0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan19 halaman
Rasulullah saw datang mengunjungi Abu Salamah yang sedang sakit. Setelah melihat kondisinya, beliau menasehati untuk tidak mengutuk orang lain ketika mendapat musibah, karena ucapan itu dapat menambah derita orang lain.
Rasulullah saw datang mengunjungi Abu Salamah yang sedang sakit. Setelah melihat kondisinya, beliau menasehati untuk tidak mengutuk orang lain ketika mendapat musibah, karena ucapan itu dapat menambah derita orang lain.
Rasulullah saw datang mengunjungi Abu Salamah yang sedang sakit. Setelah melihat kondisinya, beliau menasehati untuk tidak mengutuk orang lain ketika mendapat musibah, karena ucapan itu dapat menambah derita orang lain.
Semester IV – Prodi PAI STAI Al-Hidayah Bogor PENGANTAR
Segala sesuatu yang ingin dicapai tentu
memerlukan metode atau cara yang harus ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai secara baik dan maksimal. Demikian pula dengan proses pendidikan, ia pun memerlukan metode yang tepat untuk merealisasikan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. PENGERTIAN METODE PENDIDIKAN Secara bahasa: Metode (b. Arab) = al-thariqah (jalan) yaitu langkah- langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Secara terminologis: Metode pendidikan adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode mengajar adalah berbagai cara yang praktis untuk menjalankan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran. (Abdur Rahman Ghunaimah) Metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan oleh guru yang terdiri dari berbagai kegiatan yang telah diatur secara sistematis, bertahap dan dilandasi berbagai prinsip untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. RAGAM METODE PENDIDIKAN ISLAM
1. Metode Dialog (Hiwar/ )ا لحوار
2. Metode Ceramah 3. Metode Keteladanan (Uswah Hasanah) 4. Metode bimbingan dan nasihat ( لتوجيه ا )وا لموعظة 5. Metode memanfaatkan suatu peristiwa (at-tarbiyah bil hadats) 6. Metode Motivasi dan Peringatanترغيب ( ل ا )وا لترهيب 1. Metode Dialog (Hiwar/ )ا لحوار Metode dialog adalah percakapan yang dilakukan antara dua orang atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik yang mengarah kepada suatu tujuan. (An-Nahlawi) Metode hiwar mempunyai dampak yang sangat dalam terhadap jiwa pendengar atau pembaca yang mengikuti topik percakapan secara seksama dan penuh perhatian. Metode ini mengarahkan objek yang diberi nasihat untuk memperhatikan isi nasihat, dan mendorongnya untuk berfikir tentang nasihat tersebut. Dialog yang disampaikan dengan bijak dapat membuka cakrawala berfikir dari lawan bicara, yang pada akhirnya dapat mengantarkannya pada maksud yang dituju, tanpa harus mencela atau merendahkan martabatnya. َ ((ذ ْك ُرك: ال َ َ ُ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َ ُ ُ ُ َأ ُ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ َأ ِ ق َأ. الله ور َس وله عَألم:وا ال َ َأ َ َأ ق .))؟ ة يبغِ ل ا ا م ن (( تدرو ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ َأ .)) (( ر يت ِإ ن كان ِف ي ِخ ي م ا قول ؟: ِقيل.)) خاك ِبم ا يكره ُ َّ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ ُ ُل َ َ ْ َ َ .)) ِإ ن كان ِف ِيه ما تقو فقد ِاغتبته وِإ ن لم يكن فقد بهته:قال “Tahukah kalian, apakah ghibah itu?”. Mereka menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui’. Beliau bersabda: “Yaitu engkau menceritakan saudaramu apa yang tidak ia sukai”. Seseorang bertanya: ‘Bagaimana jika yang aku katakan benar-benar ada pada saudaraku?’. Beliau menjawab: “Jika padanya memang ada apa yang engkau katakan, maka engkau telah meng- ghibahnya, dan jika tidak ada maka engkau telah membuat kebohongan atasnya”. (HR. Muslim). 2. Metode Ceramah Metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada murid- muridnya. Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. (Roestiyah N.K) Metode ceramah dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. 