Anda di halaman 1dari 16

Halaqah ke 1 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang

“Pentingnya Mengenal Allah, Mengenal Rasulullah, dan Agama Islam”

Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwa setiap manusia apabila telah meninggal dunia,


maka di alam kubur akan ditanya oleh 2 malaikat tentang 3 perkara :

⑴ Siapa Tuhanmu?

⑵ Siapa Nabimu? dan

⑶ Apa Agamamu?

Oleh karena itu

wajib seorang Muslim dan Muslimah untuk mempersiapkan diri terkait 3 perkara
tersebut. Perlu diketahui bahwasanya untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak
cukup dengan menghafal. Sebab seandainya menghafal itu cukup niscaya orang
munafik pun bisa menjawab pertanyaan.

Tetapi yang dituntut adalah pemahaman dan juga pengamalan. Barangsiapa yang di
dunia:

1. Mengenal Allāh dan memenuhi hakNya,

2. Mengenal Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan memenuhi haknya, serta

3. Mengenal agama Islam dan mengamalkan isinya,

Maka diharapkan dia bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan mendapat
kenikmatan di dalam kuburnya.

Namun apabila dia:

1. Tidak mengenal siapa Allāh dan tidak memenuhi hakNya,

2. Tidak mengenal Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan tidak memenuhi haknya, serta


3. Tidak atau kurang mengenal ajaran Islam dan tidak mengamalkannya,

Maka ditakutkan dia tidak bisa menjawab pertanyaan sehingga akibatnya siksa kubur
yang akan dia dapatkan. Semoga Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬memudahkan kita, keluarga kita
dan orang-orang yang kita cintai untuk bisa mengenal Allāh, mengenal Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬dan juga mengenal agama Islam.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.

‫و السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang

“Mengenal Allah Sebagai Pencipta”.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Dzat Yang Maha Pencipta, menciptakan dari
sesuatu yang tidak ada menjadi ada.

Dialah Allāh yang telah menciptakan langit, menciptakan bumi, manusia, dan
seluruh alam semesta.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ُ ِ‫ٰ َذلِ ُك ُم هَّللا ُ َربُّ ُك ْم خَال‬


‫ق ُكلِّ َش ْي ٍء‬

“Itu adalah Allāh Rabb kalian yang telah menciptakan segala sesuatu.” (QS Ghāfir:
62)

Dialah Allāh, Al-Khāliq Yang Maha Pencipta, sedangkan selain Allah adalah makhluq
yang diciptakan. Mereka tidak bisa mencipta meskipun diagung-agungkan dan
disembah oleh manusia.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ِ ‫ب َمثَ ٌل فَا ْستَ ِمعُوا لَهُ ۚ ِإ َّن الَّ ِذينَ تَ ْد ُعونَ ِم ْن د‬


ُ‫ُون هللا لَ ْن يَ ْخلُقُوا ُذبَابًا َولَ ِو اجْ تَ َمعُوا لَه‬ ِ ‫ۖ يَا َأيُّهَا النَّاسُ ض‬.
َ ‫ُر‬
“Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan bagi kalian maka hendaklah kalian
mendengarnya.

Sesungguhnya segala sesembahan yang kalian sembah selain Allāh, tidak akan bisa
menciptakan seekor lalat, meskipun mereka bersatu padu untuk membuat seekor lalat
tersebut.”

(QS Al-Hajj: 73)

Berkumpul dan bekerja sama saja mereka tidak mampu untuk mencipta, bagaimana
mencipta sendirian?

Menciptakan seekor lalat yang sedemikian sederhana susunan tubuhnya mereka tidak
mampu maka bagaimana mereka menciptakan makhluq yang lebih rumit.

Seorang Muslim wajib meyakini bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah


satu-satunya Pencipta dan tidak ada yang mencipta selain Allāh .

Barangsiapa yang meyakini ada yg mencipta selain Allah, maka sungguh telah
melakukan syirik besar.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.

‫و السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal
Allah Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pemberi Rezeki”.

Di antara nama Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah Ar Razzāq yang artinya Yang Maha
Memberi Rezeki.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan makhluk dan memberikan rezeki kepada


mereka.

