Anda di halaman 1dari 8

Nama: Ollivia Secret Kartika

Kelas: X IPS 1
Absen: 28
Tugas: membuat artikel bab 4 Akidah

ADAB TERHADAP ORANG TUA DAN GURU

A.ADAB TERHADAP ORANG TUA

Semenjak dilahirkan sampai pada kondisi saat ini, tentu kita tidak bisa lepas dari peran
penting orang tua dan guru kita yang telah memberikan berbagai macam pelajaran penting
kita semuanya baik sebagai anak atau pun murid.

Bapak dan ibu kandung kita tentu saja merupakan guru bagi kita semua ketika kita sedang
berada di rumah. Adapun guru adalah orang tua kita ketika kita berada di lingkungan sekolah.

Dalam agama Islam, seorang anak tentunya harus tahu dan memperhatikan adab atau sopan
santunnya kepada orang tua dan guru masing masing. Hal ini karena mereka yakni, orang tua,
dan guru sudah pasti mempunyai peran dan jasa besar terhadap diri kita sebagai seorang
anak.

Abdullah Ibnu Amar al-‘Ash r.a. berkata : Bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda :
“Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua.” (HR. Tirmidzi). Dari hadits diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa Adab Terhadap Orang Tua dan Guru sangatlah penting.

Orang tua merupakan orang yang secara jasmani menjadi asal keturunan anak, orang tua
merupakan sosok yang paling dekat hubungannya dengan anaknya. Pengorbanan orang tua
sungguh tiada tara, mereka mendidik kita dan menyerahkan hidupnya untuk keselamatan
anaknya.
Kita harus selalu berbuat baik kepada kedua orang, sebagaimana Firman-firman Allah dalam
surah-surah berikut:

Luqman ayat 14 yang artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)
kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu” (QS. Luqman 31:14).

‫َو َو َّصْيَنا ٱِإْل نَٰس َن ِبَٰو ِلَد ْيِه َح َم َلْتُه ُأُّم ۥُه َو ْهًنا َع َلٰى َو ْهٍن َوِفَٰص ُل ۥُه ِفى َعاَم ْيِن َأِن ٱْشُك ْر ِلى َو ِلَٰو ِلَد ْيَك ِإَلَّى ٱْلَم ِص يُر‬

Q.S Al- Isra ayat 23-24 yang artinya : “"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia"

‫َو َقَض ٰى َر ُّبَك َأاَّل َتْعُبُد ٓو ۟ا ِإٓاَّل ِإَّياُه َو ِبٱْلَٰو ِلَد ْيِن ِإْح َٰس ًنا ۚ ِإَّم ا َيْبُلَغَّن ِع نَدَك ٱْلِكَبَر َأَح ُدُهَم ٓا َأْو ِكاَل ُهَم ا َفاَل َتُقل َّلُهَم ٓا ُأٍّف َو اَل َتْنَهْر ُهَم ا َو ُقل‬
‫َّلُهَم ا َقْو اًل َك ِريًم ا‬

Dari penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa adab kepada orang tua (yang masih
hidup) adalah sebagai berikut :

1. Jangan berkata kasar yang dapat menyakiti perasaan kedua orang tua.
2. Dilarang untuk berkata ‘ah’ atau ‘cih’ dan sebagainya kepada orang tua
3. Selalu mendoakan kedua orang tua
4. Belajar dengan giat agar bisa membanggakan kedua orang tua
5. Berkata baik, sopan dan santun kepada kedua orang tua, karena itu termasuk
perbuatan memuliakan orang tua.
6. Bertanggung jawab atas kehidupan dan kesejahteraannya di hari tuanya, termasuk
memberikan nafkah ketika mereka tidak bisa lagi mencari nafkah. Pemberian nafkah
ini bukan termasuk zakat profesi (baca juga: Waktu Pelaksanaan Zakat Fitrah dan
Zakat Mal). Jika ada seseorang memberikan 2,5 % dari penghasilan kepada orang tua
bukan masuk kategori zakat, tetapi masuk kategori shodaqoh sebagai bentuk ihsan
atau berbuat baik kepada kedua orang tua. Namun jika orang tua ternyata tidak
mampu, maka pemberian tersebut bisa dikategorikan sebagai nafkah kepada mereka.
7. Merendahkan diri di hadapan kedua orang tua
8. Jangan membentak atau memarahi kedua orang tua, sekalipun keduanya lalim
Lalu, Apa saja rukun sikap bakti anak Setelah orang tua wafat? Muhammad Nur Abdullah
Hafiz Suwaid dalam bukunya "Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak" memberikan
sembilan amalan yang mesti dikerjakan anak agar orang tuanya bahagia di alam barzakh.

