mesir terkena sampar, sehingga seluruh ternak
orang Mesir mati. Namun seluruh ternak-ternak Israel yang diam di negeri Gosyen tidak ada mati sama
sekali. Musa dan Harun tidak melakukan apa-apa agar tulah ini terjadi.
Tulah keenam: barah
Tulah keenam adalah barah (bisul) yang berbentuk gelembung yang memecah, pada manusia dan
binatang yang tersisa di seluruh Mesir. Harun dan Musa melakukannya dengan mengambil jelaga dari
dapur peleburan, kemudian menghamburkannya ke udara. Bahkan ahli-ahli sihir itupun juga kena barah,
sama seperti semua orang Mesir.
Tulah ini sekali lagi dimaksudkan Tuhan untuk membuktikan bahwa tidak ada yang dapat melepaskan
diri dari kekuasaan Tuhan, bahkan sihir dan mantera sekalipun.
Tidak diceritakan dalam Alkitab bagaimana tulah ini berhenti, atau apakah tulah ini akhirnya berhenti
atau tidak.

Tulah ketujuh: hujan es


Sebelum tulah keenam berakhir, Tuhan sudah menyuruh Musa mengumumkan kepada Firaun tentang
tulah ketujuh. Tulah yang ketujuh adalah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di antara es tersebut.
Tuhan memberi peringatan kepada Firaun untuk menyelamatkan mengamankan semua orang dan
ternak, sebab semua yang ada di padang pada saat tulah ini terjadi, pastilah mati. Musa melakukannya
dengan mengulurkan tangannya ke langit. Seperti sebelumnya, hanya di tanah Gosyen yang tidak
ditimpa oleh hujan es ini.
Tulah ini dimaksudkan sebagai hukuman yang dashyat atas Mesir. Di Alkitab, hujan es bercampur api ini
digambarkan dengan kata-kata "terlalu dashyat" dan "seperti yang belum pernah terjadi".
Tulah itu berhenti atas permintaan Firaun kepada Musa. Firaun bahkan mengakui kesalahannya dan
bersedia untuk menghentikan hujan es itu. Namun setelah Musa mengulurkan tangannya ke langit dan
hujan es itu berhenti, maka sekali lagi Firaun melanggar janjinya.
Tulah kedelapan: belalang
Tulah yang kedelapan adalah belalang. Tulah ini diadakan oleh karena Firaun sekali lagi menolak untuk
membiarkan seluruh bangsa Israel, baik tua muda, laki-laki dan perempuan, beserta ternaknya, untuk
pergi. Yang diijinkan Firaun untuk pergi hanyalah laki-laki saja, dengan maksud agar bangsa Israel tidak
melarikan diri sesudah mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan di padang gurun. Musa
melakukannya dengan mengulurkan tangannya ke atas tanah Mesir. Maka bertiuplah angin Timur yang
membawa belalang-belalang "sehari-harian, semalam-malaman, dan setelah pagi hari," angin Timur itu
masih membawa belalang.
Tulah ini dimaksudkan sebagai penghabisan untuk segala hal-hal yang masih tinggal di atas Mesir,
setelah penyakit sampar pada ternak, barah, dan hujan es. Tulah ini menghabiskan seluruh tumbuhan
yang ada di Mesir. Kedashyatan belalang-belalang ini digambarkan oleh Alkitab dengan kata-kata
"sangat banyak", "sehingga negeri itu menjadi gelap olehnya".
Tulah itu berhenti atas permintaan Firaun kepada Musa. Firaun sekali lagi mengakui kesalahannya, dan
berniat membebaskan bangsa Israel. Musa berdoa kepada Tuhan. Maka Tuhan mengirimkan angin dari
jurusan sebaliknya, yakni angin Barat yang kencang, sehingga meniup belalang-belalang itu masuk ke
dalam laut Teberau. Satupun belalang tidak ada yang tinggal di tanah Mesir. Dan Firaun tetap
mengeraskan hatinya.

