Anda di halaman 1dari 2

Ngaji dari Kitab 'Kering' dan 'Basah'

Seperti telah banyak disinggung-singgung sebelumnya, bahwa di dunia ini GUSTI ALLAH
menciptakannya secara berpasang-pasangan. Ada siang-ada malam, Ada baik-ada buruk, Ada
besar-ada kecil. Demikian pula Gusti Allah menciptakan Kitab ajaran bagi manusia itu
berpasangan. Ada Kitab secara agama, seperti Al Qur'an, Injil, Taurat, Zabur dan lain-lain
yang disebut 'kitab kering'. Selain itu, GUSTI ALLAH juga menciptakan kitab yang disebut
'kitab teles (kitab basah)'. Apakah kitab basah itu? Kitab 'basah' itu adalah semua ciptaan
GUSTI ALLAH di muka bumi ini.

Kitab 'kering' dan 'basah' itu sama-sama merupakan petunjuk dari GUSTI ALLAH pada
semua umat manusia yang ada di dunia ini. Jadi, selain mengaji pada 'kitab kering', kita juga
harus mengaji pada 'kitab basah'. GUSTI ALLAH dalam sebuah surat di Al Qur'an berfirman
yang kurang lebihnya berbunyi "Berjalan-jalanlah kamu dimuka bumi, maka kamu akan
mengetahui kekuasaanKU bagi orang-orang yang berpikir".
Dari arti ayat Al Qur'an tersebut yang perlu diperhatikan adalah kata-kata 'berjalan-jalan di
muka bumi' dan 'bagi orang-orang yang berpikir'. Apakah maksud kata-kata itu? Ternyata
kata-kata itu bermaksud bahwa semua yang ada di muka bumi ini, apakah itu hewan,
tumbuhan, gunung, sungai, awan, langit, dan masih banyak lagi adalah merupakan kekuasaan
GUSTI ALLAH. Demikian pula dengan manusia. GUSTI ALLAH menyempurnakan
kehidupan manusia sebagai makhluk paling mulia di muka bumi.
Sedangkan kata-kata 'bagi orang-orang yang berpikir', merupakan sindiran dari GUSTI
ALLAH kepada kita manusia. Artinya, apakah kita termasuk orang-orang yang berpikir dan
menggunakan otak kita untuk memahami kekuasaan GUSTI ALLAH atau tidak. Atau malah
pikiran kita yang buta dan termasuk orang yang tidak berpikir tentang kekuasaan GUSTI
ALLAH.
Sebagai makhluk mulia, seharusnya kita yang dibekali dengan pikiran dan akal sehat
harusnya menggunakan pikiran dan akal sehat itu untuk meneliti, mempelajari, setelah itu,
memuji kehebatan ciptaan GUSTI ALLAH, selanjutnya adalah Manembah (menyembah)
GUSTI ALLAH dengan penuh keyakinan.
Coba Anda perhatikan, Dalam surat Al Qur'an juga disebutkan bahwa dalam penciptaan Siti

Hawa, GUSTI ALLAH mengambil salah satu tulang rusuk Nabi Adam. Apa buktinya?
Ternyata kita bisa membuktikannya lewat hasil rongent antara seorang laki-laki dan
perempuan. Tulang rusuk laki-laki jumlahnya 9, sedangkan tulang rusuk perempuan
berjumlah 10. Bukankah itu tanda-tanda yang cukup jelas bagi orang-orang yang berpikir?
Coba Anda pelajari tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itu daunnya berwarna hijau ketika
masih muda, lalu mulai berubah hijau kekuningan, dan berlanjut menjadi kuning kemudian
rontok. Apa yang bisa kita pelajari dari situ? Ternyata kita manusia ini juga mengalami proses
hidup layaknya tumbuh-tumbuhan, dari muda (hijau), remaja dan dewasa (hijau kekuningan)
dan masa tua (kuning), kemudian mati (rontok).
Dari berbagai contoh di atas, setidaknya menjadi pertimbangan bagi Anda semua. Bahkan
yang dipikirkan di dunia ini tidak melulu hanya harta dunia yang tidak kekal saja. Tetapi juga
memikirkan ciptaan GUSTI ALLAH.
Coba Anda lebih banyak memikirkan makhluk-makhluk ciptaan GUSTI ALLAH yang ada di
muka bumi. Pasti! Anda akan menjadi lebih dekat dengan sang Pencipta. Tidak ada Tuhan
selain GUSTI ALLAH semata.

Anda mungkin juga menyukai