Anda di halaman 1dari 9

KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

Dosen Pengampu : Dr. H. Taufikurrohman, M.Ag

MAKALAH

Diselesaikan untuk memenuhi tugas


matakuliah Studi Hadist

OLEH
DUMYATI
NIM:20232209020

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA (S.2)
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN PRENDUAN SUMENEP
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian berbagai elemen masyarakat,
bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam keluarga, dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan
oleh kedua orang tuanya, bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui kebijakan-
kebijakannya dalam mengayomi anak.Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, anak adalah
amanah Allah SWT dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda yang bisa diperlakukan sekehendak
hati oleh orang tua. Sebagai amanah, anak harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya,
yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan
oleh alasan apapun.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja kewajiban orang tua terhadap anak?
2. Bagaimanakah sikap orang tua terhadap anak atas segala kewajibannya.
C. Tujuan
1. Mengetahui kewajiban orang tua terhadap anak.
2. Memahami cara bersikap yang baik terhadap anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadis tentang kewajiban orang tua kepada anak
1. Kewajiban Orang tua Berbuat adil diantara anak-anak

‫َع ْن الُّنْع َم اِن ْبِن َبِش ْيٍر َأَّن َأَباُه َأَتى ِبِه ِإَلى َر ُس ْو ُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلْم َفَقاَل ِإِّني‬
‫َف‬ ‫َق‬ ‫اَل‬ ‫َق‬ ‫ْأ‬
)‫َنَح ْلُت اْبِني َهَذ ا ُغ اَل ًم ا َفَقاَل َأُك َّل َو َلِد َك َنَح ْلَت ِم ُه اَل اَل اْر ِج ْع ُه (متفق عليه‬
‫َل‬
Artinya: “Dari Nu’man bin Basyir r.a. bahwa ayahnya datang membawanya kepada Rasulullah SAW dan berkata:
“Sesungguhnya saya telah memberikan seorang budak (pembantu) kepada anakku ini”. Maka Rasulullah SAW bertanya:
“Apakah semua anakmu engkau beri budak seperti ini?”. “Ayah menjawab: “Tidak”. Rasulullah SAW lantas bersabda:
“Tariklah kembali pemberianmu itu.”(HR. Muttafaq Alayh)
Asbab Wurud al-Hadis ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Nu’man bin al-Basyir berkata:
“Ayahku bersedekah hartanya kepadaku”. Lantas ibuku Amrah binti Rawahah berkata: “ Aku tidak rela sehingga engkau
persaksikan sedekah ini kepada Rasulullah saw”. Maka berangkatlah ayahku kepada Rasulullah saw untuk
mempersaksikannya tentang sedekah kepadaku. Kemudian Rasul bertanya: “apakah masing-masing anak-anakmu engkau
beri seperti anakmu ini ?”. dan seterusnya sebagaimana Hadis di atas. Hadis di atas menjelaskan pengajaran Nabi terhadap
seorang bapak agar bertindak seadil-adilnya terhadap anak-anaknya. Seorang bapak di dalam rumah tangganya sebagai
pendidik terhadap keluarganya harus bersikap adil dan baik dalam sikap, ucapan, dan segala tindakan.
2. Membantu anaknya untuk berbakti kepadanya, yaitu menerima amal Kebaikan
dan memaafkan kesalahan sang anak, berdasarkan sabda rasulullah SAW:

((‫ ))َر ِح َم ُهللَا َو اِلًد ا َأَع ا َن َو َلَد ُه َع َلى ِبِّر ِه‬, ‫ َك ْيَف َيا َر ُس ْو َل ِهللا ؟ َقاَل ((َيْقَبُل ِإْح َس ا َنُهْو‬:‫َقاُلْو ا‬
‫ >الجا مع إلبن وهب‬.))‫ َو َيَتَج ا َو ُز َع ْن ِإَس ا َء ِتِه‬, ‫َو َيَتَج ا َو ُز ِإْح َس ا َنُهْو‬

Artinya: Allah memberi rahmat kepada orang tua yang membantu anaknya untuk
berbakti kepadanya, (para sahabat) bertanya: bagaimana (caranya) wahai Rasulullah
SAW? Beliau menjawab : dengan menerima kebaikannya dan memaafkan
kesalahannya”.{ Al-jami’ }
3. Kewajiban Memberikan pendidikan yang baik terhadap anak
Hadis yang memerintahkan kepada kedua orang tua untuk Menikahkan sang anak
tatkala berumur tujuh belas tahun jika memungkinkan, berdasarkan sabda
Rasulullah SAW:
(( ‫ َو َذ ِّو ُج ْو ُه ِلَس ْبِع َع ْش َر َة ِإْن‬, ‫ َو اْع ِز ُلْو ا ِفَر ا َش ُة ِلِتْس ٍع‬, ‫ِاْض ِر ُبْو ا َع َلى الَّص اَل ِة ِلَس ْبٍع‬
، ‫ اَل َجَع َلَك ُهللا َع َلَّي ِفُتَنًة ِفي الُّد ْنَيا‬: ‫ ُثَّم ِلَيُقْل‬، ‫ َفِإ َذ ا َفَعَل َفْلُيْج ِلْس ُه َبْيَن َيَد ْيِه‬, ‫َك ا َن‬
‫))َو اَل ِفي اَاْلِخ َر ِة‬
Artinya: “Pukullah anak kalian jika meninggalkan sholat tatkala berumur tujuh
tahun, jauhkan tempat tidurnya (dengan saudarinya dan ibunya) tatkala berumur
Sembilan tahun , dan nikahkanlah dia tatkala berumur tujuh belas tahun jika
memungkinkan, dan jika telah melakukannya, maka dudukkanlah dia
dihadapannya kemudian katakanlah : Semoga Allah tidak menjadikannya untukku
sebagai fitnah di dunia dan di akhirat”.{HR.Ibnu sunni }.
4. Orang tua memisahkan tempat tidur antara laki-laki dengan perempuan bila telah
berumur sepuluh tahun.
‫َح َّد َثَنا ُقَتْيَبُة َح َّد َثَنا َيْح َيى ْبُن َيْع َلى َع ْن َنِص ِح َع ْن ِص َم اِك ْبِن َع ْن َج ا ِبِرْبِن َس ُم َر ًة َقاَل َقاًل‬
‫ا‬
‫ِب ٍع‬‫َص‬ ‫َق‬ ‫َّد‬ ‫َص‬‫َت‬‫َي‬ ‫ْن‬‫َأ‬ ‫ْن‬ ‫ِم‬ ‫ٌر‬ ‫ْي‬ ‫َخ‬ ‫ُه‬ ‫َد‬‫َل‬ ‫َو‬ ‫ُجُل‬ ‫الَّر‬ ‫َب‬ ‫ِّد‬ ‫و‬‫ُي‬ ‫ْن‬‫َأَل‬ ‫ْم‬‫َّل‬ ‫َس‬ ‫َو‬ ‫ِه‬ ‫ْي‬‫َل‬ ‫َع‬ ‫ُهللا‬ ‫ى‬‫َّل‬ ‫َر ُس ْو ُل ِهللا َص‬
)‫(الترمذي‬
Artinya:“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Ya’la dan Nashih dari Simak bin Harb dari Jabir bin Samurah ia berkata;
Rasulullah Saw. Bersabda: “seseorang yang mengajarkan anaknya tentang kebaikan
adalah lebih baik baginya daripada ia bersedekah sebanyak satu Sha’.”
Salah satu kewajiban orang tua sebagai pendidik adalah mendidik anak tentang
kebaikan, oleh karena itu nabi mengumpamakan kebaikan orang tua yang mendidik
anaknya tentang kebaikan lebih utama dari sedekah satu Sha’. Perumpamaan ini adalah
menunjukkan begitu pentingnya orang tua mengajarkan anak-anak mereka dalam hal
kebaikan, bukan berarti sedekah tidak perlu, tetapi hadis ini menekankan akan pentingnya
peranan orang tua dalam pendidikan anak.
5. Pengaruh orang tua terhadap anak

‫َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َر ِض َي ُهللا َع ْنُه َقاَل َقاَل َر ُس ْو َل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َم ا َم ْن َم ْو ُلْو ٍد ِإاَّل ُيوَلُد‬
‫َع َلى اْلِفْط َر ِة َفَأَبَو اُه ُيَهِّو َد اِنِه َو ُيَنِّص َر اِنِه َأْو ُيَم ِّج َس اِنِه َك َم ا ُتْنَتُج اْلَبِهَم ُة َبِهْيَم ًة َجْمَع اَء َهْل ُتِح ُّس ْو َن‬
‫ِفْيَها ِم ْن َج ْد َع اَء ُثَّم َيُقوُل َأُبو ُهَر ْيَر َة َر ِض َي ُهللا َع ْنُه ِفْط َر َة ِهللا اَّلِتي َفَطَر الَّناَس َع َلْيَها اَل َتْبِد ْيَل‬
)‫ِلَخ ْلِق ِهللا َذ ِلَك الِّد ْيُن اْلَقِّيُم (متفق عليه‬
Artinya: “dari Abu Hurairahr.a. berkata, Rasulullah SAW. Bersabda: “Tidak ada dari seorang anak
(Adam) melainkan dilahirkan atas fitrah (islam), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya
beragama yahudi atau beragama nashrani atau beragama majusi. Bagaikan seekor binatang yang
melahirkan seekor anak. (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Hadis di atas menjelaskan tentang suatu fitrah setiap anak, bahwa statusnya bersih, suci dan islam, baik
anak seorang muslim atau no-muslim”
Hadis di atas menjelaskan tentang status fitrah setiap anak, statusnya bersih, suci dan islam baik
anak seorang muslim ataupun anak orang non muslim. Kemudian orang tuanya lah yang memelihara
danmemperkuat keislamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak muslim, seperti yahudi, Nasrani dan
Majusi. Hadis ini memperkuat bahwa pengaruh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian
seorang dibandingkan dengan factor-faktor pengaruh pendidikan lain. Kedua orang tua menjadi tanggung
jawab yang lebih besar dalam mendidik anaknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak hadis yang menjelaskan kewajiban orang tua terhadap anak, diantaranya
yaitu berbuat adil diantara anak-anak, Membantu anaknya untuk berbakti
kepadanya, yaitu menerima amal kebaikannya dan memaafkan kesalahan sang anak,
Memberikan pendidikan yang baik terhadap anak, dan Pengaruh orang tua sangat
besar terhadap anak.
B. Saran
karena besarnya pengaruh orang tua terhadap anak, maka hendaknya orag tua harus
memperbaiki dirinya juga, agar anaknya kelak menjadi baik seperti dirinya.
memberikan contoh yang baik kepada anak dan berbuat adil kepada semua anak-
anaknya.
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai