Anda di halaman 1dari 20

BAB 4

ANUITAS BIASA

A. DEFINISI ANUITAS
Anuitas (annuity) adalah suatu rangkaian pembayaran/penerimaan sejumlah uang,
umumnya sama besar, dengan periode waktu yang sama untuk setiap pembayaran. Pembayaran
bunga pinjaman, bunga deposito, bunga obligasi, cicilan kredit rumah, cicilan kredit motor atau
mobil adalah beberapa contoh anuitas. Persamaan-persamaan untuk anuitas diturunkan dengan
menggunakan asumsi perhitungan bunga adalah dengan bunga majemuk seperti dalam
kehidupan nyata dan bukan menggunakan bunga sederhana.
Anuitas secara garis besar dapat kita bagi menjadi tiga : anuitas biasa (ordinary
annuity), yaitu jika pembayaran dilakukan setiap akhir periode, anuitas di muka (annuity due),
yaitu jika pembayaran dilakukan setiap awal periode, dan anuitas ditunda (deffered annuity),
yaitu jika pembayaran dilakukan setelah beberapa periode.
Persamaan yang dipakai dalam anuitas biasa ada dua, yaitu untuk nilai sekarang (present
value) dan untuk nilai akan datang (future value). Persamaan untuk nilai sekarang dapat
digunakan untuk menghitung besarnya cicilan per bulan. Kredit Pemilikan Rumah (KPR), cicilan
utang sewa guna usaha (leasing), tingkat bunga efektif dari suatu pinjaman, lamanya periode
waktu yang diperlukan, nilai sekarang dari rangkaian pembayaran di kemudian hari, dan saldo
pinjaman pada saat tertentu.
Sedangkan persamaan untuk nilai akan datang dapat digunakan untuk mencari nilai akhir
suatu tabungan atau nilai tabungan pada saat tertentu, lamanya waktu yang diperlukan untuk bisa
mencapai jumlah tabungan tertentu, dan besarnya tabungan yang harus dilakukan setiap periode
untuk bisa memperoleh jumlah tertentu.

B. PERSAMAAN ANUITAS BIASA NILAI SEKARANG


Nilai sekarang anuitas adalah nilai sekarang dari serangkaian pembayaran atau penerimaan
(arus kas ) masa depan dengan jumlah pembayaran atau penerimaan yang sama besarnya setiap
periode, dalam jangka waktu nilai periode.
Secara matematis, nilai anuitas sekarang dapat dirumuskan dengan:
(1− (1+i )−n )
PV = A
i

Keterangan:

PV = present value atau nilai di awal periode atau nilai sekarang

i = tingkat bunga per periode

n = jumlah periode

A = anuitas atau pembayaran per periode

(1− (1+i )n )
dalam persamaan di atas disebut faktor anuitas nilai sekarang dan dinotasikan
i
dengan ani

Contoh:

1. Hitung nilai sekarang dari uang Rp 1.000.000 yang diterima setiap tahun selama 5 tahun mulai 1
tahun lagi jika tingkat bunga yang relevam adalah 15% p.a.
Jawab:

Soal di atas dapat diselesaikan dengan menghitung nilai sekarang satu per satu, yaitu present
value dari Rp 1.000.000 setahun lagi, Rp 1.000.000 dua tahun lagi, dan seterusnya, kemudian
hasilnya kita jumlahkan.

Rp1.000 .000 Rp 1.000.000 Rp1.000 .000 Rp 1.000 .000 Rp1.000 .000


PV = + + + +
( 1+0,15 )1 (1+ 0,15 )2 ( 1+0,15 )3 ( 1+0,15 ) 4 ( 1+0,15 )5

= Rp 869.562,22 + Rp 756.143,67 + Rp 657.516,23 + Rp 571.753,25 +

Rp 497.176,74

= Rp 3.352.155,11

Akan tetapi akan lebih mudah untuk menyelesaikan soal di atas denganmenggunakan persamaan
anuitas sepanjang memenuhi persyaratan anuitas, yaitu jumlahnya sama besar Rp 1.000.000 dan
interval waktunya juga sama, yang setiap tahun. Penggunaan persamaan anuitas ini akan
memberikan hasil yang sama tetapi jauh lebih praktis dan cepat.
Diketahui:

i = 15% = 0.15

A= Rp 1.000.000

n= 5 tahun

PV?

