TRI KURNIAWAN
MONIKA DIAN LESTARI
Puji syukur penulis panjatkan ke pada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulisan naskah yang berjudal “mengenal tuhan hubungan
timbal balik antara manusia dan tuhan”
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari
kekurangankekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah
lebih lanjut.
Tulisan ini dapat selesaikan, berkat adanya bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, semoga tulisan
yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.
Kata 'Allah' dalam bahasa Arab memiliki makna mendalam, yakni Allah sebagai
Tuhan, Pencipta, dan Pemelihara dunia. Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan
tidak ada yang sebanding dengan-Nya.
Ketika Nabi Muhammad Saw ditanya oleh para sahabatnya tentang Allah,
jawabannya langung datang dari Allah sendiri. Jawaban itu Allah jelaskan dalam
firman-Nya pada surah Al-Ikhlas, surah ke-112 dalam Alquran.
"Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta
segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada
sesuatu yang setara dengan Dia.
Kata "Allah" adalah kata benda yang merujuk kepada Tuhan. Akarnya adalah kata
al-Ilaah ("Tuhan"), tetapi kata itu dipendekkan untuk membuatnya lebih mudah
diucapkan, karena begitu sering diulang. Kata ilaah mengacu pada orang yang
dicintai, dan orang yang dicintai adalah orang yang disembah karena cinta dan
penghormatan."
Sesungguhnya sifat-sifat Allah yang mulia tidak terbatas/terhingga. Di antaranya
juga tercantum dalam Asma'ul Husna. Sebagian ulama merumuskan 20 Sifat Allah
yang wajib dan mustahil bagi Allah yang dipahami dan diimani oleh umat Islam,
di antaranya adalah:
⸺(Yasin: 82)
9. Ilmu (Maha Mengetahui) dan mustahil Allah itu jahal (bodoh). Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu, karena Dialah yang menciptakan-Nya
“dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya”
—(QS. Al-Mujadalah: 7)
17.Hayyun (Maha Hidup) dan mustahilmaiyiton (yang mati)
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.”
Iyyaka (hanya kepada Engkau). Iyyaka adalah dhamir untuk orang kedua
dalam kedudukan mansub karena menjadi maf'ul bih (obyek). Dalam tata
bahasa Arab, maf'ul bih harus sesudah fi'il dan fa'il. Jika mendahulukan yang
seharusnya diucapkan kemudian, dalam Balagah menunjukkan qasr, yaitu
pembatasan yang bisa diartikan "hanya". Jadi arti ayat ini "Hanya kepada
Engkau saja kami menyembah, dan hanya kepada Engkau saja kami mohon
pertolongan".
Iyyaka dalam ayat ini diulang dua kali, gunanya untuk menegaskan bahwa
ibadah dan isti'anah (meminta pertolongan) itu masing-masing khusus
dihadapkan kepada Allah serta untuk dapat mencapai kelezatan munajat
(berbicara) dengan Allah. Karena bagi seorang hamba Allah yang
menyembah dengan segenap jiwa dan raganya tak ada yang lebih nikmat dan
lezat perasaannya daripada bermunajat dengan Allah.
"Ya Allah, dzat yang wajibul wujud, Yang bersifat dengan segala sifat
kesempurnaan, Yang menjaga dan memelihara seluruh alam, Yang
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dengan berlipat ganda, Yang
berkuasa di hari pembalasan, Engkau sajalah yang kami sembah, dan kepada
Engkau sajalah kami minta pertolongan, karena hanya Engkau yang berhak
disembah, dan hanya Engkau yang dapat menolong kami".
Dengan cara seperti itu orang akan lebih khusyuk dalam menyembah Allah
dan lebih tergambar kepadanya kebesaran yang disembahnya itu. Inilah yang
dimaksud oleh Rasulullah dengan sabdanya: "Engkau menyembah Allah
seakan-akan engkau melihat-Nya (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari
'Umar bin al-Khatthab).
aَ م ِإ َّن الَّ ِذينَ يَ ْستَ ْكبِ ُرaْ َأ ْستَ ِجبْ لَ ُكaم ا ْدعُونِيaُ ل َربُّ ُكaَ َوقَا
aَ ُ َسيَ ْد ُخلaون ع َْن ِعبَا َدتِيa
َم دَا ِخ ِرينaَ َّون َجهَن
aُ ْك ُأ ِمر
َل ْال ُم ْسلِ ِمينaُ ت َوَأنَا َأ َّو aَ اَل َش ِري َ َربِّ ْال َعالَ ِمينaِ هَّلِلaي َو َم َماتِي
aَ ِك لَهُ َوبِ َذل َ قُلْ ِإ َّن
ُ ُ َونaصاَل تِي
aَ َو َمحْ يَاaس ِكي
Mufasir Ibnu Katsir menerangan, dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada
hamba-hamba-Nya yang beriman agar banyak menyebut nama Tuhan mereka yang
telah melimpahkan nikmat kepada mereka berupa berbagai macam nikmat dan
beraneka ragam anugerah. Karena dalam melaksanakan hal tersebut terdapat
pahala yang berlimpah bagi mereka dan tempat kembali yang sangat baik. Berikut
keutamaan banyak berzikir kepada Allah:
1. Mendapat Kedudukan Tertinggi Rasulullah Saw pernah bersabda: "Maukah aku
ceritakan kepada kalian tentang amal perbuatan yang terbaik bagi kalian dan
tersuci di sisi Tuhan kalian serta menghantarkan kalian kepada kedudukan yang
tertinggi, dan lebih baik bagi kalian daripada menyedekahkan emas dan perak,
serta lebih baik bagi kalian daripada kalian berperang melawan musuh kalian, lalu
kalian tebas batang leher mereka dan mereka menebas batang leher kalian?”
Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, amalan apakah itu?" Rasulullah Saw.
menjawab, "Zikrullah (banyak menyebut nama Allah).”
2. Menjadi Hamba Pandai Bersyukur Abu Hurairah ra mengatakan bahwa ada
sebuah doa yang ia dengar dari Rasulullah Saw selanjutnya tidak pernah dia
tinggalkan, yaitu: "Ya Allah, jadikanlah diriku orang yang banyak bersyukur
kepada-Mu, dan orang yang paling mengikuti nasihat-Mu, dan orang yang paling
banyak berzikir menyebut nama-Mu, dan orang yang paling memelihara wasiat-
Mu".
3. Panjang Usia Dari Amr ibnu Qais yang menceritakan bahwa ia pernah
mendengar Abdullah ibnu Bisyr menceritakan hadis berikut, bahwa pernah ada dua
orang Badui datang menghadap kepada Rasulullah Saw. salah seorangnya
bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling baik itu?" Rasulullah
Saw. menjawab: Orang yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya. Lalu
orang yang lainnya bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat
Islam itu banyak sekali bagi kami, maka perintahkanlah saya untuk melakukan
suatu perkara yang akan saya pegang teguh." Rasulullah Saw. menjawab:
Biarkanlah lisanmu tetap basah karena terus-menerus berzikir menyebut nama
Allah Swt.
BERDOA
Keutamaan berdoa
1.Seperti yang telah kita ketahui, bahwa tujuan utama dari doa adalah beribadah
kepada Allah SWT. Bahkan doa adalah ibadah yang paling mulia.
Hal itu juga sesuai dengan sabda yang diucapkan nabi Muhammad SAW,
Rasulullah SAW bersabda, “Doa adalah ibadah”, kemudian beliau membaca ayat,
“Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu”.
(Ghafir : 60).
https://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan_dalam_Islam
https://brainly.co.id/tugas/4495489
https://m.republika.co.id/berita/qi4t63366/pengertian-dzikir
https://m.merdeka.com/jatim/bacaan-tasbih-lengkap-dan-keutamaannya-
yang-perlu-diketahui-lakukan-setiap-hari-kln.html?page=3
https://muslimah.or.id/8575-berdoalah-hanya-kepada-allah-niscaya-akan-
allah-kabulkan.html