Bahkan Allah Subhānahu wa Ta’āla telah menulis rezeki makhluk-Nya jauh sebelum
Allah menciptakan mereka.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

‫َمسينَ َألفَ َسنَ ٍة‬


ِ ‫واألرض بِخ‬
َ ‫ت‬ َ ُ‫أن يَخل‬
ِ ‫ق السَّم َوا‬ ْ ‫ق قَب َل‬
ِ ‫َب هللاُ َمقَا ِدي َر ال َخالَِئ‬
َ ‫َكت‬

“Allāh telah menulis takdir bagi makhluk-makhluk-Nya 50.000 tahun sebelum


menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim, dari Abdullah Ibnu ‘Amr)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan rezeki tersebut dan menyampaikannya


kepada makhluk sesuai dengan waktu yang sudah Allah Subhānahu wa Ta’āla
tentukan sebelumnya.

Maka tidak akan meninggal seseorang sampai dia mendapatkan rezeki terakhir yang
menjadi jatahnya, meskipun rezeki tersebut ada di puncak gunung atau bahkan ada di
bawah lautan.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ِ ْ‫َو َما ِم ْن دَابَّ ٍة فِي اَأْلر‬


‫ض ِإاَّل َعلَى هَّللا ِ ِر ْزقُهَا‬

“Tidak ada seekor binatang melata pun yang ada di permukaan bumi ini melainkan
Allah yang akan memberikan rezekinya.” (QS Hūd: 6)

Siapa sesembahan selain Allah yang bisa melakukan yang demikian?

Adakah selain Allah Subhānahu wa Ta’āla sesembahan yang bisa memberi makan
sekali saja untuk seluruh makhluk yang ada di bumi ini mulai dari manusia, jin,
hewan dan tumbuhan?

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

‫ض ۚ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ َو ۖ فََأنَّ ٰى‬


ِ ْ‫ق َغ ْي ُر هَّللا ِ يَرْ ُزقُ ُك ْم ِمنَ ال َّس َما ِء َواَأْلر‬
ٍ ِ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ْاذ ُكرُوا نِ ْع َمتَ هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم ۚ هَلْ ِم ْن خَال‬
َ‫تُْؤ فَ ُكون‬

“Wahai manusia, hendaklah kalian mengingat nikmat Allah atas kalian. Adakah yang
mencipta selain Allah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit maupun dari
bumi? Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia. Oleh karena itu
kenapa kalian dipalingkan? (QS Fāthir: 3)
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.

‫و السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Abdullah Roy,

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla
adalah tentang “Mengenal Allah Sebagai Pengatur Alam Semesta”.

Dialah Allah Subhānahu wa Ta’āla yang:

• Mengatur alam semesta ini

• Mematikan makhluk dan menghidupkan

• Memuliakan makhluk dan menghinakan

• Mengganti siang menjadi malam dan malam menjadi siang

• Menerbitkan matahari dan menenggelamkan

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ﻳُ َﺪﺑِّ ُﺮ ﭐﺄۡﻟ َﻣۡ ۖ َﺮ‬

“Dialah Allah yang mengatur seluruh perkara.” (QS As-Sajdah : 5)

Tidak ada yang mengatur selain Allah Subhānahu wa Ta’āla. Dialah Allah Subhānahu
wa Ta’āla yang menerbitkan matahari dari timur. Maka siapa selain Allah yang bisa
menerbitkan matahari dari barat?

Nabi Ibrahim ‘alayhissalām berkata kepada salah seorang yang mengaku sebagai
Tuhan selain Allah:
“Sesungguhnya Allah telah menerbitkan matahari dari timur, maka silakan engkau
kalau memang engkau Tuhan, terbitkan matahari dari barat. Maka orang kafir
tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.” Lihat surat Al Baqarah : 258.

Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan siang. Maka siapa yang bisa mengganti siang
menjadi malam selain Allah?

Tidak ada yang mengatur alam semesta kecuali Allah dan tidak ada sesembahan selain
Allah yang membantu Allah untuk mengatur alam semesta ini.

Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh meyakini bahwasanya ada selain Allah
yang mencipta, memberikan rezeki, dan juga mengatur alam semesta, siapapun dia
dan bagaimanapun kedudukannya di sisi Allah.

Barangsiapa yang berkeyakinan bahwasanya ada selain Allah yang mencipta,


memberikan rezeki, dan juga mengatur alam semesta, maka dia telah menyekutukan
Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.

‫و السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal
Allah Sebagai Satu – Satunya Dzat yang Berhak Disembah”.

Apabila Allah adalah satu-satunya Dzat yang mencipta, memberikan rezeki, dan juga
mengatur alam semesta, maka kita dituntut untuk tidak menyembah kecuali hanya
kepada Allah.

Tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allah semata.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ْ‫) الَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم األر‬٢١( َ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
‫ض فِ َرا ًشا‬
٢٢( َ‫ت ِر ْزقًا لَ ُك ْم فَال تَجْ َعلُوا هَّلِل ِ َأ ْندَادًا َوَأ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
ِ ‫) َوال َّس َما َء بِنَا ًء َوَأ ْن َز َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء فََأ ْخ َر َج بِ ِه ِمنَ الثَّ َم َرا‬
“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian, yang telah menciptakan kalian dan
orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertakwa. Yang telah mencipta untuk
kalian bumi sebagai hamparan dan langit sebagai bangunan dan telah menurunkan air
dari langit. Maka Allah mengeluarkan dengan air tersebut buah-buahan sebagai rezeki
bagi kalian. Maka janganlah kalian menjadikan bagi Allah sekutu-sekutu sedangkan
kalian mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 21-22)

Maksudnya janganlah kalian menyekutukan Allah, menyembah kepada selain Allah,


sedangkan kalian mengetahui bahwa Allah yang mencipta, memberikan rezeki, dan
juga mengatur alam semesta ini.

Selain Allah, tidak berhak untuk disembah karena dia bukan pencipta, bukan
pemberi rezeki, dan bukan pengatur alam semesta.

Apabila mereka disembah maka mereka adalah sesembahan yang bathil.

Allah berfirman:

ِ َ‫ق َوَأ َّن َما يَ ْد ُعونَ ِم ْن دُونِ ِه هُ َو ْالب‬


‫اط ُل‬ َ ِ‫ٰ َذل‬
ُّ ‫ك بَِأ َّن هَّللا َ هُ َو ْال َح‬

“Yang demikian itu karena Allah Dialah sesembahan yang haq yang memang berhak
untuk disembah. Sedangkan apa yang mereka sembah selain Allah adalah sesembahan
yang bathil (yaitu yang tidak berhak untuk disembah).” (QS. Al Hajj : 62)

Apabila seseorang meyakini Allah yang mencipta, memberikan rezeki, dan juga
mengatur alam semesta kemudian dia masih menyembah kepada selain Allah atau
menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah, maka dia telah berbuat syirik
kepada Allah di dalam ibadah.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah ditanya oleh salah seorang sahabat:

“Wahai Rasulullah, apa dosa yang paling besar di sisi Allah?”

Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

َ َ‫َأ ْن تَجْ َع َل هّلِل ِ نِ ًّدا َوهُ َو َخلَق‬


‫ك‬
“Dosa yang paling besar adalah engkau menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dialah
yang telah menciptakan dirimu.”

(HR Al-Bukhari dan Muslim)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah ‘Azza wa Jalla adalah
tentang “Keyakinan bahwa Allah Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pencipta, Pemberi
Rezeki, dan Pengatur Alam Semesta Tidaklah Cukup Untuk Memasukkan Seseorang
ke Dalam Agama Islam.”

Kaum muslimin meyakini bahwasanya Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah Pencipta,


Pemberi Rezeki, dan juga Pengatur Alam Semesta adalah sebuah kewajiban, yang
tidak sah keimanan seseorang sampai dia meyakini yang demikian.

Namun meyakini hal itu saja tidaklah cukup untuk memasukkan seseorang ke dalam
agama Islam.

Dan belum bisa menjadi pembeda antara seorang Muslim dan seorang yang kafir.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman di dalam Al-Quran:

ٍ ‫ك ۖ قَا َل َأنَا َخ ْي ٌر ِم ْنهُ َخلَ ْقتَنِي ِم ْن ن‬


ٍ ‫َار َو َخلَ ْقتَهُ ِم ْن ِط‬
‫ين‬ َ ُ‫ك َأاَّل تَ ْس ُج َد ِإ ْذ َأ َمرْ ت‬
َ ‫قَا َل َما َمنَ َع‬

Allah berkata (kepada iblis): “Apa yang mencegahmu untuk sujud (kepada Adam)
ketika Aku memerintahkan kepadamu?”

Iblis mengatakan: “Aku lebih baik daripada dia. Engkau telah menciptakan aku dari
api dan menciptakan dia dari tanah.” (QS Al-A’raf: 12)

Ayat ini menunjukkan bahwa iblis mengenal Allah sebagai Dzat yang menciptakan
dirinya.