Jawab:

(1− (1+i )−n )


PV = A
i

= ¿ ¿ x Rp 1.000.000

= 3,352155098 x Rp 1.000.000

= Rp 3.352.155,10

2. Sebuah pinjaman dikenakan bunga 18% p.a. dan dapat dilunasi dengan 12 kali cicilan masing-
masing Rp 10.000.000 per tahun. Berapa besar pinjaman tersebut?
Jawab:

A = Rp 10.000.000

i = Rp 18% = 0,18

n =12

(1− (1+i )−n )


PV = A
i

(1− (1+ 0,18 )−12)


= x Rp 10.000 .000
0,18

= Rp 47.932.249

C. MENGHITUNG BESAR CICILAN


(1− (1+i )−n )
Dari persamaan di atas (PV = A), kita dapat menurunkan persamaan baru untuk
i
mencari cicilan atau angsuran, yaitu A.

Rumus:

PV = a n̚i x A

(1− (1+i )−n )


= xA
i

PV
A =
a n̚i

PV
A = (1−( 1+i )−n )
i

Contoh:

1. Rina meminjam uang sebesar Rp 10.000.000 dengan bunga 12% p.a. Jika pinjaman tersebut
harus ia lunasi dalam 24 kali cicilan bulanan, berapa besarnya cicilan yang harus ia bayar setiap
bulannya?
Jawab:

PV = Rp 10.000.000

n = 24

12%
i = = 1% = 0.01
12

PV
A =
a24̚ 1%

Rp 10.000 .000
=
a 24 ̚ 1%

A = Rp.470.734,72
2. Sepasang pengantin baru berniat membeli sebuah rumah dengan menggunakan fasilitas kredit
pemilikan rumah (KPR) dari sebuah bank. Rumah yang akan mereka beli berharga tunai Rp
300.000.000 dan KPR bank mensyaratkan uang muka atau down payment (DP) sebesar 30% dari
harga rumah tersebut dan pembeli dikenakan bunga 15% p.a. untuk sisanya. Apabila pasangan
tersebut ingin melunasi KPR nya dalam 60 bulan, berapa angsuran per bulan yang harus mereka
bayar?
Jawab:

Harga rumah =Rp 300.000.000

Uang muka =30% x Rp 300.000.000

= Rp 90.000.000

KPR yang harus diangsur = Rp 300.000.000-Rp 90.000.000

= Rp 210.000.000

PV = Rp 210.000.000

n = 60

i = 15%/12 = 1,25% =0,0125

A = PV/ a n ̚ i

Rp 210.000.000
=
( 1−( 1+0,0125 )−60) /0.0125

=Rp 4.995.885,32

3. Sebuah mobil minibus berharga tunai Rp 80.000.000. untuk pembelian secara kredit, pak Ali
harus menyiapkan uang muka sebesar 20% dan melunasinya dalam waktu 36 kali angsuran
dengan bunga 21% p.a.
a. Berapa besarnya angsuran per bulan?
b. Berapa saldo utang pada akhir tahun pertama?
c. Berapa besarnya pokok utang yang dilunasi selama tahun kedua?
d. Berapa besarnya bunga yang dibayarkan pada tahun kedua?
Jawab:
a. Besarnya pinjaman = 80% x Rp 80.000.000= Rp 64.000.000
PV = Rp 64.000.000

