Judul E-Book
Mengenal Allah
Penulis
Herbi Yuliantoro
2
Daftar Isi
Pentingnya Mengenal Allah, Mengenal Rasulullah, dan Agama Islam .................................. 4
Mengenal Allah Sebagai Satu – Satunya Dzat yang Berhak Disembah ................................... 8
3
Pentingnya Mengenal Allah, Mengenal Rasulullah, dan Agama Islam
احلمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أمجعني
Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang Pentingnya
Mengenal Allah, Mengenal Rasulullah, dan Agama Islam. Rasulullah ﷺmengabarkan bahwa
setiap manusia apabila telah meninggal dunia, maka di alam kubur akan ditanya oleh 2 malaikat
tentang 3 perkara :
⑴ Siapa Tuhanmu?
⑵ Siapa Nabimu? dan
⑶ Apa Agamamu?
Oleh karena itu wajib seorang Muslim dan Muslimah untuk mempersiapkan diri terkait 3 perkara
tersebut. Perlu diketahui bahwasanya untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak cukup dengan
menghafal. Sebab seandainya menghafal itu cukup niscaya orang munafik pun bisa menjawab
pertanyaan. Tetapi yang dituntut adalah pemahaman dan juga pengamalan. Barangsiapa yang di
dunia:
Maka diharapkan dia bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan mendapat kenikmatan di
dalam kuburnya.
Maka ditakutkan dia tidak bisa menjawab pertanyaan sehingga akibatnya siksa kubur yang akan
dia dapatkan. Semoga Allāh الَ ُسْب َحانَهُ َو تَ َعmemudahkan kita, keluarga kita dan orang-orang yang
kita cintai untuk bisa mengenal Allāh, mengenal Nabi Muhammad ﷺdan juga mengenal agama
Islam.
4
Mengenal Allah Sebagai Pencipta
احلمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أمجعني
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal Allah Sebagai
Pencipta”. Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Dzat Yang Maha Pencipta, menciptakan dari sesuatu yang
tidak ada menjadi ada. Dialah Allāh yang telah menciptakan langit, menciptakan bumi, manusia, dan
seluruh alam semesta.
“Itu adalah Allāh Rabb kalian yang telah menciptakan segala sesuatu.” (QS Ghāfir: 62)
Dialah Allāh, Al-Khāliq Yang Maha Pencipta, sedangkan selain Allah adalah makhluq yang diciptakan.
Mereka tidak bisa mencipta meskipun diagung-agungkan dan disembah oleh manusia.
Berkumpul dan bekerja sama saja mereka tidak mampu untuk mencipta, bagaimana mencipta sendirian?
Menciptakan seekor lalat yang sedemikian sederhana susunan tubuhnya mereka tidak mampu maka
bagaimana mereka menciptakan makhluq yang lebih rumit. Seorang Muslim wajib meyakini bahwasanya
Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah satu-satunya Pencipta dan tidak ada yang mencipta selain Allāh .
Barangsiapa yang meyakini ada yg mencipta selain Allah, maka sungguh telah melakukan syirik
besar.Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
Abdullah Roy,
Di kota Al Madinah
5
Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pemberi Rezeki
السالم عليكم ورمحة هللا وبركاته
احلمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أمجعني
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal Allah Subhānahu wa
Ta’āla Sebagai Pemberi Rezeki”. Di antara nama Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah Ar Razzāq yang
artinya Yang Maha Memberi Rezeki. Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan makhluk dan
memberikan rezeki kepada mereka. Bahkan Allah Subhānahu wa Ta’āla telah menulis rezeki makhluk-
Nya jauh sebelum Allah menciptakan mereka.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan rezeki tersebut dan menyampaikannya kepada makhluk sesuai
dengan waktu yang sudah Allah Subhānahu wa Ta’āla tentukan sebelumnya. Maka tidak akan meninggal
seseorang sampai dia mendapatkan rezeki terakhir yang menjadi jatahnya, meskipun rezeki tersebut ada di
puncak gunung atau bahkan ada di bawah lautan.
