Anda di halaman 1dari 12

5 Penyesalan Terbesar Manusia, Wajib Dibaca

Apakah anda memiliki suatu penyesalan karena masa lalu hidup anda? Ya, semua orang pasti
memiliki suatu penyesalan. Penyebab kita mengalami penyesalan di masa sekarang, salah
satunya adalah karena rasa malas anda dan selalu mengutamakan ego anda di masa lalu tanpa
memikirkan bagaimana keadaan anda dan bagaimana yang anda rasakan di masa sekarang
dan yang akan datang.
Banyak orang yang menyesal dikemudian hari, karena dahulunya mereka tidak pernah
memikirkan keadaan masa yang akan datang. Salah satunya, ketika teman atau saudara anda
sakit, anda berencana ingin menjenguknya. Namun, karena anda disibukkan oleh aktivitas
anda, jadinya tidak bisa menjenguk. Dan anda pun menyesal ketika sudah ada waktu luang,
tiba-tiba mendengar kabar bahwa teman atau saudara anda itu telah dipanggil yang Maha
Kuasa. Itulah contoh penyesalan yang sering kali di rasakan oleh banyak orang. Luangkanlah
sedikit waktu anda untuk sesuatu yang lebih penting.
Memang itu penyesalan, dan itu masalalu, setidaknya itu bisa djadikan sebagai pelajaran. Dan
kita pun tidak bisa merubah masa lalu. Yang lalu biarlah berlalu. Yang terpenting adalah apa
yang akan kita lakukan dengan sisa hidup kita, agar kita tidak merasakan penyesalan lagi
dikemudian hari. Adapun penyesalan terbesar yang pernah dialami manusia itu bermacammacam. Berikut 5 penyesalan terbesar manusia:

1. Putus Sekolah
Mungkin sekarang belum merasakan, tapi dikemudian hari anda akan merasakan penyesalan
yang begitu mendalam. Study mengungkapkan bahwa orang yang merasa terpaksa memilih
putus sekolah akan mengalami penyesalan hidup yang lebih besar. Bagaimana tidak, Orang
yang putus sekolah tidak akan pernah merasakan kenangan indah seperti yang pernah diukir
oleh mereka yang melanjutkan sekolahnya. Orang itu akan terlihat berbeda di mata orang
lain.

2. Mengabaikan kesehatan
Kesehatan itu penting dan harus dijaga. Jika anda tidak memperhatikan kesehatan anda, anda
akan mengalami penyesalan yang besar di masa yang akan datang. Kenapa aku dulu aku tak
menjaga kesehatan dan kenapa malah aku memilih gaya hidup yang buruk seperti itu?
Kenapa ini terjadi padaku? Anda pun sekarang sakit, dan anda tidak bisa apa-apa selain
menyesali masa lalu. Ingatlah, penyesalan selalu datang belakangan. Jagalah kesehatan anda
mulai dari sekarang.

3. Pribadi terlalu cuek dan tak peduli dengan orang sekitar


Apakah anda pernah menyadari orang di sekitar anda? atau ini malah terjadi pada diri anda
sendiri? tak sedikit orang yang memilih berdiam diri dan suka menutup diri tanpa ada
keinginan untuk bergaul dan bersosialisai dengan orang lain. Karena mereka berfikir kalau
bergaul itu bukan hal yang menguntungkan. Namun, ketika anda berhasil bersosialisasi
dengan orang lain di sekitar anda, anda akan sadar bahwa perasaan cuek dan tidak peduli
seharusnya dulu tidak perlu anda lakukan. Baru anda akan merasakan betapa menyenangkan
dan menguntungkannya bergaul bersama orang-orang di sekitar.

4. Pilihan karir yang salah


Jangan sesekali menyepelekan soal karir. Anda bisa mengalami penyesalan terbesar dalam
hidup dikarenakan salah pilih karir. Disaat penyesalan itu tiba, anda akan bertanya-tanya,
mengapa aku harus bekerja dibidang ini? Mengapa harus berada di tempat ini aku mencari
uang? Aku tidak tahan dan tidak menyukainya. So, pikirkanlah karir anda mulai dari
sekarang. Pikirkan yang terbaik bagi diri anda dan juga orang lain.

5. Melakukan aborsi
Para wanita akan mengalami penyesalan besar dalam hidupnya karena telah melakukan
aborsi. Bahkan penyesalan ini akan dirasakannya hingga usia senja sekalipun. Penelitian
sudah membuktikan, bahwa wanita-wanita akan mengalami penyesalan di kemudian hari
karena telah melakukan aborsi, penyesalan itu akan diiringi dengan rasa bersalah, sedih,dan
kecewa dengan apa yang dilakukaknnya.
Demikianlah 5 penyesalan terbesar manusia. Hindarilah kelima hal tersebut dan
pikirkanlah baik-baik sebelum anda memutuskan sesuatu agar anda tidak mengalami
penyesalan yang sama. Semoga informasi diatas bermanfaat. Terimakasih.

5 Posisi Anak Bagi Orangtua dalam Al Quran


Al Quran sebagai petunjuk jalan bagi setiap keluarga muslim. Bagi yang telah mempunyai
keturunan. Atau mereka yang sedang menanti hadirnya keturunan. Atau yang sedang khusyu
dalam munajat agar diberikan amanah indah itu. Atau yang sedang belajar untuk menapaki
tangga menuju bahtera rumah tangga. Inilah Al Quran yang harus selalu menjadi tempat
bertanya.
Al Quran menyampaikan bagi setiap keluarga muslim bahwa anak mempunyai 5 potensi bagi
kehidupan orangtuanya. Potensi baik ataupun potensi buruk. Berikut ini ke 5 hal tersebut:
1. Anak sebagai HIASAN HIDUP
Allah berfirman:

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Qs. Ali Imron: 14)
Anak disebut ayat ini sebagai satu dari kesenangan-kesenangan dunia. Setiap manusia pasti
telah terhiasi hatinya dengan berbagai keindahan dunia tersebut. Hanya saja, Allah
menawarkan tempat kembali yang lebih baik di sisi Nya.
Anak sebagai hiasan yang menghiasi hidup orangtuanya menjadi berwarna indah. Anak-anak
ibarat pelangi. Warna mereka yang berbeda-beda membuat suasana rumah menjadi begitu
indah dipandang mata. Kehadiran mereka selalu dinantikan. Terlihat jelas di pelupuk mata
orangtuanya pelangi itu, apalagi saat pelangi itu ada di tempat yang jauh. Sehingga kerinduan
pada anak-anak begitu membuncah.
Untuk itulah, para orangtua siap untuk melakukan apa saja dan membayar berapa saja untuk
mendapatkan keturunan. Karena keindahan hidup berkurang ketika keturunan yang dinanti
belum juga hadir.
Anak-anak memang indah. Keindahannya tak tergantikan oleh apapun. Gerak mereka, suara
mereka, raut wajah mereka, tingkah polah mereka, tertawa mereka, tangis mereka.
Ahh...semuanya indah.

2. Anak sebagai COBAAN HIDUP


Allah berfirman:

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Qs. Al Anfal: 28)

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah
pahala yang besar. (Qs. At Taghabun: 15)
Anak juga menjadi cobaan hidup bagi orangtuanya. Seperti yang disampaikan dua ayat di
atas. Sehingga orangtua diminta agar berhati-hati. Keindahan itu tidak boleh melalaikan.
Kenikmatan kita memandanginya tidak boleh melalaikan dari tugas para orangtua menjadi
hamba Allah yang baik.
Allah mengingatkan kembali kepada para orangtua:





















Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
merugi. (Qs Al Munafiqun: 9)
Seberapa kuat kita menikmati keindahan pelangi. Bisa jadi, kita yang berhenti menikmatinya.
Atau pelangi itu akan segera menghilang di antara warna langit lainnya. Jika tidak berhatihati, saat kenikmatan itu telah pergi, kita baru sadar banyak kewajiban yang telah dilalaikan.
Banyak hak orang lain yang terabaikan. Banyak potensi kebesaran orangtua terhenti
karenanya. Dan akhirnya bisa kehilangan kesempatan meraih keindahan abadi dan haqiqi;
Surga Allah. Sungguh kerugian yang besar.

