Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Ayat tentang tujuan Pendidikan”


TAFSIR PENDIDIKAN

Dosen pebimbing : selvy yuspitasari


Disusun oleh :
FATIR AR RAAFI ISMY (231012100536)

FAZRI IBADURROHMAN (231012100273)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


UNIVERSITAS PAMULANG
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah Swt. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji sykur atas Hadirat Nya,yang telah melimpahkan rahmat,hidayah serta
inayah Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang kajian
teori manajemen pendidikan islam.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan dengan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan segala
kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang ayat-ayat tujuan pendidikan
ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan terhadap pembaca.

Tangerang Selatan, 2023

penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………………..
Daftar isi……………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
a). latar belakang………………………………………………………………………………
b). rumus masalah……………………………………………………………………………..
c). tujuan……………………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN AYAT
1. Ali Imran ayat 137-138…………………………………………………………………..
2. Hud ayat 61……………………………………………………………………………….
3. Al-fath ayat 29……………………………………………………………………………
4. Adz-dzariyat ayat 56……………………………………………………………………..
5. Al-hajj ayat 41……………………………………………………………………………
6. Az-zumar ayat 39…………………………………………………………………………
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………………………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

a) LATAR BELAKANG

Dari begitu besarnya perhatian Islam terhadap pendidikan, tentu agama Islam memiliki tujuan
dan alasan tersendiri terhadap permasalahan tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
memaparkan tujuan agama Islam menyuruh umatnya memperhatikan pendidikan. Dimana di dalam
memaparkannya mengambil dari ayat-ayat tentang tujuan pendidikan, kemudian dijelaskan dengan
tidak mengambil dari satu kitab tafsir saja, tapi menghubungkan dari beberapa kitab tafsir. Dan juga
mengumpulkan beberapa hadis yang berkaitan dengan dengan tujuan pendidikan sebagai pemahaman
komperenship terhadap tujuan pendidikan dalam Islam. Dalam analisisnya tak lupa berbagai penapat
cendikiawan muslim menjadi perbandingan dan penambah khazanah kajian tujuan pendidikanIslam ini.
Begitu juga berbagai pandangan tokoh pendidikan modern barat juga menjadi komparasi dalm kajian
tujuan pendidikan perspektif al-Quran dan Hadis.

B) RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana memahami konsep tentang ayat tujuan Pendidikan dengan kajian surat ali
Imran ayat 137-138?
 Bagaimana memahami konsep tentang ayat tujuan Pendidikan dengan kajian surat hud
ayat 61?
 Bagaimana memahami konsep tentang ayat tujuan Pendidikan dengan kajian surat al-
fath ayat 29?
 Bagaimana memahami konsep tentang ayat tujuan Pendidikan dengan kajian surat al-
zumar ayat 39?
 Bagaimana memahami konsep tentang ayat tujuan Pendidikan dengan kajian surat al
hajj ayat 41?
 Bagaimana memahami konsep tentang ayat tujuan Pendidikan dengan kajian surat adz
dzuriyat ayat 56?

C) TUJUAN
 Agar manusia tahu seberapa penting Pendidikan bagi kita semua
 Membentuk pribadi muslim seutuhnya
 Mengembangkan seluruh potensi manusia baik berbentuk jasmaniah maupun rohaniah
BAB II
PEMBAHASAN AYAT

1. Q.S. ALI IMRAN AYAT 137- 138

‫ض فِى فَسِي ُروا سُنَن قَب ِلكُم مِن َخلَت قَد‬ ِ َّ‫عظَةٌ َوهُدًى ِِّللن‬
َ ‫ ال ُم َك ِذ ِّ ِبي َن عَاقِبَةُ كَانَ كَي‬,‫اس بَيَان ٰهذَا‬
ِ ‫ف فَانظُ ُروا اْلَر‬ ِ ‫َّو َم ْو‬
ٌَ‫ِلِّ ْل ُمت َّ ِقيْن‬

“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu
di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-
orang yang bertakwa.

Ayat ini adalah perintah untuk memperhatikan bagaimana keadaan orang-orang


terdahulu dan yang sesudah mereka. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah
yakni hukum-hukum kemasyarakatan yang tidak mengalami perubahan. Sunnah tersebut antara
lain adalah “ yang melanggar perintahnya dan perintah rasul nya aka dia akan binasa, dan yang
mengikutinya berbahagia”, “yang menegakkan disiplin maka dia akan sukses , dan lain-lain.
Sunnah-sunnah itu ditetapakan oleh allah demi kemaslahatan manusia dan itu semua dapat
terlihat jelas dalam Sejarah dan peninggalan umat yang lalu.

ayat ini memerintahkan kita untuk mempelajari “ sunnah “ yakni kebiasaan-kebiasaan


atau ketetapan illahi dalam Masyarakat. Perlu diingat bahwa apa yang dinamai hukum-hukum
alam pun adalah kebiasaan-kebiasaan yang dialami manusia menyangkut fenomena alam.
2. Q.S. HUD AYAT 61

ٌ‫ص ِل ًحا أَخَا ُه ٌْم ث َ ُمو ٌَد َو ِإلَى‬ ٌََّ ‫ن لَ ُكم َما‬
ٌَ ‫ٱّلل ٱ ْعبُدُواٌ يَقَ ْو ٌِم قَا‬
َ ٌۚ ‫ل‬ َ ٌۖ ‫شأ َ ُكم ه ٌَُو‬
ٌْ ‫غي ُْرهُۥ ِإل َهٌ ِ ِّم‬ َ ‫ض ِ ِّمنٌَ أَن‬
ٌ ِ ‫ْٱْل َ ْر‬
ٌ‫ن ٌۚإِلَ ْي ٌِه تُوب ُٓواٌ ث ٌَُّم فَٱ ْست َ ْغ ِف ُروٌهُ فِي َها َوٱ ْست َ ْع َم َر ُك ْم‬
ٌَّ ِ‫ُّم ِجيبٌ قَ ِريبٌ َر ِبِّى إ‬

“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku
amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)".

Tsamud merupakan salah satu suku bangsa arab yang terbesar yang telah punah. Mereka
adalah keturunan tsamud ibnu jatsar, ibnu iram ibnu siam, ibnu nuh. Mereka bermukim di satu
wilayah Bernama al-hijr yaitu satu daerah hijaz ( Saudi arabia sekarang ). Ia juga dikenal
sampai sekarang dengan nama madain shaleh.

Kaum tsamud pada mulanya menarik pembelajaran berharga dari pengalaman buruk
kaum ‘ad, oleh karena itu mereka beriman kepada tuhan yang maha esa. Pada masa itulah
mereka berhasil membangun peradaban yang cukup megah tetapi keberhasilan itu
menjadikan mereka lengah sehingga mereka Kembali menyembah berhala serupa dengan
berhala yang disembah kaum ‘ad. Ketika itulah allah swt mengutus nabi shaleh guna
mengingatkan mereka agar tidak mempersekutukan allah swt. Tetapi tuntunan dan peringatan
beliau tidak disambut baik oleh mayoritas kaum tsamud.

Ayat ini mengandung perintah kepada manusia baik langsung atau tidak langsung untuk
membangun bumi dalam kedudukannya sebagai khalifah, sekaligus menjadi alasan mengapa
manusia harus menyembah allah swt semata-mata.
3. Q.S. AL- FATH AYAT 29

‫ل ُّم َح َّم ٌد‬ ٌُ ‫سو‬ ٌَِّ ‫ن‬


ُ ‫ٌۚٱّلل َّر‬ ٌَ ‫علَى أ َ ِش َّدآ ٌُء َمعَهٌُۥٓ َوٱلَّذِي‬ َ ‫ار‬ ٌِ َّ‫س َّجدًا ُركَّعًا ت ََرى ُه ٌْم ٌۖبَ ْينَ ُه ٌْم ُر َح َما ٓ ٌُء ْٱلكُف‬ ُ ‫ن‬ ٌَ ‫يَ ْبتَغُو‬
ًٌ ‫ن فَض‬
‫ْل‬ ٌَِّ ‫ٌۖو ِرض َْونًا‬
ٌَ ‫ٱّلل ِ ِّم‬ َ ‫ن ُو ُجو ِه ِهم فِى ِسي َما ُه ٌْم‬ ٌْ ‫س ُجو ٌِد أَث َ ٌِر ِ ِّم‬
ُّ ‫ك ٌۚٱل‬ ٌَ ‫َو َمثَلُ ُه ٌْم ٌۚٱلت َّ ْو َرى ٌِة ِفى َمثَلُ ُه ٌْم ذَ ِل‬
‫ل فِى‬ٌِ ‫نجي‬ ِ ‫ٱْل‬ ِ ْ ٌ‫ج كَزَ ْرع‬ ٌَ ‫َطـَٔهُۥ أ َ ْخ َر‬ْ ‫علَىٌ فَٱ ْست ََوىٌ فَٱ ْست َ ْغلَظٌَ فَـازَ َرهُۥ ش‬ َ ‫سوقِ ِهۦ‬ ُ ‫ب‬ ُّ ٌَ‫ِليَ ِغيظ‬
ٌُ ‫ٱلز َّراعٌَ يُ ْع ِج‬
َٔ
‫ار بِ ِه ٌُم‬ ْ ‫ع ٌَد‬
ٌَ َّ‫ٌۗٱلكُف‬ َ ‫ٱّللُ َو‬
ٌَّ ‫ن‬ ٌَ ‫ع ِملُواٌ َءا َمنُواٌ ٱلَّذِي‬ َ ‫ت َو‬ ٌِ ‫ص ِل َح‬َّ ‫عَ ِظي ًٌم َوأَجْ ًرا َّم ْغ ِف َرٌة ً ِم ْن ُهم ٱل‬

“ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat
dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka
tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Allah menjelaskan sifat dan sikap nabi Muhammad saw beserta pengikut-pengikut
beliau. Allah berfirman : nabi Muhammad adalah utusan allah yang diutusnya membawa
Rahmat bagi seluruh alam dan orang-orang yang Bersama dengannya yakni sahabat-sahabat
nabi ia serta pengikut-pengikut setia beliau adalah orang yang bersikap keras yakni tegas, tidak
terbasa-basi mengorbankan akidahnya terhadap orang-orang kafir, tanpa keluar dari koridor
Rahmat risalah ini, dan walau mereka memiliki sikap tegas itu namun mereka berkasih sayang
antar mereka.
Ayat diatas menurut sayyid quthub adalah gambaran yang sangat indah dilukiskan oleh
al qur’an dengan gaya yang unik. Gambaran yang terdiri dari sekian banyak cuplikan dari
keadaan dan sifat kelompok terpilih itu. Keadaan lahiriah dan batiniah mereka, sekali mereka
menggambarkan mereka menghadapi orang-orang kafir.

Surah ini ditutup dengan penegasan tentang perkembangan umat islam, yang
masyarakatnya dilukiskan sebagai bersifat tegas terhadap orang-orang kafir dan berkasih
sayang antar mereka. Itu adalah Masyarakat ideal dan itulah fath kemenangan yang diuraikan
pada awal surat ini dengan firmannya : sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu
kemenangan, kemenangan yang nyata.
4. Q.S. Az-ZARIYAT AYAT 56

ٌَّ ‫نس ْٱل ِج‬


‫ن َخلَقْتٌُ َو َما‬ ِ ْ ‫ّل َو‬
ٌَ ‫ٱْل‬ ٌَّ ‫ُون ِإ‬
ٌِ ‫ِليَ ْعبُد‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar beribadah kepada-Ku”

Alasan manusia harus segera menuju Allah dengan segera berlari dan bangkit menuju
Allah, hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran surat Az-Zariyat ayat 56. Beribadah adalah
tujuan-Ku dalam menciptakan manusia, segala aktifitasnya semua dilakukan karena beribadah
kepada-Ku. Itulah tujuan-Ku dalam menciptakan manusia yang telah saya jelaskan dalam Al-
Quran Surat az-Zariyat ayat 56 ini.

Dalam hal ini surat az-Zariyat menggunakan dua persona, yaitu persona ketiga dan
persona pertama. Persona pertama digunakan setelah persona ketiga. Persona pertama adalah
aku dan persona ketiga adalah Allah (dia). Pesan yang dikandungnya mengisyaratkan bahwa
sebab-sebab lainnya telah Allah libatkan beserta malaikat-Nya. Hal tersebut membuktikan
bahwa surat az-Zariyat ayat 56 ini bukan saja menekankan pesan yang dikandungnya tetapi
juga sebab-sebab pelibatan malaikat dan sebab lainnya. Pelibatan yang dimaksud adalah
pelibatan malaikat dan sebab-sebab lain terhadap perbuatan yang akan Allah lakukan.

Karena itulah tujuan dari surat az-Zariyat ayat 56 ini. Semua melibatkan malaikat dan
sebab lain yang mengikutinya. Termasuk di dalamnya pengutusan rasul, penciptaan, rejeki,
yang dibagikan-Nya, turunnya siksa. Karena disini di dalam Al-Quran surat az-Zariyat ayat 56
ini penekanannya adalah beribadah kepada Allah, yang notebene beribadah hanya semata-mata
karena Allah, maka redaksi yang digunakan tertuju hanya kepada Allah dan berbentuk tunggal.
5. Q.S. AL-HAJJ AYAT 41

ٌَ‫ض فِى َّم َّكنَّ ُه ٌْم ِإن ٱلَّذِين‬


ٌ ِ ‫صلَوٌة َ أَقَا ُمواٌ ْٱْل َ ْر‬ ٌِ ‫ن َونَ َه ْواٌ ِب ْٱل َمعْ ُر‬
َّ ٌ‫وف َوأ َ َم ُروا‬
َّ ‫ٱلزكَوٌة َ َو َءات َُواٌ ٱل‬ ٌِ ‫ع‬َ
ْ ‫ّلل‬
‫ٌۗٱل ُمنك ٌَِر‬ ٌَِّ ِ ‫ع ِقب َ ٌةُ َو‬ ٌِ ‫ْٱْل ُ ُم‬
َ ‫ور‬

“yaitu orang-orang yang jika kami beri kemantapan (hidup) di bumi, mereka mengerjakan
shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf, dan mecegah dari yang munkar.
Hanya kepada Allah kesudahan segalan urusan.”

Ayat-ayat Q.S. Al-Hajj ayat 41 menerangkan bahwa mereka itu adalah orang-orang
yang kami anugerahkan kepada kemenangan dan kami teguhkan kepada mereka dimuka
bumi, yakni kami berikan mereka keleluasan mengelola suatu wilayah dalam keadaan mereka
merdeka dan berdaulat niscaya mereka yakni masyarakat itu melaksanakan shalat secara
sempurna rukun, syarat dan sunnah-sunnahnya dan mereka juga menunaikan zakat sesuai
kadar waktu, sasaran dan cara penyuluran yang ditetapkan oleh Allah, serta mereka
menyuruh anggota-anggota masyarakat agar berbuat yang ma’ruf, yakni nilai ilahiah dan
mereka mecegah dari yang munkar, yakni yang nilai buruk lagi diingkari oleh akal sehat
masyarakat, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan, Dialah yang memenangkan siapa
yang dimenangkan-Nya dan Dia pula yang menjatuhkan kekalahan bagi siapa yang di
kehendaki-Nya dan Dia pula yang menentukan masa kemenangan dan kekalahan itu.

Dalam penafsiran tafsir al-Misbah Q.S. Al-Hajj ayat 41 dapat ditarik kesimpulan bahwa
masyarakat yang diidam-idamkan islam adalah masyarakat pada masa Nabi Muhammad Saw,
dan para sahabatnya. Yaitu masyarakat yang pemimpin-pemimpinnya dinilai kolektif
bertakwa. Orang-orang yang mempunyai hubungan baik dengan Allah Swt. Sehingga
perbuatan mereka baik dan jauh dari kekejian serta kemungkaran. Perbuatan baik mereka
dicerminkan dengan selalu melaksanakan sholat, menjalin hubungan yang harmonis dengan
anggota masyarakat, termasuk dalam semua kaum. Baik kaum berpunya ataupun kaum lemah.
Yang lebih penting lagi, mereka menegakan nilai-nilai kebaikan yaitu nilai-nilai ma’ruf dan
mencegah perbuatan yang munkar, yaitu perbuatan buruk.
6. Q.S. Az-ZUMAR AYAT 39

ٌ‫علَىٌ ٱ ْع َملُواٌ ي َقَ ْو ٌِم قُ ْل‬


َ ‫ف ٌۖعَ ِملٌ ِإ ِنِّى َمكَانَتِ ُك ٌْم‬ َ َ‫ت َ ْعلَ ُمونٌَ ف‬
ٌَ ‫س ْو‬

“katalanlah, Wahai kaumku, berbuatlah menurut kedudukanmu! Sesungguhnya aku pun


berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengethui”

Menurut tafsir Kementrian Agama RI penjelasan ayat di atas menggambarkan posisi


nabi Muhammad Saw ketika berhadapan dengan orang-orang musyrikin mekkah yang
menyebah berhala. Untuk mempertegas posisi itu, Allah memerintahkan kepada nabi
Muhammad Saw agar menyampaikan kepada kaumnya untuk mengerjakan apa yang ingin
mereka kerjakan dan nabi mengerjakan apa yang nabi kerjakan.

Katakanlah wahai nabi Muhammad Saw, wahai kaumku! Berbuatlah menurut


kedudukanmu dan sikap hidup kalian, aku pun berbuat demikian sesusai dengan sikap hidup
dan kepercayaan yang telah dihidayahkan Allah kepadaku. Kelak kamu akan mengetahui apa
hasil perbuatan tesebut, yaitu mengetahui siapa yang mendapat siksa yang menghinakan dalam
kehidupan dunia, dan siapa pula yang kepadanya ditimpakan azab yang kekal di kehidupan
akhirat dan hari akhir.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulan dari enam ayat diatas bahwa tujuan dari Pendidikan islam adalah membentuk kepribadian
seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa. Insan kamil artinya manusia utuh
Rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada
allah swt.

Anda mungkin juga menyukai