Anda di halaman 1dari 20

5 Posisi Anak Bagi Orangtua dalam Al Quran

1. Anak sebagai HIASAN HIDUP


Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anakanak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Qs. Ali Imron: 14)

2. Anak sebagai COBAAN HIDUP


Allah berfirman:

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Qs. Al Anfal: 28)
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Qs. At Taghabun: 15) Allah mengingatkan kembali kepada para orangtua: Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (Qs Al Munafiqun: 9)

3. Anak yang LEMAH


Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Qs. An Nisa: 9)

4. Anak sebagai MUSUH


Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs At Taghabun: 14)

5. Anak yang BAIK & MENYEJUKKAN PANDANGAN MATA Allah berfirman: Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." (Qs. Ali Imron: 38) Allah juga berfirman:

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orangorang yang bertakwa. (Qs. Al Furqon: 74)

HARAPAN ANAK-ANAK TERHADAP ORANG TUA


1. Mendengarkan Apa yang dikatakan oleh anak kita, mungkin tampaknya tidak penting bagi kita, namun hal ini penting bagi dia. Mendengarkan merupakan salah satu tindakan cinta. Sikap Bijaksana dengan penuh pertimbangan Mencintai juga berarti memperhatikan kepentingan dan harapan anak kita, meskipun kita tidak sependapat. Namun kita dapat menjelaskan secara detail, alasan kita tidak sependapat dan tidak memaksakan kehendak. Kompromi Karena dua orang mempunyai tujuan2 yang tidak selalu sama, jelaslah bahwa untuk mencapai tujuan bersama, haruslah disertai adanya kompromi yang menunjukan sifat saling pengertian. Menghindari kebiasaan yang bersifat tuduhan Tinggalkan metode yang bersifat menghakimi, terlalu suka mengkritik dan menyerang dan pendekatan yang lebih menunjukan kasih sayang. Kemampuan berkomunikasi yang efektif dan konstruktif Komunikasi akan berjalan dengan transparan dan efektif apabila sebagai orang tua memahami perasaan anak2.

2.

3.

4. 5.

11 Aturan Dasar Membesarkan Anak ala Nanny Stella


1. Bersikap konsisten Tidak artinya tidak. Ya, artinya ya. Jika Anda ingin memberlakukan "timeout" kepada anak Anda, lakukanlah. Jangan berhenti atau membatalkan hal tersebut hanya karena ada gangguan. Setiap tindakan punya konsekuensi Tingkah laku yang baik mendapat imbalan. Tingkah laku buruk mendapat hukuman. Berikan penjelasan jika memang ada imbalan untuk sesuatu yang baik yang ia lakukan, atau hukuman jika ia melakukan kesalahan. Katakan seperti apa yang Anda inginkan Berpikirlah sebelum bicara, atau rasakan akibatnya. Jika si anak pernah melanggar perintah Anda, maka hukumannya pun harus jelas, dan Anda harus melakukan hukuman tersebut. Jika Anda melanggar sistem ganjaran Anda sendiri, maka si anak akan terbiasa mengabaikan hukuman yang Anda tetapkan untuk hal-hal lain. Bersiaplah, karena hal ini akan berujung pada pembangkangan.

2.

3.

4.

5.

6.

Orangtua bekerja sama sebagai satu tim Kalau Anda dan pasangan tidak saling setuju dalam satu hal, anak Anda tidak akan tahu siapa yang harus ia dengarkan. Hasilnya, ia tak akan mendengarkan siapa pun. Ini tak hanya berlaku untuk Anda dan pasangan saja, tetapi juga untuk semua orang yang berada di tempat Anda membesarkan si anak. Jangan sampai ada yang memiliki kata-kata yang saling bertolak belakang, karena anak bisa bingung dan malah berakibat buruk baginya. Jangan berjanji jika tak bisa ditepati Kalau Anda menjanjikan sesuatu kepada si anak, pastikan janji tersebut terpenuhi. Jika Anda tak pasti bisa memberikan janji tersebut kepada anak, lebih baik jangan dikatakan. Karena ingkar janji bisa jadi hal yang sangat menyakitkan untuk anak. Dengarkan anak-anak Anda Akui perasaan mereka. Katakan, Ibu mengerti, tapi ucapkan dengan sungguh-sungguh, lalu luangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan Anda. Karena mereka butuh orang yang bisa dan mau mendengarkan keluhkesah mereka. Jika mereka bersandar kepada orang yang salah, hasilnya bisa menjadi hal yang tak benar untuknya.

