Anda di halaman 1dari 15

MENGENAL TUHAN HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA

MANUSIA DAN TUHAN

TRI KURNIAWAN
MONIKA DIAN LESTARI

DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN

Puji syukur penulis panjatkan ke pada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulisan naskah yang berjudal “mengenal tuhan hubungan
timbal balik antara manusia dan tuhan”
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari
kekurangankekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah
lebih lanjut.
Tulisan ini dapat selesaikan, berkat adanya bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, semoga tulisan
yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.

Bekasi, September 2022


Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi yang nyata dan Esa,
Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan
Hakim bagi semesta alam.

Kata 'Allah' dalam bahasa Arab memiliki makna mendalam, yakni Allah sebagai
Tuhan, Pencipta, dan Pemelihara dunia. Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan
tidak ada yang sebanding dengan-Nya.

Ketika Nabi Muhammad Saw ditanya oleh para sahabatnya tentang Allah,
jawabannya langung datang dari Allah sendiri. Jawaban itu Allah jelaskan dalam
firman-Nya pada surah Al-Ikhlas, surah ke-112 dalam Alquran.

"Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa.  Allah tempat meminta
segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada
sesuatu yang setara dengan Dia.

Bahkan di keseluruhan Alquran, Tuhan, Allah, menggambarkan diri-Nya kepada


manusia. Misalnya pada surah 42 ayat 11, yang memiliki redaksi "Tidak ada yang
seperti Dia."
Dia adalah Yang Pertama (tidak ada yang mendahului-Nya) dan Yang Terakhir
(tidak ada yang setelah-Nya), Yang Maha Tinggi (tidak ada yang di atas-Nya) dan
Yang Paling Dekat (tidak ada yang lebih dekat dari-Nya). Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu. (Alqur'an 57:3).

Sheikh Uthaymeen (1929 – 2001 M) mendefinisikan kata Allah sebagai berikut:

Kata "Allah" adalah kata benda yang merujuk kepada Tuhan. Akarnya adalah kata
al-Ilaah ("Tuhan"), tetapi kata itu dipendekkan untuk membuatnya lebih mudah
diucapkan, karena begitu sering diulang. Kata ilaah mengacu pada orang yang
dicintai, dan orang yang dicintai adalah orang yang disembah karena cinta dan
penghormatan."
Sesungguhnya sifat-sifat Allah yang mulia tidak terbatas/terhingga. Di antaranya
juga tercantum dalam Asma'ul Husna. Sebagian ulama merumuskan 20 Sifat Allah
yang wajib dan mustahil bagi Allah yang dipahami dan diimani oleh umat Islam,
di antaranya adalah:

1. Wujud (ada) dan mustahil Allah itu tidak ada ('adam).


“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya
pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada
perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.
Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”

— (Al A'raf 7:54)

2. Qidam (terdahulu) dan mustahil Allah itu huduts (baru).


“Dialah Yang Awal”
— (Al Hadid 57:3)

3. Baqo’ (kekal) dan mustahil Allah itu fana’ (binasa/hilang). Allah sebagai


Tuhan Semesta Alam akan hidup terus menerus. Kekal abadi mengurus
makhluk ciptaan-Nya
”dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati”

— (Al Furqan 25:58)


4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (tidak serupa dengan makhluk-Nya) dan
mustahil Allah itu sama dengan makhluk-Nya (mumaatsalaatuhu lil
hawaadits).

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia”


— (Asy-Syura 42:11)

5. Qiyamuhu binafsihi (berdiri dengan sendirinya) dan mustahil Allah


“itu qiyamuhu bi ghairihi (berdiri-Nya dengan yang lain).
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari alam semesta.”

— (Al ‘Ankabut 29:6)

6.  Wahdaaniyah (esa atau satu) dan mustahil Allah itu banyak (ta’addud)


misalnya 2, 3, 4, dan seterusnya. Allah itu Maha Kuasa.
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan
yang lain beserta-Nya. Kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan
itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-
tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa
yang mereka sifatkan itu.”