3. Anak yang LEMAH






















Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar. (Qs. An Nisa: 9)

Orangtua diminta agar memperhatikan benar generasi setelahnya. Tidak boleh hadir generasi
lemah sepeninggal orangtuanya. Perhatian besar orangtua untuk meninggalkan segala hal
yang membuat mereka kuat adalah merupakan kewajiban. Ayat ini mengingatkan agar
orangtua berhati-hati jika mati belum menyiapkan anak keturunan, sehingga mereka menjadi
beban masyarakat dan zaman.
Kelemahan dalam masalah keimanan. Kelemahan dalam masalah pemahaman agama.
Kelemahan ibadah dan akhlak.
Para orangtua harus menyiapkan agama anak-anaknya. Karena pasti Allah akan menanyakan
amanah itu kepada para orangtua.
Kelemahan dalam masalah ekonomi. Kelemahan dalam kesejahteraan. Kelemahan fasilitas.
Para orangtua bertanggung jawab jika kelemahan ini menjadi alasan jauhnya anak-anak dari
Allah. Sehingga meninggalkan anak-anak dalam keadaan berkecukupan lebih baik daripada
meninggalkan mereka meminta-minta kepada orang.
Kelemahan ilmu pengetahuan. Kelemahan wawasan dalam hidup. Kelemahan dalam
kemampuan untuk menjalani hidup.
Itu artinya para orangtua harus membekali mereka ilmu, semua sarana ilmu dan wawasan
serta skill anak-anak. Kesalahan fatal, ketika orangtua sibuk menikmati hidup sendiri tetapi
lalai menyiapkan ilmu, wawasan dan skill anak-anak mereka.
Kelemahan dalam fisik. Kelemahan dalam jiwa dan mental. Kelemahan yang mengakibatkan
mereka hanya menjadi pecundang dan bukan seorang juara.
Orangtua harus menyiapkan fisik mereka sesehat mungkin. Menjaga mereka agar tetap bugar
untuk melanjutkan perjuangan. Jiwa dan mental yang kokoh berhadapan dengan keadaan
apapun. Mampu hidup dan bertahan dalam keadaan paling sulit sekalipun.
Dan semua jenis kelemahan adalah merupakan peringatan yang tidak boleh muncul pada
kelahiran keturunan kita.

4. Anak sebagai MUSUH


Allah berfirman:




















Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada
yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu
memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs At Taghabun: 14)
Sangat mengerikan membaca ayat ini. Allah memerintahkan agar orangtua berhati-hati
terhadap anak. Karena sebagian mereka adalah musuh. Jika anak telah menjadi musuh
orangtuanya, maka hilanglah sebagian besar kebahagiaan rumah tangga. Karena hiasan itu
kini hanya menjadi beban, penyebab ketakutan, kesedihan dan semua kesengsaraan hidup
orangtua.
Anak yang nakal, durhaka, bodoh, menjatuhkan martabat keluarga. Saat itulah anak yang
dulu diasuh siang dan malam, berubah menjadi musuh yang menyedihkan, menakutkan dan
menyengsarakan.