7.

8.

9.

Tentukan rutinitas Rutinitas membuat anak Anda merasa aman dan memberi struktur terhadap waktu yang mereka miliki. Namun tak selalu berarti harus mengikuti jadwal sesuai jam. "Rutinitas itu penting, agar anak-anak jadi tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Tak perlu berdasarkan jam, berdasarkan rutinitas juga bisa. Dengan demikian mereka belajar keteraturan. Misalnya, usai bermain di sore hari, mereka mandi, makan malam, sikat gigi, cuci kaki, lalu tidur,". Rasa hormat berlaku dua arah Kalau Anda tidak menghormati anak Anda, mereka tidak akan menghormati Anda. Hukumnya "perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan". Menghormati mereka dengan memberikan apa yang menjadi hak mereka tanpa menunda, juga mendengarkan apa yang mereka ingin katakan. Penguatan positif lebih baik dari penguatan negatif Sanjungan, pujian, dan kebanggaan jauh lebih bermanfaat daripada bersikap nyinyir, negatif, dan mengacuhkan. Lebih baik mengucapkan penguatan positif kepadanya untuk menyampaikan maksud Anda, bukan menunjuk ke suatu kata sifat yang melabeli. Misalnya, "Mama senang sekali melihat usaha kamu meningkatkan nilai Matematika kamu" lebih baik ketimbang, "Kamu pintar. Nilai Matematika kamu sudah naik 1 angka di rapor". Ketika Anda melabeli suatu titik, ia akan berhenti di sana dan tidak berusaha untuk berkembang.

10. Tingkah laku adalah hal yang universal Tingkah laku yang baik diterima oleh siapa pun. Contohkan padanya untuk mengucapkan "terima kasih, tolong, atau maaf" kepada orang-orang yang bersinggungan. Di mana pun, sopansantun selalu diperlukan. Ajarkan tata krama kepadanya lewat tindakan Anda. Anak seperti kaset kosong yang merekam apa pun yang mereka lihat dari orang-orang, atau apa yang ia saksikan. Maka, berikan contoh terbaik kepadanya. 11. Definisikan peran Anda sebagai orangtua Bukan tugas Anda untuk membuat anak menempel pada Anda. Tugas Anda adalah mempersiapkan anak untuk menghadapi dunia luar, dan membiarkannya menjadi diri sendiri. Jangan selalu menempel dan membantunya mengerjakan segala hal. Sesekali ia pun harus belajar menghadapi rasa sakit hati, rasa gagal, juga rasa tak mampu. Ini penting agar ia bisa mencari jalan untuk mengatasi keterbatasannya.

Metode Tarbiyatul Awlaad


1. 2. 3. 4. 5. 6. Mauizhoh/Nasihah Qudwah Hasanah Aadah khayriyah Uqubah faaaliyah Mulahazoh mutakaamilah Biah Solihah

1. Tarbiyah Imaniyah 2. Tarbiyah Akhaqiyah 3. Tarbiyah Jasmaniyah 4. Tarbiyah Aqliyah 5. Tarbiyah Jinsiyah 6. Tarbiyah Ijtimaiyah 7. Tarbiyah Iqtishodiyah 8. Tarbiyah Nafsiyah

Perhatian Terhadap Anak


Janganlah kita sebagai orang tua menjadi terlalu sibuk dengan pekerjaan, hobi, hewan kesayangan dan lain-lain sampai-sampai begitu sedikit bahkan..tidak ada waktu tersisa untuk bercengkrama, berbicara, bermain bersama dengan anak.

Seorang dokter yg bertugas di sebuah desa sdg berkeliling ke rmh warga lalu mampir di seorang petani, ia terkesan oleh kepandaian dan sikap ramah dari anak si petani yg menyambut kedatangannya. Usianya kira-kira 5th, sang dokter penasaran mengapa anak itu bgitu ramah. Tak lama ia menemukan jawabannya, saat ibu anak itu tengah sibuk di dapur mencuci piring-piring dan perkakas dapur yg kotor, si anak dtg kpdnya dgn membawa sebuah majalah "Bu, apa yg sdg dilakukan pria dlm foto ini?" Tanyanya. Sang dokter tersenyum kagum ketika melihat ibu anak itu segera mengeringkan tangannya, duduk di kursi, memangku anak itu dan menghabiskan waktu selama sepuluh menit utk menerangkan serta menjawab berbagai pertanyaan buah hatinya. Stlh anak itu beranjak pergi sang dokter menghampiri ibu itu dan berujar," 'kebanyakan ibu tdk mau diganggu saat ia sdg sibuk? Mengapa ibu tdk seperti itu?" Dgn senyum si ibu menjawab, "Saya msh bisa mencuci piring dan perkakas kotor itu selama sisa hidup saya, tetapi pertanyaan-pertanyaan polos putra saya mungkin tidak akan terulang sepanjang hidup saya."

