1
Bdk. Gary H. Everett, The Three-Tiered Thematic Scheme Shaping the Book of Zephaniah:
Foundational, Structural, and Imperative (Traverse City: Independetly Published, edition January
2018), hlm 9.
2
Bdk. Thomas L. Constable, Notes on Zephaniah (dipublikasikan oleh Sonic Light:
http://www.soniclight.com/, 2007), hlm. 4-5.
Jadi, berdasarkan struktur yang ada Kitab Zefanya terfokus pada 2 bagian besar, yaitu
tentang nubuat penghakiman atas Israel dan juga tentang nubuat hari keselamatan Tuhan.
Pesan yang ditunjukkan berdasarkan Struktur ini adalah bahwa hari penghakiman Tuhan akan
datang untuk memusnakah mereka yang telah berpaling dari Tuhan. Akan tetapi pada
akhirnya ada pengharapan keselamatan bagi mereka yaitu suatu hari pada kedatangan Tuhan.
Pengharapan keselamatan ini menjadi motivasi bagi mereka untuk melakukan pertobatan.
2. Ulasan Kitab
Seruan Pertobatan (Zef 2: 1-3)
“Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh, sebelum kamu
dihalau seperti sekam yang tertiup, sebelum datang ke atasmu murka Tuhan yang
bernyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan Tuhan. Carilah Tuhan,
hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah
keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindungi pada hari kemurkaan
Tuhan.”
Pada teks ini nabi Zefanya hendak mengajak bangsa Israel untuk bertobat. Ajakan
pertobatan ini merupakan gerekan perubahan yang perlu dilakukan oleh bangsa Israel
sebelum hari kemurkaan Tuhan tiba. Nabi Zefanya telah menyatakan bahwa datangnya hari
kemurkaan Tuhan atas Yehuda merupakan sesuatu yang tidak bisa dibatalkan.
Alasan datangnya kemurkaan ini berlandaskan dari perilaku bangsa Israel yang telah
banyak menyimpang dan tidak setia dari ketetapan Tuhan. Zefanya tampil di saat hidup
keagamaan Yehuda merosot dan masa pembaharuan keagamaan oleh Raja Yosia.
Pembaharuan itu dibuat karena bangsa Yehuda telah meninggalkan Tuhan dan berpaling pada
penyembahan Baal. Para Khemarim, yaitu imam-imam Baal yang berjubah hitam, diangkat
untuk menjalankan praktek penyembahan di bukit-bukit pengorbanan (bdk. 2Raj 23:5).
Penyembahan kepada Dewa Milkom (Molokh) dengan korban persembahan anak-anak (bdk.
2Taw 33:6) juga berkembang. Terhadap para penyembahan berhala itu Zefanya menubuatkan
hukuman Tuhan (Zef 1:2-6).3
Atas penyembahan berhala dan kejahatan itu Zefanya menubuatkan datangnya Hari
Tuhan, yaitu hari penghukuman yang menghancurkan semesta alam. Oleh karena itu Zefanya
mengajak bangsa Israel untuk bertobat. Zefanya mengumumkan kepada bangsa Israel agar
tetap bersemangat dan tetap teguh untuk berbuat kebaikan. Ada kemungkinan keselamatan
akan datang kepada mereka yang bertobat. Keselamatan itu dikaitkan dengan terhindar dari
3
Surip Stanislaus, “Kritik Sosial: Nabi Israel-Yehuda,” Logos, Jurnal Filsafat-Teologi 15/1,
(Januari 2018), hlm. 87
kebinasaan dan pembebasan bangsa Israel dari pembuangan. Itulah sebabnya, Zefanya
berseru kepada mereka untuk mencari Tuhan, mencari keadilan dan mencari kerendahan hati
(Zef 2:3).
Zenfanya menubuatkan tentang pengahakiman dan kehancuran yang akan menimpa
bangsa Israel (bdk Zef 1). Namun dibalik itu ada titik pengharapan yang dinubuatkan oleh
Zefanya, yaitu tentang hari kemerdekaan Tuhan. Maka dari itu nubuat ini tidak hanya semata-
mata untuk dinatikan tanpa harus berbuat apa-apa. Itulah sebabnya Zefanya menyeruakan
ajakan untuk bertobat.
4
Zefanya 2: 1-3, http://alkitab.sabda.org/ passage.php?passage=zef%202:1-3# (diakses pada 7
Oktober 2020).
Persoalan pada zaman sekarang
Pada zaman sekarang ini dalam Gereja Katolik terus menyuarakan tentang pertobatan.
Gereja melihat bahwa masih banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang membuat
mereka jauh dari kehendak Tuhan. Seperti perjudian, aborsi, bullying, percabulan, korupsi,
terorisme, ateis, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya, Gereja terus mewartakan pertobatan
supaya mereka berbalik kepada jalan yang benar menurut kehendak Tuhan. Misalnya,
katekese pertobatan, sakramen pertobatan.