5. Anak yang BAIK & MENYEJUKKAN PANDANGAN MATA


Allah berfirman:








Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku
dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa."
(Qs. Ali Imron: 38)

Allah juga berfirman:
















Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa. (Qs. Al Furqon: 74)
Inilah anak yang diharapkan oleh setiap keluarga. Untuk itulah, ayat-ayat yang digunakan
untuk membahas poin ini berupa doa dan ini berbeda dengan ayat-ayat sebelumnya. Doa
adalah harapan dan munajat kepada Yang Menciptakan semuanya.
Anak yang baik. Anak yang menyejukkan pandangan mata. Anak yang menyenangkan hati
orangtua.
Jelas ini adalah hasil panen jerih payah orangtua. Setelah sekian lama dalam kesabaran tiada
berujung, orangtua berjuang berjibaku mendidik mereka. Saat usia telah senja, tulang telah
rapuh, kepala telah menyala putih, banyak keterbatasan, saat perlu bersandar, anak-anak yang
baik itu benar-benar menyejukkan pandangan mata, menentramkan hati. Ibarat oase di tengah
gurun sahara. Ibarat air sejuk bagi musafir yang telah lemas karena dehidrasi. Anak yang
berbakti. Anak yang mengerti hak orangtua. Anak yang bisa mengangkat derajat orangtunya
kelak di Surga Allah.

Allah yang menciptakan anak-anak bagi kita. Dia menjelaskan dalam Al Quran bahwa anakanak itu adalah hiasan hidup orangtua. Tetapi juga sebagai cobaan hidup bagi orangtua, agar
diketahui apakah orangtua lalai dari kewajibannya berdzikir kepada Allah atau tetap baik.
Untuk itulah, orangtua diingatkan Allah jangan sampai anak-anak menjadi generasi yang
lemah apalagi menjadi musuh. Tetapi harus menjadi anak-anak yang baik dan menyejukkan
mata.
Sekaligus amanah dari Allah agar para orangtua menjaga amanah itu dan menjadikan mereka
anak-anak yang kokoh dan kuat di zamannya.

Wallahu alam

5 Hal Yang
setiap hari bahkan sepanjang hayat, insya Allah jiwa-raga kita akan senantiasas hidup dan
terus menyala

SUDAH menjadi bagian dari sunnatullah, hidup ini fluktuatif. Kadang naik, kadang turun.
Dalam bahasa iman disebut yazidu wayanqush (bertambah dan berkurang).
Bertambah dengan ketaatan yang kita lakukan dan berkurang dengan maksiat yang kita
lakukan.
Oleh karena itu, Islam mengajarkan kita konsep istiqomah, sehingga tidak terlalu jatuh kala
turun dan tidak terlalu melejit kala bersemangat. Semua dilakukan semampu diri secara terus
menerus sepanjang hayat.
Lantas apa saja yang harus kita lakukan secara istiqomah agar hidup kita lebih hidup,
sehingga waktu dan hari-hari yang kita lalui benar-benar mendatangkan manfaat dan hasil
yang positif?
Pertama, sholat lima waktu. Ini tidak bisa tidak, mutlak alias tidak ada kompromi. Mau
dalam keadaan sakit, dalam perjalanan atau kesibukan sekalipun, sholat harus dilaksanakan.
Kenapa seperti itu ya, kok kesannya kejem amat, gak ada kompromi.
Sadarilah bahwa Allah tidak mewajibkan, kecuali hal itu mendatangkan kebaikan bagi hidup
kita sendiri. Mengenai sholat ini ada ilustrasi menarik yang disampaikan Rasulullah.
Beliau bersabda, Bagaimana pendapat kalian seandainya di depan pintu seorang dari kalian
terdapat sebuah sungai. Setiap hari ia mandi lima kali di dalamnya. Apakah masih ada
kotoran yang melekat di tubuhnya?
Mereka menjawab, Tidak ada! Rasulullah bersabda, Itulah perumpamaan shalat lima
waktu. Dengannya Allah menghapus semua kesalahan. (HR Bukhari Muslim).
Bisa dibayangkan, bagaimana kalau dalam sehari-semalam badan kita bersih, wangi dan
sehat? Bukankah kita akan memiliki kepercayaan diri tinggi?
Demikianlah kalau sholat kita laksanakan setiap hari, tanpa bolong-bolong. Kita akan
memiliki perencanaan waktu yang baik, tradisi yang positif, dan insya Allah pikiran gak
neko-neko, ingin melakukan hal-hal yang justru merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Kedua, membaca Al-Quran. Pekerjaan ini (membaca Al-Quran) sepintas sederhana, tetapi
tanpa kesungguhan hati, amal yang sederhana ini tidak akan mampu dilakukan dengan baik
loh. Padahal, membaca Al-Quran akan menghindarkan diri kita dari kejahilan dan kelak di
hari akhir mendapat syafaat dari Al-Quran.