“Tidak ada seekor binatang melata pun yang ada di permukaan bumi ini melainkan Allah yang akan
memberikan rezekinya.” (QS Hūd: 6)
Siapa sesembahan selain Allah yang bisa melakukan yang demikian? Adakah selain Allah Subhānahu wa
Ta’āla sesembahan yang bisa memberi makan sekali saja untuk seluruh makhluk yang ada di bumi ini mulai
dari manusia, jin, hewan dan tumbuhan?
“Wahai manusia, hendaklah kalian mengingat nikmat Allah atas kalian. Adakah yang mencipta selain Allah
yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit maupun dari bumi? Tidak ada sesembahan yang berhak
disembah selain Dia. Oleh karena itu kenapa kalian dipalingkan? (QS Fāthir: 3)
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Abdullah Roy,
Di kota Al Madinah
6
Mengenal Allah Sebagai Pengatur Alam Semesta
السالم عليكم ورمحة هللا وبركاته
احلمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أمجعني
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah tentang “Mengenal
Allah Sebagai Pengatur Alam Semesta”.
َيُدَبِرُ ﭐلَۡمۡر
“Dialah Allah yang mengatur seluruh perkara.” (QS As-Sajdah : 5)
Tidak ada yang mengatur selain Allah Subhānahu wa Ta’āla. Dialah Allah Subhānahu wa Ta’āla yang
menerbitkan matahari dari timur. Maka siapa selain Allah yang bisa menerbitkan matahari dari barat?
Nabi Ibrahim ‘alayhissalām berkata kepada salah seorang yang mengaku sebagai Tuhan selain Allah:
Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan siang. Maka siapa yang bisa mengganti siang menjadi malam selain
Allah? Tidak ada yang mengatur alam semesta kecuali Allah dan tidak ada sesembahan selain Allah yang
membantu Allah untuk mengatur alam semesta ini.
Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh meyakini bahwasanya ada selain Allah yang mencipta,
memberikan rezeki, dan juga mengatur alam semesta, siapapun dia dan bagaimanapun kedudukannya di
sisi Allah. Barangsiapa yang berkeyakinan bahwasanya ada selain Allah yang mencipta, memberikan rezeki,
dan juga mengatur alam semesta, maka dia telah menyekutukan Allah Subhānahu wa Ta’āla.Itulah yang
bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Abdullah Roy,
Di kota Al Madinah
7
Mengenal Allah Sebagai Satu – Satunya Dzat yang Berhak Disembah
السالم عليكم ورمحة هللا وبركاته
احلمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أمجعني
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal Allah Sebagai Satu
– Satunya Dzat yang Berhak Disembah”.
Apabila Allah adalah satu-satunya Dzat yang mencipta, memberikan rezeki, dan juga mengatur alam
semesta, maka kita dituntut untuk tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah. Tidak ada yang berhak
disembah dan diibadahi kecuali Allah semata.
ِ
َخَر َج بِِه ِم َن ِ ض فَِر ا
ْ ََاشا َوال هس َماءَ بِنَاءا َوأَنْ َزَل م َن ال هس َماء َماءا ف
ِ
ْ ) الهذي َج َع َل لَ ُك ُم٢١( ين م ْن قَ ْبل ُك ْم لَ َعله ُك ْم تَته ُقو َن
َ األر
ِ ِ َي أَيُّها النهاس اعب ُدوا ربه ُكم اله ِذي خلَ َق ُكم واله ِذ
َ َْ َ ُ َ ُْ ُ َ َ
ِ ِ ِ ِ
)٢٢( الث َهمَرات رْزقاا لَ ُك ْم فَال ََْت َعلُوا هَّلل أَنْ َد اادا َوأَنْتُ ْم تَ ْعلَ ُمو َن
“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian, yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian
supaya kalian bertakwa. Yang telah mencipta untuk kalian bumi sebagai hamparan dan langit sebagai
bangunan dan telah menurunkan air dari langit. Maka Allah mengeluarkan dengan air tersebut buah-
buahan sebagai rezeki bagi kalian. Maka janganlah kalian menjadikan bagi Allah sekutu-sekutu sedangkan
kalian mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 21-22)
Maksudnya janganlah kalian menyekutukan Allah, menyembah kepada selain Allah, sedangkan kalian
mengetahui bahwa Allah yang mencipta, memberikan rezeki, dan juga mengatur alam semesta ini. Selain
Allah, tidak berhak untuk disembah karena dia bukan pencipta, bukan pemberi rezeki, dan bukan
pengatur alam semesta.