21%
i = = 1,75% = 0,017
12

n = 36

PV
A =
an̚ i

Rp 64.000 .000
=
a 36 ̚ 1,75 %

Rp 64.000 .000
=
¿¿

= Rp 2.411.204,31

b. Saldo utang pada akhir tahun pertama adalah nilai sekarang dari sisa 24 angsuran Rp
2.411.204,31 per bulan.
PV = Rp 2.411.204,31 x a 24̚ 1,75%
= Rp 46.923.689,1
c. Pokok utang yang dilunasi selama tahun ke dua adalah saldo utang di akhir tahun pertama
dikurangi dengan saldo utang tahun kedua adalah saldo utang di akhir tahun pertama dikurangi
dengan saldo utang akhir tahun kedua.
Saldo utang akhir tahun kedua = a12̚ 1,75% x Rp 2.411.204,31
= Rp 25.895.248,49
Jadi pokok utang yang dilunasi selama tahun kedua adalah sebesar:
= Rp 46.923.689,1-Rp 25.895.248,49
= Rp 21.028.440,61
d. Bunga yang dibayarkan selama tahun kedua adalah total angsuran yang dibayarkan selama tahun
kedua dikurangi dengan pelunasan pokok utang selama tahun kedua.
Jadi bunga yang dibayarkan selama tahun kedua adalah:
= (12 x Rp 21.028.440,61) – Rp 21.028.440,61
= 7.906.011,11
D. MENGHITUNG JUMLAH PERIODE
Dari persamaan diatas, kita dapat menurunkan persamaan untuk
mencari jumlah periode atau n dengan cara sebagai berikut:
PV =¿ ¿

PV
=¿ ¿
A

PV . i
(1-(1+i))-n) =
A
PV . i
1- =¿
A

PV .i
log 1−( A )
=log ⁡¿

PV .i
-n= (
log 1−
A )
log ⁡( 1+i)
PV .i
n= (
log 1−
A )
log (1+i)
Contoh:
KPR sebesar Rp 210.000.000 dikenakan bunga 18% p.a. jika besarnya
angsuran per bulan adalah Rp 3.783.889,18, dalam berapa lama KPR
tersebut akan lunas?
Jawab:
PV= Rp 210.000.000
18 %
i= =1,5 %=0,015
12
A= Rp 3.783.889,18
PV .i
n= ( (
−log 1− 1−
A ))
log ⁡(1+i)
210.000 .000 .× 0.015
n= (
−log 1−(1−
Rp3.783 .889,18
) )
log ⁡(1+ 0,015)
log 0,167523188
n= -
log 1,015
(−0,77592507)
n=
0,00646604
n= 120 bulan atau 10 tahun.
Jadi, KPR tersebut akan lunas dalam 120 bulan atau 10 tahun.

E. MENGHITUNG TINGKAT BUNGA


Sampai saat ini kita sudah mendapatkan persamaan untuk menghitung
nilai sekarang (PV), angsuran (A), atau lamanya periode (n). Untuk mencari
tingkat bunga per periode (i). Yang dapat kita lakukan untuk mencari i jika
diberikan variabel lainnya (PV, A, dan n) adalah mencoba satu nilai i yang
bsa memenuhi persamaan diatas.
Apabila nilai i tidak memenuhi, kita dapat mencoba nilai i yang baru dan
demikian seterusnya hingga kita mendapatkan nilai i yang memenuhi
peersamaan. Pencarian nilai i seperti ini disebut dengan metode trial and
error, yang artinya coba, kalau kalah, coba yang lain. Oleh karena itu, dalam
mencari nilai i diperlukan waktu yang re;atif lebih lama dibangdingkan
dengan mencari variabel lain karena tidak ada persamaan eksplisit dengan i
disebelah kiri dan variabel lainnya (kecuali i) disebelah kanan.
Contoh:
Sebuah perhiasan bernilai Rp 30.000.000 tunai dapat dibeli dengan 12 kali
angsuran bulanan masing-masing sebesar Rp 2.758.973,49. Beerapakah
tingkat bunga yang dikenakan?

Jawab:

Pertama, kita harus mencoba satu nilai i tertentu, misalkan 18% p.a. atau
1,5%per bulan dan mencoba memasukkannya ke persamaan diatas.
i = 1,5%=0,015

A = Rp 2.758.973,49

PV = Rp 30000000

n = 12

PV = ¿¿

PV = ¿¿

PV = Rp 30.093.517,7

Ternyata PV ≠ Rp 30.000.000 sehingga kita harus mencoba i yang baru.


Karena PV yang didapat > Rp 30.000.000 maka kita harus mencoba dengan
nilai i yang lebih lagi, misalkan 19% p.a.

