Anda di halaman 1dari 19

HAKIKAT

METODE PENDIDIKAN ISLAM

Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Islam


Semester IV – Prodi PAI
STAI Al-Hidayah Bogor
PENGANTAR

 Segala sesuatu yang ingin dicapai tentu


memerlukan metode atau cara yang harus
ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai
secara baik dan maksimal.
 Demikian pula dengan proses pendidikan, ia pun
memerlukan metode yang tepat untuk
merealisasikan tujuan pendidikan yang ingin
dicapai.
PENGERTIAN METODE PENDIDIKAN
 Secara bahasa:
 Metode (b. Arab) = al-thariqah (jalan) yaitu langkah-
langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan
suatu pekerjaan.
 Secara terminologis:
 Metode pendidikan adalah cara atau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
 Metode mengajar adalah berbagai cara yang praktis
untuk menjalankan tujuan-tujuan yang ingin dicapai
dari proses pembelajaran. (Abdur Rahman Ghunaimah)
 Metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan
oleh guru yang terdiri dari berbagai kegiatan yang telah
diatur secara sistematis, bertahap dan dilandasi
berbagai prinsip untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
RAGAM METODE PENDIDIKAN ISLAM

1. Metode Dialog (Hiwar/ ‫)ا لحوار‬


2. Metode Ceramah
3. Metode Keteladanan (Uswah Hasanah)
4. Metode bimbingan dan nasihat ( ‫لتوجيه‬ ‫ا‬
‫)وا لموعظة‬
5. Metode memanfaatkan suatu peristiwa
(at-tarbiyah bil hadats)
6. Metode Motivasi dan Peringatan‫ترغيب‬
( ‫ل‬ ‫ا‬
‫)وا لترهيب‬
1. Metode Dialog (Hiwar/ ‫)ا لحوار‬
 Metode dialog adalah percakapan yang
dilakukan antara dua orang atau lebih melalui
tanya jawab mengenai suatu topik yang
mengarah kepada suatu tujuan. (An-Nahlawi)
 Metode hiwar mempunyai dampak yang sangat
dalam terhadap jiwa pendengar atau pembaca
yang mengikuti topik percakapan secara
seksama dan penuh perhatian.
 Metode ini mengarahkan objek yang diberi
nasihat untuk memperhatikan isi nasihat, dan
mendorongnya untuk berfikir tentang nasihat
tersebut.
 Dialog yang disampaikan dengan bijak dapat
membuka cakrawala berfikir dari lawan
bicara, yang pada akhirnya dapat
mengantarkannya pada maksud yang dituju,
tanpa harus mencela atau merendahkan
martabatnya.
َ‫ ((ذ ْك ُرك‬: ‫ال‬ َ َ ُ َ ْ ‫َ ُ َ َّ ُ َ َ ُ ُ ُ َأ‬ ُ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ ‫َأ‬
ِ ‫ ق َأ‬.‫ الله ور َس وله عَألم‬:‫وا‬ ‫ال‬
‫َ َأ َ َأ‬ ‫ق‬ .))‫؟‬ ‫ة‬ ‫يب‬‫غ‬ِ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫(( تدرو‬
ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ ‫َأ‬
.))‫ (( ر يت ِإ ن كان ِف ي ِخ ي م ا قول ؟‬: ‫ ِقيل‬.)) ‫خاك ِبم ا يكره‬
ُ َّ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ ْ َ َ ‫َ َ ُ ُل‬ َ َ ْ َ َ
.))‫ ِإ ن كان ِف ِيه ما تقو فقد ِاغتبته وِإ ن لم يكن فقد بهته‬:‫قال‬
“Tahukah kalian, apakah ghibah itu?”. Mereka
menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui’. Beliau bersabda: “Yaitu engkau
menceritakan saudaramu apa yang tidak ia sukai”.
Seseorang bertanya: ‘Bagaimana jika yang aku
katakan benar-benar ada pada saudaraku?’. Beliau
menjawab: “Jika padanya memang ada apa yang
engkau katakan, maka engkau telah meng-
ghibahnya, dan jika tidak ada maka engkau telah
membuat kebohongan atasnya”. (HR. Muslim).
2. Metode Ceramah
 Metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan
guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaannya guru
dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk
memperjelas uraian yang disampaikan kepada murid-
muridnya.
 Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang
digunakan untuk menyampaikan keterangan atau
informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan
serta masalah secara lisan. (Roestiyah N.K)
 Metode ceramah dilakukan dengan cara menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung
atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya
sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran
yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta
didik.
3. Metode Keteladanan (Uswah Hasanah)
 Metode keteladanan adalah menunjukkan tindakan
terpuji bagi peserta didik, dengan harapan agar
mau mengikuti tindakan terpuji tersebut.
 Pendidikan melalui keteladanan sangat berpengaruh
dan terbukti paling efektif dan berhasil dalam
mempersiapkan dan membentuk aspek moral,
spiritual dan sosial anak didik.
 Rasulullah menerapkan akhlak mulia dalam setiap
sendi kehidupannya, di mana para Sahabat dapat
melihat langsung teladan mulia ini. Setiap kali
beliau memerintahkan sesuatu maka beliaulah yang
terlebih dahulu melaksanakannya sebelum orang
lain. Jika ada perbuatan para Sahabat yang keliru
maka beliau meluruskannya, dan di saat yang sama
mencontohkan perbuatan yang seharusnya.
 Sikap toleran dan kelembutan Rasulullah
terhadap seorang Badui yang kencing di dalam
masjid.
ْ َ ‫َ َ َ مْل‬ َ َ َ ٌّ َ ْ ‫َ َ َ َ َأ‬ َ ْ َ ‫َ ْ َأ‬
،‫ جاء عر ِابي فبال ِفي طاِئ ف ِة ا س ِج ِد‬:‫س ب ِن م ِال ٍك قال‬ ِ ‫عن ن‬
َّ َ ‫َأ‬
ُّ‫ َف َل َّم ا َق َض ى َب ْو َل ُه م َر النبي‬.‫ َف َن َه ُاه ْم َا َّلنب ُّي‬، ‫اس‬
َ ُ ‫َف َز َج َر ُه َا َّلن‬
ِ ِ َ َ َ ْ ‫َ ُأ‬ ْ َُ
ْ
.‫وب ِمن م ٍاء ف ه ِريق علي ِه‬ َ
ٍ ‫ِبذن‬
Dari Anas ibn Malik ia berkata: “Seorang Badui
datang dan kencing di sudut masjid, maka
orang-orang menghardiknya, lalu Nabi
melarang mereka. Ketika ia telah selesai
kencing, Nabi memerintahkan untuk diambilkan
seember air, lalu disiramkan di atas bekas
kencing itu”. (Muttafaq ‘Alaih)
Selanjutnya..
Rasulullah lalu memanggil orang Badui tadi tanpa
menghardik atau mencelanya dan memberikan
bimbingan dengan lembut, menggunakan kalimat yang
logis dan dapat dengan mudah dipahami, dengan
mengatakan:
،‫ص لُ ُح فِْي َه ا َش ْيءٌ ِم َن اَْأل َذى َأ ِو اْل َق ْذ ِر‬ ‫د‬ ِ
ْ َ َ َ َ َ ‫ِإن َه‬
‫ي‬ ‫ال‬ ‫اج‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ِ
‫ه‬ ِ
‫ذ‬ َّ ((
ِ ‫لصالَِة وقِراء ِة اْل ُقر‬
.)) ِ‫آن َوالتَّ ْكبِرْي‬ َّ ِ
‫ل‬ ‫ي‬ ِ
‫ه‬ ‫ا‬
َ ‫مَّن‬‫وِإ‬
ْ َََ َ َ
“Sesungguhnya masjid tidaklah layak ada kotoran di
dalamnya, ia dibangun untuk menegakkan shalat,
membaca al-Qur’an dan bertakbir/ berzikir”. (HR. al-
Bukhārī).
4. Metode bimbingan dan nasihat
(‫)ا لتوجيه وا لموعظة‬
 Bimbingan dan nasihat sangat besar perannya
dalam merubah dan meluruskan akhlak pribadi
dan masyarakat, terlebih jika metode ini
disampaikan oleh orang yang memiliki akhlak
mulia, dilakukan dengan bijak, menggunakan
bahasa yang menyentuh, serta dalam kondisi
tepat dan tempat yang sesuai
َ ‫ َف َق‬،‫النب ّي َي ْو ًم ا‬
َ‫ ((ي ا‬: ‫ال‬ َ َْ ُ ُْ َ َ
َّ ‫ف‬ َّ َ ْ َ
ِ ِ ‫ كنت خل‬: ‫اس قال‬ ٍ ‫ع ِن اب ِن عب‬
َ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ ُ ‫ُ اَل‬
‫ وِإ ذا‬،‫ ِاحف ِظ الله ت ِجده تجاهك‬،‫غ َأ م! ِاحف َِأظ الله يحفظك‬
َّ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ ْ َ َ ْ َ
.))‫س لت فاس ل الله وِإ ذا ِاستعنت فاست ِعن ِبالل ِه‬
Dari Ibn ‘Abbās ra ia berkata: ‘Pada suatu hari aku
pernah dibonceng dibelakang Nabi saw, dan beliau
bersabda: “Wahai anak muda, jagalah Allah maka
pasti Dia akan menjagamu. Jagalah Allah pasti
engkau mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau
meminta maka mintalah kepada Allah. Jika engkau
meminta pertolongan maka mintalah pertolongan
kepada Allah”. (HR. al-Tirmīdzī).
5. Metode memanfaatkan suatu peristiwa
(at-tarbiyah bil hadats)

 Peristiwa yang terjadi sering kali membawa


pelajaran berharga bagi seseorang.

 Pesan yang disampaikan seiring terjadinya


peristiwa tertentu lebih dapat diterima dan
membekas lebih lama dalam ingatan.
ِ ُ ‫ َد َخل رس‬:‫ت‬
:‫ال‬
َ َ‫ ثُ َّم ق‬،ُ‫ضه‬ َ َ‫ول اَللَّه َعلَى َأبِي َسلَ َمةَ َوقَ ْد ُش َّق ب‬
َ ‫ص ُرهُ فََأ ْغ َم‬ َُ َ ْ َ‫َع ْن ُِّأم َسلَ َمةَ قَال‬
‫ ((اَل تَ ْد ُعوا َعلَ ى‬: ‫ال‬ َ ‫ َف َق‬, ‫اس ِم ْن َْأه ِل ِه‬
ٌ َ‫ض َّج ن‬ َ َ‫ ف‬.))‫ص ُر‬ َ َ‫ض َّاتَب َعهُ الْب‬ َ ِ‫وح ِإذَا قُب‬ َ ‫((ِإ َّن اَ ُّلر‬
‫ ((اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر َأِلبِ ي‬: ‫ال‬
َ َ‫ ثُ َّم ق‬.)) ‫ون‬ َ ُ‫ فَِإ َّن اَل َْماَل ِئ َكةَ ُتَؤ ِّم ُن َعلَ ى َم ا َت ُقول‬.‫َأْن ُف ِس ُك ْم ِإاَّل بِ َخ ْي ٍر‬
.)) ‫ َوَن ِّوْر لَهُ فِ ِيه َوا ْخلُ ْفهُ فِي َع ِقبِ ِه‬,ِ‫ين َوافْ ِس ْح لَهُ فِي َق ْب ِره‬ ِ ِ
َ ِّ‫َسلَ َمةَ َو ْارفَ ْع َد َر َجتَهُ في اَل َْم ْهدي‬
Dari Ummu Salamah ra ia berkata: ‘Rasulullah masuk ke
rumah Abū Salamah ra sewaktu matanya masih terbuka, lalu
beliau memejamkan matanya, kemudian berkata:
“Sesungguhnya ruh itu bila dicabut maka pandangannya
mengikutinya”. Maka menjeritlah keluarganya. Lalu beliau
bersabda: “Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian sendiri
kecuali kebaikan, karena sesungguhnya malaikat mengamini
apa yang kalian ucapkan”. Kemudian beliau berdo’a: “Ya
Allah, berilah ampunan kepada Abu Salamah, tinggikanlah
derajatnya ke tingkat orang-orang yang mendapat petunjuk,
lapangkanlah kuburnya, terangilah ia di dalamnya, dan
berilah penggantinya bagi keturunannya”.
6. Metode Motivasi dan Peringatan
‫ترهيب‬
( ‫)ا لترغيبوا ل‬
 motivasi amal-amal shalih untuk dikerjakan,
dan memperingatkan dari berbagai bentuk
keburukan yang harus dijauhi.