3. Metode Keteladanan (Uswah Hasanah) Metode keteladanan adalah menunjukkan tindakan terpuji bagi peserta didik, dengan harapan agar mau mengikuti tindakan terpuji tersebut. Pendidikan melalui keteladanan sangat berpengaruh dan terbukti paling efektif dan berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan sosial anak didik. Rasulullah menerapkan akhlak mulia dalam setiap sendi kehidupannya, di mana para Sahabat dapat melihat langsung teladan mulia ini. Setiap kali beliau memerintahkan sesuatu maka beliaulah yang terlebih dahulu melaksanakannya sebelum orang lain. Jika ada perbuatan para Sahabat yang keliru maka beliau meluruskannya, dan di saat yang sama mencontohkan perbuatan yang seharusnya. Sikap toleran dan kelembutan Rasulullah terhadap seorang Badui yang kencing di dalam masjid. ْ َ َ َ َ مْل َ َ َ ٌّ َ ْ َ َ َ َ َأ َ ْ َ َ ْ َأ ، جاء عر ِابي فبال ِفي طاِئ ف ِة ا س ِج ِد:س ب ِن م ِال ٍك قال ِ عن ن َّ َ َأ ُّ َف َل َّم ا َق َض ى َب ْو َل ُه م َر النبي. َف َن َه ُاه ْم َا َّلنب ُّي، اس َ ُ َف َز َج َر ُه َا َّلن ِ ِ َ َ َ ْ َ ُأ ْ َُ ْ .وب ِمن م ٍاء ف ه ِريق علي ِه َ ٍ ِبذن Dari Anas ibn Malik ia berkata: “Seorang Badui datang dan kencing di sudut masjid, maka orang-orang menghardiknya, lalu Nabi melarang mereka. Ketika ia telah selesai kencing, Nabi memerintahkan untuk diambilkan seember air, lalu disiramkan di atas bekas kencing itu”. (Muttafaq ‘Alaih) Selanjutnya.. Rasulullah lalu memanggil orang Badui tadi tanpa menghardik atau mencelanya dan memberikan bimbingan dengan lembut, menggunakan kalimat yang logis dan dapat dengan mudah dipahami, dengan mengatakan: ،ص لُ ُح فِْي َه ا َش ْيءٌ ِم َن اَْأل َذى َأ ِو اْل َق ْذ ِر د ِ ْ َ َ َ َ َ ِإن َه ي ال اج س م ل ْ ا ِ ه ِ ذ َّ (( ِ لصالَِة وقِراء ِة اْل ُقر .)) ِآن َوالتَّ ْكبِرْي َّ ِ ل ي ِ ه ا َ مَّنوِإ ْ َََ َ َ “Sesungguhnya masjid tidaklah layak ada kotoran di dalamnya, ia dibangun untuk menegakkan shalat, membaca al-Qur’an dan bertakbir/ berzikir”. (HR. al- Bukhārī). 4. Metode bimbingan dan nasihat ()ا لتوجيه وا لموعظة Bimbingan dan nasihat sangat besar perannya dalam merubah dan meluruskan akhlak pribadi dan masyarakat, terlebih jika metode ini disampaikan oleh orang yang memiliki akhlak mulia, dilakukan dengan bijak, menggunakan bahasa yang menyentuh, serta dalam kondisi tepat dan tempat yang sesuai َ َف َق،النب ّي َي ْو ًم ا َ ((ي ا: ال َ َْ ُ ُْ َ َ َّ ف َّ َ ْ َ ِ ِ كنت خل: اس قال ٍ ع ِن اب ِن عب َ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ ُ ُ اَل وِإ ذا، ِاحف ِظ الله ت ِجده تجاهك،غ َأ م! ِاحف َِأظ الله يحفظك َّ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ ْ َ َ ْ َ .))س لت فاس ل الله وِإ ذا ِاستعنت فاست ِعن ِبالل ِه Dari Ibn ‘Abbās ra ia berkata: ‘Pada suatu hari aku pernah dibonceng dibelakang Nabi saw, dan beliau bersabda: “Wahai anak muda, jagalah Allah maka pasti Dia akan menjagamu. Jagalah Allah pasti engkau mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah”. (HR. al-Tirmīdzī). 5. Metode memanfaatkan suatu peristiwa (at-tarbiyah bil hadats)
Peristiwa yang terjadi sering kali membawa
pelajaran berharga bagi seseorang.
Pesan yang disampaikan seiring terjadinya
peristiwa tertentu lebih dapat diterima dan membekas lebih lama dalam ingatan. ِ ُ َد َخل رس:ت :ال َ َ ثُ َّم ق،ُضه َ َول اَللَّه َعلَى َأبِي َسلَ َمةَ َوقَ ْد ُش َّق ب َ ص ُرهُ فََأ ْغ َم َُ َ ْ ََع ْن ُِّأم َسلَ َمةَ قَال ((اَل تَ ْد ُعوا َعلَ ى: ال َ َف َق, اس ِم ْن َْأه ِل ِه ٌ َض َّج ن َ َ ف.))ص ُر َ َض َّاتَب َعهُ الْب َ ِوح ِإذَا قُب َ ((ِإ َّن اَ ُّلر ((اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر َأِلبِ ي: ال َ َ ثُ َّم ق.)) ون َ ُ فَِإ َّن اَل َْماَل ِئ َكةَ ُتَؤ ِّم ُن َعلَ ى َم ا َت ُقول.َأْن ُف ِس ُك ْم ِإاَّل بِ َخ ْي ٍر .)) َوَن ِّوْر لَهُ فِ ِيه َوا ْخلُ ْفهُ فِي َع ِقبِ ِه,ِين َوافْ ِس ْح لَهُ فِي َق ْب ِره ِ ِ َ َِّسلَ َمةَ َو ْارفَ ْع َد َر َجتَهُ في اَل َْم ْهدي Dari Ummu Salamah ra ia berkata: ‘Rasulullah masuk ke rumah Abū Salamah ra sewaktu matanya masih terbuka, lalu beliau memejamkan matanya, kemudian berkata: “Sesungguhnya ruh itu bila dicabut maka pandangannya mengikutinya”. Maka menjeritlah keluarganya. Lalu beliau bersabda: “Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian sendiri kecuali kebaikan, karena sesungguhnya malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan”. Kemudian beliau berdo’a: “Ya Allah, berilah ampunan kepada Abu Salamah, tinggikanlah derajatnya ke tingkat orang-orang yang mendapat petunjuk, lapangkanlah kuburnya, terangilah ia di dalamnya, dan berilah penggantinya bagi keturunannya”. 6. Metode Motivasi dan Peringatan ترهيب ( )ا لترغيبوا ل motivasi amal-amal shalih untuk dikerjakan, dan memperingatkan dari berbagai bentuk keburukan yang harus dijauhi.
ص لُّ ْوا َّ ِ َأ ِ َّ ََّاس ! َأفْ ُشوا ا
َ َ َ َ َ ُ َ َ َ ْ َ لس اَل م َو و ام عط ل ا ا و م عط ْ و ام حَأْلر ا ا و ل ُ ص ُ ((يَا َأيُّ َه ا اَلن .))َّاس نِيَ ٌام تَ ْد ُخلُوا اجْلَنَّةَ بِ َساَل ٍم ُ َ ْ ب ن ال و لِ يَّ ل الِ “Wahai manusia, sebarkanlah salam, hubungkanlah tali silaturahim, berilah makanan, dan shalat malam-lah ketika orang-orang tengah tertidur, pasti engkau akan masuk surga dengan selamat”. (HR. al-Tirmīdzī). َوَم ا، لص ْد َق َي ْه ِدي ِإىَل اَلْرِب ِّ َوِإ َّن اَلْرِب َّ َي ْه ِدي ِإىَل اَجْلَن َِّة ِّ َالص ْد ِق فَِإ َّن ا ِّ ِ((علَْي ُك ْم ب َ ب ِعْن َد اَللَّ ِه ِص دِّي ًقا َوِإيَّا ُك ْم َ َلص ْد َق َحىَّت يُ ْكت ِّ َص ُد ُق َوَيتَ َحَّرى ا ْ ََيَز ُال اَ َّلر ُج ُل ي َوَم ا،ب َي ْه ِدي ِإىَل اَلْ ُف ُجوِر َوِإ َّن اَلْ ُف ُج َور َي ْه ِدي ِإىَل اَلنَّا ِر َ ِ والْ َك ِذب فَِإ َّن اَلْ َك ذ َ َ .))ب ِعْن َد اَللَّ ِه َك َّذابًا ت ك ْ ي ىَّت ح ب ِ يز ُال اَ َّلرجل ي ْك ِذب ويتحَّرى اَلْ َك ذ ََ ُ َ َ َ ََ َ ُ َ ُ ُ ََ “Hendaklah kalian selalu menerapkan kejujuran, karena kejujuran akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun ke surga. Jika seseorang selalu berbuat jujur dan bersungguh-sungguh dalam kejujuran, ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Jauhkanlah diri kalian dari kedustaan, karena kedustaan akan menuntun kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan akan menuntun ke neraka. Jika seseorang selalu berdusta, dan bersungguh-sungguh dalam kedustaannya, maka ia akan ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta”. (Muttafaq ‘Alaih). ِ ((ِإيَّا ُكم والظَّ َّن فَِإ َّن اَلظَّ َّن َأ ْك َذب اَحْل ِد .))يث َ ُ َْ “Waspadalah kalian dari prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta”. (Muttafaq ‘Alaih).
ُّح فَِإنَّ ُه ا
و ق َّ ات و ِ ة ام يقِ َّ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ ٌ َ َ َ َ َ َ ُ ((ا لش ا ل ْ ا موي ات مل ُُظ ملُّْ ظ لا نَّ ِإ ف ملُّْ ظ ل ا ا و ق َّ ت ِ .))ك َم ْن َكا َن َقْبلَ ُك ْم َ ََْأهل “Jauhilah kezaliman, karena kezaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat, dan jauhilah kikir karena ia telah membinasakan umat sebelum kalian” (HR. Muslim). Sumber Referensi: • Ahmad Izzan dan Saehudin, Hadis Pendidikan; Konsep Pendidikan Berbasis Hadis, Bandung: Humaniora, 2016. • Alfiah, Hadist Tarbawi (Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Hadist Nabi), Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015. • Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi; Hadis-Hadis Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2015.