Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MISI RASUL DAN MASYARAKAT MADANI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matkul PAI

Dosen pengampu : Muhammad Yunus, S.Th.I.M.Th.I.

KELOMPOK 8 :

1. Muhammad Ilman Rusdian (2131240116)


2. Mukhammad Syihabuddin (2131240073)

PSDKU POLINEMA DI KOTA KEDIRI

2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 2

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 2


B. Rumusan Masalah ........................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................ 5

A. Misi Rasul ....................................................................... 5


1. Makna Perjuangan Rasul .......................................................... 8
2. Aktualisasi Misi Rasul ............................................................. 9
3. Aplikasi Sifat–Sifat Rasul ........................................................ 10
B. Masyarakat Madani .........................................................11
1. Masyarakat Madani dan Etika Masyarakat Islam .................... 11

BAB III PENUTUP ........................................................................14

A. Kesimpulan .....................................................................14

Daftar Pustaka ......................................................................16

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama islam merupakan agama rahmatal lil ‘alamiin. Yakni , agama yang
membawa rahmat bagi seluruh makhluk yang ada di dunia yang di bawa oleh
Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril. Di dalamnya mengarjakan
tentang ajaran tauhid , cara beribadah , berakhlakul karimah , sikap saling
toleransi terhadap agama lain dan sebagainya.

Dalam perkembangan agama islam yang sekarang semakin maju ini , pasti
ada sebuah sejarah yang mendasarinya. Ibarat pepatah siapa yang menanam akan
mendapatkan buahnya. Kita yang hidup di zaman ini mendapatkan buah
kesuksesan dari para nabi terdahulu khususnya dari nabi Muhammad SAW
beserta para sahabatnya. Bisa kita lihat bagaimana kegigihan dari Rasulullah sera
para sahabat-sahabat belaiu dalam memperjuangkan agama islam. Mulai dari,
dakwah secara sembunyi-sembunyi sampai dakwah secara terang-terangan dan
perintah dari allah untuk berhijrah ke Madinah yang terdapat dalam Surat QS. An-
Nisa’ ayat 97 – 100

‫ني يِف‬ ِ ْ ‫إِ َّن الَّ ِذين َتوفَّاهم الْماَل ئِ َك ةُ ظَ الِ ِمي أَْن ُف ِس ِهم قَ الُوا فِيم ُكْنتم ۖ قَ الُوا ُكنَّا مست‬
َ ‫ض َعف‬َْ ُ ُْ َ ْ َ ُُ َ َ
ِ ِ
َ ِ‫ض اللَّ ِه َو ِاس َعةً َفُت َه اجُروا ف َيه ا ۚ فَأُولَٰئ‬
ُ ‫ك َم أْ َو ُاه ْم َج َهن‬
ۖ ‫َّم‬ ِ ‫اأْل َْر‬
ُ ‫ض ۚ قَ الُوا أَمَلْ تَ ُك ْن أ َْر‬
ِ‫تم‬
﴾٩٧﴿ ‫ص ًريا‬ َ ْ َ‫َو َساء‬
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan
menzhalimi diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan
bagaimana engkau ini?”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang

2
tertindas di negeri (Mekah)”. Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu
luas, sehingga engkau dapat berhijrah di bumi itu?”. Orang-orang itu tempatnya
neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,

‫ِّس ِاء َوالْ ِولْ َد ِان اَل يَ ْس تَ ِطيعُو َن ِحيلَ ةً َواَل َي ْهتَ ُدو َن َس بِياًل‬ ِ ِّ ‫ني ِمن‬
َ ‫الر َج ال َوالن‬
ِ ْ ‫إِاَّل الْمست‬
َ َ ‫ض َعف‬َْ ُ

﴾٩٨﴿

Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak
yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah),

َ ِ‫فَأُولَٰئ‬
ً ‫ك َع َسى اللَّهُ أَ ْن َي ْع ُف َو َعْن ُه ْم ۚ َو َكا َن اللَّهُ َع ُف ًّوا َغ ُف‬
﴾٩٩﴿ ‫ورا‬

Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha


Pemaaf lagi Maha Pengampun.

‫ض ُمَرا َغ ًم ا َكثِ ًريا َو َس َعةً ۚ َو َم ْن خَي ْ ُر ْج ِم ْن َبْيتِ ِه‬ ِ ‫ومن يه‬


ِ ‫اج ْر يِف َس بِ ِيل اللَّ ِه جَيِ ْد يِف اأْل َْر‬ َُ ْ َ َ
ِ ِِ ِ ِ
ً ‫َج ُرهُ َعلَى اللَّه ۗ َو َك ا َن اللَّهُ َغ ُف‬
‫ورا‬ ُ ‫ُم َه اجًرا إِىَل اللَّه َو َر ُس وله مُثَّ يُ ْد ِر ْك هُ الْ َم ْو‬
ْ ‫ت َف َق ْد َوقَ َع أ‬
﴾۱۰۰﴿ ‫يما‬ ِ
ً ‫َرح‬
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi
ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari
rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian
kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh
telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.1

Setelah berhijjah dari Makkah ke madinah , beliau (rasulullah) membuat


banyak perjanjian/baiat. Diantaranya mempersaudarakan antara kaum anshar
(kaum penghuni asli Madinah) dengan kaum Muhajirin ( kaum yang melakukan
hijrah ) , membuat perjanjian Madinah/Piagam Madinah dan masih banyak lagi.

1
Mushaf Al Azhar, Al Qur’an dan terjemahannya (Bandung: Jabal Raudhlotul Jannah, 2010),121.

3
Dewasa ini Piagam Madinah di jadikan sebagai landasan pembentukkan sistem
bermasyarakat yang ideal.

Dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang perjuangan rasulullah


dalam menyebarkan ajaran agama islam hingga mampu di terima oleh masyarakat
dalam judul “Misi Rasul dan Masyarakat Madani”.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, untuk memudahkan


makalah ini, maka perlu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:

1. Apa makna dari perjuangan rasul?


2. Bagaimana cara untuk mengaktualisasi misi rasul?
3. Bagaimana cara untuk mengaplikasikan sifat-sifat rasul dalam
kehidupan sehari-hari?
4. Apa pengertian dari masyarakat madani dan etika masyarakat islam ?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini adalah:

1. Menjelaskan bagaimana perjuangan rasul dalam menyebarkan agama


islam dalam periode Makkah dan periode Madinah.
2. Menerapkan pengaktualisasi dari misi dari rasul.
3. Menerapkan sifat-sifat rasul.

4
4. Menjelaskan masayrakat madani yang berawal dari hasil dari
perjuangan rasulullah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Misi Rasul

Misi dari para nabi dan para rasul terdahulu ialah menyempurnakan akhlak
dari umat manusia , pembawa risalah kebenaran , lalu di sempurnakan lagi oleh
Nabi Muhammad SAW yang merupakan nabi dan rasul terakhir yang di pilih oleh
ALLAH SWT. Dalam kesuksesan dakwah dari rasulullah yang menjadi faktor
pendukungnya ialah karena beliau juga memiliki akhlaqul karimah.

Masyarakat jazirah Arab sebelum kedatangan seorang Nabi disebut


sebagai zaman jahiliyyah/zaman kebodohan. Kehidupannya di penuhi dengan
perbuatan perbuatan tercela , seperti menyembah berhala , berfoya-foya , suka
minum-minuman keras , dan suka berzina. Lalu Allah SWT mengutus rasulnya
dan menjadikannya rahmat bagi manusia di seluruh jagat raya. Allah SWT
memerintahkannya untuk menyeru umat manusia kepada Tauhid dan menyembah
Allah dengan menyeru untuk berbuat adil , beramal saleh , dan memperkuat ikatan
sosial serta membangkitkan mereka untuk berpegang pada kebenaran dengan
bersungguh-sungguh. Allah SWT menugaskannya untuk meletakkan pondasi bagi
kebahagiaan manusia atas dasar iman dan takwa kepada Allah.2

Rasulullah pertama-tama ditugaskan membangun basis bagi misinya, dan


karena beliau berada di lingkungan yang tidak suka dengan agama islam , maka
beliau pertama-tama mendakwahkan ajaran tauhidnya kepada orang tertentu saja.