— (Al Mu’minun 23:91)

7. Qudrah (Maha Kuasa) dan mustahil Allah itu ‘ajaz (lemah). Jikalau Allah


itu lemah, tentu saja makhluk ciptaan-Nya dapat mengalahkan-Nya
“Jika Dia kehendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan
makhluk baru (untuk menggantikan kamu), dan yang demikian tidak sulit
bagi Allah.”
— (Fathir 35:16-17)
8. Iradah (Berkehendak) dan karahah (terpaksa) Allah bebas berkehendak
tanpa ada siapapun yang memerintah atau melarangnya. Segala sesuatu Dia
ciptakan atas kehendaknya
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah
berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.”

⸺(Yasin: 82)
9. Ilmu (Maha Mengetahui) dan mustahil Allah itu jahal (bodoh). Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu, karena Dialah yang menciptakan-Nya
“dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya”

— (Al An'am 6:59)

10. Hayat (Hidup) dan mustahil Allah itu maut (mati). Hidupnya Allah tidak


seperti hidupnya manusia. Manusia dihidupkan oleh Allah yang kemudian
akan mati, sedangkan Allah tidak akan mati. Ia akan hidup terus selama-
lamanya.
“dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati”

— (Al Furqan 25:58)

11.Sama’ (Mendengar) dan mustahil Allah bersifat shumam (tuli).


“Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

— (Al Baqarah 2:256)


12.Bashar (Melihat) dan mustahil Allah mustahil bersifat ‘amaa (buta).
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi, dan
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”

— (Al Hujurat 49:18)

13.Kalam (Berkata-kata/berfirman) dan mustahil bukmon


“Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa
dengan langsung.”

— (QS. An-Nisa': 164 )

14.Qadirun (Maha Kuasa) dan mustahil'ajizun (lemah), Allah adalah zat yang


Maha Kuasa atas segala sesuatunya
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di
dalamnya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”

—(QS. Al-Maidah: 120)

15.Muridun (Maha Berkehendak) dan mustahil karihun (terpaksa)


“Allah hendak menerangkan (hukum syari'at-Nya) kepadamu, dan
menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para Nabi dan
shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha mengetahui
lagi Maha Bijaksana”

—(QS. An-Nisa': 26)

16.Alimun (Maha Mengetahui) dan mustahiljahilun (bodoh)


“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

—(QS. Al-Mujadalah: 7)
17.Hayyun (Maha Hidup) dan mustahilmaiyiton (yang mati)
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.”

— (QS Ali Imran :2)

18.Sami’un (Maha Mendengar) dan mustahilashamma (tuli)


“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar
Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah
daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui."

— (QS. Al-Baqarah: 127)

19.Basirun (Maha Melihat) dan mustahila’ma (buta)


“Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan
cukuplah Tuhanmu Maha mengetahui lagi Maha melihat dosa hamba-
hamba-Nya.”

— ( (QS. Al-Isra' : 17 )

20.Mutakallimun (Maha Berkata-kata) dan mustahilabkam (bisu)


“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.”

— (QS. An-Nisa': 164)

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada


Engkaulah kami mohon pertolongan. Atas dasar itu semua, hanya
kepada Engkaulah kami menyembah dan beribadah dengan penuh
ketulusan, kekhusyukan, dan tawakal, dan hanya kepada Engkaulah
kami memohon pertolongan dalam segala urusan dan keadaan kami,
sambil kami berusaha keras.

ُ‫ك نَ ْست َِعي ْۗن‬


َ ‫اِيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َواِيَّا‬

Iyyaka (hanya kepada Engkau). Iyyaka adalah dhamir untuk orang kedua
dalam kedudukan mansub karena menjadi maf'ul bih (obyek). Dalam tata
bahasa Arab, maf'ul bih harus sesudah fi'il dan fa'il. Jika mendahulukan yang
seharusnya diucapkan kemudian, dalam Balagah menunjukkan qasr, yaitu
pembatasan yang bisa diartikan "hanya". Jadi arti ayat ini "Hanya kepada
Engkau saja kami menyembah, dan hanya kepada Engkau saja kami mohon
pertolongan".