19 %
i = 0,0158333
12

A = Rp 2.758.973,49

PV = Rp 30.000.000

n = 12

PV = ¿¿

PV = ¿¿

PV = Rp 29.937.889,81

Ternyata PV ≠ Rp 30.000.000 sehingga kita harus mencoba i yang baru.


Karena PV yang didapat < Rp 30.000.000 dengan i= 19% p.a dan PV yang
didapat > Rp 30.000.000 dengan i =18% p.a., maka kita dapat ambil
kesimpulan bahwa tingkat bunga berada diantara 18% dan 19% p.a.
selanjutnya, kita bisa mencoba misalkan 18,6% p.a. atau 1,55% per bulan.

i = 0,0155

A = Rp 2.758.973,49

PV = Rp 30.000.0000

n = 12

PV = ¿¿

PV = ¿¿

PV = Rp 30.000.000

Jadi, i = 1,55% per bulan atau 18,6% p.a.

Pencarian dengan trial and error seperti diatas memang sangat


menyita waktu tetapi untuk mereka yang sudah terbiasa menggunakan.
Cara lain yang dapat digunakan untuk mencari tingkat bunga per periode
adalah dengan menggunakan interpolasi linier. Disebut linier karena garis
yang menghubungkan dua titik obsevasi diasumsikan linier walaupun
sebenarnya berupa kurva dan tidak linier.

Jika menggunakan interpolasi setelah kita mendapatkan nilai sekarang dari i


= 18% dan 19%, maka kita perlu menggambarkan grafik dan persamaan
berikut ini:
Nilai i yang memberikan PV tepat Rp 30.000.000 adalah:

(30.093 .517,2−30.000 .000)


i = 18%+ {( ) }
(30.093 .517,2−29.937 .889,81)
×1%

93.517,2
i = 18% + (( 155.627,39)× 1%
)
i = 18,6009% atau 18,6%

Sebuah telivisi dijual dengan harga tunai Rp 3000000 atau kredit dengan DP
30% dan sisanya dilunasi dalam 8 kali angsuran bulanan sebesar Rp
325.000. berapakah tingkat bunga yang digunakan?

Jawab:

Total utang adalah 70% dari 3.000.000 = Rp 2.100.000

PV =Rp 2.100.000

n =8

A = Rp 325.000
( 1−(1+ i)−n )
PV = A
i

( 1−(1+ i)−8 )
Rp 2.100.000 = × Rp 325.000
i

−8
Rp 2.100 .000 ( 1−( 1+i ) )
=
Rp 325.000 i

6,461538 =
( 1−( 1+i )−8 )
i

Dengan acak (random), pertama kita mencoba mema kkan i = 4%, tetapi
hasilnya masih jauh di atas 6,46 sehingga kita naikkan menjadi 5% da
hasilnya mendekati yaitu 6,463213. Kita mencoba 5,1% dan mendapatkan
6,437166. Jadi, apabila cukup dengan 1 angka demisal, i adalah 5,0%. Tetapi
apabila kita ingin hasilnya minimal 2 angka desimal, kita perlu melakukan
interpolasi.

6,463213−6,461538
i = 5% + {( 6,463213−6,437166 )
× ( 5,1 %−5 % ) }
i = 5%+ (( 0,001675
0,026047 )
×0,1 % )
i = 5,0064% atau 5,006%

Akan sangat menghemat waktu jika i pertama yang kita coba adalah i yang
paling mendekati pada tabel anuitas nilai sekarang (PV) dengan n yang
sama, jika tabel diberikan. Sebagai pegangan, tingkat bunga efektif adalah
1,5× sampai 2x tingkat bunga flat.