Tulah kesembilan: gelap gulita


Tulah yang kesembilan adalah gelap gulita selama tiga hari. Musa melakukannya dengan mengulurkan
tangannya ke langit. Tetapi di seluruh tempat orang Israel ada terang.
Kegelapan itu sangat dashyat, digambarkan oleh Alkitab dengan kata-kata "orang dapat meraba gelap
itu", "tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya". Sebenarnya tulah ini dimaksudkan Tuhan
untuk "menyerang" dewa tertinggi orang Mesir, yaitu Amon-Ra, atau Dewa Matahari. Dengan membuat
Matahari tidak dapat bersinar selama tiga hari, Tuhan "mengklaim" kemenangan atas dewa orang Mesir
dan mempermalukan seluruh dewa orang Mesir dan orang Mesir yang beribadah kepadanya.
Tulah ini berhenti dengan sendirinya setelah tiga hari lewat berlalu.
Tulah kesepuluh: anak sulung mati
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Paskah

Tulah yang kesepuluh, dan yang terakhir, adalah tulah yang akan menyebabkan semua anak sulung di
negeri Mesir mati.
Pada sembilan tulah yang sebelumnya, tulah-tulah tersebut hanya mengenai tanah Mesir, sementara
lokasi tempat orang Israel tinggal (di Gosyen), sekalipun juga berada di dalam bagian tanah Mesir, luput
dari tulah tersebut. Sebab Tuhan memberikan suatu pembatas yang tidak membenarkan tulah-tulah itu
melewati pembatas itu. Namun, pada tulah yang kesepuluh, yang juga adalah tulah penghabisan karena
setelah itu bangsa Mesir melepaskan orang Israel, tulah tersebut juga dapat mengenai anak-anak sulung
Israel. Maka dari itu, Tuhan menyuruh Musa mengadakan suatu acara bagi tiap keluarga Israel, yaitu
menyembelih, memanggang dan memakan seekor anak domba jantan atau anak kambing jantan
berumur setahun pada suatu waktu senja yang ditentukan. Kemudian dari darah tersebut dibubuhkan
sedikit pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas pintu pada tiap-tiap rumah keluarga yang
memakannya. Maka saat malaikat maut lewat untuk mencabut nyawa para anak sulung di tiap-tiap
keluarga, malaikat maut tersebut akan melewatkan setiap rumah yang pada ambang pintu itu telah ada
darah anak domba, yaitu korban pengganti bagi setiap anak sulung pada keluarga di rumah itu. Itulah
Paskah yang pertama. Demikianlah Paskah diperingati oleh orang Israel mula-mula sebagai tanda
peringatan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir, yaitu Tuhan telah menyediakan bagi bangsa
Israel anak domba sebagai ganti setiap anak sulung di Israel.

Orang Israel keluar dari Mesir


Setelah tulah yang kesepuluh diberlakukan, kedengaranlah jerit tangis dan ratap di seluruh negeri Mesir,
sebab tidak ada satupun dari rumah orang Mesir yang anak sulungnya tidak mati. Maka orang-orang
Mesir itu segera memanggil Musa dan Harun, dan mendesak mereka untuk segera pergi dari tanah
Mesir, karena mereka takut "nanti kami mati semuanya" (Keluaran 12:33). Orang-orang Mesir itu
bahkan bermurah hati kepada mereka dan memberikan kepada orang Israel barang-barang yang orang
Israel minta dari orang Mesir. Dan kemudian, berangkatlah orang-orang Israel dengan berjalan kaki, kira-
kira enam ratus ribu orang berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak. Rute perjalanan mereka adalah dari
Raamses ke Sukot. Setelah mengambil tulang-tulang Yusuf dari situ (Yusuf pernah mengamanatkan agar
tulang-tulangnya tidak dikubur di Mesir, namun di tanah kelahirannya, di Kanaan), kemudian mereka
melanjutkan perjalanan ke Etam. Kemudian mereka balik lagi ke Pi-Harihot, antara Midgol dan laut, tepat
di depan Baal-Zefon. Di sanalah mujizat yang terkenal yang diadakan oleh Tuhan melalui Musa, terjadi,
yaitu membelah Laut Merah.

Anda mungkin juga menyukai