Anda di halaman 1dari 6

COBAAN TENTANG ANAK

A. Kemiskinan Yang Menerpa Keluarga

Sebagaimana diketahui, jika anak tidak dapat menikmati sandang dan pangan secara layak di dalam
rumahnya, tidak mendapatkan orang yang akan memberinya sesuatu yang menunjang
kehidupannya, kemudian ia melihat bahwa di sekitarnya penuh dengan kemiskinan dan kesusahan,
maka anak akan meninggalkan rumah untuk mencari rezeki dan bekal penghidupan. Dengan
demikian, ia akan mudah diperdaya oleh tangan-tangan jahat penuh dosa, kejam, dan tidak
bermoral. Sehingga ia akan tumbuh di dalam masyarakat menjadi penjahat berbahaya yang
mengancam jiwa, harta dan kehormatan.

B. Disharmoni Antara Bapak dan Ibu

Diantara persoalan yang dapat menimbulkan kenakalan pada anak adalah suasana disharmoni
hubungan antara bapak dan ibu pada banyak kesempatan mereka berkumpul dan bertemu. Ketika
anak membuka matanya didalam rumah dan melihat secara jelas terjadinya pertengkaran antara
bapak dan ibunya, ia akan lari meninggalkan suasana rumah yang membosankan, dan keluarga yang
kacau untuk mencari teman bergaul yang dapat menghilangkan keresahannya. Jika teman-teman
bergaulnya adalah orang-orang jahat, maka secara perlahan ia akan terseret ke dalam kenakalan, dan
jatuh kedalam akhlak dan kebiasaan yang buruk. Bahkan kenakalannya itu dapat bertambah sehingga
menjelma menjadi perusak negara dan bangsa.

Dengan dasar-dasar yang bijaksana dan abadi, islam telah menggariskan metode yang bijak bagi
individu yang akan melamar untuk mencari atau memilih seorang istri yang baik, sebagaimana telah
menggariskan pula cara yang utama bagi para wali yang anak-anaknya di lamar untuk memilih calon
suami yang baik. Semua itu di maksudkan untuk mewujudkan rasa cinta kasih, saling pengertian dan
tolong-menolong antara suami istri, di samping untuk menghindari dilematika keluarga dan
perselisihan yang biasa terjadi diantara suami istri.

C. Perceraian dan Kemiskinan Sebagai Akibatnya

Sudah merupakan kenyataan, bahwa anak sejak ia mulai membukakan matanya di dunia ini
dengan tanpa melihat seorang ibu yang menyayanginya, dan tidak pula melihat seorang ayah yang
senantiasa memenuhi segala kebutuhan dan senantiasa menjaganya, akan mudah terjerumus dalam
kejahatan dan dibesarkan dalam kerusakan dan kenakalan.

Lebih negatif lagi, jika sang ibu yang telah diceraikan itu menikah lagi dengan suami lain.
Seringkali keadaan ini menyebabkan anak jadi terlunta-lunta tidak terabaikan dan berusaha lari dari
rumah.

Problema ini adalah jatuhnya si ibu kedalam kemiskinan setalah diceraikan oleh suaminya. Di
dalam situasi seperti ini, ia terpaksa bekerja di luar rumah. Ia harus meninggalakan rumah atau
membiarkan anak-anak kecil bermain di jalanana, dibayangi malapetaka siang dan malam, tanpa
mendapatkan perlindungan. Maka, apa yang dapat kita harapkan dari anak-anak yang tidak
mendapatkan kasih sayang, perhatian dan tanggung jawab ibu dan bapak?

Oleh karena itu, dengan prinsip-prinsip yang bijak, islam memerintahkan kepada masng-masing
pasangan suami istri untuk menjalankan hak-hak dan kewajiban mereka berdua. Sehingga mereka
tidak terperosok kedalam suatu problema yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak terpuji.

Di antara hak-hak dan kewajiban itu adalah:


a. Istri menaati suaminya dengan cara ma’ruf.

Artinya : “Pukullah mereka dan tidak memukul (istri yang baik) kecuali orang yang jahat di
antaramu”

Diriwayatkan oleh: Ibnu sa’ad dalam “Thabaqat”nya dari Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar As
Shidiq secara mursa, dari Abu Hurairah dan lain-lain. Al-Bazar telah meriwayatkannya pula dari
Aisyah secara marfu’, demikian kata Al Munawi.

Sababul wurud :Bahwa banyak laki-laki mengeluh kepada Rasululah tentang perlakukan yang
tidaksenonoh dari istri-istri mereka. Maka Rasululah mengizinkan mereka memukulnya.
Berkelilinglah pada malam itu kaum wanita yang jumlahnya cukup banyak, mereka membicarakan
apa yang telah diderita istri-istri kaum muslimin, akhirnya Rasulullah melarang mereka dipukul.
Berkatalah kaum pria: “Ya Rasulullah, wanita-wanita itu sudah melebihi kaum pria “. Rasulullah
bersabda : “pukullah mereka.........dan seterusnya “.

Keterangan :

Hadits ini membolehkan memukul istri memukul istriyang durhaka (nusuz) setelah terlebih dahulu
diusahakan nasihat dan perbaikan-perbaikan. Allah berfirman: “Wanita-wanita-wanita yang kalian
khawatiri kedurhakaannya maka nasihatilah (terlebih dahulu) merekadan pisahkanlah diri dari
tempat tidur mereka dan (jika mereka tidak mematuhi), pukullah mereka. Kemudian jika mereka
mentaatimu janganlah kalian mencari-cari alasan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah
Maha Tinggi dan Maha Besar “. (An-Nisa:34). Dan sebaik-baiknya cara pengobatan atau perbaikan
adalah bijaksana, sebagaimana yang diperintahkan Allah.

b. Istri menjaga harta suami dan memelihara kehormatan dirinya sendiri.

c. Apabila suaminya ingin menggaulinya, maka ia tidak menolaknya.

‫َاْخ ِبْر َها َاَّنَها َعاِم َلٌة ِم َن ِهللا َو َلَها ِنْص ُف َاْج ِراْلُمَج اِهِد‬
Artinya : beritahukan kepadanya bahwa dia “pekerja-wanita”dari Allah dan baginya pahala separuh
pahala orang yang berjuang”.

Diriwayatkan oleh : Al-Kharaiti dalam “Makarimul Akhlaq”dari Dzafir bin Sulaiman dari Abdullah Al-
Wadhahi.

Sababul wurud :

Bahwa sorang laki-laki telah berkata : “Ya Rasulullah, isteri saya jika saya datang kepadanya, dia
berkata : “wahai suamiku, panutanku dan panutan keluargak, selamat datang “. Dan jika ia melihatku
tengah bersedih, iapun berkata : “Apa yang menyedihkanmu di antara kehidupan dunia ini tidaklah
merasa cukup dengan kehidupan akhirat kelak ? “ Rasulullah bersabda : “ beritahukan kepadanya
bahwa ………dan seterusnya “.

Keterangan :

Wanita yang bertanggung jawab terhadap hak suaminya adalah yang mau menasihati suaminya,
setia dalam duka dan derita , baginya pahalanya separuh pahala mujahid.

d. Suami berkewajiban memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya. Allah berfirman :

Artinya : ‘’Dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma’ruf’’
(Al-Baqarah : 233)
‫ َو َتْك ُس َو َها ِاَذ ا‬، ‫ َم ا َح ُّق َز ْو َجِة َاَح ِد َناَع َلْيِه ؟ َقاَل (َاْن ُتْطِع َم َها ِاَذ ا َطِع ْم َت‬، ‫ َياَرُسْو َل ِهللا‬: ‫ ُقْلُت‬: ‫َع ْن َحِكْيِم ْبِن ُم عَاِوَيَة اْلُقَشْيِري َع ْن َاِبْيِه َقاَل‬
) ‫اْك َتَس ْيَت‬

Dari Hakim bin Mu’awiyah al-Qusyairi, dari bapany. Ia berkata : saya bertanya : Ya Rasulallah apa
kewajiban seseorang dari kami terhadap isterinya ? sabdanya : ‘’Bahwa engkau beri dia makan bila
engkau makan, dan engkau beri dia pakaian apabila engkau pakai”.

e. suami mengadakan musyawarah dengan istri di dalam urusan rumah tangga, Ahmad

dan Abu Daud meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:

)‫ (رواه أحمد وابو داود‬. ‫َاِم ُروا الِّنَس اَء ِفي َبنَا ِتِهَّن‬

“ Bermusyawaralah dengan istri-astri kamu tentang putri-putri mereka.”

D. Waktu Senggang Yang Menyita Masa Anak dan Remaja

Di antara masalah fundamental yang sering mengakibatkan kenakalan anak-anak ialah


karena kurangnya pemanfaatan waktu senggang oleh anak-anak dan para remaja. Seperti
telah kita ketahui, bahwa anak, sejak masa pertumbuhannya sudah suka bermain, bersenda
gurau, rekreasi dan gemar menikmati keindahan alam. Sehingga kita melihat anak selalu aktif
bergerak dalam bermain dengan teman-teman sebayanya, memanjat pohon dan berlompat-
lompatan, berolah raga, dan bermain bola.

