⑴ Siapa Tuhanmu?
⑶ Apa Agamamu?
Oleh karena itu wajib seorang Muslim dan Muslimah untuk mempersiapkan diri terkait 3
perkara tersebut. Perlu diketahui bahwasanya untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak
cukup dengan menghafal. Sebab seandainya menghafal itu cukup niscaya orang munafik
pun bisa menjawab pertanyaan.
Tetapi yang dituntut adalah pemahaman dan juga pengamalan. Barangsiapa yang di dunia:
Maka diharapkan dia bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan mendapat kenikmatan di
dalam kuburnya.
Maka ditakutkan dia tidak bisa menjawab pertanyaan sehingga akibatnya siksa kubur yang
ُ تَعَالَى َوmemudahkan kita, keluarga kita dan orang-
akan dia dapatkan. Semoga Allāh ُس ْب َحانَه
orang yang kita cintai untuk bisa mengenal Allāh, mengenal Nabi Muhammad ﷺdan juga
mengenal agama Islam
Dialah Allāh yang telah menciptakan langit, bumi, manusia dan seluruh alam semesta.
Dialah Allāh Al-Khāliq Yang Maha Pencipta, sedangkan selain Allah adalah makhluq yang
diciptakan. Mereka tidak bisa mencipta meskipun diagung-agungkan dan disembah oleh
manusia.
اس أَيُّ َها َيا َ ِين ِإ َن ۚ َلهُ فَاست َ ِمعُوا َمثَل ض ُِر
ُ َب الن َ ُون الَذ ِ َولَ ِو ذُبَابًا يَخلُقُوا َلن هللا د
َ ُون ِمن تَدع
ۖ لَهُ اجت َ َمعُوا.
“Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan bagi kalian maka hendaklah kalian
mendengarnya. Sesungguhnya segala sesembahan yang kalian sembah selain Allāh,
tidak akan bisa menciptakan seekor lalat, meskipun mereka bersatu padu untuk
membuat seekor lalat tersebut.”
⇒ Berkumpul saja mereka tidak mampu untuk mencipta, (lalu) bagaimana dengan
sendirian?
Seorang Muslim wajib hanya meyakini bahwasanya Allāh adalah satu-satunya Pencipta dan
tidak ada yang mencipta selain Allāh
Di antara nama Allāh ‘Azza wa Jalla adalah Ar Razzāq yang artinya Yang Maha Memberi
Rezeki.
✓Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan makhluk dan memberikan rezeki kepada mereka.
✓Bahkan Allāh ‘Azza wa Jalla telah menulis rezeki makhluk-Nya sebelum Allāh menciptakan
mereka.
سنة ألف بخمسين واألرض السموات يخلق أن قبل الخالئق مقادير هللا قدر
“Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menentukan (telah menulis) takdir bagi makhluk-
makhlukNya 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.”
Dan tidak akan meninggal seseorang sampai dia mendapatkan rezeki yang terakhir,
meskipun rezeki tersebut ada di puncak gunung atau bahkan ada di bawah lautan.
(QS Hūd: 6)
Adakah selain Allāh sesembahan yang bisa memberi makan sekali saja untuk seluruh
makhluk yang ada di bumi ini mulai dari manusia, jin, hewan dan juga tumbuhan?
اس أَيُّ َها َيا ُ َّللا نِع َمتَ اذك ُُروا الن
ِ َ علَيكُم
َ ۚ غي ُر َخا ِلق ِمن َهل ِ َ اء ِم َن يَر ُزقُكُم
َ ّللا ِ س َم ِ ۚ َواألَر
َ ض ال
ُون فَأَنَ َٰى ۖ ُه َو ِإ َّل ِإ َٰلَهَ َّل
َ تُؤفَك
“Wahai manusia, hendaklah kalian mengingat nikmat Allāh atas kalian. Adakah yang
mencipta selain Allāh, yang memberikan rizki kepada kalian dari langit maupun dari
bumi? Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia. Oleh karena itu
kenapa kalian dipalingkan?
(QS Fāthir: 3)
يُﺪَبِﺮﭐلۡأَمۡﺮَ م
“Dialah Allāh yang mengatur seluruh perkara.” (QS As-Sajdah: 5)
Tidak ada yang mengatur selain Allāh, Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menerbitkan
matahari dari timur. Maka siapa selain Allāh yang bisa menerbitkan matahari dari barat?
Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām berkata kepada salah seorang, yang dia mengaku menjadi
Tuhan selain Allāh, beliau berkata:
Al Baqarah : 258
Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menjadikan siang. Dan siapa yang mengganti siang
menjadi malam selain Allāh?
Tidak ada yang mengatur alam semesta kecuali Allāh dan tidak ada sesembahan selain
Allāh yang membantu Allāh untuk mengatur alam semesta ini.
Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh meyakini bahwasanya ada selain Allāh yang
mencipta, memberikan rizki & juga mengatur alam semesta, siapapun dia dan
bagaimanapun kedudukannya di sisi Allāh.
Barangsiapa yang berkeyakinan bahwasanya ada selain Allāh yang mencipta, memberikan
rezeki dan juga mengatur alam semesta maka dia telah menyekutukan Allāh Subhānahu wa
Ta’āla
Tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata.
Allāh berfirman :
(Al-Baqarah 21-22)
Selain Allāh tidak berhak untuk disembah karena dia bukan pencipta, bukan pemberi rezeki
dan bukan pengatur alam semesta.
(Luqmān 30)
Apabila seseorang meyakini Allāh yang mencipta, memberikan rizqi dan juga mengatur alam
semesta kemudian dia masih menyembah selain Allāh atau menyerahkan sebagian ibadah
kepada selain Allāh, maka dia telah berbuat syirik kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla di
dalam ibadah.
“Ya Rasūlullāh, apa dosa yang paling besar di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla?”
Kaum muslimin meyakini bahwasanya Allāh sebagai Pencipta, Pemberi Rizki & juga
Pengatur Alam Semesta adalah sebuah kewajiban, yang tidak sah keimanan seseorang
sampai meyakini yang demikian itu.
Namun ini tidaklah cukup untuk memasukkan seseorang ke dalam agama Islam.
Dan belum bisa menjadi pembeda antara seorang yang Muslim dengan orang yang kāfir.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan di dalam Al-Qurān menceritakan tentang ucapan
iblis.
ِطين ِمن َو َخلَقتَهُ َنار ِمن َخلَقتَنِي ِمنهُ َخير أَنَا قَا َل أ َ َمرت ُكَ ِإذ تَس ُج َد أَّل َمنَعَكَ َما قَ ا َل
Allāh berkata (kepada iblis):
“Apa yang mencegahmu untuk sujud (kepada Ādam) ketika Aku memerintahkan
kepadamu?”
Iblis mengatakan:
“Aku lebih baik daripada dia. Engkau telah menciptakan aku dari api dan menciptakan
dia dari tanah.”
(QS Al-A’rāf: 12)
Iblis mengenal bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang telah menciptakan dia.
Orang-orang musyrikin Quraisy ketika mereka ditanya:
“Siapa yang menciptakan?
“Siapa yang memberikan rezeki kepada mereka?”
“Siapa yang mengatur alam semesta ini?”
Mereka mengatakan: “Allah”.
Ibadah adalah seluruh perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla,
baik berupa ucapan maupun perbuatan yang zhahir maupun yang bathin.
Seseorang bisa mengetahui sesuatu dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan
beberapa cara, di antaranya :
Maka kita mengetahui bahwasanya sesuatu tersebut adalah dicintai oleh Allāh Subhānahu
wa Ta’āla.
Allāh berfirman :
“ل
ِصَ َف ََو ۡﭐن َح ۡر ِل َر ِبك
Hendaklah engkau shalat untuk Rabb-mu dan juga menyembelih untuk Rabb-mu.”
(QS Al-Kautsar: 2 )
Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
Allāh sendiri telah menceritakan keyakinan mereka ini di dalam Al Qurān dan Allāh
mengingkarinya.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
لِل أ َ َّل
ِ َ ِ ص الدِي ُن َ ّللا ِإلَى ِليُقَ ِربُونَا ِإ َّل نَعبُ ُد ُهم َما أَو ِل َيا َء دُو ِن ِه ِمن ات َ َخذُوا َوالَذ
ُ ِين ۚ ال َخا ِل َِ
ّللا ِإ َن ُزلفَ َٰى
َ َ ون ِفي ِه ُهم َما ِفي َبينَ ُهم َيح ُك ُم َ َ َكفَار كَاذِب ُه َو َمن َيهدِي َّل
َ ُّللا ِإ َن ۗ َيختَ ِلف
“Ketahuilah bahwa milik Allāh-lah agama yang tulus.
