Anda di halaman 1dari 8

1.

Metode peragaan dan demonstrasi

‫ل اليَتِي ِْم لَ ْهُ أَ ْو‬ُْ ِ‫سلّ َْم َكاف‬


َ ‫علَي ِْه َو‬ ّْ ‫صلّى‬
َ ُ‫َللا‬ َ ِ‫َللا‬
ّْ ‫ل‬ ُْ ‫سو‬ ُ ‫ل َر‬ َْ ‫عنْ أَبِي ُه َري َرْة َ قَا‬
َْ ‫ل قَا‬ َ
‫طى‬ َ ‫الوس‬ ُ ‫سبّابَ ِْة َو‬ َْ ‫ن ِفي ال َجنّ ِْة َوأَش‬
ّ ‫َار َما ِلكْ ِبال‬ ِْ ‫ِلغَي ِرِْه أَنَا َو ُه َْو َك َهاتَي‬
)‫(رواه مسلم‬
Dari Abu Hurairah r.a , Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : orang yang menanggung hidup
anak yatim atau yang lainnya, maka saya ( Nabi) dan dia seperti ini di dalam syurga dan
Imam Malikmengisyaratkan seperti jari telenjuk dan tengah (HR. Imam Muslim)

Terjemah perkata:

ُْ ِ‫ َكاف‬:orang yang menanggung hidup anak yatim.


ْ‫ل اليَتِي ِم‬
‫ أَشَار‬:mengisyaratkan.
‫طى‬ َ ‫الوس‬ ُ ‫سبّابَ ِْة َو‬
ّ ‫ بِال‬:Jari telunjuk dan jari tengah
Pembahasan :

Dari hadist diatas yang dimaksud dengan ( ‫ )كَافِ ُل اليَتِي ِْم‬adalah mencukupi segala kebutuhannya
mulai dari nafakah, pakaian, pendidikan sekolah dan bertanggung jawab atas baik buruknya
adabnya. Hal yang demikian ini mendapatkan keuatamaan baik dari hartanya sendiri maupun
harta anak yatimtersebut dengan menjadi walinya ini.

Maksud dari ‫ أ َ ْو ِلغَيْره‬yaitu orang terdekatnya seperti kakek, nenek, ibu, saudara laki-laki, saudara
perempuan, paman dari ayah, paman dari ibu bibi dari ibu dan orang lain.

Analisis :

Pada hadist diatas menerangkan tentang hubungan kedekatan Rasulullah dengan orang yang
memelihara anak yatim. Rasulullah SAW mendemonstrasikan juga dengan jari beliau. Beliau
menerangkan kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan orang yang memelihara anak
yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan jari tengah dan jari telunjuk.

Dalam dunia pendidikan sekarang ini, para pendidik dianjurkan sekali untuk bisa meneladani
Rasulullah SAW dalam menjelaskan pelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam metode
pengajarannnya. Metode peraga ini sekarang lebih dikenal dengan sebutan media pendidikan. Media
pendidkan adalah suatu benda yang dapat dindrai, khususnya penglihatan dan pendengaran baik yang
terdapat dalam maupun luar kelas yang digunakan sebagai alat bantu penghubung dalam proses
pembelajaran. Media pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. Media
pendidikan mengandung beberapa beberapa aspek-aspek yaitu sebagai alat atau sebagai teknik yang
berkaitan erat dengan metode pengajaran.

2. Metode cerita dan kisah

‫ل َبينَا‬ َْ ‫سلّ َْم قَا‬


َ ‫علَي ِْه َو‬ ّْ ‫صلّى‬
َ ُ‫َللا‬ َ ‫َللا‬ ِّْ ‫ل‬ َْ ‫سو‬ ُ ‫ن َر‬ ّْ َ ‫عن ْهُ أ‬
َ ُ‫َللا‬
ّْ ‫ي‬ َْ ‫ض‬ ِ ‫عنْ أَ ِبي ُه َري َرْة َ َر‬ َ
‫ج فَإِ َذا َو ُه َْو‬ َْ ‫ب ِمن َها ث ُّْم خ ََر‬ َْ ‫ل ِبئ ًرا فَش َِر‬ َْ َ‫ش فَنَز‬ ُْ ‫ط‬ َ ‫علَي ِْه ال َع‬ َ ‫َر ُجلْ يَم ِشي فَشتَّْد‬
‫ل الّذِي بَلَ َْغ ِبي‬ َْ ‫ل لَقَدْ بَلَ َْغ َه َذا ِمث‬ َْ ‫ش فَقَا‬ ِْ ‫ط‬ َ ‫ل الث ّ َرى ِمنَْ ال َع‬ ُْ ‫ث يَـأ ُك‬ ُْ ‫ِب َكلبْ يَل َه‬
‫َللاُ لّ ْهُ فَغَفَ َْر لَ ْهُ قَالُوا‬
ّْ ‫ش َك َْر‬ َ َ‫ب ف‬ َْ ‫سقَى ال َكل‬ َ َ‫ي ف‬ َْ ِ‫س َك ْهُ بِ ِفي ِْه ث ُّْم َرق‬ َ ‫لَ ُحفّ ْهُ ث ُّْم أَم‬
ْ ‫فَ َم‬
‫ل َك ِبدْ َرط َبةْ أَج ُْر (رواه‬ ِّْ ‫ل ِفي َك‬ َْ ‫ن لَنَا ِفي ال َب َها ِئ ِْم أَج ًرا قَا‬ ّْ ‫َللا َو ِإ‬
ِّْ ‫ل‬ ُْ ‫سو‬ ُ ‫ار‬
َ ‫َي‬
)‫البخارى‬
Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata sesungguhnya Rasululllah SAW bersabda :
“Ketika seorang laki-laki sedang berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali
kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar
(dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidahnya ia menjilati tanah
karena sangat haus, lelaki itu berkata : anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian
masuk kesumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil
menggigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan
mengampuni, sahabat bertanya wahai Rasulullah: adakah kita mendapat pahala karena kita
menolong hewan ? Nabi SAW menjawab : disetiap yang mempunyai limpa basah ada
pahalanya”. (HR.Imam Bukhori)

Terjemahan perkata:

‫ يَم ِشي‬:berjalan.
‫ بِئ ًرا‬:sumur.
ُْ ‫ط‬
‫ش‬ َ ‫ ال َع‬:haus.
‫أَج ًرا‬:pahala
Pembahasan :

Ketika seorang laki-laki sedang berjlan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali,
kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar
(dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidanya ia menjilati tanah
karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian
masuk ke sumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil
mengigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan
mengampuninya.

Menurut Abdullah bin Dinar Allah memasukkan lelaki tersebut ke surga. Dari hadist
ini mengajarkan kepada kita senantiasa saling menyayangi sesame makhluk Allah meskipun
pada hewan yang diharamkan.

Analisis :

Hadist diatas menjelaskan bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat


menumbuhkan kesan yang mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik
untuk berbuat yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah ini merupakan metode
yang menarik yang mana sering dilakukan oleh Rasulullah dalam menyamapaikan ajaran
islam. Teknik ini menjadikan penyampaian dari Rasulullah menarik sehingga menimbulkan
minat dikalangan para sahabatnya.

Teknik bercerita ini adalah salah satu teknik yang baik untuk menerapkan aspek
pembangunan insan karena didalamnya mencakup seluruh metodologi pendidikan yaitu
pendidikan mental, akal, jasmani serta unsur-unsur yang ada dalam jiwa seseorang,
pendidikan itu melalui teladan dan nasehat. Bukti terbaik dari metode ini adalah bagaimana
setengah dari isi kandungan Al-Qur’an adalah tentang cerita atau kisah dalam penyamapaian
ajarannya.

3. Metode tanya jawab

ْ‫ن الصح َب ِة‬ ْ ِ ّ‫َللا َمنْ أَ َحقْ الن‬


ِْ ‫اس بِ ُحس‬ ُْ ‫سو‬
ِّْ ‫ل‬ ُ ‫ار‬َ ‫ل َر ُجلْ َي‬ َْ ‫ل قَا‬ َْ ‫عنْ أَ ِبي ُه َري َرْة َ قَا‬َ
)‫َاك (رواه مسلم‬ َْ ‫َاك أَدن‬
َْ ‫ك ث ُّْم أَدن‬ َْ ‫ك ث ُّْم أُم‬
َْ ‫ك ث ُّْم أَبُو‬ َْ ‫ك ث ُّْم أُم‬َْ ‫ل أُم‬
َْ ‫؟ قَا‬
Dari Abu Hurairah r.a Berkata : ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasul. Ya
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya hormati? Beliau menjawab : “Ibumu,
kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang lebih dekat dan yang
lebih dekat dengan kamu (HR. Muslim)

Terjemahan perkata:

ْ‫ َر ُجل‬:seorang laki-laki.
َْ ‫أُم‬:ibumu.
‫ك‬
ْ‫أَبُو َك‬:bapakmu
Pembahasan :
Seorang ibu di mata anak-anaknya merupakan satu-satunya figure yang paling berjasa
dibanding lainnya, bagaimana tidak , karena dia telah susah payah mengandungnya selama
Sembilan bulan, dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, bayi yang masih berada dalam
kandungan senantiasa dibawa kemana dia pergi dan berada, bahkan tidak jarang seorang ibu
yang sedang mengandung muda sampai berbulan-bulan tidak mau makan nasi karena jika hal
itu dia lakukan akan kembali keluar/muntah.

Imam An-Nawawi mengatakan bahwa,didalam hadist tersebut terdapat anjuran


untuk berbuat baik kepada kerabat dekat, dan ibu adalah yang paling berhak mendapatkan
itu, baru kemudian ayah dan kemudian kerabat yang paling dekat. Para ulama mengatakan
bahwa sebab didahulukannya ibu adalah karena kelelahan, beban berat dan pengorbanannya
di saat mengandung, melahirkan, menyusui, perawatan pendidikan dan dan lain sebagainya.

Analisis :

Dari penjelasan hadist diatas, Rasulullah menggunakan metode tanya jawab


sebagai starategi pembelajarannya. Beliau sering menjawab pertanyaan dari sahabatnya
ataupun sebaliknya. Metode tanya jawab ini sendiri ialah metode pembelajaran yang
memungkinkan adanya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik.sehingga
komunikasi ini terlihat adanya timbal balik antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting
dari metode tanya jawab ini adalah para guru atau pendidik dapat mengetahui
sejauhmana para murid dapat mengerti dan mengungkapkan apa yang telah
diceramahkan.

4. Metode diskusi

‫ص ْر‬ ُ ‫سلّ َْم ان‬


َ ‫علَي ِْه َو‬ ّْ ‫صلّى‬
َ ُ‫َللا‬ َ ‫َللا‬ِّْ ‫ل‬ ُْ ‫سو‬ ُ ‫ل َر‬ َْ ‫ل قَا‬
َْ ‫عن ْهُ قَا‬
َ ُ‫َللا‬
ّْ ‫ي‬ َْ ‫ض‬ِ ‫عنْ أَنَسْ َر‬ َ
‫ص ُرْهُ ِإ َذا َكانَْ َمظلُو ًما‬ُ ‫َللا أَن‬
ِّْ ‫ل‬ ُْ ‫سو‬ُ ‫ل َر ُجلْ يَا َر‬ َْ ‫ظا ِل ًما أَو َمظلُو ًما فَقَا‬
َ ‫َاك‬ َْ ‫أَخ‬
َْ ‫ن َذ ِل‬
‫ك‬ ّْ ِ‫ل تَح ُج ُزْهُ أَوْ تَمنَعُهْ ِمنَْ الظل ِْم فَإ‬ َْ ‫ص ُرْهُ قَا‬ ُ ‫ف أَن‬ َْ ‫ظا ِل ًما َكي‬َ َْ‫ت إِ َذا َكان‬َْ ‫أَفَ َرأَي‬
ُ‫نَص ُرْه‬
)‫(رواه البخارى‬
Dari Anas bin Malik ra, Ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda : “Tolonglah
saudaramu yang dzalim maupun yang didzalimi. Mereka bertanya : “Wahai Rasulullah
bagaimana jika menolong orang dzalim? Rasulullah menjawab : “tahanlah (hentikan) dia dan
kembalikan dari kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan kepadanya
(HR. Imam Bukhari)

Terjemahan perkata:
‫صر‬ ُ ‫ان‬:tolonglah.
‫ظا ِل ًما أَو َمظلُو ًما‬
َ : yang zolim atau yang di zolimi.
َ ‫ َكي‬:bagaimana.
ْ‫ف‬
ُ‫تَح ُج ُزْه‬:Hentikan dia
Pembahasan :

Dalam hadist diatas dijelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan kepada umatnya


agar menolong saudaranya baik dalam keadaan dhalim atau madhlum (didzalimi).

Ibnu Bathal mengatakan : )‫(النصر‬menurut orang arab berarti )‫ (اعانة‬pertolongan,


sungguh Rasulullah telah menjelaskan bahwa menolong orang yang dzalim itu caranya dengan
mencegah dari berbuat aniaya karena jika engkau tidak mencegahnya, maka dia akan
melakukan perbuatan aniaya hingga di qishas. Pencegahan yang kamu lakukan dengan cara
mengqishasnya itu juga bisa dikatakan menolong orang yang beruat dzalim.

