Anda di halaman 1dari 5

AGAMA ISLAM

ADAB BERBUAT BAIK KEPADA ORANG TUA

Kelompok 1 :

A22001 LINGGAR DWI SEPTIO

A22002 APRI WIDYASTANTO

A22003 NOVAN SETYAMUKTI

A22004 RAYNAL APRILKA

Politeknik Indonusa Surakarta


2022
Latar Belakang
Rasulullah ` adalah perantara hidayah dari Alloh, yang dimana hidayah tersebut
disampaikan kepada umatnya, sehingga umatnya dapat melaksanakan tugasnya
dimuka bumi ini sebagai khalifah, serta menegakkan kalimat tauhid. Sama halnya
dengan kedua orang tua, mereka merupakan perantara yang Alloh ciptakan untuk
melahirkan kita di dunia ini, dengan demikian sangatlah tingginya derajat orang tua
di sisi anak-anaknya. Maka dari itu merupakan suatu perbuatan dzolim apa bila kita
tidak menghargai, menghormati serta tidak berbuat baik kepadanya.

Pengertian Adab terhadap Orang Tua

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘adab’ memiliki arti akhlak, budi pekerti,
kesopanan, atau tutur halus. Sedangkan orang tua ialah ayah (laki-laki) dan ibu
(perempuan) yang menjadikan kita ada saat ini. Maka dapat disimpulkan bahwa
adab terhadap orang tua artinya bagaimana cara seorang anak agar memiliki akhlak
dan budi pekerti yang baik kepada orang tuanya.

۞٣٦ ..… ‫وا بِ ِهۦ َش ٗيۡٔ ۖا َوبِ ۡٱل ٰ َولِد َۡي ِن ِإ ۡح ٰ َس ٗنا‬
ْ ‫ُوا ٱهَّلل َ َواَل تُ ۡش ِر ُك‬
ْ ‫ٱعبُد‬
ۡ ‫َو‬

Artinya:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu


apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tuamu (ibu - bapak), …. ” (QS. an-
Nisaa’ : 36)

Perintah untuk berakhlak mulia dan bersikap baik terhadap orang tua diterangkan
dalam kitab suci Alquran dan hadits. Salah satunya yaitu:

Berikut sepuluh adab kepada orang tua :

1. Tidak memandang dengan tatapan tajam

Sebagai seorang yang jauh lebih muda, kita dianjurkan untuk tidak memandang
orang yang lebih tua dengan tatapan yang tajam dan tidak menyenangkan. Berikan
tatapan yang lembut dan hangat ketika berhadapan dengan orang tua. Sebagaimana
yang terdapat pada Shohih Bukhari no. 2731, 2732, yang mana para sahabat kala itu
selalu memandang dengan penuh hormat kepada Rasul dimana mereka menjalani
Rasulullah Saw.

2. Tidak mendahulukan bicara

Adab selanjutnya adalah berbicara dengan mendahulukan yang lebih tua. Biarkan
mereka yang lebih tua untuk berbicara terlebih dahulu untuk menyenangkan hati
mereka.
3. Berbicara dengan nada yang lembut

Sebagai orang yang lebih muda, hendaknya kita berbicara dengan nada yang lembut
dan penuh sopan santun. Jangan pernah berbicaralah dengan nada yang tinggi
apalagi membentak pada orang tua. Dari Al Musawwir bin Makhramah
radhiallahu’anhu tentang sahabat Rasulullah terhadap Rasul ketika berbicara,

Dari Al Musawwir bin Makhramah radhiallahu’anhu tentang sahabat Rasulullah


terhadap Rasul ketika berbicara,

‫النظر؛ تعظي ًما له‬


َ ‫ وما يُ ِح ُّدون إليه‬، ‫وإذا ت َكلَّ َم خَ فَضُوا أصواتَهم عندَه‬

4. Tidak duduk di depan orang tua saat mereka berdiri

Jika orang tua sedang berdiri, maka hendaknya kita ikut berdiri dan tidak duduk di
hadapannya. Hal ini dimaksudkan untuk menyelisihi kebiasaan orang kafir yang
justru duduk saat orang tua berdiri sehingga dianggap tidak sopan dalam Islam.

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu:

‫ا‬AA‫ا فرآن‬AA‫التفتَ إلين‬AA‫ ف‬,‫ي َره‬AA‫الناس تكب‬


َ ٍ ‫ وأبو‬,‫اشتكى رسو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم فصلينا ورا َءه وهو قاع ٌد‬
‫بكر يُ ْس ِم ُع‬
‫ون‬AA‫ يقوم‬,‫روم‬Aِ A‫ارس وال‬Aَ A‫ل ف‬A َ A‫ون فع‬AA‫ا لتفعل‬AAً‫دتُم آنف‬AA‫ إن ك‬:‫ فلما سلَّ َم قال‬.‫ فصلينا بصالتِه قعودًا‬,‫قيا ًما فأشار إلينا فقعدنا‬
‫ إن صلى قائ ًما فصلوا قيا ًما وإن صلى قاعدًا فصلوا قعودًا‬.‫ ائتموا بأئ َّمتِكم‬.‫ فال تفعلوا‬.‫على ملو ِكهم وهم قعو ٌد‬

5. Selalu mendahulukan orang tua

Sebagaimana yang pernah diceritakan oleh Rasulullah Saw mengenai tiga orang
pemuda yang terjebak di dalam gua. Salah satunya pun berdoa kepada Allah dimana
dalam doa tersebut menunjukkan bahwa ia selalu mendahulukan untuk memberi
susu kepada orang tuanya sebelum memberikannya pada anak-anaknya sendiri. (HR.
Bukhari no. 5974 dan Muslim no. 2743)

6. Meminta maaf

Sebagai seorang anak, hendaknya kita selalu memintaaf kepada orang tua jika kita
telah berbuat salah. Sebagaimana yang dicontohkan oleh saudara Yusuf as yang
mana mereka meminta maaf kepada orang tua mereka ketika berbuat salah,

َ‫يَا َأبَانَا ا ْستَ ْغفِرْ لَنَا ُذنُوبَنَا ِإنَّا ُكنَّا خَ اطِِئين‬


“Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)“. (QS. Yusuf [12] :
97)

7. Selalu berkata baik

Meskipun orang tua mencela atau berkata buruk pada kita, hendaknya kita selalu
membalas dengan perkataan yang baik. Sebagaimana telah diperintahkan oleh Allah
SWT,

ٍّ‫فَاَل تَقُلْ لَهُ َما ُأف‬

“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”.”


(QS. Al Isro’ [17] : 23)

8.Jika orang tua meminta sesuatu kepada kita dan tidak bertentangan dengan Islam,
maka berikanlah. Jangan pernah takut untuk kehabisan harta karena itu merupakan
salah satu adab dan jalan berbakti kepada orang tua.

Dari Jabir bin Abdillah, bahwa seorang berkata,

“Wahai Rasulullah sesungguhnya aku mempunyai harta dan anak, sedangkan


bapakku ingin menghabiskan hartaku.” Maka beliau bersabda, “Engkau dan hartamu
adalah milik bapakmu. (H.R.Ibnu Majah)

9. Selalu mendoakan

Sebagai seorang anak hendaknya kita selalu mendoakan orang tua sebagaimana
yang telah diajarkan Allah melalui Al Qur’an,

‫َو َما َكانَ ا ْستِ ْغفَا ُر ِإب َْرا ِهي َم َأِلبِي ِه ِإاَّل ع َْن َموْ ِع َد ٍة َو َع َدهَا ِإيَّاهُ فَلَ َّما تَبَيَّنَ لَهُ َأنَّهُ َع ُد ٌّو هَّلِل ِ تَبَ َّرَأ ِم ْنهُ ِإ َّن ِإب َْرا ِهي َم َأَلوَّاهٌ َحلِي ٌم‬

“Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain
hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka,
tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim
berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat
lembut hatinya lagi penyantun.” (QS. At Taubah [9] : 114)

10. Menjaga silaturahmi

Meskipun kita telah dewasa dan memiliki keluarga, namun sebagai seorang anak,
kita wajib untuk menyambung silaturahmi dengan orang tua. Dari Asma’ binti Abu
Bakar berkata,
“Ibuku pernah datang kepadaku dalam keadaan musyrik di masa Quraisy ketika
Beliau mengadakan perjanjian (damai) dengan mereka, lalu aku meminta fatwa
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, aku berkata, “Wahai Rasulullah,
ibuku datang kepadaku karena berharap (bertemu) denganku. Bolehkah aku
sambung (hubungan) dengan ibuku?” Beliau menjawab, “Ya. Sambunglah
(hubungan) dengan ibumu.” (HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai