Anda di halaman 1dari 11

RUKUN AGAMA

Ruang Lingkup Dinul Islam dan pokok-pokok ajarannya secara sederhana dapat dipetik dari kisah nyata penyamaran Malaikat Jibril dihadapan Nabi dan sahabat-sahabatnya. Dimana secara garis besarnya dibagi menjadi 3 (tiga)macam, yaitu, iman Islam, dan Ihsan, yang kemudian disebut RUKUN AGAMA.

Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, hari akhir, dan percaya kepada taqdirNya, yang baik dan yang buruk. (Mutafaqqun alaihi)

RUKUN AGAMA ADA 3 YAITU 1. IMAN Pengertian


Menurut bahasa iman artinya percaya, sedangkan menurut bahasa di yakini dengan sepenuh hati, di ucapkan dengan lisan dan di amalkan dengan anggota badan . orang yang beriman disebut MUMIN.

Rukun Iman
Iman kepada Allah
Yaitu percaya sepenuh hati bahwa Allah adalah Rabb Tuhan pencipta alam, Maha Kuasa, Maha Penyayang dan segala sifat Maha lainnya. Untuk itu kita wajib beribadah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah.

Sifat-sifat Allah SWT


Allah SWT memiliki 20 sifat wajib dan 20 sifat mustahil serta satu sifat jaiz (wewenang). Dua puluh sifat wajib dan dua puluh sifat mustahil tersebut, adalah: 1. Allah itu Wujud (ada), mustahil Adam (tiada). Allah lah yang menciptakan Iangit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. (QS. As Sajdah: 4). 2. Allah itu Qidam (paling awal), mustahil Huduts (ada yang mendahului). Dialah yang Awal dan Yang Akhir. Yang Zhahir (Yang nyata adanya karena banyak buktinya) dan yang Batin (yang tak dapat digambarkan hikmat Dzat-Nya oleh akal). (QS. Al Hadid: 3). 3. Allah itu Baqo (kekal/abadi/tidak pernah berakhir), mustahil Fana (berakhir). Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar Rahman: 27).

4. Allah itu Mukholafatu lil hawaditsi (berbeda dengan semua mahluk/segala sesuatu), mustahil Mumatsalatu lil hawaditsi (ada yang menyamai). Ditegaskan dalam Al Quran, Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. (QS. Asy Syuro: 11). 5. Allah itu Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri), mustahil Ihtiyaju lighoirihi(membutuhkan yang lain). sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Al Ankabut: 6). 6. Allah itu Wahdaniyat (Esa/Tunggal), mustahil Taadud (terbilang). Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa. (QS.Al Ikhlas: 1). 7. Allah itu Qudrat (Kuasa), mustahil Ajzun (lemah). Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Baqoroh: 20). 8. Allah itu Irodat (berkehendak), mustahil Karohah (terpaksa). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. (QS. Hud: 107). 9. Allah itu Ilmu (maha mengetahui), mustahil ]ahlun (bodoh). Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS.An Nisa: 176). 10. Allah itu Hayat (hidup), mustahil Mautun (mati). 11. Allah itu Sama (Maha mendengar), mustahil Shomamun (tuli). Dan Allah Maha Mendengar serta Maha Mengetahui. (QS. Al Baqoroh: 256). 12. Allah itu Bashor (Maha Melihat), mustahil Ama (buta). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hujurat: 18). 13. Allah itu Kalam (berfirman), mustahil Bakamun (bisu). Dan Allah telah berbicara kepada (Nabi) Musa dengan langsung. (QS. An Nisa: 164). 14. Allah itu Qodiron (Dzat Yang Maha Berkuasa), mustahil Kaunuhu ajiyan (Dzat yang lemah). Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Baqoroh: 20). 15. Allah itu Muridan (Dzat Yang Maha Berkehendak), mustahil Kaunuhu kariban(Dzat yang terpaksa). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki. (QS. l1/Hud: 107). 16. Allah itu Aliman (Dzat Yang Maha Mengetahui), mustahil Kaunuhu jahilan (Dzat yang bodoh). Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu. (QS. 4/An Nisa: 176). 17. Allah itu Hayyan (Dzat Yang Hidup), mustahil Mayyitan (Dzat yang mati). Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati. (QS. Al Furqon: 58). 18. Allah itu Samian (Dzat Yang Maha Mendengar), mustahil Kaunuhu ashomma(Dzat yang tuli). Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. [QS. Al Baqoroh: 256). 19. Allah itu Bashiron (Dzat Yang Maha Melihat), mustahil Kaunuhu 'ama (Dzat Yang buta). "Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Hujurat: 18). 20. Allah itu Mutakalliman (Dzat yang berfirman), mustahil Kaunuhu abkama (Dzat yang bisu). "Dan Allah telah berbicara kepada (Nabi) Musa dengan langsung." [QS. An Nisa': 164). Sifat ]aiz (wewenang) Allah SWT adalah tarku likuli mumkinin au filuhu. (Allah SWT berwewenang menciptakan sesuatu atau tidak). Sifat-sifat Allah SWT. tersebut diatas, dikelompokkan empat, yaitu: 1. Sifat Nafsiah (kedirian), yakni sifat yang pertama. 2. Siaft Salbiyah, yaitu sifat-sifat yang membedakan Allah SWT dengan Dzat-dzat lain, seperti sifat nomor 2,3,4 dan 6. 3. Sifat Maani, yakni sifat-sifat abstrak seperti sifat nomor : 7,8,9,10,11,12 dan 13. 4. Sifat Manawiyah, yakni sifat-sifat berikutnya atau sifat-sifat yang tergantung pada ma ani