“Yang demikian itu karena Allah Dialah sesembahan yang haq yang memang berhak untuk disembah.
Sedangkan apa yang mereka sembah selain Allah adalah sesembahan yang bathil (yaitu yang tidak berhak
untuk disembah).” (QS. Al Hajj : 62)
Apabila seseorang meyakini Allah yang mencipta, memberikan rezeki, dan juga mengatur alam semesta
kemudian dia masih menyembah kepada selain Allah atau menyerahkan sebagian ibadah kepada selain
Allah, maka dia telah berbuat syirik kepada Allah di dalam ibadah.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah ditanya oleh salah seorang sahabat: “Wahai Rasulullah,
apa dosa yang paling besar di sisi Allah?”. Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
ِِ
َ أَ ْن ََْت َع َل َّلل نِدًّا َوُه َو َخلَ َق
ك
8
“Dosa yang paling besar adalah engkau menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dialah yang telah
menciptakan dirimu.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
Abdullah Roy
Di kota Al Madinah
9
Keyakinan bahwa Allah Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pencipta...
السالم عليكم ورمحة هللا وبركاته
احلمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أمجعني
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah ‘Azza wa Jalla adalah tentang “Keyakinan bahwa
Allah Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pencipta, Pemberi Rezeki, dan Pengatur Alam Semesta Tidaklah
Cukup Untuk Memasukkan Seseorang ke Dalam Agama Islam.”
Kaum muslimin meyakini bahwasanya Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah Pencipta, Pemberi Rezeki, dan
juga Pengatur Alam Semesta adalah sebuah kewajiban, yang tidak sah keimanan seseorang sampai dia
meyakini yang demikian. Namun meyakini hal itu saja tidaklah cukup untuk memasukkan seseorang ke
dalam agama Islam.
Dan belum bisa menjadi pembeda antara seorang Muslim dan seorang yang kafir.
ال أ َََن َخ ْْيٌ ِمنْهُ َخلَ ْقتَِِن ِم ْن ََنر َو َخلَ ْقتَهُ ِم ْن ِطني َ ُك أهََّل تَ ْس ُج َد إِ ْذ أ ََم ْرت
َ َك ق َ ال َما َمنَ َع
َ َق
Allah berkata (kepada iblis): “Apa yang mencegahmu untuk sujud (kepada Adam) ketika Aku
memerintahkan kepadamu?” Iblis mengatakan: “Aku lebih baik daripada dia. Engkau telah menciptakan
aku dari api dan menciptakan dia dari tanah.” (QS Al-A’raf: 12)
Ayat ini menunjukkan bahwa iblis mengenal Allah sebagai Dzat yang menciptakan dirinya.
ِ ِ
َ َولَئ ْن َس َلْتَ ُه ْم َم ْن َخلَ َق ال هس َم َاوات َو ْاأل َْر
ُض لَيَ ُقولُ هن اَّلل
“Dan seandainya engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka ‘Siapa yang menciptakan langit dan
juga bumi?’, niscaya mereka mengatakan ‘Allah’.” (QS Az-Zumar: 38)
Meskipun mereka meyakini hal yang demikian, akan tetapi Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
memerangi mereka. Kenapa demikian? Karena orang-orang musyrikin Quraisy tersebut tidak
mentauhidkan Allah, yaitu tidak mengesakan Allah Subhānahu wa Ta’āla di dalam beribadah.
Oleh karena itu, setiap Muslim perlu mengetahui apa pengertian ibadah dan macam-macamnya sehingga
dia tidak menyerahkan satu ibadah pun kepada selain Allah Subhānahu wa Ta’āla.