‫ص لُّ ْوا‬ َّ ِ ‫َأ‬ ِ َّ َ‫َّاس ! َأفْ ُشوا ا‬


َ َ َ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ‫لس اَل م َو‬
‫و‬ ‫ام‬ ‫ع‬‫ط‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫م‬ ‫ع‬‫ط‬
ْ ‫و‬ ‫ام‬ ‫ح‬‫َأْلر‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ل‬
ُ ‫ص‬ ُ ‫((يَا َأيُّ َه ا اَلن‬
.))‫َّاس نِيَ ٌام تَ ْد ُخلُوا اجْلَنَّةَ بِ َساَل ٍم‬
ُ َ ْ ‫ب‬
‫ن‬ ‫ال‬
‫و‬ ‫ل‬ِ ‫ي‬َّ
‫ل‬ ‫ال‬ِ
“Wahai manusia, sebarkanlah salam, hubungkanlah
tali silaturahim, berilah makanan, dan shalat
malam-lah ketika orang-orang tengah tertidur,
pasti engkau akan masuk surga dengan selamat”.
(HR. al-Tirmīdzī).
‫ َوَم ا‬، ‫لص ْد َق َي ْه ِدي ِإىَل اَلْرِب ِّ َوِإ َّن اَلْرِب َّ َي ْه ِدي ِإىَل اَجْلَن َِّة‬
ِّ َ‫الص ْد ِق فَِإ َّن ا‬
ِّ ِ‫((علَْي ُك ْم ب‬
َ
‫ب ِعْن َد اَللَّ ِه ِص دِّي ًقا َوِإيَّا ُك ْم‬ َ َ‫لص ْد َق َحىَّت يُ ْكت‬ ِّ َ‫ص ُد ُق َوَيتَ َحَّرى ا‬ ْ َ‫َيَز ُال اَ َّلر ُج ُل ي‬
‫ َوَم ا‬،‫ب َي ْه ِدي ِإىَل اَلْ ُف ُجوِر َوِإ َّن اَلْ ُف ُج َور َي ْه ِدي ِإىَل اَلنَّا ِر‬ َ
ِ ‫والْ َك ِذب فَِإ َّن اَلْ َك‬
‫ذ‬ َ َ
.))‫ب ِعْن َد اَللَّ ِه َك َّذابًا‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ْ ‫ي‬ ‫ىَّت‬ ‫ح‬ ‫ب‬ ِ ‫يز ُال اَ َّلرجل ي ْك ِذب ويتحَّرى اَلْ َك‬
‫ذ‬
ََ ُ َ َ َ ََ َ ُ َ ُ ُ ََ
“Hendaklah kalian selalu menerapkan kejujuran, karena
kejujuran akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan
itu menuntun ke surga. Jika seseorang selalu berbuat
jujur dan bersungguh-sungguh dalam kejujuran, ia akan
ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur.
Jauhkanlah diri kalian dari kedustaan, karena kedustaan
akan menuntun kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan
akan menuntun ke neraka. Jika seseorang selalu
berdusta, dan bersungguh-sungguh dalam kedustaannya,
maka ia akan ditulis disisi Allah sebagai seorang
pendusta”. (Muttafaq ‘Alaih).
ِ ‫((ِإيَّا ُكم والظَّ َّن فَِإ َّن اَلظَّ َّن َأ ْك َذب اَحْل ِد‬
.))‫يث‬ َ ُ َْ
“Waspadalah kalian dari prasangka buruk, karena
prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta”.
(Muttafaq ‘Alaih).

‫ُّح فَِإنَّ ُه‬ ‫ا‬


‫و‬ ‫ق‬ َّ
‫ات‬ ‫و‬ ِ
‫ة‬ ‫ام‬ ‫ي‬‫ق‬ِ
َّ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ ٌ َ َ َ َ َ َ ُ ‫((ا‬
‫لش‬ ‫ا‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫م‬‫و‬‫ي‬ ‫ات‬ ‫م‬‫ل‬
ُُ‫ظ‬ ‫م‬‫ل‬ُّْ
‫ظ‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ن‬َّ ‫ِإ‬ ‫ف‬ ‫م‬‫ل‬ُّْ
‫ظ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ق‬ َّ
‫ت‬ ِ
.))‫ك َم ْن َكا َن َقْبلَ ُك ْم‬ َ َ‫َْأهل‬
“Jauhilah kezaliman, karena kezaliman itu adalah
kegelapan pada hari kiamat, dan jauhilah kikir
karena ia telah membinasakan umat sebelum
kalian” (HR. Muslim).
 Sumber Referensi:
• Ahmad Izzan dan Saehudin, Hadis Pendidikan;
Konsep Pendidikan Berbasis Hadis, Bandung:
Humaniora, 2016.
• Alfiah, Hadist Tarbawi (Pendidikan Islam Dalam
Tinjauan Hadist Nabi), Pekanbaru: Kreasi
Edukasi, 2015.
• Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi; Hadis-Hadis
Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2015.

Anda mungkin juga menyukai