⑴ Siapa Tuhanmu?
⑶ Apa Agamamu?
wajib seorang Muslim dan Muslimah untuk mempersiapkan diri terkait 3 perkara
tersebut. Perlu diketahui bahwasanya untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak
cukup dengan menghafal. Sebab seandainya menghafal itu cukup niscaya orang
munafik pun bisa menjawab pertanyaan.
Tetapi yang dituntut adalah pemahaman dan juga pengamalan. Barangsiapa yang di
dunia:
Maka diharapkan dia bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan mendapat
kenikmatan di dalam kuburnya.
Maka ditakutkan dia tidak bisa menjawab pertanyaan sehingga akibatnya siksa kubur
yang akan dia dapatkan. Semoga Allāh ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىmemudahkan kita, keluarga kita
dan orang-orang yang kita cintai untuk bisa mengenal Allāh, mengenal Nabi
Muhammad ﷺdan juga mengenal agama Islam.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang
Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Dzat Yang Maha Pencipta, menciptakan dari
sesuatu yang tidak ada menjadi ada.
Dialah Allāh yang telah menciptakan langit, menciptakan bumi, manusia, dan
seluruh alam semesta.
“Itu adalah Allāh Rabb kalian yang telah menciptakan segala sesuatu.” (QS Ghāfir:
62)
Dialah Allāh, Al-Khāliq Yang Maha Pencipta, sedangkan selain Allah adalah makhluq
yang diciptakan. Mereka tidak bisa mencipta meskipun diagung-agungkan dan
disembah oleh manusia.
Sesungguhnya segala sesembahan yang kalian sembah selain Allāh, tidak akan bisa
menciptakan seekor lalat, meskipun mereka bersatu padu untuk membuat seekor lalat
tersebut.”
Berkumpul dan bekerja sama saja mereka tidak mampu untuk mencipta, bagaimana
mencipta sendirian?
Menciptakan seekor lalat yang sedemikian sederhana susunan tubuhnya mereka tidak
mampu maka bagaimana mereka menciptakan makhluq yang lebih rumit.
Barangsiapa yang meyakini ada yg mencipta selain Allah, maka sungguh telah
melakukan syirik besar.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal
Allah Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pemberi Rezeki”.
Di antara nama Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah Ar Razzāq yang artinya Yang Maha
Memberi Rezeki.
Bahkan Allah Subhānahu wa Ta’āla telah menulis rezeki makhluk-Nya jauh sebelum
Allah menciptakan mereka.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
Maka tidak akan meninggal seseorang sampai dia mendapatkan rezeki terakhir yang
menjadi jatahnya, meskipun rezeki tersebut ada di puncak gunung atau bahkan ada di
bawah lautan.
“Tidak ada seekor binatang melata pun yang ada di permukaan bumi ini melainkan
Allah yang akan memberikan rezekinya.” (QS Hūd: 6)
Adakah selain Allah Subhānahu wa Ta’āla sesembahan yang bisa memberi makan
sekali saja untuk seluruh makhluk yang ada di bumi ini mulai dari manusia, jin,
hewan dan tumbuhan?
“Wahai manusia, hendaklah kalian mengingat nikmat Allah atas kalian. Adakah yang
mencipta selain Allah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit maupun dari
bumi? Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia. Oleh karena itu
kenapa kalian dipalingkan? (QS Fāthir: 3)
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
Abdullah Roy,
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla
adalah tentang “Mengenal Allah Sebagai Pengatur Alam Semesta”.
Tidak ada yang mengatur selain Allah Subhānahu wa Ta’āla. Dialah Allah Subhānahu
wa Ta’āla yang menerbitkan matahari dari timur. Maka siapa selain Allah yang bisa
menerbitkan matahari dari barat?
Nabi Ibrahim ‘alayhissalām berkata kepada salah seorang yang mengaku sebagai
Tuhan selain Allah:
“Sesungguhnya Allah telah menerbitkan matahari dari timur, maka silakan engkau
kalau memang engkau Tuhan, terbitkan matahari dari barat. Maka orang kafir
tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.” Lihat surat Al Baqarah : 258.
Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan siang. Maka siapa yang bisa mengganti siang
menjadi malam selain Allah?
Tidak ada yang mengatur alam semesta kecuali Allah dan tidak ada sesembahan selain
Allah yang membantu Allah untuk mengatur alam semesta ini.
Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh meyakini bahwasanya ada selain Allah
yang mencipta, memberikan rezeki, dan juga mengatur alam semesta, siapapun dia
dan bagaimanapun kedudukannya di sisi Allah.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal
Allah Sebagai Satu – Satunya Dzat yang Berhak Disembah”.
Apabila Allah adalah satu-satunya Dzat yang mencipta, memberikan rezeki, dan juga
mengatur alam semesta, maka kita dituntut untuk tidak menyembah kecuali hanya
kepada Allah.
Tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allah semata.
َ ْ) الَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم األر٢١( َيَا َأيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون
ض فِ َرا ًشا
٢٢( َت ِر ْزقًا لَ ُك ْم فَال تَجْ َعلُوا هَّلِل ِ َأ ْندَادًا َوَأ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون
ِ ) َوال َّس َما َء بِنَا ًء َوَأ ْن َز َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء فََأ ْخ َر َج بِ ِه ِمنَ الثَّ َم َرا
“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian, yang telah menciptakan kalian dan
orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertakwa. Yang telah mencipta untuk
kalian bumi sebagai hamparan dan langit sebagai bangunan dan telah menurunkan air
dari langit. Maka Allah mengeluarkan dengan air tersebut buah-buahan sebagai rezeki
bagi kalian. Maka janganlah kalian menjadikan bagi Allah sekutu-sekutu sedangkan
kalian mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 21-22)
Selain Allah, tidak berhak untuk disembah karena dia bukan pencipta, bukan
pemberi rezeki, dan bukan pengatur alam semesta.
Allah berfirman:
“Yang demikian itu karena Allah Dialah sesembahan yang haq yang memang berhak
untuk disembah. Sedangkan apa yang mereka sembah selain Allah adalah sesembahan
yang bathil (yaitu yang tidak berhak untuk disembah).” (QS. Al Hajj : 62)
Apabila seseorang meyakini Allah yang mencipta, memberikan rezeki, dan juga
mengatur alam semesta kemudian dia masih menyembah kepada selain Allah atau
menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah, maka dia telah berbuat syirik
kepada Allah di dalam ibadah.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah ditanya oleh salah seorang sahabat:
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah ‘Azza wa Jalla adalah
tentang “Keyakinan bahwa Allah Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pencipta, Pemberi
Rezeki, dan Pengatur Alam Semesta Tidaklah Cukup Untuk Memasukkan Seseorang
ke Dalam Agama Islam.”
Namun meyakini hal itu saja tidaklah cukup untuk memasukkan seseorang ke dalam
agama Islam.
Dan belum bisa menjadi pembeda antara seorang Muslim dan seorang yang kafir.
Allah berkata (kepada iblis): “Apa yang mencegahmu untuk sujud (kepada Adam)
ketika Aku memerintahkan kepadamu?”
Iblis mengatakan: “Aku lebih baik daripada dia. Engkau telah menciptakan aku dari
api dan menciptakan dia dari tanah.” (QS Al-A’raf: 12)
Ayat ini menunjukkan bahwa iblis mengenal Allah sebagai Dzat yang menciptakan
dirinya.
َ ْت َواَأْلر
ُ ض لَيَقُولُ َّن هّللا َ ََولَِئ ْن َسَأ ْلتَهُ ْم َم ْن َخل
ِ ق ال َّس َما َوا
“Dan seandainya engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka ‘Siapa yang
menciptakan langit dan juga bumi?’, niscaya mereka mengatakan ‘Allah’.” (QS
Az-Zumar: 38)
Meskipun mereka meyakini hal yang demikian, akan tetapi Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam memerangi mereka.
Kenapa demikian?