10
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
Abdullah Roy
Di kota Al Madinah
11
Pengertian Ibadah dan Macam-Macamnya
السالم عليكم ورمحة هللا وبركاته
احلمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أمجعني
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah tentang
“Pengertian Ibadah dan Macam-Macamnya”. Ibadah adalah seluruh perkara yang dicintai dan diridhai
oleh Allah baik berupa ucapan maupun perbuatan yang zhahir maupun yang bathin. Seseorang bisa
mengetahui bahwa sesuatu dicintai Allah dengan beberapa cara, diantaranya:
Apabila sesuatu tersebut diperintahkan oleh Allah. Dengan demikian kita mengetahui bahwasanya sesuatu
tersebut adalah ibadah, karena Allah tidaklah memerintah kecuali dengan sesuatu yang Allah cintai.
Termasuk diantara tanda bahwa sesuatu itu dicintai oleh Allah adalah apabila Allah memuji pelakunya.
Pujian Allah menunjukkan bahwa sesuatu tersebut dicintai-Nya.
“Berdo’alah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan.” (QS Ghafir: 60)
“Do’a itu adalah ibadah.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi dan juga Ibnu
Majah).
Dengan demikian hukumnya syirik apabila seseorang berdo’a kepada selain Allah baik berdo’a kepada
seorang Nabi, seorang malaikat, seorang jin, orang yang shalih, dan lain-lain.
“Hendaknya engkau shalat untuk Rabb-mu dan menyembelihlah untuk Rabb-mu.” (QS Al-Kautsar:
2)
“Allah melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allah.” (HR Muslim).
Dengan demikian termasuk syirik hukumnya seseorang menyembelih untuk jin, atau untuk syaikh atau
untuk yang lain, selain Allah Subhānahu wa Ta’āla.
12
Contoh ibadah yang lain misalnya bernadzar, ber-istighatsah, bersumpah, bertawakal, rasa takut, rasa
cinta, dan lain-lain. Semua itu adalah termasuk jenis-jenis ibadah, yang tidak boleh seorang Muslim
sesekali menyerahkan salah satu dari ibadah tersebut kepada selain Allah.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
Abdullah Roy
Di kota Al Madinah
13
Contoh Kesyirikan Orang-Orang Musyrikin Quraisy
السالم عليكم ورمحة هللا وبركاته
احلمد هلل والصالة والسالم على رسول هلل وعلى آله وصحبه أمجعني
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Contoh Kesyirikan Orang-
Orang Musyrikin Quraisy”.
Allah sendiri telah menceritakan keyakinan mereka ini di dalam Al Quran dan Allah mengingkarinya.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
“Dan mereka menyembah kepada selain Allah, sesuatu yang tidak memudharati mereka dan tidak pula
memberi manfaat. Dan mereka berkata, ‘Mereka adalah pemberi syafa’at bagi kami di sisi Allah.’
Katakanlah: ‘Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allah sesuatu yang Allah tidak ketahui di langit
maupun di bumi?’ Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (QS Yunus :18)
Dalam ayat ini Allah menamakan perbuatan mereka sebagai bentuk menyekutukan Allah.
Ayat ini menunjukan bahwa tujuan mereka menyembah orang-orang shalih tersebut adalah supaya
mereka mendekatkan penyembahnya kepada Allah. Dan cara meraih syafa’at di hari kiamat bukanlah
demikian. Cara meraih syafa’at di hari kiamat adalah dengan memurnikan tauhid, bukan dengan
kesyirikan. Dan cara dekat dengan Allah adalah mendekatkan diri kepada-Nya dengan iman dan amal
shalih, yang wajib maupun yang sunnah, sebagaimana orang-orang shalih tersebut melakukannya.
14
Tidak boleh seseorang menyamakan Allah dengan seorang kepala negara yang sulit menyampaikan hajat
kepadanya kecuali melalui perantara dan para pembantunya. Tidak boleh seseorang menyerupakan Allah
dengan siapapun karena Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui, dan Maha Berkuasa.
Sedangkan seorang kepala negara, maka dia adalah makhluq yang lemah, tidak mampu melakukan seluruh
pekerjaannya kecuali dibantu oleh para pembantunya.
Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
Abdullah Roy
Di Kabupaten Pandeglang
15
Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan Makhluk-Nya
السالم عليكم ورمحة اَّلل وبركاته
احلمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله و صحبه أمجعني
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal Allah Subhānahu
wa Ta’āla dengan Makhluk-Nya”.