Dan orang-orang yang menjadikan selain Allāh sekutu, (mereka mengatakan)
‘Tidaklah kami menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan diri kami
kepada Allāh.’
Sesungguhnya Allāh akan menghukumi diantara mereka di dalam apa yang mereka
perselisihkan.
Sesungguhnya Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang berdusta
lagi sangat ingkar.”
(QS Az Zumar: 3)
⇒ Ayat ini menunjukan bahwa tujuan mereka menyembah orang-orang shālih tersebut
adalah supaya mereka mendekatkan penyembahnya kepada Allāh.
Dan cara meraih syafa’at di hari kiamat bukanlah demikian.
◆Cara meraih syafa’at di hari kiamat adalah dengan memurnikan tauhid, bukan dengan
kesyirikan.
◆Dan cara dekat dengan Allāh adalah mendekatkan diri kepadaNya dengan iman dan amal
shālih, yang wajib maupun yang sunnah, sebagaimana orang-orang shālih tersebut
melakukannya.
Tidak boleh seseorang menyamakan Allāh dengan seorang kepala negara yang sulit
menyampaikan hajat kepadanya kecuali melalui perantara dan para pembantunya.
Tidak boleh seseorang menyerupakan Allāh dengan siapapun karena Allāh Maha
Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa.
Sedangkan seorang kepala negara, maka dia adalah makhluq yang lemah, tidak mampu
melakukan seluruh pekerjaannya kecuali dibantu oleh para pembantunya
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah
tentang “Mengenal Allah dengan makhluk-makhluknya”
Allah telah menciptakan makhluk-makhluk supaya manusia berakal memikirkan makhluk-
makhluk tersebut. Sehingga mereka bisa mengenal dzat yang telah menciptakan mereka.
Besarnya makhluk dan luasnya seperti langit yang tujuh dan bumi, kursi Allah dan Arsy Allah
menunjukkan tentang kebesaran Allah.
Keteraturan gerakan dan perjalanan seperti perjalanan matahari dan bulan menunjukkan
bahwasanya pengawasan Allah yang tidak pernah berhenti. Kejelian dalam penciptaan
menunjukkan hikmahNya dan keluasan ilmuNya.
Manfaat yang ada di dalam penciptaan tersebut menunjukkan rahmat yang luas dan
menunjukkan karunia yang meliputi segala sesuatu.
Allah berfirman:
َ ِإ
(ن ِ ت َخل
ق فِي ِ اوا َ س َمَ ض ال ِ ف َواألَر ِ )األَلبَا، (ِين
ِ ب ِألُو ِلي ََليَات َوالنَ َه ِار اللَي ِل َواختِ َال َ الَذ
َ َ علَ َٰى َوقُعُودًا قِيَا ًما
َ ّللا يَذك ُُر
ون َ ون ُجنُوبِ ِهم َوَ ق فِي َويَتَفَك َُر ِ ت َخل
ِ اوا
َ س َم
َ ض ال ِ َواألَر
اط ًال َٰ َه َذا َخلَقتَ َما َربَنَا
ِ سب َحانَكَ َب ُ اب فَ ِقنَا
َ ع َذ
َ )النَ ِار
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran : 190-191)
Hendaknya seorang muslim meluangkan waktunya untuk memikirkan makhluk-makhluk
Allah supaya dia semakin mengenal Allah Penciptanya. Semakin yakin dan mantap dalam
menjalankan syariat Allah, merasa takut dengan adzabnya, semakin dekat dengan Allah dan
semakin mengesakan Allah dalam beribadah
✓Kita mengenal Allāh sebagai Dzat Yang Maha Penyayang karena Dia adalah Ar Rahmān
Ar Rahīm.
✓Dan kita mengenal Allāh sebagai Dzat Yang Maha Pengampun karena Dia adalah Al-
Ghafūr, dan seterusnya.
✓Dan Allāh mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwasanya di antara sifat Allāh adalah:
• Allāh Subhānahu wa Ta’āla turun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam yang
terakhir.
Kewajiban kita sebagai seorang Muslim adalah menetapkan nama & juga sifat tersebut,
karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla lebih tahu tentang diri-Nya daripada kita semua.
Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam lebih tahu tentang Allāh daripada kita.
Tidak boleh seorang Muslim menolak nama-nama dan juga sifat-sifat tersebut.
Dan tidak boleh dia menyerupakan, karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman: