Anda di halaman 1dari 8

“KEWAJIBAN MENGATASI / MENCEGAH KEMUNGKARAN”

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Ahmad Syukri, MA


Disusun oleh anggota kelompok 12 :
1. Suci Wulandari (201200018)
2. Yushamdalah (201200023)
3. Winda Rifiana (201200022)
4. M. Fikri Arrazama ( 201201936)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2021

Suci Wulandari 201200018


Hadits Abu Daud 2187
‫ان ع َْن‬
ِ ‫ح ال َّس َّم‬ ٍ ِ‫صال‬ َ ‫ك ع َْن ُس َم ٍّي َموْ لَى أَبِي بَ ْك ٍر ع َْن أَبِي‬ ٍ ِ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ ب ُْن َم ْسلَ َمةَ ْالقَ ْعنَبِ ُّي ع َْن َمال‬
ُ‫ق فَا ْشتَ َّد َعلَ ْي ِه ْال َعطَش‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
ٍ ‫ال بَ ْينَ َما َر ُج ٌل يَ ْم ِشي بِطَ ِري‬ َ ‫أَبِي هُ َر ْي َرةَ أَ َّن َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
‫ش فَقَا َل ال َّر ُج ُل لَقَ ْد بَلَ َغ‬ َ ‫ث يَأْ ُك ُل الثَّ َرى ِم ْن ْال َع‬
ِ ‫ط‬ ُ َ‫ب ثُ َّم خَ َر َج فَإ ِ َذا َك ْلبٌ يَ ْله‬
َ ‫فَ َو َج َد بِ ْئرًا فَنَزَ َل فِيهَا فَ َش ِر‬
‫ش ِم ْث ُل الَّ ِذي َكانَ بَلَ َغنِي فَنَ َز َل ْالبِ ْئ َر فَ َمأَل َ ُخفَّهُ فَأ َ ْم َس َكهُ بِفِي ِه َحتَّى َرقِ َي فَ َسقَى‬ ِ َ‫ب ِم ْن ْال َعط‬َ ‫هَ َذا ْال َك ْل‬
ِ ‫ُول هَّللا ِ َوإِ َّن لَنَا فِي ْالبَهَائِ ِم أَل َجْ رًا فَقَا َل فِي ُكلِّ َذا‬
‫ت َكبِ ٍد‬ َ ‫ْال َك ْل‬
َ ‫ب فَ َش َك َر هَّللا ُ لَهُ فَ َغفَ َر لَهُ فَقَالُوا يَا َرس‬
ْ ‫َر‬
‫طبَ ٍة أَجْ ٌر‬

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi] dari [Malik] dari
[Sumai], mantan budak Abu Bakr dari [Abu Shalih As Samman] dari [Abu Hurairah] bahwa
Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Ketika seorang laki-laki berjalan di
sebuah jalan, dan ia merasakan sangat kehausan, ternyata ia mendapatkan sebuah sumur.
Lalu ia menuruninya lalu minum, kemudian ia keluar dan tiba-tiba terdapat anjing yang
menjulurkan lidahnya, ia makan tanah yang lembab karena kehausan. Lalu orang tersebut
berkata; sungguh anjing ini telah kehausan seperti yang pernah aku rasakan. Kemudian ia
turun ke sumur dan ia memenuhi sepatunya lalu ia memegangnya menggunakan mulutnya
dan naik ke atas kemudian Memberi minum anjing tersebut. Maka Allah berterima kasih
kepadanya dan mengampuni dosanya." Kemudian mereka berkata; wahai Rasulullah,
apakah kami mendapatkan pahala karena berbuat baik kepada hewan? Beliau berkata:
"Dalam setiap hewan yang memiliki hati yang basah terdapat pahala."

Keterangan hadits :
Hadits ini menuntut umatnya untuk selalu berbuat baik kepada siapapun, tanpa
mempertimbangkan latarbelakang nya. Jangan pernah menghakimi orang-orang yang jatuh
dalam dosa, karena Allah SWT maha pengampun. Belum tentu pula seseorang yang terkenal
rajin shaleh sepanjang hidupnya akan masuk surga, sebab amal perbuatannya hanya tolak ukur
untuk ditimbang di Hari Akhir nanti.
Hubungan dengan tarbawi:
Bagi semua makhluk hidup di bumi ini harus saling tolong menolong, jangan pernah membeda
bedakan baik manusia maupun hewan sebab belum tentu yang dianggap baik itu baik juga
Dimata Allah. Jangan pernah melaknat , menghinakan dan membenci hewan haram itu , sebab
mereka adalah ciptaan Allah SWT.
Rasulullah pernah berujar:
Irhami man fil Ardi , yarhamkum man fissama
Artinya: sayangilah yang dibumi , niscaya yang dilangit akan menyayangi mu" .

Pertama, kita sebagai manusia harus yakin bahwa Allah Swt maha pengampun kepada setiap
hambanya sekali pun telah berbuat dosa yang besar.
Kedua, kita sesama manusia sebaiknya tidak saling menghakimi terlebih jika sudah membawa
surga dan neraka. Sebab, masuknya manusia ke dalam surga atau neraka adalah murni karena
keputusan Allah.
Ketiga, hidup di dunia sebaiknya selalu menjaga hubungan baik antara manusia dengan Allah
(hablum minallah), antara manusia dengan manusia (hablum minannas) dan antara manusia
dengan alam (hablum minal alam).

Winda Rifiana 210200022


Hadist Bukhori no 4892

‫صلَّى‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫از ٍم ع َْن أَبِي ِه ع َْن َس ْه ٍل ق‬ ِ ‫يز ب ُْن أَبِي َح‬ ِ ‫َح َّدثَنَا َع ْمرُو ب ُْن ُز َرا َرةَ أَ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد ْال َع ِز‬
‫ار بِال َّسبَّابَ ِة َو ْال ُو ْسطَى َوفَ َّر َج بَ ْينَهُ َما َش ْيئًا‬
َ ‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوأَنَا َو َكافِ ُل ْاليَتِ ِيم فِي ْال َجنَّ ِة هَ َك َذا َوأَ َش‬

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Zurarah] Telah mengabarkan kepada kami
[Abdul Aziz bin Abu Hazim] dari [bapaknya] dari [Sahl] ia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Aku akan bersama orang-orang yang mengurusi Anak yatim
dalam surga." Seperti inilah, beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah lalu
beliau membuka sesuatu diantara keduanya.

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang meyantuni anak
yatim, sehingga imam al-Bukhari rahimahullah mencantumkannya dalam bab: Keutamaan Orang
Yang Mengasuh Anak Yatim.
Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:
1. Makna hadits ini: orang yang menyantuni anak yatim di dunia akan menempati
kedudukan yang tinggi di surga dekat dengan kedudukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam
2. Arti “mengurusi anak yatim” adalah mengurusi dan memperhatikan semua keperluan
hidupnya, seperti nafkah (makan dan minum), pakaian, mengasuh dan mendidiknya
dengan pendidikan Islam yang benar
3. Yang dimaksud dengan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya
sebelum anak itu mencapai usia dewasa
4. Keutamaan dalam hadits ini berlaku bagi orang yang meyantuni anak yatim dari harta
orang itu sendiri atau harta anak yatim tersebut jika orang itu benar-benar yang mendapat
kepercayaan untuk itu
5. Demikian pula, keutamaan ini berlaku bagi orang yang meyantuni anak yatim yang
punya hubungan keluarga dengannya atau anak yatim yang sama sekali tidak punya
hubungan keluarga dengannya
Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa berbuat baik kepada sesama, termasuk pada anak
yatim dan piatu. Yatim adalah sebutan untuk seseorang yang ayahnya telah meninggal dunia.
Sedangkan piatu adalah sebutan untuk seseorang yang ibunya telah meninggal dunia.
Anak yatim termasuk ke dalam golongan orang yang dimuliakan. Bahkan Allah menganjurkan
hamba-Nya untuk senantiasa berbuat baik kepada mereka. Anjuran ini tertuang dalam Surat An-
Nisa ayat 8 berikut:

‫ض َر ۡالقِ ۡس َمةَ اُولُوا ۡالقُ ۡر ٰبى َو ۡاليَ ٰتمٰ ى َو ۡال َم ٰس ِك ۡي ُن فَ ۡار ُزقُ ۡوهُمۡ ِّم ۡنهُ َوقُ ۡولُ ۡوا لَهُمۡ قَ ۡواًل َّم ۡعر ُۡوفًا‬
َ ‫َواِ َذا َح‬

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang
miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang baik.”

Keutamaan Menyayangi Anak Yatim


Menyayangi anak yatim memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah, arti menyayangi di
sini bukan berarti membantu dari segi materi saja, namun juga membantu dari segi moril dan
rohaninya.
Sebab mereka tetap membutuhkan pengarahan, bimbingan, dan pendidikan yang baik
dari orang terdekatnya. Berikut beberapa keutamaan menyayangi anak yatim yang disebutkan
Rasulullah SAW dalam hadistnya:
Keutamaan Menyayangi Anak Yatim yang Disebutkan dalam Hadits Rasulullah SAW
1) Sangat Dekat dengan Rasulullah di Surga Kelak
Di surga kelak, kedekatan Rasulullah dengan seorang hamba yang menyayangi
anak yatim diibaratkan dengan dua jari (jari telunjuk dan jari tengah). Itu artinya sangat
dekat jarak di antara keduanya.
Dari Sahl bin Saad r.a. dari Nabi SAW, beliau mengatakan, "Aku dan orang yang
mencukupi kehidupan (memberi nafkah hidup) anak yatim (akan) berada di surga seperti
ini." Sahl berkata, Rasulullah memberi isyarat dengan jari yang menunjukkan jari
telunjuk dan jari tengahnya. (H.R. Bukhari)
2) Mendapat Berkah Rumah Baik dari Allah SWT
keutamaan lain bagi orang yang menyayangi anak yatim yaitu berkah rumah yang
baik dari Allah SWT. Dijelaskan oleh Rasulullah bahwa rumah orang Islam yang baik
adalah yang di dalamnya terdapat yatim. Tentunya anak yatim tersebut harus
diperlakukan baik oleh penghuninya.
’Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak
yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum
Muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan
dengan buruk.’’ (HR Ibnu Majah)
3) Tidak Mendapat Siksaan di Hari Kiamat
Allah membebaskan siksaan bagi hamba-Nya yang menyayangi anak yatim.
Rasulullah SAW bersabda:
"Demi Yang Mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti
orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, menyayangi
keyatiman dan kelemahannya." (HR. Thabrani dari Abu Hurairah). (Imam Ath-Thabrani,
Al-Mu'jam Al-Ausath, VIII/346. Hadist no. 8828).

Nama : Yushamdalah
NIM : 201200023
Hadist Imam Muslim no 3084

َ ‫َح َّدثَنَا يَحْ يَى ب ُْن أَي‬


‫ُّوب َوقُتَ ْيبَةُ يَ ْعنِي ا ْبنَ َس ِعي ٍد َواب ُْن حُجْ ٍر قَالُوا َح َّدثَنَا إِ ْس َم ِعي ُل هُ َو اب ُْن َج ْعفَ ٍر ع َْن‬
ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل إِ َذا َماتَ اإْل ِ ْن َس‬
ُ‫ان ا ْنقَطَ َع َع ْنه‬ َ ‫ْال َعاَل ِء ع َْن أَبِي ِه ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ أَ َّن َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ُ‫ح يَ ْد ُعو لَه‬
ٍ ِ‫صال‬َ ‫اريَ ٍة أَوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه أَوْ َولَ ٍد‬ َ ‫َع َملُهُ إِاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة إِاَّل ِم ْن‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub(1) dan Qutaibah(2) -yaitu Ibnu Sa'id- dan
Ibnu Hujr(3) mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il(4) -yaitu Ibnu Ja'far-
dari Al 'Ala'(5) dari Ayahnya(6) dari Abu Hurairah(7), bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah
segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at baginya dan
anak shalih yang selalu mendoakannya."
Keterangan Hadis tsb adalah
Bahwa tidak ada amalan yg terbaik selama hidup dunia yg bakal menyelamatkan hidup kita di
dunia maupun akhirat kecuali Ada 3 (tiga) perkara yang pahalanya terus mengalir
meskipun seseorang meninggal dunia. Setiap manusia memiliki keterbatasan dan
ketika masanya wafat maka rezeki dan amalannya pun akan terputus. 

Kendati semua telah terputus dan terhenti, ternyata ada tiga perkara yang
mendatangkan pahala bagi seseorang meskipun ia telah meninggal. Dengan sedekah
jariyah, yakni sedekah yg terus menerus bermanfaat untuk kemaslahatan umat Islam
seperti hal nya sedekah untuk menyumbang masjid. Selama masjid tersebut berdiri
kokoh dan bermanfaat untuk umat Islam maka selama masjid itu berdiri amalan
pahala kita mengalir walaupun kita sudah meninggal dunia. Yang kedua yaitu Ilmu yg
bermanfaat, yakni berarti Ilmu yg kita ajarkan ke orang lain jika di amalkan nya untuk
kebaikan maka selama itu pula amal kita tercatat oleh Allah SWT. Dan yg ketiga yakni
anak yg selulu mendoakan ini berarti jika kita mendidik anak dgn baik dan Sholeh
serta apabila ia dalam sholat nya selalu mendoakan ampunan dan kebaikan untuk
sang orang tua maka mengalir terus kebaikan orang tua nya meskipun telah
meninggal dunia. Yakin lah hidup di dunia hanya sementara sedangkan kehidupan
akhirat selama-selamanya. Berbuat kebaikan di dunia maka kebaikan tsb nantinya
akan untuk kita juga. Pendidikan yg bisa kita ambil bahwa harta bukan segala
segalanya, kemegahan bukan jaminan selamat dunia dan akhirat yang tdk bisa
menjamin surga namun dengan hanya menerapkan 3 perkara tersebut kita akan
selamat dunia akhirat.
Fikri Arrazama 201201936
Sunan Abu Dawud
Kitab : Adab
Bab : Membuang sesuatu yang membahayakan dari jalan
Nomor : 4565

َ‫ح ع َْن أَبِي ه َُري َْرة‬ َ ‫ْث ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن َعجْ اَل نَ ع َْن زَ ْي ِد ب ِْن أَ ْسلَ َم ع َْن أَبِي‬
ٍ ِ‫صال‬ ُ ‫َح َّدثَنَا ِعي َسى بْنُ َح َّما ٍد أَ ْخبَ َرنَا اللَّي‬

ُ‫ق إِ َّما َك انَ فِي َش َج َر ٍة فَقَطَ َع ه‬ ِ ‫ك ع َْن الطَّ ِري‬ ٍ ْ‫ص نَ َش و‬ْ ‫ط ُغ‬ ُّ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَنَّهُ قَا َل نَ َز َع َر ُج ٌل لَ ْم يَ ْع َملْ خَ ْي رًا ق‬
َ ِ ‫ع َْن َرسُو ِل هَّللا‬
َ‫َوأَ ْلقَاهُ َوإِ َّما َكانَ َموْ ضُوعًا فَأ َ َماطَهُ فَ َش َك َر هَّللا ُ لَهُ بِهَا فَأَدْخَ لَهُ ْال َجنَّة‬

Telah menceritakan kepada kami Isa bin Hammad berkata, telah mengabarkan kepada kami
Al Laits dari Muhammad bin Ajlan dari Zaid bin Aslam dari Abu Shalih dari Abu Hurairah
dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang laki-laki lelaki yang
mengambil dahan yang berduri di jalan -meskipun ia belum pernah beramal shalih
sekaligus-, baik dahan tersebut berada di atas pohon lalu ia memotong dan membuangnya,
atau dahan berduri tersebut ada di jalan lalu ia menyingkirkannya. Sehingga Allah berterima
kasih kepadanya dan memasukkannya ke dalam surga."

Hadits ini mengisahkan seorang pria yang melintas di sebuah jalan. Kemudian ia
menemukan sebuah dahan berduri yang menghalangi jalan kaum Muslimin dan diyakini
dapat mengganggu siapa pun yang lewat di sana. Maka ia bermaksud untuk memotong
dahan tersebut dan menyingkirkannya dari badan jalan. Tujuannya agar tidak
membahayakan orang lain, terutama kaum Muslimin. Maka Allah pun mengampuni dosa-
dosanya dan memasukkannya ke dalam surga. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam
melihatnya telah mendapatkan nikmat surga berkat amalnya tersebut.   Dari kisah di atas,
kita tahu ada seorang pria yang telah berbuat amal kecil, namun dibalas dengan balasan
besar. Sungguh rahmat Allah begitu luas! Karunia-Nya begitu agung. Dan apa yang telah
dilakukannya sesuai dengan anjuran syariat, sebagaimana sabda Rasulullah, “Singkirkanlah
duri dari jalan kaum Muslimin” (HR Ibnu Abi Syaibah

Dari kisah dan hadits di atas, dapat dipetik sejumlah pelajaran berharga, di antaranya:
1.Betapa besarnya keutamaan amal kebaikan, walaupun sekadar menyingkirkan sebuah duri
di jalanan kaum Muslimin. Di dalamnya ada balasan yang besar dan pahala yang tak terkira
ketika Allah sudah ridla terhadap pelakunya.
2. Betapa luasnya rahmat Allah. Betapa agung balasan dari-Nya. Dia telah menyiapkan
balasan surga kepada seorang hamba-Nya yang telah berbuat kebaikan. Walaupun amal
yang dilakukannya sangat kecil, yaitu menyingkirkan sebuah duri di jalan.
3.Berkaca pada hadits di atas, betapa mirisnya bila ada orang yang sengaja membuang
sampah di jalan. Sebab, Islam telah mengajarkan sebaliknya. Bahkan, dibalas dengan
pembalasan yang sangat besar.
4.Pohon yang boleh dipotong tentu pohon yang mengganggu jalan kaum Muslimin. Adapun
pohon yang dapat memberikan manfaat, seperti pohon yang rindang dan menaungi orang
yang lewat dari teriknya sinar matahari, tidak boleh diganggu. Bahkan, orang yang
memotong pohon yang berguna diancam oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan
ancaman siksa neraka.
5.Bila menyingkirkan duri saja dinilai begitu berharga dalam Islam, bagaimana dengan
kebaikan yang berdampak kemaslahatan yang lebih besar. Tentu nilainya jauh lebih besar
dari itu. Tidak ada kebaikan yang bernilai remeh, sekecil apa pun. Yang ada adalah manusia
sering meremehkannya.  

Anda mungkin juga menyukai