Pertama, melaksanakan janji dan wasiat orang tua.

‫ َيا‬:‫ بينا نحن جلوس عند رسول هللا ﷺ إذ جاءه رجل من بني سلمة فقال‬:‫عن أبي ُأسيد مالك بن ربيعة الساعدي قال‬
،‫ الَّص اَل ُة َع َلْيِهَم ا‬، ‫ "َنَعْم‬: ‫ َهْل َبِقَي َع َلَّي ِم ْن َش ْي ٍء ِلَو اِلَدَّي َأِبُّر ُهَم ا ِبِه َبْع َد َو َفاِتِهَم ا؟ َفَقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬،‫َر ُسوَل ِهّللا‬
‫ َوِإْك َر اُم َصِد يِقِهَم ا ِم ْن َبْع ِدِهَم ا‬،‫ َو ِص َلُة الَّر ِح ِم اَّلِتي اَل ُتوَص ُل ِإاَّل ِبِهَم ا‬،‫ َو ِإْنَفاُذ َع ْهِدِهَم ا ِم ْن َبْع ِدِهَم ا‬،‫َو ااِل ْس ِتْغ َفاُر َلُهَم ا‬

Diriwayatkan Abu Daud dari Malik bin Rabi'ah as-Saidi ra. Ketika kami duduk bersama
Rasulullah datanglah seorang dari kabilah Bani Salamah dan bertanya, "Wahai Rasulullah,
apakah ada bakti yang tersisa untuk kedua orang tuaku yang dapat aku lakukan setelah
mereka meninggal? " Beliau menjawab, "Yah! mendoakan mereka, menunaikan janji mereka,
menyambung tali silaturahmi yang pernah mereka lakukan, dan memuliakan teman mereka."

Kedua, berdoa dan memohon ampun untuk orang tua.

‫ َيا‬:‫ ِإَّن َهَّللا َع َّز َو َج َّل َلَيْر َفُع الَّد َر َج َة ِلْلَع ْبِد الَّصاِلِح ِفي اْلَج َّنِة َفَيُقوُل‬: ‫ َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬: ‫َعن َأِبي ُهَر ْيَر َة َقاَل‬
‫ ِباْس ِتْغ َفاِر َو َلِد َك َلَك‬:‫َر ِّب َأَّنى ِلي َهِذِه َفَيُقوُل‬

Dari Abu Huraira RA Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT mengangkat
derajat bagi seorang hamba yang saleh di surga. Dia bertanya," Tuhanku, dari mana ini?
"Allah menjawab," permohonan ampunan anakmu untukmu."

Ketiga, menyambung tali silaturahim.

Diriwayatkan Imam Muslim dari Ibnu Umar RA, Rasulullah bersabda:

" ‫"ِإَّن َأَبَّر اْلِبِّر ِص َلُة اْلَو َلِد َأْهَل ُو ِّد َأِبيِه‬

"Sesungguhnya termasuk katagori berbakti yang paling baik adalah seseorang menyambung
tali silaturahim dengan keluarga teman bapaknya setelah dia meninggal dunia."
.‫ ال‬: ‫ أتدري ِلَم أتيُتَك ؟ قلُت‬:‫ َقِد مُت المدينَة فأتاني عبُد هللا بُن عمر رضي هللا عنهما فقال‬:‫حديث أبي ُبردة رضي هللا عنه قال‬
‫ "َم ْن أَح َّب أْن َيِص َل َأَباُه ِفي َقْبِر ِه؛ َفْلَيِص ْل ِإْخ َو اَن َأِبيِه َبْع َد ُه‬:‫ سمعُت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬:‫قال‬

Diriwayatkan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya dari Abu Burdah: aku pergi ke kota
Madinah di sana Aku dikunjungi oleh Abdullah bin Umar yang kemudian berkata, "Tahukah
engkau kenapa aku mengunjungimu?" Aku jawab, "tidak tahu." Dia mengatakan, "aku
mendengar Rasulullah bersabda.

"Barangsiapa yang ingin menyambung tali silaturahmi bapaknya di makamnya, hendaknya


menyambung tali silaturahmi dengan saudara-saudara bapaknya setelah si bapak meninggal
dunia."

Keempat, bersedekah atas nama orang tua.

Ini diriwayatkan Bukhari Muslim, An Nasa'i dan Abu Daud dari Abdullah bin Abbas RA:

‫ يا رسوَل ِهللا إَّن أمي ُتُو ِّفَيْت وأنا غائٌب عنها أينفُعها‬: ‫أَّن سعَد بَن عبادَة رضي ُهللا عنه ُتُو ِّفَيْت أُّم ه وهو غائٌب عنها فقال‬
‫ فإني ُأشهُدك أَّن حائطي الِم خراَف صدقٌة عليها‬: ‫ قال‬. ‫ نعم‬: ‫شيٌء إن تصَّد قُت به عنها ؟ قال‬

Bahwasanya Sa’ad bin Ubadah bertanya kepada Nabi SAW "Ibuku meninggal dunia. Apakah
akan bermanfaat baginya apabila aku bersedekah atas namanya?"

Beliau menjawab, "Yah." Dia berkata, "aku memiliki sebidang kebun. Aku mempersaksikan
mu bahwa aku menyedekahkannya atas nama ibuku."

Kelima, ibadah haji untuk orang tua.

‫ أفأحج عنه؟‬،‫ إن فريضة هللا على عباده أدركت أبي شيًخ ا كبيًرا ال يستطيع الحج وال الظعن‬:‫أن النبي ﷺ قال له رجل‬
‫ حج عن أبيك واعتمر‬:‫فقال له النبي ﷺ‬

Abu Razin RA berkata "Wahai Rasulullah sesungguhnya bapakku sudah tua dan tidak
sanggup melaksanakan ibadah haji umroh atau melakukan perjalanan." Beliau bersabda,
"Berhaji dan umroh atas nama bapakmu."

Keenam, beramal saleh untuk membahagiakan almarhum.

‫ۖ َو ُقِل اْع َم ُلوا َفَسَيَر ى ُهَّللا َع َم َلُك ْم َو َر ُسوُلُه َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن‬

"Dan katakanlah: "Berjalanlah kamu maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang Mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu." (QS at-Taubah: 105)

Ilmu Ibnu Katsir mengatakan: "Disebutkan dalam hadits bahwa amalan orang yang masih
hidup diperlihatkan kepada keluarga dan karib kerabat yang sudah meninggal dunia di alam
barzakh."
Kemudian dia membawakan hadits riwayat Abu Dawud dan ath-Thayalisi berikut sanadnya
dari Jabir RA.

‫ اللُهَّم َهَذ ا َفْض ُلَك‬:‫ َو َقاُلوا‬، ‫ َفِإْن َك اَن َخْيًرا َفِر ُحوا َو اْسَتْبَش ُروا‬، ‫ِإَّن َأْع َم اَلُك ْم ُتْع َر ُض َع َلى َأَقاِر ِبُك ْم َو َع َش اِئِرُك ْم ِم ْن َأْهِل اآْل ِخَرِة‬
‫ اللُهَّم َأْلِهْم ُه َع َم اًل َص اِلًحا َتْر َض ى ِبِه َع ْنُه‬: ‫ َفَيُقوُلوَن‬، ‫ َو َأِم ْتُه َع َلْيَها َو ُيْع َر ُض َع َلْيِهْم َع َم ُل اْلُمِس يِء‬، ‫َو َر ْح َم ُتَك َفَأْتِمْم ِنْع َم َتَك َع َلْيِه‬
‫وُتَقِّرُبُه ِإَلْيَك‬

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amalan kalian akan diperlihatkan kepada karib
kerabat dan keluarga kalian di kubur-kubur mereka. Apabila baik, mereka bangga dan
bergembira dan berkata,”Ya Allah ini adalah anugerah dan rahmat-Mu maka sempurnakan
dan wafatkanlah dia atasnya.

Apabila selain itu mereka berdoa. "Ya Allah ilhamkanlah kepada mereka untuk mengerjakan
amalan yang Engkau ridhai dan mendekatkan kepada-Mu."

Ketujuh, ziarah ke makam orang tua.

،‫ اْسَتْأَذْنُت َر ِّبي في َأْن َأْسَتْغ ِفَر َلَها َفَلْم ُيْؤ َذْن ِلي‬: ‫ َفقاَل‬،‫ َفَبَك ى َو َأْبَك ى َم ن َح ْو َلُه‬،‫َزاَر النبُّي َص َّلى ُهَّللا عليه َو َس َّلَم َقْبَر ُأِّمِه‬
‫ َفُز وُروا الُقُبوَر فإَّنَها ُتَذِّك ُر الَم ْو َت‬،‫َو اْسَتْأَذْنُتُه في َأْن َأُز وَر َقْبَر َها َفُأِذ َن ِلي‬

Nabi SAW berziarah ke makam ibunda beliau. Beliau menangis dan membuat para hadirin di
sekitar beliau juga menangis. Beliau bersabda:

"Aku minta izin kepada Rabb-ku untuk memohonkan ampunan baginya namun aku tidak
diizinkan. Kemudian aku meminta izin kepadanya untuk berziarah ke makamnya dan aku
diizinkan. Berziarah ke makam sebab itu dapat mengingatkan akan kematian." (HR Muslim
dari Abu Hurairah).
Kedelapan, menjaga nama baik orang tua.

‫ " من بر قسمهما وقضى دينهما ولم يستسب‬: - ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ قال رسول هللا‬: ‫عن عبد الرحمن بن سمرة قال‬
‫ كتب عاقا وإن كان بارا في‬، ‫ ومن لم يبر قسمهما ويقضي دينهما واستسب لهما‬، ‫ كتب بارا وإن كان عاقا في حياته‬، ‫لهما‬
‫حياته‬

Abdurrahman bin Samurah berkata Rasulullah SAW bersabda. "Barangsiapa yang


menunaikan sumpah kedua orang tua, melunasi utang mereka dan tidak menyebabkan mereka
dicaci maki, maka dia dicatat sebagai orang yang berbakti, walaupun dalam masa hidup
orang tuanya dia durhaka. Dan barangsiapa yang tidak menunaikan sumpah kedua orang tua,
tidak melunasi utang mereka, dan menyebabkan mereka dicaci-maki, maka dia dicatat
sebagai orang yang durhaka walaupun dalam masa hidup orang tuanya dia berbakti."

Kesembilan, puasa atas nama orang tua.

،‫ إذ أَتْته امرأٌة‬،‫ ((َبينا أنا جاِلٌس عند رسوِل ِهللا صَّلى ُهللا عليه وسَّلم‬:‫ قال‬،‫ عن أبيه َرِض َي ُهللا عنه‬،‫عن عبِد ِهللا بِن ُبريدَة‬
‫ إَّنه‬،‫ يا رسوَل ِهللا‬:‫ قالت‬، ‫ وَر َّد ها عليِك الميراُث‬، ‫ وَج َب أجُر ِك‬:‫ فقال‬:‫ قال‬، ‫ وإَّنها ماَتْت‬،‫ إِّني تَص َّد ْقُت على أِّم ي بجاريٍة‬:‫فقالت‬
))‫ ُحِّجي عنها‬:‫ أفأُحُّج عنها؟ قال‬،‫ إَّنها لم تُحَّج َقُّط‬:‫ قالت‬،‫ ُصوِم ي عنها‬:‫ أفأصوُم عنها؟ قال‬،‫كان عليها َص وُم َشْهٍر‬

Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari bapaknya berkata seorang wanita datang
menghadap Nabi SAW dan berkata, "Sesungguhnya ibuku memiliki utang puasa dua bulan."
Beliau bersabda, "berpuasalah atas nama ibumu." Dia berkata lagi, "sesungguhnya ibuku
belum menunaikan ibadah haji." Beliau bersabda. "Kerjakanlah ibadah haji atas nama-nya."
Dia berkata lagi. "Aku pernah menyedekahkan budak wanita kepadanya." Beliau bersabda
Allah telah memberimu pahala karenanya, dan sekarang mengembalikannya kepadamu
sebagai warisan."

B. ADAB KEPADA GURU

Guru merupakan ‘orang tua kedua’ kita, merekalah yang berjasa dalam mendidik kita setelah
orang tua, Ilmu yang kita peroleh saat ini tidak lepas dari peranan seorang guru, seseorang
dapat membedakan baik dan buruk karena ilmu. Islam meletakkan ilmu di atas yang lainnya,
dan Islam juga meninggikan derajat orang yang berilmu dibanding yang lain.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya “Umamah Al-Bahili berkata bahwasannya
Rasulullah saw. bersabda : “Kelebihan orang alim (ulama) atas ahli ibadah seperti
kelebihanku atas orang yang paling rendah di antara kamu. Kemudian Baginda besabda lagi :
Sesungguhnya para malaikat dan penduduk langit dan bumi hingga semut dalam lubangnya
serta ikan bersalawat (berdoa) untuk orang-orang yang mengejar kebaikan kepada manusia”
(HR. Imam Tirmidzi).
Berikut beberapa adab murid kepada guru:

1.Muliakan Dan Menghormati Guru

Memuliakan orang yang berilmu/guru termasuk perkara yang dianjurkan, sebagaimana


Rasulullah saw. berikut.

Ibnu Abbas r.a berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Bukan termasuk golongan umatku orang
yang tidak menyayangi yang muda, tidak menghormati yang tua, tidak memerintahkan
kebajikan dan tidak melarang kemungkaran” (HR. Tirmidzi).

Agar mendapat ilmu dan taufik, seorang murid hendaknya memuliakan dan menghargai guru,
serta berlaku lemah lembut dan sopan santun, jangan memotong pembicaraannya, dan
memperhatikan dengan baik. Agar kita mendapat ilmu yang bermanfaat, aamiin

2.Mendoakan Untuk Kebaikan Bagi Guru

Ibnu Jama’ah ra. berkata : “Hendaklah seorang penuntut ilmu mendoakan gurunyqa
sepanjang masa, memperhatikan anak-anaknya, kerabatnya, dan menunaikan haknya apabila
telah wafat”. “Dan karena ilmu yang telah diberikannya juga, hendaknya seorang murid
mendoakan gurunya, semoga ia diberikan pahala atas ilmu yang telah diberikan kepada
muridnya”.

3.Rendah Hati Kepada Guru

Sama halnya dengan adab kepada orang tua, kita juga harus merendahkan hati kepada guru,
walaupun sang murid lebih pintar, hendaknya menghidari perdebatan dengan guru, dalam hal
ini seorang murid hendaklah bersikap rendah hati kepada gurunya, karena sesungguhnya
rendah hatinya seorang murid kepada gurunya adalah kemuliaan dan tunduknya adalah
kebangaan, sebagaimana Ibnu Jama’ah pernah mengatakan demikian.

4.Mencontoh Akhlaknya

Guru adalah teladan bagi muridnya, oleh karenanya, hendaklah seorang murid mencontoh
akhlak dan kepribadian gurunya yang baik. Seperti mencontoh kebiasaan dan ibadahnya.
Seorang guru pasti membrikan hal-hal yang baik secara lisan atau perbuatan terhadap murid-
muridnya.

5.Menenangkan Hati Guru

Seorang murid hendaknya tidak membuat gusar gurunya. Imam Syafi’i dalam pertemuannya
dengan gurunya, Imam Malik, pada tahun 170 H, hampir tidak pernah meninggalkan gurunya
sampai gurunya wafat pada tahun 179 H. Imam Syafi’i tidak pernah meninggalkannya,
kecuali ketika ia pergi ke Mekah untuk menjenguk ibunya ataupun pergi ke pusat ilmu atau
faqoh. Itupun setelah diperoleh izin dan restu daru gurunya.

Anda mungkin juga menyukai