Keteraturan gerakan dan perjalanan (seperti perjalanan matahari dan bulan) menunjukkan kekuasaan dan
pengawasan Allah yang tidak berhenti. Kejelian di dalam penciptaan menunjukkan hikmah-Nya dan
keluasan ilmu-Nya. Manfaat yang ada dalam ciptaan-Nya menunjukkan rahmat pencipta yang luas dan
menunjukkan karunia Allah yang meliputi segala sesuatu.
Allah berfirman:
ِ اَّلل قِياما وقُعودا وعلى جنُوِبِِم وي تَ َف هكرو َن ِِف خلْ ِق ال هسماو ِه ِ ِ الف اللهْي ِل َوالنهها ِر ََلَيت ِأل
ِ ِض واخت ِ
ات َ ُ َ َ ْ ُ َ َ ُ َ ين يَ ْذ ُكُرو َن هَ ا َ ) الذ١٩٠( ُوِل ْاألَلْباب ْ َ ِ إِ هن ِِف َخلْ ِق ال هسماوات َو ْاأل َْر
ِ ََبطالا سبحان
)١٩١( ذاب النها ِر َ ْ ُ ِ ت َه َذا
َ ك فَقنا َع ِ َو ْاأل َْر
َ ض َربهنا َما َخلَ ْق
“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam ada tanda-tanda bagi
orang yang memiliki akal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk,
dan berbaring. Dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi. Wahai Rabb kami, tidaklah engkau
menciptakan ini semua dengan bathil (sia-sia). Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari adzab neraka.”
(QS Ali ‘Imran: 190-191)
Hendaknya seorang Muslim meluangkan waktunya untuk memikirkan makhluk-makhluk Allah supaya
dia:
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
Abdullah Roy
Di kota Al Madinah
16
Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla Dengan Nama dan Sifat-Nya
السالم عليكم ورمحة هللا وبركاته
احلمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أمجعني
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal Allah Subhānahu
wa Ta’āla Dengan Nama dan Sifat-Nya”.
Allah telah mengabarkan di dalam Al Quran bahwa Allah memiliki nama dan sifat. Allah Subhānahu wa
Ta’āla berfirman,
“Dan Allah memiliki nama-nama yang paling baik.” (QS Al-A’raf: 180)
“Dan Allah memiliki sifat-sifat yang paling tinggi.” (QS An-Nahl: 60)
✓Kita mengenal Allah sebagai Dzat Yang Maha Penyayang karena Dia adalah Ar Rahman, Ar Rahim.
✓Kita mengenal Allah sebagai Dzat Yang Maha Pengampun karena Dia adalah Al-Ghafur, dan
seterusnya.
Allah juga mengabarkan di dalam Al-Quran bahwa di antara sifat Allah adalah:
Turun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam yang terakhir sebagaimana dikabarkan Rasulullah
shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Dan juga sifat-sifat yang lain.Kewajiban kita sebagai seorang Muslim adalah
menetapkan nama dan juga sifat tersebut, karena Allah lebih tahu tentang diri-Nya daripada kita semua.
Dan Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam lebih tahu tentang Allah daripada kita. Tidak boleh seorang
Muslim menolak nama-nama dan juga sifat-sifat tersebut. Dan tidak boleh dia menyerupakan dengan
selain Allah, karena Allah berfirman:
“Tidak ada yang serupa dengan Allah dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS Asy-Syura: 11)
Jadi yang benar, yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim adalah: Menetapkan nama dan juga sifat
tersebut sebagaimana datangnya, sesuai dengan keagungan dan kebesaran Allah, tanpa menyerupakan
dengan selainnya dan tanpa mentakwil nama dan juga sifat tersebut.
17
Dengan demikian kita sudah menyelesaikan Silsilah Ilmiyyah yang ke-2 tentang Mengenal Allah dan insya
Allah akan kita lanjutkan dengan Silsilah Ilmiyyah berikutnya, yaitu Silsilah Ilmiyyah yang ke-3 tentang
Mengenal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada Silsilah Ilmiyyah
berikutnya, yaitu tentang Mengenal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Abdullah Roy
18