Iman kepada Malaikat-malaikat Allah 1. Definisi malaikat Menurut bahasa bentuk jama dari . Disebutkan bahwa kalimat itu berasal dari kata (risalah), dan ada yang menyatakan dari (mengutus), dan ada pula yang berpendapat selain dari keduanya. Adapun menurut istilah, malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugasnya. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya: Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya, dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (QS. Al-Anbiya: 19-20) Juga sebagaimana firman Allah , Dan mereka berkata, Tiada yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak. Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tiada mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintahperintah-Nya. (QS. Al-Anbiya: 26-27)

Tugas-tugas dari para 10 malaikat tersebut yaitu: Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu Allah kepada para nabi dan rosul. Malaikat Jibril adalah penghubung antara Allah SWT dengan nabi dan rosul-Nya. Malaikat Mikail bertugas memberi rejeki kepada manusia Malaikat Israil bertugas meniup terompet sangkakala pada hari kiamat. Malaikat Izrail bertugas sebagai pencabut nyawa Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan manusia di alam kubur tentang amal perbuatan mereka saat masih hidup Malaikat Raqib bertugas mencatat segala amal baik yang dilakukan manusia Malaikat Atib bertugas mencatat segala perbuatan buruk yang dilakukan manusia. Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga.

Iman kepada Kitab-kitab Allah

Allah menurunkan kitab-kitabNya kepada para Nabi sebagai pedoman umat manusia untuk hidup didunia agar selamat dunia dan akhirat. Ada 4 kitab yang Allah turunkan kepada para Nabi, yaitu : a. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa A.S b. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS c. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS d. Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Sifat-Sifat Al Quran

1) Nuur Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran). (QS. An Nisaa : 174)

2) Mubin Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran). (QS. An Nisaa : 174) 3) Huda Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelaja ran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakitpenyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus : 57) 4) Syiifa Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi p enyakitpenyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus : 57) 5) Rahmah Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus : 57) 6) Mauidzah Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus : 57) 7) Basyir Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. (QS. Al Baqarah : 19) 8) Nazir Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. (QS. Al Baqarah : 19)

9) Mubarok Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran (QS. Shaad : 38)