Mula-mulanya diajaklah istri rasulullah , yakni Siti Khadijah untuk


beriman kepada Allah , kemudian di ikuti oleh Ali bin Abi Thalib ( anak
2
Sayyid Muhammad Husein, Inilah Islam:Upaya Memahami Seluruh Konsep Islam Secara
Mudah (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992),80.

5
pamannya ) dan Zaid bin Harisah ( pembantu rumah ) keduanya merupakan anak
angkat dari Siti Khadijah. Kemudian ia mulai dengan seruannya kepada sahabat
karib yang telah lama bergaul dengannya seperti Abu Bakar Siddiq, yang segera
menerima ajakannya. Dan secara berangsur-angsur ajakan tersebut disampaikan
secara lebih meluas, tetapi masih terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku
Quraisy saja. Maka berimanlah antara lain: Usman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Sa’ad bin Abi Waqas , Abdurrahman bin Auf , Talhah bin Ubaidillah , Abu
Ubaidillah bin Jarrah , Arqom bin Abil Arqom , Fatimah binti Khattab beserta
suaminya Said bin Zaid , dan beberapa orang lainnya. Mereka disebut dengan
orang-orang yang pertama kali masuk islam/yang disebut dengan Assabiqul
Awwalun , dan mereka secara langsung di ajar dan di didik oleh Nabi Muhammad
SAW untuk menjadi muslim dan muslimat yang siap menerima dan melaksanakan
petunjuk dan perintah dari Allah SWT yang akan turun kemudian.3

Orang-orang Arab, khususnya orang-orang Mekkah memberikan reaksi keras


dan sengit atas risalah Nabi SAW. Ini khususnya setelah didakwahkan secara
terang-terangan. Kaum kafir dan musyrik menjawab seruan suci ini dengan
kekejaman yang biadab. Mereka tidak menanggapinya dengan argumentasi yang
masuk akal.
Lambat laun, keadaan kaum muslim bertambah menyedihkan. Rasulullah
memberi izin kepada kepada para pengikutnya berhijrah ke Ethopia –yang
jaraknya sejauh beberapa hari perjalanan dari tempat sumber penderitaan mereka.
Serombongan pengikut Nabi yang dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib (salah
seorang sahabat Rasul yang terpilih) melakukan hijrah.

Ja’far bin Abi Thalib pergi menghadap raja dan berbicara kepadanya, pemuka-
pemuka istana, pendeta-pendeta Kristen dan bangsawan-bangsawannya. Dia
melukiskan sosok cemerlang Rasulullah SAW, menjelaskan prinsip-prinsip Islam
yang agung, dan membaca beberapa ayat dari Surah Maryam.

Kata-kata Ja’far yang lembut dan santun membuat raja dan orang-orang lain
menitikkan air mata. Raja menolak permintaan orang-orang kafir Mekkah dan
3
Zuhairini,dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 2010), 21-22.

6
juga menolak hadiah-hadiah yang mereka bawa. Kemudian beliau memerintahkan
agar di ambil langkah-langkah guna memberi kenyamanan bagi para muhajirin
tersebut. 4
Setelah terjadinya peristiwa ini, orang-orang kafir membuat suatu perjanjian
untuk memutuskan hubungan dengan Bani Hasyim, keluarga dan pendukung
Rasulullah SAW. Mereka memutuskan semua hubungan sosial dan komersial
dengan Bani Hasyim. Sebuah pernyataan yang ditandatangani tentang hal itu
digantungkan di Ka’bah.

Pada tahun yang sama ketika Rasulullah SAW dan Bani Hasyim keluar
dari Syi’ib Abu Thalib (tahun ketiga belas kenabian), beliau mengadakan
perjalanan singkat ke Thaif (sebuah kota berjarak sekitar seratus kilometer dari
Mekkah). Rasulullah SAW menyeru orang-orang Thaif kepada Islam, namun
orang-orang bodoh dan jahil di kota itu berhamburan keluar dari berbagai penjuru,
melontarkan sumpah serapah, melemparinya dengan batu, dan akhirnya memaksa
beliau keluar dari kota itu.5

Akhirnya , Rasulullah SAW kembali ke Mekkah dan menetap di sana


selama beberapa waktu. Namun karena hidup beliau terancam,beliau tidak muncul
di muka umum. Ancaman demi ancaman terus di alami oleh Rasulullah, sampai
akhirnya para pemimpin Quraisy berkumpul di suatu majelis yang dikenal dengan
Darun –Nadwah ( rumah Qushayyi bin Qilab , tempat kaum Quraisy memutuskan
segala perkara ). Disana mereka menyusun suatu strategi untuk membunuh Nabi
Muhammad SAW, namun Allah melindungi Rasul-Nya. Usaha para pemimpin
Quraisy tersebut gagal. Rasulullah pun hijrah ke Madinah yang ditemani oleh Abu
Bakar. Setelah Nabi Saw menempuh perjalanan yang melelahkan, Rasulullah
SAW tiba di Quba, sebuah tempat dekat dengan kota Madinah. Penduduk
Madinah menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW suka cita. Kemudian

4
Sayyid Muhammad Husain, Inilah Islam;Upaya Memahami Seluruh Konsep Islam Secara
Mudah (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992),80-81.
5
Ibid.,82

7
beliau membangun sebuah masjid Quba sebagai tempat sholat dan menyusun
tugas-tugas dakwah.6

Pembangunan Masjid Quba berjalan dengan lancar, Nabi Muhammad


SAW pun turut mengulurkan tangan dalam menyelesaikan pembangunan.
Sesudah masjid itu rampung, Nabi Muhammad melaksanakan sholat Jum’at dan
bertindak selaku khatib Jum’at yang baru pertama kali dilaksanakan dan diisi
dengan ceramah singkat. Rasulullah melakukan hal tersebut, karena menantikan
kedatangan Ali bin Abi Thalib beserta perempuan dari keturunan Bani Hasyim,
sehingga dapat memasuki kota Madinah secara bersamaan.
Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib dan para perempuan memasuki kota
Madinah dengan sambutan hangat penduduk kota yang menantikan kedatangan
mereka. Setiap penduduk berlomba meminta Rasulullah saw untuk bertandang ke
rumah mereka. Tapi Rasulullah saw berkata, “Berilah jalan pada untaku ini. Aku
akan menjadi tamu orang yang di depan pintunya unta ini berhenti”.

a. Makna Perjuangan Rasul


Rasulullah SAW di utus ke dunia ini oleh Allah SWT adalah untuk
menyempurnakan akhlaq dari makhluk yang ada di dunia ini. Beliau juga menjadi
Uswatun Khasanah / Suri Tauladan bagi seluruh umatnya.
Dakwah Rasulullah SAW mendapat tantangan sengit dari warga kota
Makkah terutama dari penguasa kota tersebut. Mereka khawatir kalau struktur
masyarakat mereka dan kepentingan dagang mereka akan tergoyahkan oleh ajaran
Nabi Muhammad SAW yang menekankan keadilan sosial , yang lama kelamaan
makin menjurus dalam kutukannya terhadap riba , desakannya terhadap zakat.
Segala macam tuduhan dilontarkan kepada nabi Muhammad SAW mulai dari ,
beliau adalah seorang penyihir , dan seorang yang kesurupan. Sementara ajaran
Rasulullah terus berjalan , ajaran nabi sedikit demi sedikit dirumuskan dengan
jelas , baik dengan cara mengeksplisitkan teologi dasarnya melalui argumentasi

6
Sayyid Muhammad Husein, Inilah Islam;Upaya Memahami Seluruh Konsep Islam Secara
Mudah (Jakarta: Pustaka Hidayah,1992),82.

8
maupun oleh suatu proses kristalisasi kewajiban spesifik yang di ikuti oleh
pengikut-pengikutnya.
Secara kronologis , ajaran pertama yang di tanamkan oleh Al-Qur’an
setelah keadilan sosial-ekonomi adalah tentang hari pengadilan dan hari
pertangungjawaban dari perbuatan manusia. Yang mana apabila manusia tersebut
tidak beriman dan berbuat jahat akan mendapat hukuman berat , sedangkan
ganjaran yang besar akan di berikan kepada manusia yang beriman dan orang-
orang yang shaleh. Sementara itu , tugas nabi adalah menyiarkan risalah dan
memberi peringatan dengan tak kenal lelah , siapa tahu mereka akan sadar
kembali.
Dalam perjuangannya , walaupun pernah mengalami kekecewaan-
kekecewaan , Nabi Muhammad SAW tak pernah kehilangan harapan untuk
meraih kesuksesan dan keberhasilan dalam tugasnya yakni menyampaikan risalah
kebenaran.7

b. Aktualisasi Misi Rasul


Pertama , Rasulullah SAW memiliki akhlak yang terpuji tanpa cela. Sejak
di angkat menjadi rasul belaiu terkenal akan lemah lembutnya , berakhlak mulia ,
jujur , dan tidak mementingkan urusan pribadi beliau ataupun sukunya. Ini yang
dapat di jadikan contoh meskipun Nabi Muhammad SAW merupakan seorang
rasul dan seorang yang di pastikan masuk surga , beliau tetap mengajarkan /
menunjukkan sifat yang mulia.
Kedua , karakter Nabi Muhammad yang tahan uji , ulet , sederhana , dan
bersemangat baja meskipun sejak lahir beliau yatim dan merupakan keturunan
dari kalangan suku yang terkemuka , ia tidak mau hidup di manja dan
menggantungkan hidupnya kepada orang lain.
Ketiga , sistem dakwah nabi yang menggunakan imbauan yang di iringi
hikmah kebijaksanaan. Rasulullah menyeru manusia untuk beriman , berbuat
shaleh dan mencegah kemungkaran tanpa unsur paksaan sedikitpun.

7
Fazlur Rahman, Islam (Jakarta: Litera Antar Nusa,2009),7-12.

9
Keempat , tujuan perjuangan nabi sangat jelas yakni ke arah penegakkan
keadilan dan kebenaran serta mengahncurkan kebatilan tanpa pamrih terhadap
harta , kekuasaan dan kemuliaan duniawi.8
Kelima , prinsip kebersamaan. Nabi Muhammad tidak hanya memberi
perintah saja , akan tetapi beliau juga ikut terjun sendiri dalam memberikan
contoh. Misalnya saat pembangunan Masjid Quba , beliau juga ikut membantu
pembangunan masjid tersebut.
Dan yang terakhir , kepemimpinan Rasulullah bersifat demokratis , sesuai
dengan perintah Allah , Rasul selalu bermusyawarah dalam hal-hal yang mengatur
hubungan antar manusia , muamalah , atau hal-hal yang bersifat duniawi , yang
tidak ada ketentuan langsung dari Allah SWT.9

c. Aplikasi Sifat-Sifat Rasul

Para Rasul mempunyai tugas untuk menyampaikan risalah kebenaran dari


Allah SWT , kepada umatnya. Oleh karena itu , Allah SWT menganugerahkan
empat sifat kesempurnaan , yang pasti dimiliki oleh Rasul , dan kita sebagai harus
meneladani sifat-sifat rasul yang mulia tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Misalmya :

1) Shiddiq ( jujur ) , setiap rasul pasti jujur dalam ucapan , perbuatan ,


pengakuan atas kerasulannya , serta apa yang disampaikannya pasti
benar adanya , karena memang bersumber dari Allah SWT. Kita
sebagai umatnya harus senantiasa berlaku jujur dalam berperilaku
kepada setiap orang.
2) Tabligh ( menyampaikan ) , setiap rasul pasti menyampaikan apa
yang diterima dari Allah SWT. Jika Allah memerintahkan untuk

8
Nourouzzaman Shiddiqi, Jeram Jeram Peradaban Muslim (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,1996),102-103.
9
Ibid.,105-106.

10
menyampaikan wahyu , maka Rasul pasti akan menyampaikan wahyu
tersebut kepada umatnya. Sebagai umatnya, kita harus menyampaikan
kebenaran di manapun tempatnya meskipun dirasakan pahit.
3) Amanah ( dapat di percaya ) , setiap rasul adalah dapat dipercaya
dalam setiap ucapan dan perbuatannya , karena rasul tidak mungkin
melakukan perbuatan yang dilarang agama , begitu pula hal yang
melanggar etika. Misalnya setiap rasul tidak pernah terjerumus ke
dalam perzinaan , pencurian , meminum minuman keras , berdusta ,
dan menipu. Rasul juga tidak mungkin memiliki sifat hasud , riya’ dan
sombong. Kita sebagai umatnya harus berbuat amanah ( dalam hal
berkata , berbuat , dan sifat dari rasul ) kepada setiap orang.
4) Fathanah ( cerdas ) , dalam menyampaikan risalah , tentu di butuhkan
kemampuan dan strategi khusus agar risalah tersebut dapat di
sampaikan dengan baik. Oleh karena itu , seorang rasul pastilah
cerdas. Kecerdasan ini berfungsi untuk melawan / menghadapi orang-
orang yang membangkang dan menolak ajaran islam. Sebagai umatnya
, kita harus menjadi seorang yang pandai. Kita harus bisa mengetahui
ilmu pengetahuan , baik ilmu agama maupun illmu dunia. Dalam
melaksanakan perintah Allah dan rasul-Nya pun harus didasarkan
ilmu.10

B. Masyarakat Madani dan Etika Masyarakat Islam

Masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang beradab dalam


membangun , menjalani , dan memaknai kehidupannya. Masyarakat madani akan
terwujud apabila suatu masyarakat telah menerapkan prinsip-prinsip demokrasi
dengan baik. Masyarakat madani juga disebut sebagai masyarakat salaf yang telah
melahirkan sebuah negara/state , yang sudah sangat maju di bandingkan dengan

10
Afif Zaenal Hasan, Syarah Aqidatul Awwam (Surabaya: Al-Futuhat, 2015),24-28.

11
negara-negara yang telah ada dalam sejarah sebelumnya. Berikut sejarah
masyarakat madani dalam peradaban islam :

1) Masyarakat Saba’ , yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman. Didalam


Al-Qur’an telah menjelaskan tentang bagaimana kehidupan
masyarakat Saba’ mulai dari negeri yang aman , damai , dan tentram.
2) Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat ( Piagam Madinah ) ,
perjanjian antara Nabi Muhammad dan penduduk Madinah dari kaum
Aus yang beragama Yahudi dan kaum Khazraj yang beragama
Watsani. Isi dari Piagam Madinah yakni kesepakatan antara ketiga
unsur masyarakat untuk saling tolong menolong , menciptakan
kedamaian sosial , menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi , patuh
dan taat kepada Rasulullah sebagai seorang pemimpin , dan
memberikan kebebasan untuk menganut agama serta beribadah sesuai
ajaran agama mereka.

Heterogenitas penduduk Madinah adalah dalam hal etnis dan bangsa , asal
daerah , ekonomi dan agama yang dianut serta adat istiadat. Dari situlah yang
menyebabkan tiap golongan memiliki cara berpikir dan tindakan sendiri sesuai
kepentingan mereka sesuai filosofis hidupnya yang di pengaruhi oleh keyakinan
yang dianutnya. Ditambah pula manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk
etika yang mempunyai dua sifat yang bertentangan satu sama lain , di satu pihak
ingin bekerja sama , di pihak lain cenderung untuk bersaing sesama manusia.

Faktor-faktor tersebut yang menjadikan mudahnya timbul konflik antara


mereka. Sebab , masyarakat yang memiliki pandangan dan kepentingan yang
tajam sosial , ekonomi , politik dan sebagainya akan mudah saling untuk saling
menghancurkan.

Jelaslah , bahwa tipe masyarakat demikian memerlukan suatu landasan


yang dapat mengatur mereka seperti sebuah Undang-Undang dan peraturan yang

12
dapat menciptakan rasa aman dan damai atas dasar keserasian dan keadilan dan
dapat diterima oleh semua masyarakat.

Nabi Muhammad SAW ,menyadari bahwa masyarakat yang beliau hadapi


adalah masyarakat majemuk yang saling bermusuhan antar golongannya. Umtuk
itu beliau melihat perlu adanya suatu etika dalam mengatur hubungan-hubungan
di bidang sosial , ekonomi , politik , dan agama. Estimasi (pernyataan) ini di
dasarkan dengan langkah beliau saat pertama kali datang di Madinah.

Langkah Pertama , Rasulullah membangun sebuah Masjid. Disamping


berfungsi sebagai tempat beribadah kepada Allah , masjid juga berfungsi sebagai
tempat merpererat hubungan dan ikatan antar anggota jamaah islam ( segi agama
dan segi sosial )

Langkah Kedua , Rasulullah meciptakan etika persaudaraan yang nyata


dan efektif antara orang-orang islam Makkah dan Madinah. Misalnya , sahabat
Abu Bakar bersaudara dengan Kharijat bin Zuhair dan sahabat Umar bin Khattab
bersaudara dengan ‘Itban bin Malik al-Khazraj. Etika ini untuk menumbuhkan
persatuan antar kaum muslim dan untuk menghilangkan permusuhan lama
mereka.

Langkah Ketiga , Rasulullah membuat perjanjian tertulis (Piagam


Madinah) yang menekankan persatuan antara kaum muslim dan kaum yahudi ,
yang menjamin kebebasan beragama , menekankan kerja sama dan persamaan
antara hak dan kewajiban semua golongan dalam kehidupan sosial , politik dalam
mewujudkan pertahanan dan kedamaian , dan menetapkan wewenang Nabi dalam
hal menengahi dan mengatasi perbedaan pendapat yang mucul dan
memutuskannya. Negara baru yang bernama Madinah ternyata membawa
kedamaian dan kebahagiaan bagi semua komunitas yang tinggal di dalamya.

Demikianlah bahwa etika Islam menampakkan diri dalam berbagai


manifestasi penting dan yang terbaik adalah dalam ajaran-ajarannya. Rangkaian
ajaran yang meliputi berbagai bidang, seperti hukum agama (fikih), keimanan
(tauhid), etika (akhlaq, seringkali disempitkan oleh masyarakat hingga menjadi

13
hanya kesusilaan belaka) dan sikap hidup, menampilkan kepedulian yang sangat
besar kepada unsur-unsur utama dari kemanusiaan (al-insaniyah).

Prinsip-prinsip etika sosial seperti persamaan derajat di muka hukum,


perlindungan warga masyarakat dari kedzaliman dan kesewenang-wenangan,
penjagaan hak-hak mereka yang lemah dan menderita kekurangan dan
pembatasan atas wewenang para pemegang kekuasaan, semuanya jelas
menunjukkan kepedulian di atas. Sementara itu, etika yang tercemin dalam ajaran-
ajaran yang memiliki kepedulian kepada unsur-unsur utama kemanusiaan itu
diimbangi pula oleh kearifan yang muncul dari keterbukaan yang membuat kaum
Muslim selama sekian abad menyerap segala macam manifestasi kultural yang
datang dari pihak peradaban-peradaban lain, baik yang masih ada waktu itu
maupun yang sudah mengalami penyusutan luar biasa (seperti peradaban Persia).

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rasul merupakan seorang laki-laki pilihan allah yang di beri tugas untuk
menyampaikan wahyu kepada umatnya. Dari sini bisa dilihat bahwa rasulullah
juga di beri tugas yang sama yakni untuk menyampaiakan wahyu yang turun dari
allah. Dalam menyampaikan wahyu kepada umatnya rasulullah menggunakan
cara dakwah , rasulullah juga disebut sebagai Uswatun Khasanah / Suri Tauladan
karena sifat mulia yang di miliki beliau.
Dalam proses untuk menyiarkan islam , Rasulullah mengahadapi berbagai
rintangan yang sulit apalagi saat di Makkah di kota kelahiran beliau. Kaum
Quraisy berpendapat bahwa ajaran yang di bawa Rasulullah dapat merusak
kebudayaan mereka , oleh karena itu kaum Quraisy melakukan segala cara agar
dakwah beliau dapat di hentikan mulai dari menyebut Nabi sebagai seorang
penyihir , orang yang kesurupan , melempari Nabi pada saat beliau sedang
menyampaikan dakwah dll.
Kegigihan dan kesabaran nabi inilah yang membuahkan hasil. Buah dari
kesabarannya adalah pada saat nabi sudah hijrah di Madinah , ajaran beliau dapat
di terima oleh kaum yang tinggal di Madinah , yang lambat laun menyebar sampai
kita kelahiran beliau , yakni madinah.
Dalam menjalankan tugas yang di berikan oleh Allah SWT. Para rasul di
beri beberapa keistimewaan oleh Allah SWT yakni :
a. Sifat Shiddiq/jujur
b. Sifat Tabligh /menyampaiakan
c. Sifat Amanah/Dapat di Percaya

15
d. Sifat Fathonah/Cerdas

Dalam keehidupan sehari-hari kita haruslah mencontoh dari sifat-sifat para


rasul tersebut, seperti tidak berkata bohong , selalu menyampaiakan kebenaran ,
saat di beri tugas dapat bertanggung jawab dan rajin belajar baik ilmu agama
maupun ilmu dunia.
Masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang beradab dalam
membangun , menjalani , dan memaknai kehidupannya. Masyarakat madani akan
terwujud apabila suatu masyarakat telah menerapkan prinsip-prinsip demokrasi
dengan baik. Masyarakat madani juga disebut sebagai masyarakat salaf yang telah
melahirkan sebuah negara/state , yang sudah sangat maju di bandingkan dengan
negara-negara yang telah ada dalam sejarah sebelumnya.
Masyarakat ini telah menyajikan kepada umat manusia, sebuah gambaran
tatanan sosial politik yang telah mengenal kehidupan berkonstitusi, di bawah
naungan konstitusi yang dikenal dengan sebutan Mitsaq al-Madinah (Piagam
Madinah)

16
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Ngudi.”Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani di


Indonesia”.Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi (online), volume 11, No.2,
2012.

Hasan, Afif Zainul. Syarah Aqidatul Awwam. Surabaya: Al-Futuhat,2015.

Masrur, Ali.”Perjuangan Nabi Muhammad SAW di Mekkah dan Madinah”,


Bandung: UIN Sunan Gunung Jati,2012.

Misrah. “ Etika dalam Masyarakat Madani ( Perspektif Dakwah Islam )”. (online),
volume 25 , No.1, 2019.

Mushaf Al Azhar. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Jabal Roudhlotul


Jannah, 2010.

17

Anda mungkin juga menyukai