KAJIAN PUSTAKA
MANAJEMEN SUPERVISI AKADEMIK
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
A. Landasan Theologis
Tesis ini disusun atas dasar :
1. Al Qur’an
a. Tentang Subyek Pendidikan
1) Ar Rahman ayat 1-4
َ َ) َخل٢( َ) عَلَّ َم ْالقُرْ ٰان١( ُاَلرَّحْ مٰ ن
)٤( َ) عَلَّ َمهُ ْالبَيَان٣( َق ااْل ِ ْن َسان
Yang artinya:
1. (Allah) Yang Maha Pengasih, 2. Yang telah mengajar-
kan Al Qur’an. 3. Dia menciptakan manusia. 4. Mengajar-
nya pandai berbicara.
َ ََوإِ ْذ ق
َّ َال لُ ْقمٰ ُن اِل ْبنِ ِه َوهُ َو يَ ِعظُهُ يَا بُن
ي اَل تُ ْش ِر ْك بِالل ۖ ِهإ ِ َّن
ال ِّشرْ كَ لَظُ ْل ٌم َع ِظي ٌم
Yang artinya:
”Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku,
janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman
yang besar”.
b. Tentang Pendidik
1) Surah Al Kahf ayat 66
مِم
َ َن تُ َع لِّ َم نِ َّ ا عُ لِّ ْم
ت ُر ْش ًد َ ُوس ٰى َه ْل أَتَّ بِع
ْ ك َع لَ ٰى أ َ ال لَ هُ ُم
َ َق
Yang artinya:
”Musa berkata kepadanya,“Bolehkah aku mengikutimu
agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar)
yang telah diaarkan kepadamu (untuk menjadi)
petunjuk?”
14
15
15
Yang artinya:
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpa-
ling. Karena telah datang seorang buta kepadanya. Dan
tahukah engkau (Muhammad) barangkali ia ingin
mensucikan dirinya (dari dosa)”. (QS. 80: 1 – 3)
2. Al Hadits
a. Tentang Peserta Didik
1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik
) يَ ِّسرُوا َوالَ تُ َع ِّسرُوا َوبَ ِّشرُوا َوالَ تُنَفَّرُوا (البخارى:ال ٍ َع َْن أَن
َ َم ق.س ع َِن النَّبِ ِي ص
َواِ َذا اَتَى, َكا َن اِ َذا تَ َكلَّ َم بِ َكلِ َم ٍة اَ َع َاد َها ثَالَ ثًا.س َع ِن النَّيِب ِّ ص م
ٍ ََع ْن اَن
) (البخارى.َق ْو َم فَ َسلَّ َم َعلَْي ِه ْم َسلَّ َم َعلَْي ِه ْم ثَالَ ثًا
Dari Anas Ra, dari Nabi Saw: "Sesungguhnya Nabi Saw.
jika berbicara dengan suatu kalimat maka beliau meng-
ulanginya tiga kali, dan jika mendatangi suatu kaum, lalu
mengucapkan salam kepada mereka, maka beliau meng-
ucapkannya tiga kali”.
3) Memperlakukan peserta didik dengan penuh kasih sayang
َاعائِ َشة
َ َ ي... .ال رسول اهلل ص م َ َ ق: َع ْن َعائِ َشةَ رضي اهللُ َعْن َها
ِ ِ ِّ ِك ب ِ َعلَي
)ش (البخاري َ الرفْ ِق َوايَّاك َوالْ َعْن
َ ف َوالْ َف ْح ْ
Dari ‘Aisyah r.a: Rasulullah saw bersabda: …..Ya ‘Aisyah
hendaklah kamu bersikap kasih sayang dan hati-hatilah
terhadap sikap kejam dan keji”. (H.R Bukhari)
16
b. Tentang Pendidik
1) Pendidik sebagai perencana dan pengatur proses pendidik-
an, seperti yang dicontohkan Rasulullah dalam salat
َ َ ق:ال
ال َرسُوْ ُل َ َث رضي هللا عنه ق ِ ك ب ِْن ْالح َُوي ِْر
ِ َِوع َْن َمال
َ ُصلُّوا َك َما َراَ ْيتُ ُموْ نِ ْي ا
)صلِّ ْي (البخاري َ .هللاِ ص م
Dari Malik bin Huwairis r.a berkata: Rasululah saw
bersabda: “Salatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku
salat”. (H.R Bukhari)
17
B. Landasan Teoritis
1. Supervisi Pendidikan
a. Pengertian Supervisi Pendidikan
Secara morfologi supervisi berasal dari dua kata yaitu super dan
vision, super berarti di atas dan vision berarti melihat. Kata supervisi
masih setara dengan istilah inspeksi, pengawasan, penilaian yang
dilakukan oleh atasan atau pemimpin kepada orang yang di bawahnya
atau yang dipimpin.
Secara sematik supervisi pendidikan berarti usaha dari pimpinan
satuan pendidikan untuk melakukan pembinaan ke arah perbaikan
situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar
dan belajar pada khususnya.
18
Pengembangan
Profesionalisme
TIGA TUJUAN
SUPERVISI AKADEMIK
Penumbuhan Pengawasan
Motivasi Kualitas
34
Gambar 2.1.
Bagan Segitiga Tujuan Supervisi Akademik
d) Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
Prinsip-prinsip supervisi akademik menurut Dodd, (1972) dalam
Rachmawati dan Daryanto, (2015:196) adalah :
(1) Praktis, artinya mudah dilaksanakan sesuai kondisi sekolah, (2)
sistematis, artinya diprogram secara baik, (3) objektif, sesuai dengan
aspek-aspek instrumen program supervisi , (4) realistis, artinya sesuai
dengan keadaan sebenarnya, (5) antisi-patif, dapat mengatasi masalah-
masalah yang mungkin terjadi, (6) konstruktif, artinya membangun dan
mengembangkan kreatifitas dan inovasi guru dalam proses pembelajaran,
(7) kooperatif, artinya terjalin kerjasama yang baik antara super-visor
dengan guru, (8) kekeluargaan, artinya supervisor dapat membina
hubungan yang harmonis dengan guru berdasarkan prinsip silih asah, silih
asih, dan silih asuh dalam mengem-bangkan pembelajaran, (9) demokratis,
artinya kegiatan super-visi akademik tidak didominasi oleh supervisor,
(10) aktif, artinya guru dan supervisor berperan serta, (11) humanis,
artinya tercipta hubungan saling membutuhkan antara guru dengan
supervisor yang harmonis, jujur, terbuka, sabar, antusi-as, ajeg dan penuh
humor, (12) berkesinambungan, artinya supervisi dilaksanakan secara
terprogram, teratur dan berkelan-jutan, 13) terpadu, artinya bersinergi
dengan program pendidik-an, dan (14) komprehensif, artinya memenuhi
ketiga tujuan supervisi akademik.
Hasil belajar
Pelayanan pengajaran
Pelayanan manajemen
Gambar 2.2.
Hubungan antara fungsi-fungsi operasional sekolah
3. Kompetensi Pedagogik
a. Pengertian Kompetensi Pedagogik
Pengertian kompentesi menurut Stephen Robin (2007:38),
adalah
kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk menger-
jakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana kemam-
puan ini ditentukan oleh dua faktor yaitu kemampuan intelektual
dan kemampuan fisik.
C. Sistem Nilai
Menurut Mulyasana (2011:2), pendidikan pada hekikatnya adalah: “proses
pembebasan peserta didik dari ketidak tahuan, ketidak mampuan, ketidak
berdayaan, ketidak benaran, ketidak jujuran, dan dari buruknya hati, akhlak dan
keimanan”.
43
Aneka nilai bisa dilihat sebagai suatu sistem, artinya ada keterkaitan antara
komponen-komponen nilai tersebut. Masing-masing nilai memiliki isi yang saling
berhubungan satu dengan lainnya, begitu juga dengan keterkaitan antara kedala-
man dan kekuatannya yang harus ditaati.
Sejalan dengan pendapat Quyen dan Zaharin, (Sanusi, 2015:17) juga
menunjukan bahwa:
Nilai-nilai diorganisasikan ke dalam sistem nilai. Sistem nilai dirumuskan
Rockeah sebagai “oragnisasi keyakinan yang langgeng yang berkaitan
dengan pilihan cara berperilaku atau hidup yang mengikuti sebuah kontinum
(rangkaian) tentang arti penting sesuatu”. Arti penting sesuatu itu, misalnya
dirumuskan Maslow dalam hierarki kebutuhan yang dimulai dari
pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan dan papan, sampai
aktualisasi diri.
Prof. Dr. Achmad Sanusi, dosen dan guru besar dalam bidang manajemen
pendidikan memberikan satu teori tentang enam sistem nilai yang dapat dijadikan
pijakan bagi kita dalam menghadapi perkembangan dan perubahan jaman yang
begitu kompleks. Enam sistem nilai tersebut adalah :
44
1. Nilai Teologis
Nilai teologis, dalam Islam tercermin melalui Ketuhanan Yang Maha Esa,
Rukun Iman, Rujun Islam, ibadah, tauhid, ihsan yang memiliki dua
pengertian, pertama berhubungan dengan Sang Pencipta, dan kedua yang
berhubungan dengan mahluk, yitu perbuatan baik kepada sesama dan
lingkungan, istighfar, doa, keikhlasan, pertobatan, ijtihad, khusyu, istikamah
dan jihad fi sabilillah.
2. Nilai etis
Nilai etis diwujudkan dalam tindakan antara lain, saling menghormati antar
sesama manusia, rendah hati, sabar, jujur, bertanggung jawab, memiliki rasa
toleransi,memiliki rasa empati terhadap kesusahan orang lain, mudah
memaafkan, beritikad baik, adil, cinta kedamaian.
3. Nilai estetik
Nilai estetik adalah segala sesuatu yang menyangkut keindahan, yang
terwujud antara lain dalam cantik, manis, menarik, serasi, bagus, bersih,
anggun, harmonis. Namun demikian nilai estetika tidak memiliki ukuran
tertentu dan bebas dari segala rumusan. Bagus untuk seseorang belum tentu
bagus untuk orang lain, demikian pula cantik untuk seseorang belum tentu
dikatakan cantik oleh orang lain.
4. Nilai logis-rasional
Nilai logis-rasional berhubungan dengan logika, sesuai dengan keadaan atau
fakta dengan kesimpulan, tepat, jelas, kongkrit.
Nilai logis berdasarkan cara berfikir, mulai dari cara berfikir insting (bayi),
imitatif (anak-anak), sampai pada cara berfikir kreatif dan inovatif (dewasa)
5. Nilai fisik-fisiologik
Nilai fisik-fisiologik berarti mewujudkan kegunaan fisik secara utuh baik
jasmani maupun rohani untuk kebaikan diri sendiri dan sesama, sebagai-
mana Tuhan telah menciptakan fisik manusia secara sempurna dan baik
adanya disertai dengan akal budi (rohani).
6. Nilai teleologik
45