Orang-orang musyrikin Quraisy ketika mereka ditanya:

“Siapa yang menciptakan?”


“Siapa yang memberikan rezeki kepada mereka?” dan

“Siapa yang mengatur alam semesta ini?”

Mereka mengatakan: “Allah”.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ْ‫ت َواَأْلر‬
ُ ‫ض لَيَقُولُ َّن هّللا‬ َ َ‫َولَِئ ْن َسَأ ْلتَهُ ْم َم ْن َخل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬

“Dan seandainya engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka ‘Siapa yang
menciptakan langit dan juga bumi?’, niscaya mereka mengatakan ‘Allah’.” (QS
Az-Zumar: 38)

Meskipun mereka meyakini hal yang demikian, akan tetapi Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam memerangi mereka.

Kenapa demikian?

Karena orang-orang musyrikin Quraisy tersebut tidak mentauhidkan Allah, yaitu


tidak mengesakan Allah Subhānahu wa Ta’āla di dalam beribadah.

Oleh karena itu, setiap Muslim perlu mengetahui apa pengertian ibadah dan
macam-macamnya sehingga dia tidak menyerahkan satu ibadah pun kepada selain
Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.

‫و السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla
adalah tentang “Pengertian Ibadah dan Macam-Macamnya”.

Ibadah adalah seluruh perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allah baik berupa
ucapan maupun perbuatan yang zhahir maupun yang bathin.
Seseorang bisa mengetahui bahwa sesuatu dicintai Allah dengan beberapa cara,
diantaranya:

Apabila sesuatu tersebut diperintahkan oleh Allah. Dengan demikian kita mengetahui
bahwasanya sesuatu tersebut adalah ibadah, karena Allah tidaklah memerintah kecuali
dengan sesuatu yang Allah cintai.

Termasuk diantara tanda bahwa sesuatu itu dicintai oleh Allah adalah apabila Allah
memuji pelakunya. Pujian Allah menunjukkan bahwa sesuatu tersebut dicintai-Nya.

Contohnya berdo’a. Do’a adalah ibadah karena Allah memerintahkannya.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ۚۡ‫ۡٱدعُونِ ٓى َأ ۡست َِج ۡب لَ ُكم‬

“Berdo’alah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan.” (QS Ghafir: 60)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits:

ُ‫ال ُّدعَا ُءهُ َو ْال ِعبَا َدة‬

“Do’a itu adalah ibadah.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi
dan juga Ibnu Majah).

Dengan demikian hukumnya syirik apabila seseorang berdo’a kepada selain Allah baik
berdo’a kepada seorang Nabi, seorang malaikat, seorang jin, orang yang shalih, dan
lain-lain.

Contoh yang lain, menyembelih. Menyembelih adalah ibadah.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ك َو ۡٱن َح ۡر‬ َ َ‫ف‬


َ ِّ‫صلِّ لِ َرب‬

“Hendaknya engkau shalat untuk Rabb-mu dan menyembelihlah untuk Rabb-mu.”


(QS Al-Kautsar: 2)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ِ‫لَ َعنَ هللاُ َم ْن َذبَ َح لِ َغي ِْر هللا‬

“Allah melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allah.” (HR Muslim).

Dengan demikian termasuk syirik hukumnya seseorang menyembelih untuk jin, atau
untuk syaikh atau untuk yang lain, selain Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Contoh ibadah yang lain misalnya bernadzar, ber-istighatsah, bersumpah, bertawakal,


rasa takut, rasa cinta, dan lain-lain. Semua itu adalah termasuk jenis-jenis ibadah, yang
tidak boleh seorang Muslim sesekali menyerahkan salah satu dari ibadah tersebut
kepada selain Allah.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.

‫و السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Contoh
Kesyirikan Orang-Orang Musyrikin Quraisy”.

Diantara bentuk kesyirikan mereka adalah:

• Berdo’a dan bertaqarrub kepada orang-orang shalih yang sudah meninggal.

• Menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka dengan tujuan supaya:

⑴ Mendapatkan syafa’at orang-orang shalih tersebut disisi Allah.

⑵ Mencari kedekatan kepada Allah.

Allah sendiri telah menceritakan keyakinan mereka ini di dalam Al Quran dan Allah
mengingkarinya.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


‫ُون هَّللا ِ َما اَل يَضُرُّ هُ ْم َواَل يَ ْنفَ ُعهُ ْم َويَقُولُونَ ٰهَُؤاَل ِء ُشفَ َعاُؤ نَا ِع ْن َد هَّللا ِ ۚ قُلْ َأتُنَبُِّئونَ هَّللا َ بِ َما اَل يَ ْعلَ ُم فِي‬
ِ ‫َويَ ْعبُ ُدونَ ِم ْن د‬
َ‫ض ۚ ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَ ٰى َع َّما يُ ْش ِر ُكون‬ ِ ْ‫ت َواَل فِي اَأْلر‬ ِ ‫ال َّس َما َوا‬

“Dan mereka menyembah kepada selain Allah, sesuatu yang tidak memudharati
mereka dan tidak pula memberi manfaat. Dan mereka berkata, ‘Mereka adalah
pemberi syafa’at bagi kami di sisi Allah.’

Katakanlah: ‘Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allah sesuatu yang Allah tidak
ketahui di langit maupun di bumi?’ Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka sekutukan.” (QS Yunus :18)

Dalam ayat ini Allah menamakan perbuatan mereka sebagai bentuk menyekutukan
Allah.

Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:

‫َأاَل هَّلِل ِ الدِّينُ ْالخَالِصُ ۚ َوالَّ ِذينَ اتَّ َخ ُذوا ِم ْن دُونِ ِه َأوْ لِيَا َء َما نَ ْعبُ ُدهُ ْم ِإاَّل لِيُقَرِّ بُونَا ِإلَى هَّللا ِ ُز ْلفَ ٰى ِإ َّن هَّللا َ يَحْ ُك ُم بَ ْينَهُ ْم فِي‬
‫َما هُ ْم فِي ِه يَ ْختَلِفُونَ ۗ ِإ َّن هَّللا َ اَل يَ ْه ِدي َم ْن هُ َو َكا ِذبٌ َكفَّا ٌر‬

“Ketahuilah bahwa milik Allah-lah agama yang tulus. Dan orang-orang yang
menjadikan selain Allah sekutu, (mereka mengatakan) ‘Tidaklah kami menyembah
mereka melainkan supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allah’
Sesungguhnya Allah akan menghukumi diantara mereka di dalam apa yang mereka
perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang
yang berdusta lagi sangat ingkar.” (QS Az Zumar: 3)

Ayat ini menunjukan bahwa tujuan mereka menyembah orang-orang shalih tersebut
adalah supaya mereka mendekatkan penyembahnya kepada Allah.

Dan cara meraih syafa’at di hari kiamat bukanlah demikian.

Cara meraih syafa’at di hari kiamat adalah dengan memurnikan tauhid, bukan dengan
kesyirikan.

Dan cara dekat dengan Allah adalah mendekatkan diri kepada-Nya dengan iman dan
amal shalih, yang wajib maupun yang sunnah, sebagaimana orang-orang shalih
tersebut melakukannya.
Tidak boleh seseorang menyamakan Allah dengan seorang kepala negara yang sulit
menyampaikan hajat kepadanya kecuali melalui perantara dan para pembantunya.

Tidak boleh seseorang menyerupakan Allah dengan siapapun karena Allah Maha
Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui, dan Maha Berkuasa.

Sedangkan seorang kepala negara, maka dia adalah makhluq yang lemah, tidak
mampu melakukan seluruh pekerjaannya kecuali dibantu oleh para pembantunya.

Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal
Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan Makhluk-Nya”.

Allah Subhānahu wa Ta’āla telah menciptakan makhluk-makhluk supaya manusia


berakal memikirkannya, sehingga mereka mengenal Dzat yang telah menciptakan
mereka.

Besarnya makhluk serta luasnya (seperti langit yang tujuh, bumi, kursi Allah, dan
‘Arsy-Nya) menunjukkan kebesaran Allah.

Keteraturan gerakan dan perjalanan (seperti perjalanan matahari dan bulan)


menunjukkan kekuasaan dan pengawasan Allah yang tidak berhenti.

Kejelian di dalam penciptaan menunjukkan hikmah-Nya dan keluasan ilmu-Nya.

Manfaat yang ada dalam ciptaan-Nya menunjukkan rahmat pencipta yang luas dan
menunjukkan karunia Allah yang meliputi segala sesuatu.

Allah berfirman:

‫) الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيا ًما‬١٩٠( ‫ب‬ ِ ‫ت ُأِلولِي اَأْل ْلبا‬ ِ َّ‫الف اللَّي ِْل َوالن‬
ٍ ‫هار آَل يا‬ ِ ِ‫اخت‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ق السَّماوا‬ِ ‫ِإ َّن فِي خ َْل‬
َ ‫ك فَقِنا ع‬
‫َذاب‬ َ َ‫باطالً ُسبْحان‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
ِ ‫ض َربَّنا َما َخلَ ْقتَ هَ َذا‬ ِ ‫ق السَّماوا‬ ِ ‫َوقُعُوداً َوعَلى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي خ َْل‬
١٩١( ‫ار‬ ِ َّ‫)الن‬
“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam
ada tanda-tanda bagi orang yang memiliki akal, yaitu orang-orang yang mengingat
Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Dan mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi.

Wahai Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan ini semua dengan bathil (sia-sia).
Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari adzab neraka.” (QS Ali ‘Imran: 190-191)

Hendaknya seorang Muslim meluangkan waktunya untuk memikirkan


makhluk-makhluk Allah supaya dia:

✓Semakin mengenal Allah, Pencipta-Nya,

✓Semakin yakin dan mantap dalam menjalankan syariat Islam,

✓Merasa takut dengan adzab Allah,

✓Semakin dekat dengan-Nya, dan

✓Semakin meng-Esakan Dia di dalam beribadah.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang
“Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla Dengan Nama dan Sifat-Nya”.

Allab telah mengabarkan di dalam Al Quran bahwa Allah memiliki nama dan sifat.

Allab Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

‫َﻭﻪَّﻠِﻟ ِ ﭐﺄۡﻟ َ ۡﺳ َﻤﺎٓﺀُ ۡﭐﻟﺤ ُۡﺴﻨَﻰ‬

“Dan Allah memiliki nama-nama yang paling baik.” (QS Al-A’raf: 180)

Allah Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman,


‫َﻭﻪَّﻠِﻟ ِ ۡﭐﻟ َﻤﺜَ ُﻞ ﭐﺄۡﻟ َ ۡﻋﻠَﻰ‬

“Dan Allah memiliki sifat-sifat yang paling tinggi.” (QS An-Nahl: 60)

Kita mengenal Allah dengan nama dan juga sifat tersebut.

✓Kita mengenal Allah sebagai Dzat Yang Maha Penyayang karena Dia adalah Ar
Rahman, Ar Rahim.

✓Kita mengenal Allah sebagai Dzat Yang Maha Pengampun karena Dia adalah
Al-Ghafur, dan seterusnya.

Allah juga mengabarkan di dalam Al-Quran bahwa di antara sifat Allah adalah:

• beristiwa’ di atas ‘Arsy

• bahwa Allah memiliki dua tangan

• bahwa Allah berada di atas

Turun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam yang terakhir sebagaimana
dikabarkan Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Dan juga sifat-sifat yang lain.

Kewajiban kita sebagai seorang Muslim adalah menetapkan nama dan juga sifat
tersebut, karena Allah lebih tahu tentang diri-Nya daripada kita semua.

Dan Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam lebih tahu tentang Allah daripada kita.

Tidak boleh seorang Muslim menolak nama-nama dan juga sifat-sifat tersebut.

Dan tidak boleh dia menyerupakan dengan selain Allah, karena Allah berfirman:

ۖ
ِ َ‫ﺲ َﻛ ِﻤ ۡﺜﻠِِۦﻪ َﺷ ۡﻰ ۬ﺀٌ َﻭﻫُ َﻮ ﭐﻟ َّﺴ ِﻤﻴ ُﻊ ۡﭐﻟﺒ‬
‫ﺼﻴﺮ‬ َ ‫ﻟَ ۡﻴ‬

“Tidak ada yang serupa dengan Allah dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.” (QS Asy-Syura: 11)

Jadi yang benar, yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim adalah:
Menetapkan nama dan juga sifat tersebut sebagaimana datangnya, sesuai dengan
keagungan dan kebesaran Allah, tanpa menyerupakan dengan selainnya dan tanpa
mentakwil nama dan juga sifat tersebut.

Dengan demikian kita sudah menyelesaikan Silsilah Ilmiyyah yang ke-2 tentang
Mengenal Allah dan insya Allah akan kita lanjutkan dengan Silsilah Ilmiyyah
berikutnya, yaitu Silsilah Ilmiyyah yang ke-3 tentang Mengenal Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada Silsilah Ilmiyyah berikutnya, yaitu tentang Mengenal Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam.

‫والسالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai