SYUKUR
Apa arti Syukur? Dari segi bahasa Syukur berasal berasal dari kata "Syakara"-
"Yasykuru" yang maknanya "Tsana'";yaitu "Memuji" atau "Menghargai". Jadi, mensyukuri
nikmat artinya menghargai nikmat" tidak menghinanya. Nabi saw memberi petunjuk yang jelas
dalam hal ini, sabda Beliau: "Man Lam Yasykuril-Qalil Lam Yasykuril-Katsir".
Artinya:"Siapa-saja yang tidak bisa menghargai --nikmat-- yg sedikit, maka ia tidak akan bisa
menghargai --nikmat-- yang banyak". Ini merupakan pelajaran bersyukur, yaitu dimulai dari
belajar menghargai nikmat yang sedikit.
Disamping bersyukur kepada Allah, kita juga diperintah untuk bersyukur kepada
manusia; yaitu menghargai jasa atau perbuatan oranglain terhadap kita. Sabda Nabi saw.: "Man
Lam Yasykurin-Nasa Lam Yasykuril-Laha"; artinya: "Siapa-saja yang tidak bersyukur --
menghargai-- manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah".
Mensyukuri atau menghargai nikmat, akan membuat nikmat semangkin bertambah,
sebagaimana firman Allah: "La-in Syakartum La-azidannakum", artinya: "Niscaya jika kalian
bersyukur (menghargai), pasti Aku (Allah) akan menambah --kenikmatan-- untuk kalian" (Surah
Ibrahim (14) ayat 7). Pertanyaannya: Bersyukur yang bagaimana yang bisa menambah
kenikmatan?
Imam Asy-Syaukani mengatakan bahwa sumber utk mensyukuri nikmat Allah itu ada 3
(tiga);
(1) Hati
(2) Lisan /Ucapan
(3) Perbuatan.
Jadi, Allah baru akan menambah kenikmatan kepada seseorang, jika ia mensyukuri
(menghargai) nikmat itu dengan ucapan, hati dan perbuatan.
1. Bersyukur (menghargai nikmat) dengan hati. Imam Ibnul-Qayyim mengistilahkannya dengan
"Al-I'tirafu Biha Bathinan"; artinya: "Mengakui nikmat tersebut secara batin". Maksudnya,
hatinya benar-benar mengakui bahwa nikmat itu se-mata-mata pemberian Allah. Bersyukur
dengan hati lebih sulit daripada bersyukur dengan lisan/ucapan.
Rasulullah saw telah memerintahkan hal ini, sabda Beliau: "Liyattakhidz Ahadukum
Qalban Syakiran.."; artinya: "Hendaklah tiap seseorang diantara kalian --berusaha-- membuat
hatinya selalu bersyukur...".
Dengan memperbanyak berdzikir; yaitu mengingat dan menyebut nama Allah;
sebagaimana firman-Nya: "Fadzkuruni Adzkurkum, Wasy-Kuruli Wa La Takfurun"; artinya:
"Maka berdzikirlah (ingatlah) kalian kepada-Ku, maka Aku pun akan mengingat kalian, dan
bersyukurlah kepada.-Ku, dan jangan mengingkari --nikmat--Ku. (Surah Al-Baqarah:152).
Disebutkan bahwa Nabi Musa a.s. pernah bertanya kepada Allah: "Wahai Rabb-ku,
bagaimanakah cara aku bersyukur kepada Mu". Maka Allah SWT menjawab:"Tadzkuruni Wa
La Tansani, Fa-Idza Dzakartani Faqad Syakartani, WA Idza Nasitani Faqad Kafartani";
artinya: "Berdzikirlah (Ingatlah) engkau senantiasa kpd.-Ku; jangan engkau lalai (lupa) dari –
mengingat-Ku. Maka jika engkau senantiasa berdzikir kpd.-ku; berarti engkau bersyukur
kepada-.Ku; dan jika engkau lalai (lupa) dari --mengingat--Ku, maka berarti engkau
mengingkari --nikmat--Ku. Jadi, banyak berdzikir kepada Allah akan mendorong hati
bersyukur kepada nikmat Allah. Inilah pengikat nikmat yang pertama yaitu bersyukur dengan
hati.