Iyyaka dalam ayat ini diulang dua kali, gunanya untuk menegaskan bahwa
ibadah dan isti'anah (meminta pertolongan) itu masing-masing khusus
dihadapkan kepada Allah serta untuk dapat mencapai kelezatan munajat
(berbicara) dengan Allah. Karena bagi seorang hamba Allah yang
menyembah dengan segenap jiwa dan raganya tak ada yang lebih nikmat dan
lezat perasaannya daripada bermunajat dengan Allah.

Baik juga diketahui bahwa dengan memakai iyyaka itu berarti


menghadapkan pembicaraan kepada Allah, dengan maksud mengingat Allah
swt, seakan-akan kita berada di hadapan-Nya, dan kepada-Nya diarahkan
pembicaraan dengan khusyuk dan tawaduk. Seakan-akan kita berkata:

"Ya Allah, dzat yang wajibul wujud, Yang bersifat dengan segala sifat
kesempurnaan, Yang menjaga dan memelihara seluruh alam, Yang
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dengan berlipat ganda, Yang
berkuasa di hari pembalasan, Engkau sajalah yang kami sembah, dan kepada
Engkau sajalah kami minta pertolongan, karena hanya Engkau yang berhak
disembah, dan hanya Engkau yang dapat menolong kami".

Dengan cara seperti itu orang akan lebih khusyuk dalam menyembah Allah
dan lebih tergambar kepadanya kebesaran yang disembahnya itu. Inilah yang
dimaksud oleh Rasulullah dengan sabdanya: "Engkau menyembah Allah
seakan-akan engkau melihat-Nya (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari
'Umar bin al-Khatthab).

Karena surah al-Fatihah mengandung ayat munajat (berbicara) dengan Allah


menurut cara yang telah diterangkan, maka hal itu merupakan rahasia
diwajibkan membacanya pada tiap-tiap rakaat dalam salat, karena jiwanya
ialah munajat, dengan menghadapkan diri dan memusatkan ingatan kepada
Allah.

Na'budu pada ayat ini didahulukan menyebutkannya daripada nasta'inu,


karena menyembah Allah adalah suatu kewajiban manusia terhadap Tuhan-
nya. Tetapi pertolongan dari Allah kepada hamba-Nya adalah hak hamba itu.
Maka Allah mengajar hamba-Nya agar menunaikan kewajibannya lebih
dahulu, sebelum ia menuntut haknya.

Melihat kata-kata na'budu dan nasta'inu (kami menyembah, kami minta


tolong), bukan a'budu dan asta'inu (saya menyembah dan saya minta tolong)
adalah untuk memperlihatkan kelemahan manusia, tidak selayaknya manusia
mengemukakan dirinya seorang saja dalam menyembah dan memohon
pertolongan kepada Allah. Seakan-akan penunaian kewajiban beribadah dan
permohonan pertolongan kepada Allah itu belum lagi sempurna, kecuali
kalau dikerjakan bersama-sama.

Seperti mengucap dua kalimat syahadat dan melaksanakan tuntunan-tuntunan dua


kalimat syahadat tersebut, shalat, puasa, zakat, haji, menyembelih sembelihan dan
bernadzar karena Allah. Di antara ibadah yang disebut ini ada yang tergolong
do’a dengan perkataan dan perbuatan seperti shalat. Barangsiapa telah
melaksanakan ibadah ini dan ibadah lainnya, maka berarti ia telah berdo’a kepada
Allah dan memohon ampunan-Nya dengan perbuatannya itu.

Kesimpulannya, ia beribadah kepada Allah karena mengharap pahala dan takut


akan azabNya. Jenis do’a seperti ini tidak boleh ditujukan untuk selain Allah.
Barangsiapa yang melakukan sebagian dari ibadah ini untuk selain Allah,
sungguh ia telah menjadi kafir, yaitu telah keluar dari agama Allah dan termasuk
golongan yang disebut dalam FirmanNya,

aَ ‫م ِإ َّن الَّ ِذينَ يَ ْستَ ْكبِ ُر‬aْ ‫ َأ ْستَ ِجبْ لَ ُك‬a‫م ا ْدعُونِي‬aُ ‫ل َربُّ ُك‬aَ ‫َوقَا‬
aَ ُ‫ َسيَ ْد ُخل‬a‫ون ع َْن ِعبَا َدتِي‬a
َ‫م دَا ِخ ِرين‬aَ َّ‫ون َجهَن‬

“Dan  Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan


bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam  keadaan hina dina“. (QS.
Ghafir: 60)

Dan firman Allah,

aُ ْ‫ك ُأ ِمر‬
َ‫ل ْال ُم ْسلِ ِمين‬aُ ‫ت َوَأنَا َأ َّو‬ aَ ‫اَل َش ِري‬  َ‫ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬aِ ‫ هَّلِل‬a‫ي َو َم َماتِي‬
aَ ِ‫ك لَهُ َوبِ َذل‬ َ ‫قُلْ ِإ َّن‬
ُ ُ‫ َون‬a‫صاَل تِي‬
aَ ‫ َو َمحْ يَا‬a‫س ِكي‬

“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku


hanyalah untuk Allah,  Rabb  semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan
demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)“. (QS. Al-An’am: 162-163)

(Lihat Fath Al-Majid, hal. 180; Al-Qaul Al-Mufid ‘ala Kitab At-Tauhid, Syaikh


Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin, I/117; Fatawa Ibn ‘Utsaimin,  6/52),
DZIKIR
Muslim diperintahkan untuk selalu berzikir atau mengingat Allah tiap waktu baik
di kala pagi maupun petang. Sebab, banyak nikmat Allah yang telah dikaruniakan
kepada manusia. Allah SWT berfirman:
‫هّٰللا‬
‫ ْياًل‬a‫ص‬ َ a‫بِّحُوْ هُ بُ ْك‬a‫ر ًۙا َّو َس‬a‫ رًا َكثِ ْي‬a‫ َ ِذ ْك‬a‫ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ْاذ ُكرُوا‬Artinya: "Hai orang-orang yang
ِ َ‫رةً َّوا‬a
beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-
banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang". (QS: Al
Ahzab:41-42)

Mufasir Ibnu Katsir menerangan, dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada
hamba-hamba-Nya yang beriman agar banyak menyebut nama Tuhan mereka yang
telah melimpahkan nikmat kepada mereka berupa berbagai macam nikmat dan
beraneka ragam anugerah. Karena dalam melaksanakan hal tersebut terdapat
pahala yang berlimpah bagi mereka dan tempat kembali yang sangat baik. Berikut
keutamaan banyak berzikir kepada Allah:
1. Mendapat Kedudukan Tertinggi Rasulullah Saw pernah bersabda: "Maukah aku
ceritakan kepada kalian tentang amal perbuatan yang terbaik bagi kalian dan
tersuci di sisi Tuhan kalian serta menghantarkan kalian kepada kedudukan yang
tertinggi, dan lebih baik bagi kalian daripada menyedekahkan emas dan perak,
serta lebih baik bagi kalian daripada kalian berperang melawan musuh kalian, lalu
kalian tebas batang leher mereka dan mereka menebas batang leher kalian?”
Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, amalan apakah itu?" Rasulullah Saw.
menjawab, "Zikrullah (banyak menyebut nama Allah).”
2. Menjadi Hamba Pandai Bersyukur  Abu Hurairah ra mengatakan bahwa ada
sebuah doa yang ia dengar dari Rasulullah Saw selanjutnya tidak pernah dia
tinggalkan, yaitu: "Ya Allah, jadikanlah diriku orang yang banyak bersyukur
kepada-Mu, dan orang yang paling mengikuti nasihat-Mu, dan orang yang paling
banyak berzikir menyebut nama-Mu, dan orang yang paling memelihara wasiat-
Mu".
3. Panjang Usia Dari Amr ibnu Qais yang menceritakan bahwa ia pernah
mendengar Abdullah ibnu Bisyr menceritakan hadis berikut, bahwa pernah ada dua
orang Badui datang menghadap kepada Rasulullah Saw. salah seorangnya
bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling baik itu?" Rasulullah
Saw. menjawab: Orang yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya. Lalu
orang yang lainnya bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat
Islam itu banyak sekali bagi kami, maka perintahkanlah saya untuk melakukan
suatu perkara yang akan saya pegang teguh." Rasulullah Saw. menjawab:
Biarkanlah lisanmu tetap basah karena terus-menerus berzikir menyebut nama
Allah Swt.

BERDOA
Keutamaan berdoa

1.Seperti yang telah kita ketahui, bahwa tujuan utama dari doa adalah beribadah
kepada Allah SWT. Bahkan doa adalah ibadah yang paling mulia.

Hal itu juga sesuai dengan sabda yang diucapkan nabi Muhammad SAW,
Rasulullah SAW bersabda, “Doa adalah ibadah”, kemudian beliau membaca ayat,
“Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu”.
(Ghafir : 60).

2.Memperlihatkan Kekuasaan Allah


Dalam agama islam salah satu keutamaan berdoa adalah memperlihatkan bahwa
Allah Maha Kuasa. Saat berdoa, kita menyadari bahwa Allah memberikan semua
kenikmatan dan menerima pertobatan kita Sebab, Allah SWT berfirman, “Siapa
yang memperkenankan [doa] orang yang mengalami kesulitan dan apabila ia
berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan
kamu sebagai khalifah di bumi?. Apakah di samping Allah SWT ada Tuhan (yang
lain) amat sedikitlah kamu mengingat-Nya”. (QS. An Naml: 62).

3. Tawakal kepada Allah


4. Terhindar dari Bencana
5. Menenangkan Hati
6. Menjauhkan Diri dari Mudarat
7. Mengenal Allah SWT
8. Menghilangkan Putus Asa
9. Bersyukur kepada Allah
BERTASBIH
Bertasbih artinya mengagungkan Allah dan memuji-Nya dengan kalimat-kalimat
yang agung seperti memperbanyak kalimat "SUBHAANALLAAH" yang artinya
Maha Suci Allah. Imam ar-Razi berpendapat bahwa tasbih itu berarti "penyucian".
Penyucian ini termasuk juga ibadah sholat. Perintah untuk bertasbih pada waktu
petang dan pagi disampaikan Allah dalam Al-Qur'an :
ْ ُ‫ض َوع َِشيًّا َو ِحينَ ت‬ ِ ‫ َولَهُ ْال َح ْم ُد فِي ال َّس َم َوا‬. َ‫فَ ُسب َْحانَ هَّللا ِ ِحينَ تُ ْمسُونَ َو ِحينَ تُصْ بِحُون‬
َ‫ظ ِهرُون‬ ِ ْ‫ت َواألر‬
Artinya: "Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari
(waktu Subuh). Dan bagi-Nya segala puji di langit dan di bumi pada malam hari
dan pada waktu Zuhur (tengah hari)." (QS Ar-Rum Ayat 17-18)

Para ahli Tafsir berpendapat, Allah memerintahkan manusia untuk menyucikan-


Nya dari segala sifat yang tidak layak bagi-Nya. Dahsyatnya kalimat Tasbih
seakan-akan Allah berkata: "Jika kamu telah mengetahui dengan pasti nasib kedua
golongan itu, maka sucikanlah Aku di waktu malam dan siang, di waktu petang
dan pagi dengan berbagai amalan yang diridhai-Nya."
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan_dalam_Islam
https://brainly.co.id/tugas/4495489
https://m.republika.co.id/berita/qi4t63366/pengertian-dzikir
https://m.merdeka.com/jatim/bacaan-tasbih-lengkap-dan-keutamaannya-
yang-perlu-diketahui-lakukan-setiap-hari-kln.html?page=3
https://muslimah.or.id/8575-berdoalah-hanya-kepada-allah-niscaya-akan-
allah-kabulkan.html

Anda mungkin juga menyukai