Kedudukan Ilmu vs Harta


Sepuluh orang Khawarij datang mengunjungi tempat Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Mereka bermaksud menguji sejauh mana kedalaman ilmu yang di kuasai oleh Ali bin Abi Thalib. Mereka penasaran karena Rasulullah saw dalam sabdanya pernah menggambarkan bahwa bila beliau adalah kota ilmu, maka Ali adalah pintunya. "Hai Ali, manakah yang lebih mulia, ilmu atau harta benda, dan terangkan sebab-sebabnya?" ujar salah seorang dari mereka. Diantara 10 jawaban Sayyidina Ali adalah, "Pengetahuan dan ilmu adalah warisan para nabi. Sedangkan harta kekayaan adalah warisan Fir'aun, Qorun, Syadad, dan sejenisnya. Maka ilmu lebih mulia daripada harta." Imam Ali menguraikan penjelasannya.

Ilmu lebih mulia daripada harta benda, karena ilmu bisa memelihara empunya. Sedangkan harta, empunya yang harus menjaga. Ilmu lebih mulia daripada harta benda, karena orang yang berilmu banyak sahabatnya. Sedangkan orang yang banyak hartanya kebih banyak musuhnya. Ilmu lebih mulia daripada harta benda, karena ilmu hanya diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang dicintaiNya. Sedangkan harta diberikan oleh Allah kepada orang, baik yang dicintai maupun yang tidak dicintaiNya. Ilmu lebih mulia daripada harta benda, karena ilmu bila disebarkan akan bertambah. Sedangkan harta jika disebarkan atau dibagikan akan berkurang. Ilmu lebih mulia daripada harta benda, karena ilmu tidak dapat dicuri. Sedangkan harta dapat dicuri dan dapat hilang. Ilmu lebih mulia daripada harta benda, karena ilmu tidak dapat binasa dan tidak dapat habis selamanya. Sedangkan harta benda bisa habis dan bisa lenyap karena masa atau usia. Ilmu lebih mulia daripada harta benda, karena ilmu memberi sinar kebaikan, menjernihkan pikiran dan hati serta menenangkan jiwa. Sedangkan harta benda pada umumnya menggelapkan jiwa dan hati. Ilmu lebih mulia daripada harta benda, karena orang yang berilmu lebih terdoro

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya dengan hal ituAllah jalankan dia di atas jalan di antara jalan-jalan sorga. Dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena ridha terhadap thalibul ilmi (pencari ilmu agama). Dan sesungguhnya seorang alim itu dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikanikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan seorang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh bintang-bintang. Dan sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Baramngsiapa yang mengambilnya maka dia telah mengambil bagian yang banyak. HR. Abu Dawud no:3641,; Tirmidzi no:3641; Ibnu Majah no: 223; Ahmad 4/196; Darimi no: 1/98. Dihasankan Syeikh Salim Al-Hilali di dalam Bahjatun Nazhirin 2/470, hadits no: 1388]

Kun Mualliman, aw Mutaalliman, aw Mustamian, aw Muhibban, Wala takun Khomisan fa Tahlak! Man khoroja fi tholabil ilmi fa huwa fi sabilillah.. Dzakain, wa irsyadu ustazin, was tibarin, tuulu zamanin, ..(Imam Syafii)

Doa Tidak Terqabul


Ibrrahim bin Adham ditanya: kenapa ketika berdoa kepada Allah tidak dikabulkan?? Beliau berkata: ... Karena kalian mengenal Allah namun tidak taat kepada-Nya... ... Kalian baca Al-Quran, namun tidak mengamalkan isinya... ... Kalian mengenal Rasul, namun kalian tinggalkan sunnahnya... ... Kalian kenal kematian namun kalian belum menyiapkan untuknya...

.. Kalian fahami neraka tapi berusaha lari darinya... ... Kalian fahami surga namun tidak berusaha mencarinya...
.. Kalian kubur mayat saudara kalian menjadikanya sebagai pelajaran darinya...

namun

tidak

.. Kalian sibuk dengan aib orang lain sehingga dengan aib kalian sendiri...

Anda mungkin juga menyukai