Kedudukan al-Qur`an di antara Kitab-kitab Suci Lainnya Al-Qur`an merupakan kitab suci terakhir dan penutup dari kitab-kitab suci sebelumnya. Selain itu, alQur`an juga merupakan hakim atas kitab-kitab suci sebelumnya. Allah Ta`ala berfirman yang

artinya: Dan kami telah turunkan kepadamu al-Qur`an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan muhaiminan (batu ujian) terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. (QS. Al-Maidah: 48)

Iman kepada Nabi & Rasul-rasul Allah

Nabi adalah orang yang mendapat wahyu hanya untuk dirinya sendiri, sementara Rasul artinya utusan, Rasul Allah adalah utusan Allah yang mendapatkan wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Tugas utama para rasul adalah menyampaikan dan megajarkan agama Allah kepada manusia, serta memberikan petunjuk agar tidak tersesat. Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui ada 25 orang. Yaitu : 1. Nabi Adam 2. Nabi Idris 3. Nabi Nuh 4. Nabi Hud 5. Nabi Shalih 6. Nabi Ibrahim 7. Nabi Luth 8. Nabi Ismail 9. Nabi Ishaq 10. Nabi Yakub 11. Nabi Yusuf 12. Nabi Ayub 13. Nabi Syuaib 14. Nabi Harun 15. Nabi Musa 16. Nabi Dzulkifli 17. Nabi Daud 18. Nabi Sulaiman 19. Nabi Ilyas 20. Nabi Ilyasa 21. Nabi Yunus 22. Nabi Zakaria 23. Nabi Yahya 24. Nabi Isa 25. Nabi Muhammad

Di antara 25 nabi dan rasul tersebut 5 di antaranya mendapat gelar Ulul Azmi, yaitu para Nabi yang mendapat ujian sangat berat dari Allah, namun mereka tetap tegar, tabah dan sabar menghadapinya. Mereka adalah NUH, IBRAHIM, MUSA, ISA dan MUHAMMAD. Atau disingkat NIMIM.

Seorang rasul Allah merupakan manusia pilihan yang istimewa dengan fitrah dan kepribadian serta sifatsifatnya yang khas. Salah satu sifat rasul adalah maksum, yaitu terpelihara dari dosa. Sebab ucapan dan tindakan seorang rasul selalu dibimbing oleh Allah swt.. Rasul juga seorang manusia biasa yang memiliki kesamaan dengan manusia lain pada umumnya. Secara umum, sifat-sifat rasul Allah dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sifat wajib, mustahil, dan jaiz. 1. Sifat Wajib Sifat wajib bagi rasul adalah sifat yang harus dan wajib dimiliki oleh para rasul. Sifat-sifat wajib ini adalah: a. Siddiq, artinya benar atau jujur. Segala sesuatu yang diterima oleh rasul dari Allah wajib dikatakan dengan benar dan jujur. b. Amanah, artinya dapat dipercaya. Seorang rasul harus dapat dipercaya untuk menyampaikan seluruh pesan yang diperintahkan oleh Allah swt. sama seperti aslinya, tanpa ditambah atau dikurangi. c. Tablig, artinya menyampaikan. Maksudnya menyampaikan semua wahyu yang diterima dari Allah walaupun mereka menghadapi halangan dan rintangan yang berat. d. Fatanah, artinya cerdik dan bijaksana. Seorang rasul haruslah cerdik, karena hanya orang cerdik yang dapat memimpin dan membimbing umat. 2. Sifat Mustahil Sifat mustahil bagi rasul adalah sifat yang mustahil dimiliki oleh para rasul. Sifat mustahi adalah kebalikan dari sifat-sifat wajib bagi rasul. Sifat-sifat mustahil bagi rasul adalah: a. Kizib, artinya berbohong atau dusta. b. Khianat, artinya tidak dapat dipercaya. c. Kitman, artinya menyembunyikan atau tidak menyampaikan. d. Baladah, artinya bodoh atau dungu. Sifat-sifat di atas mustahil dimiliki oleh para rasul. Jika rasul memiliki sifat-sifat tersebut, maka dakwah yang disampaikan kepada umatnya tidak akan berhasil, bahkan akan gagal semua. 3. Sifat Jaiz Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat-sifat yang diperbolehkan bagi mereka, yaitu kebolehan berupa sifat-sifat manusiawi yang dimiliki manusia pada umumnya. Sifat-sifat ini disebut sifat basyariah atau sifat kemanusiaan, seperti rasul makan, minum, tidur, beristri, sedih, dan gembira. Iman kepada Hari akhir

Yaitu kita harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa hari kiamat pasti terjadi. Namun kapan terjadinya adalah rahasia Allah, semua manusia tak ada satupun yang mengathuinya bahkan Nabi Muhammad sekalipun tak tahu kapan akan terjadinya kiamat. Ketika beliau SAW. Ditanya oleh Malaikat Jibril tentang hari kiamat, belaiau tak tahu kapan terjadinya, namun beliau memberikan tanda-tanda kiamat yang mendahului terjadinya kimat. Di antara tanda-tadanya adalah :

a. b. c. d. e. f.

Banyak orang minum-minum keras Banyak terjadi perzinahan Banyak gedung-gedung tinggi Matahari terbit dari barat dan terbenam di timur Keluarnya Yajuz dan Majuz Keluarnya Dajjal, dll.

Pengertian Iman kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir adalah mempercayai dan meyakini akan adanya kehidupan yang kekal dan abadi setelah kehidupan dunia ini. Bagi orang islam wajib mengimani dan meyakini bahwa suatu ketika nanti dunia yang kita huni beserta isinya ini akan hancur lebur, yang dikenal dengan hari kiamat. Setelah itu manusia akan di bangkitkan lagi dari alam kuburnya untuk menerima kebenaran yang sesungguhnya, yakni manusia akan mempertanggungjawabkan semua yangf diperbuat selama hidup dunia. Bukti seseorang beriman kepada hari akhir adalah ia mau mempersiapkan diri untuk menyambut hari itu, yakni dengan banyak beramal saleh, contohnya salat lima waktu, infaq, belajar dengan giat, dan lain-lain. Hari kiamat juga dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Kiamat Sughra (kiamat kecil), yaitu kerusakan atau kematian yang dialami oleh sebagian kecil umat manusia yang ada di dunia. Misalnya kematian yang dialami seseorang karena kecelakaan, sakit, bencana alam. Banjir, tsunami, gunung meletus, dan lain-lain. 2. Kiamat kubro (kiamat besar), yaitu kematian dan kehancuran seluruh alam semesta ini tanpa kecuali. Setelah kejadian ini maka kehidupan di dunia akan berganti dengan kehidupan di akhirat. Bukti bahwa hari kiamat itu akan datang 1. Bukti secara dalil aqli (dengan akal) Semua yang diciptakan Allah SWT itu pasti ada batas akhir, yaitu mengalami kehancuran/kerusakan. 2. Bukti secara dalil naqli (dari Al-Quran dan Al Hadits) A. Surat Al Haqqah ayat 14 yang artinya: dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. B. Surat Muhammad ayat 18 yang artinya: Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadataran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang? C. Surat Al Zalzalah ayat 1-5 yang artinya: Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah mngeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya, dan manusia bertanya: Mengapa bumi (jadi begini)?, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Dalam kehidupan hari akhir manusia akan mengalami proses kehidupan sebagai berikut : 1. 2. 3. Alam Barzakh, yaitu alam setelah manusia dimatikan oleh Allah. Yaumul Baats (Hari Kebangkitan), yakni hari dibangkitkannya manusia dari kubur. Yaumul Mahsyar, yakni hari dimana semua manusia sejak zaman Nabi Adam a.s sampai zaman Nabi

Muhammad SAW dikumpulkan ditanah lapang yang sangat luas.

4.

Yaumul Hisab dan Mizan, yakni hari dihitung dan ditimbangnya amal manusia dengan sangat teliti untuk

mendapatkan balasan yang sesuai. 5. Sirathal Mustaqim, yakni setelah amal manusia ditimbang, manusia akan melewati sebuah titian yang

membentang diantara kedua tepi neraka. Orang yang beriman akan dengan mudah melewatinya, sedangakan orang-orang kafir tidak akan mampu melewati titian tersebut dan akan jatuh ke neraka. 6. Surga dan Neraka, yakni tempat pembalasan amal mausia. Manusia yang beriman dan beramal saleh akan

menempati surga yang penuh kenikmatan, sedangkan manusia yang kafir akan bertempat di neraka.

Iman kepada Qodho dan Qodhar

Beriman kepada Qodho dan qodhar adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah memnentukan dan menetapkan segalanya untuk manusia. Qodho & Qodar adalah ketetapan Allah bagi makhluk Nya. Ketetapan Allah kadang berupa hal-hal yang baik dan kadang berupa hal-hal yag buruk. Maka seorang mumin akan meyakini dan tunduk pada ketetapan Allah baik maupun buruknya. Qadha, menurut bahasa ialah: Hukum, ciptaan, kepastian dan penjelasan. Asal (makna)nya adalah: Memutuskan, memisahkan, menen-tukan sesuatu, mengukuhkannya, menjalankannya dan menyele-saikannya. Maknanya adalah mencipta. Qadar, menurut bahasa yaitu: Masdar (asal kata) dari qadara-yaqdaru-qadaran, dan adakalanya huruf daal-nya disukunkan (qa-dran). Atau: Sesuatu yang telah diketahui sebelumnya dan telah tertuliskan, dari apa-apa yang terjadi hingga akhir masa. Dan bahwa Allah Azza wa Jalla telah menentukan ketentuan para makhluk dan hal-hal yang akan terjadi, sebelum diciptakan sejak zaman azali. Allah Subhanahu wa Taala pun mengetahui, bahwa semua itu akan terjadi pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan pengetahuan-Nya dan dengan sifatsifat ter-tentu pula, maka hal itu pun terjadi sesuai dengan apa yang telah ditentukan-Nya.

RUKUN ISLAM
Makna dan Hakikat Rukun Islam Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu Rukun Islam.Ibarat sebuah rumah, Rukun Islam merupakan tiang-tiang atau penyangga bangunan keislaman seseorang. Di dalamnya tercakup hukum-hukum Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Sesungguhnya Islam itu dibangun atas lima perkara: bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa di buIan Ramadhan (HR. Bukhari Muslim). Bagi siapa saja yang telah mengerjakan Rukun Islam yang lima, belum berarti bahwa ia telah total masuk ke dalam Islam. Ia baru membangun landasan bagi amal-amalnya yang lain. Rukun Islam merupakan landasan operasional dari Rukun Iman. Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan megerjakan Rukun Islam tanpa ada upaya untuk menegakkannya. Rukun Islam merupakan training/pelatihan bagi orang mukmin menuju mardhotillah/keridhoan Allah.

5 Perkara Rukun Islam


1. Syahadat adalah agreement (perjanjian) antara seorang muslim dengan Allah SWT [7.172]. Seseorang yang telah menyatakan Laa ilaaha ilallaah berarti telah siap untuk fight (bertarung) melawan segala bentuk ilah di luar Allah di da1am kehidupannya [29:2]. 2. Shalat adalah training: sebagai latihan agar setiap muslim di dalam kehidupannya adalah dalam rangka sujud (beribadah) kepada Allah [6:162] 3. Zakat adalah training, yaitu sebagai latihan agar menginfakkan hartanya, karena setiap harta seorang muslim adalah milik Allah.[57:7, 59:7]. Engkau ambil zakat itu dari orangorang kaya mereka dan engkau kembalikan kepada orang-orang fakir mereka (HR Mutafaqun alahi). 4. Shaum/Puasa adalah training, yaitu sebagai latihan pengendalian kebiasaan pada jasmani, yaitu makan dan minum dan ruhani, yaitu hawa nafsu. [2:185] 5. Haji adalah training, yaitu sebagai latihan dalam pengorbanan jiwa dan harta di jalan Allah, mengamalkan persatuan dan persamaan derajat dengan sesama manusia. [22:27-28]

Ihsan
Pengertian Ihsan dianalogikan sebagai atap bangunan Islam (Rukun iman adalah pondasi, Rukun Islam adalah bangunannya). Ihsan (perbuatan baik dan berkualitas) berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keislaman seseorang. Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal Islam lainnya atan terpelihara dan tahan lama (sesuai dengan fungsinya sebagai atap bangunan Islam) Landasan ihsan 1. Landasan Qauliy Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat ihsan terhadap segala sesuatu. Maka jika kamu menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang ihsan, dan hendaklah menajamkan pisau dan menyenangkan (menenangkan & menen-tramkan) hewan sembelihan itu (HR Muslim). Tuntutan untuk berbuat ihsan dalam Islam yaitu secara maksimal (terhadap segala sesuatu: manusia, hewan) dan optimal (terhadap yang hidup maupun yang akan mati) 2. Landasan Kauniy Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunatullah setiap orang suka akan perbuatan yang ihsan. Alasan Berbuat Ihsan Ada dua alasan mengapa kita berbual ihsan:

1. Adanya Monitoring Allah (Muraqabatullah) Dalam HR Muslim dikisahkan jawaban Rasul ketika ditanya malaikat Jibril yang menyamar sebagai manusia, tentang definisi ihsan: Mengabdilah kamu kepada Allah seakan -akan kamu melihat Dia. Jika kamu tidak melihatNya, sesungguhnya Dia meIihatmu. 2. Adanya Kebaikan Allah (Ihsanullah) Allah telah memberikan nikmatnya yang besar kepada semua makhlukNya (QS. 28:77 QS. 55, QS. 108: 1-3) Dengan mengingat Muraqabatullah dan Ihsanullah, maka sudah selayaknya kita ber-Ihsanun Niyah (berniat yang baik). Karena niat yang baik akan mengarahkan kita kepada: 1. Ikhlasun Niyat (Niat yang Ikhlas) 2. Itqonul Amal (Amal yang rapi) 3. Jaudatul Adaa (Penyelesalan yang baik) Jika seseorang beramal dan memenuhi kriteria di atas, maka ia telah memiliki Ihsanu l Amal (Amal yang ihsan).

Ada 3 keuntungan jika sesorang meramal dengan amal yang ihsan: 1) Dicintai Allah [2:195] 2) Mendapat Pahala [33: 29] 3) Mendapat Pertolongan Allah [16:128] Kesimpulan : Jadi untuk beramal ihsan harus memenuhi kriteria: 1) Zhohirotul Ihsan (Menampakan Ihsan). Artinya: Lakukan yang terbaik ! 2) Qiimatul Ihsan (Nilai Ihsan). Artinya: Ikhlaslah selalu! Tingkatan Ihsan Nabi juga ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi bersabda, Yaitu engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolaholah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah penjelasan tentang ihsan yaitu seorang manusia menyembah Robbnya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat-Nya sehingga diapun sangat ingin sampai kepadaNya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling sempurna. Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka hendaknya dia berada di derajat kedua yaitu: menyembah kepada Alloh dengan ibadah yang dipenuhi rasa takut dan cemas dari tertimpa siksa-Nya, oleh karena itulah Nabi bersabda, Jika kamu tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu artinya jika kamu tidak mampu menyembah-Nya seolah-olah kamu melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu. (Taliq Syarah Arbain hlm. 21). Jadi tingkatan ihsan ini mencakup perkara lahir maupun batin.

MAKALAH PAI

Neng Ani Nuraeni 1B

Anda mungkin juga menyukai