Kalau kita mau membaca sejarah kejayaan umat Islam, anak-anak umur 10 tahun itu sudah
banyak yang hafal Al-Quran. Dan, hidup mereka luar biasa. Tidak saja survive secara
pribadi, tetapi sangat berkontribusi besar bagi kehidupan umat Islam bahkan dunia. Saintis
Muslim terdahulu, hampir semua hafal Al-Quran. Katakanlah seperti Ibn Sina, Fakhrudin
Ar-Razi, Ibn Khaldun dan lain sebagainya.
Artinya, membaca Al-Quran itu bisa bikin diri kita hebat. Jadi, bangunlah tradisi membaca
Al-Quran dalam hari-hari kita. Sebab, kalau ada bacaan yang bisa menjamin kehidupan kita
lebih baik dan pasti baik dunia-akhirat, itu ya hanya Al-Quran. So, lakukanlah.
Ketiga, silaturrahim. Nah, ini perintah yang asyik banget. Silaturrahim, dalam bahasa keren
sekarang bisa disebut dengan membangun jaringan (network). Kata Muhammad Assad dalam
bukunya Notes From Qatar 3 disebutkan Your Network is Your Networth.
Artinya apa, silaturrahim itu penting bahkan dahsyat. Baik untuk urusan dunia kita maupun
akhirat. Pantas saja Nabi bersabda, Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya
dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali)
silaturahim. (HR Bukhari).
Nah, makanya jangan salah. Islam itu luar biasa. Satu perintah silaturrahim saja bisa
membuat hidup kita lebih dinamis, progressif dan tentu saja bermanfaat bagi sesama.
Keempat, sedekah. Sedekah ini jangan diremehin loh. Semua orang yang sukses, merasakan
betul manfaat dari sedekah ini. Maka sedekah ini harus kita latih setiap hari-hari. Kalau cerita
Muhammad Assad, hidupnya semakin lebih baik semenjak dirinya selalu bersedekah. Maka
kesimpulan dia satu, Sedekah Membawa Berkah. Lantas, bagaimana kalau ternyata kita
pas-pasan saja. Tenang, sedekah tak mesti uang. Membantu teman yang kesulitan, itu
sedekah. Senyum kepada sesama, itu sedekah. Jadi, banyak dan beragam bentuknya.
Kelima, Tahajud. Tahajud, ini sangat kita butuhkan. Selain akan mengangkat derajat kita di
sisi Allah, doa kita pasti didengar. Selain itu, tahajud mengharuskan kita mengatur diri
sedemikian rupa.
Contoh, kalau kita mau tahajud, sudah barang tentu kita harus tidur lebih awal. Untungnya
apa? Kita tidak kehilangan waktu untuk nonton TV yang notabene kurang manfaat.
Kemudian, kalau kita tahajud, sudah barang tentu tidak akan terlambat dalam kegiatan pagi
dan siang.
Dan, yang terpenting nih, rasa percaya diri kita pasti meningkat. Karena waktu saat tahajud
itu sangat tenang, udara juga sangat steril, sehingga bermanfaat banyak bagi kesehatan fisik
kita.
Apabila, kita sebagai Muslim-Muslimah mampu mengamalkan lima hal ini dengan baik,
setiap hari bahkan sepanjang hayat, insya Allah jiwa-raga kita akan senantiasas hidup dan
terus menyala. Galau pergi, bete hilang, dan pikiran negatif minggat. Selamat membuktikan
dan semoga berhasil. Wallahu alam.*