Oleh karena itu, setiap Muslim perlu mengetahui apa pengertian ibadah dan
macam-macamnya sehingga dia tidak menyerahkan satu ibadah pun kepada selain
Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla
adalah tentang “Pengertian Ibadah dan Macam-Macamnya”.
Ibadah adalah seluruh perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allah baik berupa
ucapan maupun perbuatan yang zhahir maupun yang bathin.
Seseorang bisa mengetahui bahwa sesuatu dicintai Allah dengan beberapa cara,
diantaranya:
Apabila sesuatu tersebut diperintahkan oleh Allah. Dengan demikian kita mengetahui
bahwasanya sesuatu tersebut adalah ibadah, karena Allah tidaklah memerintah kecuali
dengan sesuatu yang Allah cintai.
Termasuk diantara tanda bahwa sesuatu itu dicintai oleh Allah adalah apabila Allah
memuji pelakunya. Pujian Allah menunjukkan bahwa sesuatu tersebut dicintai-Nya.
“Berdo’alah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan.” (QS Ghafir: 60)
“Do’a itu adalah ibadah.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi
dan juga Ibnu Majah).
Dengan demikian hukumnya syirik apabila seseorang berdo’a kepada selain Allah baik
berdo’a kepada seorang Nabi, seorang malaikat, seorang jin, orang yang shalih, dan
lain-lain.
“Allah melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allah.” (HR Muslim).
Dengan demikian termasuk syirik hukumnya seseorang menyembelih untuk jin, atau
untuk syaikh atau untuk yang lain, selain Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Contoh
Kesyirikan Orang-Orang Musyrikin Quraisy”.
Allah sendiri telah menceritakan keyakinan mereka ini di dalam Al Quran dan Allah
mengingkarinya.
“Dan mereka menyembah kepada selain Allah, sesuatu yang tidak memudharati
mereka dan tidak pula memberi manfaat. Dan mereka berkata, ‘Mereka adalah
pemberi syafa’at bagi kami di sisi Allah.’
Katakanlah: ‘Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allah sesuatu yang Allah tidak
ketahui di langit maupun di bumi?’ Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka sekutukan.” (QS Yunus :18)
Dalam ayat ini Allah menamakan perbuatan mereka sebagai bentuk menyekutukan
Allah.
َأاَل هَّلِل ِ الدِّينُ ْالخَالِصُ ۚ َوالَّ ِذينَ اتَّ َخ ُذوا ِم ْن دُونِ ِه َأوْ لِيَا َء َما نَ ْعبُ ُدهُ ْم ِإاَّل لِيُقَرِّ بُونَا ِإلَى هَّللا ِ ُز ْلفَ ٰى ِإ َّن هَّللا َ يَحْ ُك ُم بَ ْينَهُ ْم فِي
َما هُ ْم فِي ِه يَ ْختَلِفُونَ ۗ ِإ َّن هَّللا َ اَل يَ ْه ِدي َم ْن هُ َو َكا ِذبٌ َكفَّا ٌر
“Ketahuilah bahwa milik Allah-lah agama yang tulus. Dan orang-orang yang
menjadikan selain Allah sekutu, (mereka mengatakan) ‘Tidaklah kami menyembah
mereka melainkan supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allah’
Sesungguhnya Allah akan menghukumi diantara mereka di dalam apa yang mereka
perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang
yang berdusta lagi sangat ingkar.” (QS Az Zumar: 3)
Ayat ini menunjukan bahwa tujuan mereka menyembah orang-orang shalih tersebut
adalah supaya mereka mendekatkan penyembahnya kepada Allah.
Cara meraih syafa’at di hari kiamat adalah dengan memurnikan tauhid, bukan dengan
kesyirikan.
Dan cara dekat dengan Allah adalah mendekatkan diri kepada-Nya dengan iman dan
amal shalih, yang wajib maupun yang sunnah, sebagaimana orang-orang shalih
tersebut melakukannya.
Tidak boleh seseorang menyamakan Allah dengan seorang kepala negara yang sulit
menyampaikan hajat kepadanya kecuali melalui perantara dan para pembantunya.