Analisis :

Diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi dan unsur pengalaman secara
teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti
tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.

Jika ditelaah dari bebarapa riwayat hadist, Rasulullah adalah orang yang paling banyak
melakukan diskusi. Metode diskusi ini sering dilakukan oleh Rasulullah bersama para
sahabatnya untuk mencari kata sepakat. Tetapi walaupun Nabi sering melakukan dan
membolehkan mendidik dengan metode diskusi akan tetapi dalam pelaksanaanya harus
dilakukan dengan hikmah ataupun dengan bijak agar segala permasalahan dapat diselesaikan
dengan baik dan tanpa ada permusuhan, karena metode diskusi berbeda dengan debat. Jika
debat adalah perang argumentasi, beradu paham dan kemampuan persuasi dalam
memenangkan pendapatnya sendiri. Maka dalam metode diskusi diharapkan semuanya
memberi sumbangsih sehingga semua bisa paham dan dimengerti secara bersama.

5. Metode ceramah

Metode ceramah adalah cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan
penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai. Metode ceramah ini pernah
dilakukan oleh Rasulullah ketika turun wahyu yang memerintahkan untuk dakwah secara
terang-terangan, seperti hadits berikut:
َْ‫ لَ ّماأَنز‬،َ‫عنْ أ َ ِبيْ ه َُري َرْة َ قَال‬ َ ‫سى بن‬
َ ،‫طل َحة‬ َ ‫عنْ ُمو‬ َ ،‫ع َمر‬
ُ ‫عب ِْد ال َما لِكِْ بن‬َ ْ‫عن‬ َ ،‫ َح َْد ثَنَا َج ِرير‬،َ‫ قَال‬،‫ب‬ َ ‫َح َْد ثَنَا قُت َي َبة بن‬
ِ ‫سعِيدْ َو ُزهَي ِربن َحر‬
،َ‫ فَقَال‬.ْ‫ فَعَمْ َوخَص‬،‫ فَاجت َ َمعُوا‬،‫سلَ َْم قُ َري ِسيّا‬َ ‫علَي ِْه َو‬ ْ ‫صلّى‬
َ ُ‫هللا‬ َ ‫ل هللا‬ ُْ ْ‫ارسُو‬ َ ‫ع‬َ ‫ َد‬،)125:‫عشِي َْر نَكَْ األَق َربِينَْ" (الشعراء‬ َ ‫لَتْ َه ِذِْه األَيَ ِْة " َوأَنذِر‬
ْ‫عب ُد‬
َ ْ‫ يَابَنِي‬.‫ار‬ ِْ ّ‫ أَن ِقذُوا أَنفُ ِس ُكمْ مِ نَْ الن‬،‫ يَابَنِيْ هَاش َِم‬.‫ار‬ ِْ ّ‫ أَن ِقذُوااَنفَ ِس ُكمْ مِ نَْ الن‬،‫ب‬ِ ‫ يَابَنِيْ ُم َرةْ بن َك َع‬.‫ار‬ ِْ ّ‫ أَن ِقذُوا أَنفُ ِس ُكمْ مِ نَْ الن‬،‫"يَابَنِيْ َك َعبْ ِبنْ لُ َؤي‬
ْ َ ِ‫سا بِلُ َها بِب‬
.‫ل ِل َها‬ َ ‫ن لَ ُكمْ َرحِ ًما‬ ّْ َ ‫ غَي َْر أ‬.‫ل أَملَكَْ لَ ُكمْ مِ نَْ هللاِْ شَيئ َا‬َْ ْ‫ فَإ ِ ّنِي‬،‫ار‬ِ ّ‫ أَن ِقذِيْ أَنفُسِكِْ مِ نَْ الن‬،ُ‫ يَا فَا طِ َمة‬.‫ار‬ ِْ ّ‫ اُن ِقذُوا أَنفُ ِس ُكمْ مِ نَْ الن‬،‫طلِب‬
َ ‫ال ُم‬
(‫" )رواه مسلم‬

Artinya :

Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id dan Zuhair ibn Harb, berkata,
“Menceritakan kepada kami Jarir, dari ‘Abdul Malik ibn ‘Umair, dari Musa ibn Thalhah, dari
Abu Hurairah, ia berkata, “Tatkala diturunkan ayat ini: “Dan peringatkanlah para kerabatmu
yang terdekat(Q.S. Al-Syu’ara:125), maka Rasulullah SAW memanggil orang-orang Quraisy.
Setelah meraka berkumpul, Rasulullah SAW berbicara secara umum dan khusus. Beliau
bersabda, “Wahai Bani Ka’ab ibn Luaiy, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani
‘Abdi Syams, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Manaf, selamatkanlah
diri kalian dari neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari neraka!, wahai
Fatimah, selamatkanlah dirimu dari neraka! Karena aku tidak kuasa menolak sedikitpun
siksaan Allah terhadap kalian. Aku hanya punya hubungan kekeluargaan dengan kalian yang
akan aku sambung dengan sungguh-sungguh”. (H.R. Muslim )

a. Penjelasan Hadits :

Hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh orang perawi, adapun urutan perawi tersebut
adalah sebagai berikut: periwayat ke-1 (sanad 6) adalah Abu Hurairah, periwayat ke-2 (sanad
5) adalah Musa ibn Thalhah, periwayat ke-3 (sanad 4) adalah Abdul Malik ibn Umar, periwayat
ke-4 (sanad 3) adalah Jarir, periwayat ke-5 (sanad 2) adalah Zuhair ibn Harb, periwayat ke-6
(sanad 1) adalah Qutaibah ibn Sa’id, dan periwayat ke-7 adalah Muslim yang juga
berkedudukan sebagai Mukharij.

Hadits tersebut menjelaskan bahwa menyampaikan suatu wahyu, atau mengajak


orang lain untuk mengikuti ajaran yang telah ditentukan, bahkan memberi peringatan kepada
siapapun dapat menggunakan metode ceramah. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW
berbicara secara umum dan khusus dihadapan orang-orang Quraisy dengan tujuan mengajak
orang-orang Quraisy dan lainnya untuk menyelamatkan diri dari neraka dengan usahanya
sendiri, karena Rasulullah tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan Allah terhadap umatnya.

b. Aspek Pendidikan

 Menyampaikan ilmu kepada orang lain salah satu penyampaiaannya adalah dengan metode ceramah

 Dengan metode ceramah, murid atau orang yang menerima ilmu itu, akan lebih merespon dengan
mendengarkan apa yang seorang guru bicarakan dalam ceramahnya.
 Dalam penyampaiannya, hendaklah seorang guru untuk mengemas materi yang ia akan sampaikan
dengan tata bahasa yang baik dan mudah diterima oleh murid.

6. Metode experimen

Metote eksperiman ialah cara pembelajaran dengan melakukan percobaan terhadap


materi yang sedang dipelajari, setiap proses dan hasil percobaan itu diamati dengan seksama.
Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu kimia,
dan yang sejenisnya. Adapun hadits yang berkaitan dengan metode eksperiman, yaitu:

‫سى‬ َ ‫عنْ ُمو‬ َ ،‫عنْ ِس َماك‬ َ ،‫ع َوانَة‬ َ ‫ " َح َدثَنَا أَبُوا‬،َ‫ث قُت َي َبة قَال‬ُْ ‫ َو َهذَا َحدِي‬.ِْ‫ب فِيْ اللَفظ‬ َ َ‫ َوتَق‬-ْ‫سعِيد اَلثَقَفِيْ َْو أَبُو َكامِ لْ اَل َجح َد ِري‬
َْ ‫ار‬ َ ‫َح َدثَنَا قُت َي َب ِْة بن‬
،ُ‫"يَل ِق ُحونَه‬،‫ح َهؤ َُلءِ ؟ فَقَالُوا‬
ُْ َ‫" َمايَصن‬،َ‫ فَقَال‬.‫ل‬ ِْ ‫س النّخ‬
ْ ِ ‫الرؤ‬ َ ‫علَى‬ َ ْ‫سلَ َْم بِقَوم‬
َ ‫علَي ِْه َو‬ ْ ‫صْلّى‬
َ ُ‫هللا‬ َ ِْ‫ل هللا‬ُْ ‫سو‬
ُ ‫ح َر‬َْ ‫" َم َررتُْ َم‬،َ‫ قَال‬.‫عنْ أَبِي ِْه‬
َ ،َ‫طل َحة‬ َ ‫بن‬
ْ‫ فَأَخ َب َر‬،ُ‫"فَأَخ َب ُروا ِبذَْ لِكَْ فَت ََر ُكوه‬،َ‫ قَال‬."‫ئ‬ َْ ‫ظنْ َيعنِي ذَلِكَْ شَي‬ ُ َ ‫" َما أ‬،‫هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬ ْ ‫ل‬ ُْ ‫سو‬
ُ ‫ل َر‬ َْ ‫ "فَقَا‬.ْ‫ فَتَلَقَح‬،‫َيج َعلُونَْ الذَْ ك ََرفِيْ األُنثَى‬
ِْ ‫ع‬
‫ن‬ َ ‫ل ت ََؤاخِ ذُونِي بِال‬
َ ْ‫ َولَكِنْ إِ َذا َح َدثت َ ُكم‬،‫ظ ِّن‬ َ ُْ‫ظنَنت‬
ْ َ ‫ َف‬،‫ظ ّنا‬ َ ‫ َفإ ِ ّن َما‬،ُ‫ "إِنْ كَانَْ يُن َفعُ ُهمْ َذلِكَْ َفليَصنَعُوه‬،َ‫ل هللا صلى هللا عليه وسلم بِ َذْ لِكَْ َف َقال‬ ُْ ‫سو‬
ُ ‫َر‬
(‫")رواه مسلم‬.ِْ‫علَى هللا‬ َ ‫ِب‬ ُ
َْ ‫ فَإِنِّيْ َلنْ أ َك ّذ‬،ِ‫هللاُ شَيئًا فَ ُخذُوابِه‬
ْ

Artinya :

Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id al-Tsaqafi dan Abu Kamil al-Jahdari dan
pada satu lafaz, Qutaibah berkata, “Menceritakan kepada kami Abu Awanat, dari Sima, dari
Musa ibn Thalhah, dari ayahnya RA, katanya, “Aku berjalan bersama-sama Rasulullah SAW,
maka di tengah jalan kami bertemu dengan sekelompok orang yang sedang diatas pohon
kurma. Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian perbuat?” Jawab mereka, “Kami sedang
mencangkok pohon kurma.” Kata Rasulullah SAW, “Menurut dugaanku, pekerjaan itu tidak
ada gunanya.” Lalu mereka hentikan pekerjaan mereka. Tetapi kemudian dikabarkan orang
kepada beliau bahwa pekerjaan mereka itu berhasil baik. Maka Rasulullah SAW bersabda,
“Jika pekerjaan itu ternyata bermanfaat bagi mereka, teruskanlah! Aku hanya menduga-
duga. Maka janganlah di ambil peduli duga-dugaan itu. Tetapi jika aku berbicara mengenai
agama Allah, maka pegang teguhlah itu, karena aku sekali-kali tidak akan berdusta terhadap
Allah.”(H.R Muslim)

a. Penjelasan Hadits

Hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh orang perawi, adapun urutan para perawi tersebut
adalah sebagai berikut: sebagai periwayat ke-1 (sanad 6) adalah ayahnya Musa ibn Thalhah, sebagai
periwayat ke-2 (sanad 5) adalah Musa ibn Thalhah, sebagai periwayat ke-3 (sanad 4) adalah Sima,
sebagai periwayat ke-4 (sanad 3) adalah Abu ‘Awanat, sebagai periwayat ke-5 (sanad 2) adalah Abu
Kamil al-Jahdari, sebagai periwayat ke-6 (sanad 1) adalah Qutaibah ibn Sa’id al-Tsaqafi, dan sebagai
periwayat ke-7 (Mukharij) adalah Muslim.

Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah memutuskan suatu perkara hanya dengan
menduga-duga seperti mencangkok pohon kurma. Namun setelah dikabarkan orang kepada Beliau
bahwa hal tersebut menghasilkan (berhasil baik). Maka Rasulullah bersabda “jika pekarjaan itu
bermanfaat maka teruskanlah, dan jangan memperdulikan dugaan-dugaan itu”

b. Aspek Pendidikan

 Agar murid lebih memahami dengan apa yang dipelajari, biasanya peserta didik langsung
memprktekkan apa yang mereka pelajari, dan inilah yang disebut dengan metode eksperimen.

 Metode eksperimen sangatlah baik juga, karena dalam ini murid tidak hanya mendapat materi-materi
saja.

 Metode eksperimen akan selalu mengasah otak anak didik dalam melakukan eksperimen yang
mereka ujikan.

 Dan metode ini biasanya digunakan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan, seperti : Biologi, Fisika,
Kimia dan lain sebgainya.

Anda mungkin juga menyukai