5 Golongan Manusia Menurut Emha Ainun Najib :


1. Manusia Wajib artinya manusia yang dalam kehidupan sehari-harinya banyak
memberikan manfaat bagi orang lain / masyarakat luas, keberadaannya dalam satu
lingkungan dapat membuat orang di sekitarnya merasa tenang, damai, dan memberi banyak
ruang manfaat. Ketika dia tidak ada, lingkungan di sekitarnya merasa kehilangan dan begitu
merindukannya. Manusia wajib memiliki ciri-ciri penyabar, taat beribadah, ramah tamah,
segala gerak gerik dan perilakunya mencerminkan budi pekerti yang baik. Dalam hatinya
akan merasa bahagia bila telah melakukan kebaikan, berprinsip banyak memberi dan
mengharap ridho dari Allah SWT.
2. Manusia Sunnah adalah manusia yang kehadirannya banyak memberikan
manfaat bagi orang di sekitarnya, tetapi ketidakhadirannya tidak membuat masyarakat di
sekitarnya merasa kehilangan dan merindukannya. Mungkin manusia sunnah ini dalam
berbuat tidak dari lubuk hati yang dalam, tiada ketulusan dan keiklasan sehingga ketika ia
pergi masyarakat di sekitarnya tak merasa kehilangan.
3. Manusia Mubah adalah manusia yang ada dan tidak ada keberadaannya, tidak
memberian manfaat, pengaruh apa-apa tetapi juga tidak memberikan mudharat.

4.

Manusia Makruh adalah manusia yang kehadiran dan ketidakhadirannya tidak ada
pengaruhnya bagi lingkungan masyarakat di sekitarnya, tidak banyak kontribusi yang
berarti dalam hidupnya.

5. Manusia Haram adalah manusia yang kehadirannya banyak memberikan


mudharat/masalah ketimbang manfaat, kehadirannya membuat masyarakat di sekitarnya tidak
tenang, merasa khawatir, dan ketidakhadirannya membuat orang mensyukurinya. Hal ini
karena manusia haram memiliki sifat-sifat tercela, budi pekerti yg buruk, menipu, memfitnah
banyak melanggar larangan Allah daripada melaksanakan perintah-Nya.

MACAM-MACAM NAFSU DALAM DIRI MANUSIA


Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Berikut Macam-macam
nafsu yg perlu anda ketahui :
1. Nafsu Amarah
Nafsu manusia yang terendah tingkatannya, dimana orang termasuk di dalam golongan ini adalah orang yang
sangat jelek sifat dan wataknya.
Ciri-ciri :
Gampang tersinggung, Selalu marah-marah, tidak mau kalah, dendam, ringan tangan, nafsu
sex yang tidak terkendali, tdk ada rem dalam dirinya (norma / etika). (Qs: Yusuf, 10, ayat: 53)

2. Nafsu Lawwamah
Setingkat lebih baik daripada nafsu amarah, namun dia belum stabil betul, karena terkadang dia kembali kepada
tingkat nafsu amarah.
Ciri-ciri :
Tidak stabil, setelah menjadi baik bahkan mengajak orang untuk baik pula, setelah ada ujian / godaan sedikit
saja masih kembali ke asal (maksiat)/ tdk sabar. (Qs: Al-Qiyamah,75, ayat:2)
3. Nafsu Mulhimah
Telah cukup mengetahui tentang kebenaran (haq) dan Kesalahan (Bathil), namun belum mampu untuk
melaksanakannya dengan baik, dikarenakan kelemahannya.
Ciri-cirinya :
telah mengetahui kebathilan/ kemaksiatan tapi tetap saja melakukannya dengan kesadaran, telah mengetahui
kebenaran tapi tidak ada kemauan utk melaksanakannya. (Qs: Asy-Syam,91, ayat: 8)
4. Nafsu Muthmainah
Tingkatan ini adalah orang yang telah dijanjikan Allah SWT untuk masuk ke dalam syurga-Nya (Al-Jannah).
Ciri-cirinya :
Jiwa tenang, kembali kpd Rabbnya dgn hati yang puas, kepribadian yang mantap mengerjakan perintah Allah,
meninggalkan larangan, tidak mudah terpengaruh, Istiqamah.(Qs: Al-Fajr,89, Ayat: 27-30)
5. Nafsu Radhiah
Tingkatan ini berada setingkat diatas nafsu Muthmainah, ditambah dengan rasa ikhlas dan penyerahan total
kepada Allah SWT, kesusahan/musibah/ tantangan mjd nikmat baginya.
Ciri-ciri :
penuh dengan ketaqwaan, menerima segala ujian, musibah, tantangan dgn keikhlasan dan penuh kesabaran
(tidak lemah, tidak lesu dan tidak menyerah).(Qs: Al-Baqarah,2/45 & Ali Imran,3/146).
6. Nafsu Mardhiah
Tingkatan ini beradan setingkat lagi di atas Nafsu Radhiah, Sesuatu yang sunnah menjadi wajib dan yang subhat
menjadi haram.
Ciri-cirinya :
Semua yang dimiliki pada tingkatan nafsu Radhiah ditambah mempunyai daya Amal ma'ruf nahi munkar sejati,
menjadi pemberi peringatan dan berita gembira. (Qs: Ali Imran, 3/104 & 19/97).
7. Nafsu Kamilah
Tingkatan nafsu yang sempurna, ini hanya dimiliki oleh setingkat Nabi-nabi dan Rasul-rasul. (penyerahan diri
secara totalitas pengabdian kepada Allah)
Ciri-ciri :
Sifat Nabi / Rasul : Siddiq (jujur/ benar), amanah (dipercaya) Fathonah (cerdas), Tabliq (menyampaikan). (Qs: Ali
Imran,3/110, 33/21).

Ahli Tashawwuf membagi nafsu kepada beberapa tingkatan, antara lain yang terdapat dalam AlQuran adalah :
1. Nafsu Ammarah adalah nafsu yang suka menyuruh kepada kejahatan, seperti yang terdapat dalam
Al-Quran surat Yusuf ayat 53 :
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh
kepada kejahatan (Ammarahh Bissu), kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.
(QS. Yusuf [12] : 53)
2. Nafsu Lawwamah adalah berjuang antara kebaikan dan kejahatan, bila berbuat kebaikan menyesal
kenapa tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau berbuat kejahatan, lebih sangat menyeasal lagi,
.seperti yang terdapat dalam Al-Quran surat Al-Qiyamah ayat 2 :
Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali
(Lawwamah) dirinya sendiri.
(QS. Al-Qiyamah [75] : 2)
3. Nafu Musawwilah adalah nafsu yang pandai menipu, sehingga kejahatan tampak sebagai suatu
kebaikan, seperti yang terdapat dalam Al-Quran surat Yusuf ayat 83 dan 18 :
Ya'qub berkata : "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan yang buruk
(Musawwilah) itu.
(QS. Yusuf [12] : 83 dan 18)
4. Nafsu Muthmainnah adalah nafsu yang tenteram, tenang, aman dan damai dalam mengingat Allah
dan menjalankan perintah-Nya. seperti yang terdapat dalam Al-Quran surat Al-Fajr ayat 27.
Hai jiwa yang tenang (Muthmainnah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku.
(QS. Al-Fajr [89] : 27-30

Anda mungkin juga menyukai