Tidak boleh seseorang menyerupakan Allah dengan siapapun karena Allah Maha
Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui, dan Maha Berkuasa.
Sedangkan seorang kepala negara, maka dia adalah makhluq yang lemah, tidak
mampu melakukan seluruh pekerjaannya kecuali dibantu oleh para pembantunya.
Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal
Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan Makhluk-Nya”.
Besarnya makhluk serta luasnya (seperti langit yang tujuh, bumi, kursi Allah, dan
‘Arsy-Nya) menunjukkan kebesaran Allah.
Manfaat yang ada dalam ciptaan-Nya menunjukkan rahmat pencipta yang luas dan
menunjukkan karunia Allah yang meliputi segala sesuatu.
Allah berfirman:
) الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيا ًما١٩٠( ب ِ ت ُأِلولِي اَأْل ْلبا ِ َّالف اللَّي ِْل َوالن
ٍ هار آَل يا ِ ِاخت ِ ْت َواَأْلر
ْ ض َو ِ ق السَّماواِ ِإ َّن فِي خ َْل
َ ك فَقِنا ع
َذاب َ َباطالً ُسبْحان ِ ْت َواَأْلر
ِ ض َربَّنا َما َخلَ ْقتَ هَ َذا ِ ق السَّماوا ِ َوقُعُوداً َوعَلى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي خ َْل
١٩١( ار ِ َّ)الن
“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam
ada tanda-tanda bagi orang yang memiliki akal, yaitu orang-orang yang mengingat
Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Dan mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi.
Wahai Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan ini semua dengan bathil (sia-sia).
Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari adzab neraka.” (QS Ali ‘Imran: 190-191)
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang
“Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla Dengan Nama dan Sifat-Nya”.
Allab telah mengabarkan di dalam Al Quran bahwa Allah memiliki nama dan sifat.
“Dan Allah memiliki nama-nama yang paling baik.” (QS Al-A’raf: 180)
“Dan Allah memiliki sifat-sifat yang paling tinggi.” (QS An-Nahl: 60)
✓Kita mengenal Allah sebagai Dzat Yang Maha Penyayang karena Dia adalah Ar
Rahman, Ar Rahim.
✓Kita mengenal Allah sebagai Dzat Yang Maha Pengampun karena Dia adalah
Al-Ghafur, dan seterusnya.
Allah juga mengabarkan di dalam Al-Quran bahwa di antara sifat Allah adalah:
Turun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam yang terakhir sebagaimana
dikabarkan Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Dan juga sifat-sifat yang lain.
Kewajiban kita sebagai seorang Muslim adalah menetapkan nama dan juga sifat
tersebut, karena Allah lebih tahu tentang diri-Nya daripada kita semua.
Dan Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam lebih tahu tentang Allah daripada kita.
Tidak boleh seorang Muslim menolak nama-nama dan juga sifat-sifat tersebut.
Dan tidak boleh dia menyerupakan dengan selain Allah, karena Allah berfirman:
ۖ
ِ َﺲ َﻛ ِﻤ ۡﺜﻠِِۦﻪ َﺷ ۡﻰ ۬ﺀٌ َﻭﻫُ َﻮ ﭐﻟ َّﺴ ِﻤﻴ ُﻊ ۡﭐﻟﺒ
ﺼﻴﺮ َ ﻟَ ۡﻴ
“Tidak ada yang serupa dengan Allah dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.” (QS Asy-Syura: 11)
Jadi yang benar, yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim adalah:
Menetapkan nama dan juga sifat tersebut sebagaimana datangnya, sesuai dengan
keagungan dan kebesaran Allah, tanpa menyerupakan dengan selainnya dan tanpa
mentakwil nama dan juga sifat tersebut.
Dengan demikian kita sudah menyelesaikan Silsilah Ilmiyyah yang ke-2 tentang
Mengenal Allah dan insya Allah akan kita lanjutkan dengan Silsilah Ilmiyyah
berikutnya, yaitu Silsilah Ilmiyyah yang ke-3 tentang Mengenal Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada Silsilah Ilmiyyah berikutnya, yaitu tentang Mengenal Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam.