Anda di halaman 1dari 2

Allah Maha Mengetahui

Pada suatu waktu, di sebuah pesantren ada seorang kiai yang amat menyayangi
seorang muridnya. Hal ini menyebabkan murid-murid yang lain menjadi iri. Lama
kelamaan iri hati murid-murid ini diketahui oleh sang kiai. Beliau kemudian minta
para santrinya untuk menunjuk 3 orang wakilnya.
Pak Kiai : wahai para santri! Saksikanlah! Ketiga santri ini aku beri
masing-masing satu ekor ayam, aku menginginkan ayam itu agar dipotong di suatu
tempat yang tidak diketahui oleh siapapun.
Setelah itu para santri dipersilahkan untuk istirahat ke kamarnya masing-masing.
Ketiga orang santri disuruh mencari tempat yang tidak diketahui siapapun. Tidak
beberapa lama kemudian ketiga santri itu pun pergi menjalankan tugas masing-
masing.
Di sebuah gua
Santri pertama : Hmmm.. kayaknya tidak ada orang. Aku potong di sini aja
(lalu memotong)
Di sebuah hutan lebat
S antri kedua : Kayaknya sudah di tengah-tengah hutan nih. Disini juga tidak
ada orang. Aku potong di sini aja (lalu memotong)
Namun tidak demikian dengan santri yang ketiga, ia bahkan tidak berusaha
mencari tempat yang aman untuk menymbelih ayam tersebut.
Pada kesokan harinya, seluruh santri dikumpulkan lagi seperti kemarin. Pak kiai
segera memanggil santri pertama.
Pak kiai :Silahkan santri pertama
Santri pertama :Saya telah berhasil menyembelih ayamnya di sebuah gua yang
tidak pernah dijangkau oleh manusia.
Para Santri :(tepuk tangan kagum)
Kemudian sang kiai memanggil santri yang kedua.
Pak Kiai :Ya, selanjutnya santri kedua. Silahkan
Santri kedua : Saya menyembelihan ayam itu di sebuah hutan yang sangat
lebat
Para Santri : (bertepuk tangan)
Kemudian sang kiai memanggil santri yang ketiga.
Namun ayamnya masih hidup. Tentu saja santri ketiga ini menjadi bahan olok-olok
temannya yang lain.
Pak Kiai :Tenang-tenang, semua harap tenang. (santri terdiam)Silahkan
santri ketiga
Santri ketiga :Saya tidak bisa menemukan tempat yang paling aman dan
tidak bisa dilihat oleh siapa pun. Di manapun kita berada tentu tidak pernah
terlepas dari pengetahuan Allah.
Pak Kiai :(terkagum) ketahuilah para santri sekalian, perbuatan santri
ketiga inilah yang benar. Ia mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Sekarang
kalian tahu alasanku memperlakukannya secara istimewa.
Mendengar penjelasan sang kiai, para santri mengakui kepandaian dan keikhlasan
santri ketiga tersebut. Sejak saat itu, mereka memahami perlakuan sang kiai.
Bahkan mereka menjadikan santri ketiga itu sebagai pembimbing mereka.

Anda mungkin juga menyukai