Para pendidik harus memanfaatkan kenyataan ini pada diri anak-anak dan yang ada pada masa
pubertas. Sehingga mereka memenuhi waktu-waktu senggang dengan berbagai aktivitas yang
menyehatkan badan, memperkuat otot dan organ-organ tubuh mereka.

Di antara metode-metode tersebut adalah, membiasakan anak untuk beribadah, terutama shalat
yang dipandang oleh islam sebagai tiang dan fondasi agama. Sebab, shalat mempunyai dampak
rohani maupun jasmani, di samping moral dan psikologikal.

Sering kita mendengar para dokter mengatakan, bahwa badan apa bila digerakkan dengan
berjalan dan berolah raga setelah makan, maka tidak akan terkena penyakit perut besar, kesulitan
pencernaan, dan penyakit-penyakit lainnya.

Tidak aneh bila kita mendengar dari orang yang tidak berbicara atas dasar hawa nafsu
( Rasulullah Saw.) menganjurkan kepada para orang tua dan pendidik untuk untuk memerintah anak-
anak supaya mengerjakan shalat ketika mencapai umur tujuh tahun, sehingga mereka terbiasa
melakukan dan mempergunakan waktu-waktu kosong untuk mempelajari shalat dan
membiasakannya. Perhatikan sabda Rasulullah Saw. Berkenaan dengan masalah ini :

‫ (رواه الحاكم وابو‬.‫ َو َفِّر ُقْو ا َبْيَنُهْم ِفي اْلَم َض اِج ِع‬، ‫ َو اْض ِرُبْو ُهْم َع َلْيَها َو ُهْم َاْبَناُء َع َش ٍر‬، ‫ُم ُرْو ا َاْو َال َد ُك ْم ِبا لَّص َالِة َو ُهْم َاْبَناُء َس ْبِع ِس ِنْيَن‬
)‫داود‬

“ suruhlah anak-anak mu menjalankan ibadah shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun.
Dan jika mereka telah berusia sepuluh tahun, pukullah ia ( bila tidak mau melakukan shalat), dan
pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Al-Hakim dan Abu Dawud).

E. Pergaulan Negatif dan Teman yang Jahat

Di antara sebab utama yang mengakibatkan anak menjadi nakal adalah pergaulan negatif dan teman
yang jahat. Terutama jika anak itu bodoh, lemah akidahnya dan mudah terombang-ambing
akhlaknya. Mereka akan cepat terpengaruh oleh teman-teman yang nakal dan jahat, cepat mengikuti
kebiasaan-kebiasaan dan khlak yang rendah. Sehingga perbuatan jahat dan kenakalan menjadi
bagian dari tabi’at dan kebiasaannya. Dengan demikian, sulit mengembalikannya ke jaln yng lurus
dan menyelamatkannya dari kesesatan serta kesengsaraan.

Denga ajran-ajarannya yang bersifat mendidik, islam telah mengarahkan para orang tua dan pendidik
untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna. Terutama sekali pada masa perkembangan
pubertas, sehingga mereka benar-benar mengetahui siapa orang-orang yang menemani, dan ke
mana saja mereka pergi. Kemudian Islam memberikan petunjuk untuk memilihkan teman yang baik
untuk anak-anak mereka supaya memperingatkan anak mereka terhadap teman-teman yang jahat
dan buruk, sehingga tidak ikut terjerat di dalam kesesatan dan kenakalan mereka.

Berikut ini petunjuk dan peringatan Islam terhadap pergaulan denga teman yang jahat dan
rusak. Dan Firman-Nya :

Yang menyertai dia berkata (pula): “Ya Tuhan Kami, aku tidak menyesatkannya tetapi Dialah yang
berada dalam kesesatan yang jauh”. (Qaaf : 27).

[1413] Yang dimaksud dengan yang menyertai Dia di sini ialah syaitan yang menyesatkan di dunia ini.

‘’teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertakwa’’ .( QS. Az-zukhruf : 67)

F. Buruknya Perlakuan Orang Tua Terhadap Anak

Allah SWT berfirman :

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An-Nahl : 90)

Tafsir : Allah mengancam mereka dengan neraka dan menakut-nakuti dengannya. Allah Ta’ala
berfirman, “ jagalah dirimu dari api neraka yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan taatlah
kepada Allah dan Rasul-Nya agar kamu diberi rahmat.” Kemudian Allah menganjurkan kepada
mereka supaya bergegas dalam melakukan kebaikan dan bersegera dalam meraih kedekatan dengan
Allah. Allah Ta’ala berfirman, “Dan bergegaslah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” Maksudnya,
sebagaimana neraka disediakan bagi orang-orang kafir. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
maksud firman Allah Ta’ala, “Seluas langit dan bumi” merupakan permberitahuan betapa luasnya
surga itu, sebagaimana Allah berfirman ketika menerangkan sifat surga, “Bagian dalamnya dari
sutra.” Lalu, bagaimana dugaanmu dengan bagian luarnya. Ada pula pendapat yang mengatajan
bahwa lebarnya surga itu seperti panjangnya, karena ia berbentuk kubah dan berada di bawah ‘Arsy.
Maka lebar sesuatu yang berbentuk kubah dan bulat adalah sama dengan panjangnya. Hal itu
ditunjukkan pula oleh keterangan yang terdapat dalam sahihah (556), “Apabila kamu memohon
surga kepada Allah, maka pintalah surga Firdaus, karena ia merupakan surga yang paling tinggi dan
paling luas. Dari Firdauslah memancar aneka sungai surga. Atap Firdasuh adalah ‘Arsy Ar-Rahman.”

G. Film-film Sadis dan Porno

Di antara faktor yang menyebabkan kenakalan anak-anak dan dorongan untuk melakukan perbuatan
jahat dan dosa, adalah film-film cerita kriminal dan porno yang mereka lihat di gedung-gedung
bioskop, televisi, majalah dan buku-buku cerita cabul yang mereka baca. Semua itu dapat
mendorong anak untuk menyimpang dan melakukan tindak kejahatan, semua itu mampu merusak
akhlak orang-orang dewasa. Karenanya, bagaimanakah dengan para remaja dan anak-anak kecil ?

Sudah barang tentu, ketika anak menginjak masa baligh, gambar-gambar dan tontonan ini
akan melekat di dalam benak dan khayalannya, tidak ada yang lebih berbahaya bagi anak-anak
remaja, selain daripada tontonan-tontonan yang mendorongnya untuk melakukan tindak kejahatan,
kerusakan dan kehinaan, apalagi jika anak dibiarkan tidak mendapatkan pengawasan

H. Tersebarnya Pengangguran di Dalam Masyarakat

Di antara faktor fundamental yang menyebabkn kenkalan anak-anak adalah, banyaknya


pengangguran ditengah-tengah masyarakat. Karenanya, seorang bapak yang mempunyai istri dan
anak-anak, tetapi sulit mendapatkan mata pencaharian dan harta yang dapat menutupi rasa lapar
keluarga dan anak-anaknya, dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka, maka seluruh
anggota keluarganya akan berantakan dan sia-sia. Anak-anak cenderung menjurus kepada kenakalan
dan tindak kejahatan. Bahkan barangkali kepala keluarga dan anggotanya akan brfikir untuk
mendapatkn harta dengan jalan haram, semisal mencuri, merampas, dan mengoyak. Jika demikian,
maka kekacauan dan kehancuran segera menimpa suatu masyarakat.

I. Keteledoran Kedua Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak

Islam telah membebani para bapak dan ibu suatu tanggung jawab yang sangat besar di dalam
mendidik anak-anak dan mempersiapkan mereka dengan persiapan yang sempurna untuk
menanggung beban hidup mereka. Islam juga telah mengancam mereka dengan adzab yang berat,
jika melakukan penghianatan dan menyepelekan tanggung jwab mereka :

‘’Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan’’. (QS. At-Tahrim : 6 )

)‫َأِّد ُبْو ا َأْو َال َد ُك ْم َو َاْح ِس ُنْو ا أَ َد َبُهْم (رواه ابن ماجه‬

“Didiklah anak-anak kamu dengan pendidikan yang baiak”

J. Bencana Keyatiman

Yang menyebabkan kenakalan anak adalah keyatiman yang menimpa anak-anak ketika masih dalam
usia muda belia. Anak yatim yang ditinggalkan bapaknya ini, jika tidak mendapatkan orang yang akan
mengasihani dan menyayanginya, tidak mendapatkan orang yang akan mengangkat derajat dan
menutupi kebutuhannya, maka secara perlahan-lahan, anak akan mengarah pada kenakalan dan
kejahatan. Bahkan akan menjadi alat penghancur umat pemecah kesatuan dan bidang kekacauan di
tengah-tengah mereka.

Dengan syari’at yang abadi dan petunjuknya yang lurus, Islam telah memerintahkan kepada
para wali yang mengurusi anak yatim, dan kepada setiap orang yang mempunyai ikatan kerabat
dengan mereka untuk memperlakukan secara baik, bertanggung jawab atas segala urusannya dan
mengawasi pendidikannya. Sehingga anak akan terddik dengan baik, berakhlak mulia dan berbudi
pekerti, serta mendapatkan cinta kasih dan sayang di bawah orang yang melindungi atau
memeliharanya dengn ikhlas.

Allah Swt berfirman :


. ‘’sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang’’ (QS. Ad-Dhuha : 9 ).

Anda mungkin juga menyukai