F. PERPETUITAS
Kembali pada pertanyaan pembuka diawal bab ini, berapakah nilai
sekarang dari Rp 1.000.000 setiap 3 bulan seumur hidup mulai 3 bulan lagi?
Hal ini adalah contoh anuitas tak terhingga atau perpetuiatas (perpetual
annuity) dan perhitungan untuk mendapatkan nilai sekarang dari anuitas tak
terhingga ternyata sangatlah mudah, yaitu dengan menggunakan
persamaan:
A
PV =
i
Apabila tingkat bunga yang relevan untuk digunakan dalam menjawab
pertanyaan diatas adalah 12% p.a., maka nilai sekarang dari Rp 1.000.000
setiap 3 bulan adalah:
Rp 1.000 .000 Rp 1.000 .000
( )
PV =
( 12 %
( ) 4 )=
3%
=Rp 33.333 .333,33

Jadi, hadiah yang harus dipilih adalah hadiah Rp 50.000.000 saja pada hari
ini karena nilai sekarangnya lebih besar.

G.PERSAMAAN ANUITAS NILAI AKAN DATANG


((1+ i)¿¿ n−1)
FV= A¿
i
Dengan :
FV= nilai pada akhir periode atau nilai akan datang (future Value).

((1+ i)¿¿ n−1)


A ¿ dalam persamaan di atas disebut faktor anuitas nilai akan
i
datang dan dinotasikan dengan Sni
Contoh:
Hitung nilai akan datang dari 1 selama 10 periode apabila tingkat bunga per periode
adalah 3%
Jawab :
Soal di atas menanyakan tentang faktor anuitas nilai akan datang. Hasilnya dapat dilihat
langsung di tabel anuitas biasa untuk nilai akan datang, yaitu dengan menelusuri kolom i = 3%
dan baris n = 10 , atau dengan memakai persamaan
n = 10
i = 3% = 0,03
A =1
((1+ i)¿¿ n−1)
FV = A¿
i
((1+ 0,03)¿¿ 10−1)
= 0,03
X 1¿

= 11,463879

H. MENGHITUNG BESAR TABUNGAN PERIODIK

((1+ i)¿¿ n−1)


FV = A¿
i

FV FV
A = atau S
¿¿¿ ni

Contoh:

Sebuah perusahaan mempunyai utang obligasi sebesar Rp 100.000.000.000.utang


tersebut akan jatuh tempo 8 tahun lagi. Untuk memastikan perusahaan tersebut mampu dan
memiliki kas sebesar itu pada tanggal pelunasan, manajemen telah memastikan membentuk dana
pelunasan (sinking Fund) yang dananya disetorkan setiap tahun selama 8 tahun mulai satu tahun
lagi ke deposito sebuah bank yang memberikan bunga 10% p.a. berapa jumlah dana yang harus
disetorkan setiap tahunnya?buatkan tabelnya.

Jawab :

FV = Rp 100.000.000.000

n =8

i = 10%=0,1

FV
A =
¿¿¿

= Rp 100.000 .000 .000


¿¿¿

0,1

= Rp 8.744.401.757,5

Tahun Tabungan Bunga Tabungan Saldo Akhir


(Rp) (Rp) (Rp)
1 8.744.401.757,5 - 8.744.401.757,5
2 8.744.401.757,5 874.440.175,5 18.363.243.690,8
3 8.744.401.757,5 1.836.324.369,1 28.943.969.817,4
4 8.744.401.757,5 2.894.396.981 40.582.768.556,6
5 8.744.401.757,5 4.058.276.855,7 53.385.447.169,8
6 8.744.401.757,5 5.338.544.717,0 67.468.393.644,3
7 8.744.401.757,5 6.746.839.364,4 82.959.634.766,2
8 8.744.401.757,5 8.295.963.476,3 100.000.000.000
Bunga di tahun kedua adalah bunga atas tabungan tahun pertama (saldo akhir tahun pertama) dan
bunga di tahun ketiga adalah bunga atas saldo akhir tahun kedua, demikian seterusnya.

I. MENGHITUNG JUMLAH PERIODE TABUNGAN

((1+ i)¿¿ n−1)


FV = ¿
i
FV ((1+i)¿¿ n−1)
= ¿
A i

FV . i
A = (1+i)n -1

FV . i
1+ A = n log (1+i)

FV . i
log (1+ )
n= A
log(1+ i)

Contoh:

Seorang pedagangkecil berencana untuk menabung Rp 1.000.000 setiap bulan agar dapat
memperoleh uang sebesar Rp 200.000.000. jika tingkat bunga tabungan yang ditawarkan adalah
6% p.a. , berapa lama dia harus menabung?

Jawab:

A = Rp 1.000.000

FV= Rp 2.000.000

6%
i = = 0,5 = 0,005
12

FV . i
log (1+ )
n = A
log(1+ i)
Rp 200.000 x 0,005
log (1+ )
= Rp1.000 .000
log(1+0,005)

log 2
= log 1,005

= 138,976 bulan atau 139 bulan

J. MENGHITUNG BUNGA TABUNGAN

Sama seperti mencari i dalam persamaan anuitas nilai sekarang , mencari dalam anuitas
nilai akan datang juga harus dengan metode trial and error dan dengan metode interpolasi linier
setelah mendapatkan kisaran (range) jawaban. Alternatif lain adalah dengan menggunakan
bantuan tabel anuitas.

Contoh:

Sebanyak 8 kali setoran masing – masing Rp 350.000 menjadi Rp 3.342.500, berapa


tingkat bunga per periode

Jawab :

n =8

FV = Rp 3.342.500

A = Rp 350.000

FV
Sn i =
A

Rp 3.342 .500
S8 i = Rp 350.000

= 9,55
Langkah berikutnya apabila kita memiliki tabel anuitas nilai akan datang , maka kita nebcari
pada baris n = 8 yang angkanya mendekati 9,55. Ternyata yang mendekati adalah 9,54910888,
yaitu jika i = 5% per periode. Apabila kita tidak mempunyai tabel anuitas maka kita harus
melakukan coba – coba mulai dari awal (trial and error).

K. PENGARUH PAJAK TABUNGAN

Sejauh ini kita mengasumsikan tidak ada pajak untuk tabungan dan deposito sehingga
tingkat bunga yang diberikan adalah tingkat bunga bersih. Pada kenyataanya, seperti kita semua
ketahui, terhadap bunga tabungan dan deposito dikenakan pajak dan tingkat bunga yang
ditawarkan bank adalah tingkat bunga sebelum pajak. Oleh karena itu, tingkat bunga bersih
adalah tingkat bunga setelah pajak , yaitu tingkat bunga sebelum pajak dikurangi atas bunga
tabungan dan deposito – sebesar 20% untuk saat ini. Dengan demikian , penabung atau deposan
hanya akan mendapat sebesar 80 % dari tingkat bunga yang ditawarkan.

Jika kita misalkan tingkat bunga sebelum pajak adalah ibt, pajak atas bunga tabungan dan
deposito adalah t, dan tingkat bunga setelah pajak adalah iat maka :

i= iat = (1-t) ibt


jadi, jika ada pajak tabungan dan deposito , tingkat bunga tabungan yang harus kita gunakan
dalam persamaan- persamaan nilai akan datang adalah tingkat bunga setelah pajak.

Contoh:

Hitung nilai akan datang datang (FV) dari tabungan Rp 1.000.000 yang disetorkan setiap
tahun selama 5 tahun, mulai tahun depan, apabila tingkat bunga adalah 10% p.a. diperhitungkan
tahunan dan terdapat pajak atas bunga tabungan sebesar 20%.

Jawab :

n =5

i = iat = (1-t) ibt


= (1-20%)x 10%
= 8% = 0,08

A = Rp 1.000.000

((1+ i)¿¿ n−1)


FV = A¿
i

((1+ 0,08)¿¿ 5−1)


= 0,08
x 1.000 .000 ¿

FV = Rp 5.866.600

L. TINGKAT BUNGA FLAT VERSUS TINGKAT BUNGA EFEKTIF

Contoh kasus nyata ini menimbulkan pertanyaan , apakah tingkat bunga pinjaman bank di
indonesia sudah sedemikian renah (6%p.a.) , apakah bank mandiri bisa mendapatkan laba
mengingat tingkat bunga tabungan dan deposito yang diberikannya adalah juga sekitar 6% , dan
apa yang dimaksud dengan tingkat bunga flat.

Tingkat bunga flat adalah tingkat bunga yang dihitung berdasarkan saldo pinjaman awal.
Konsep tingkat bunga flat muncul untuk pelunasan pinjaman dengan angsuran. Walaupun besar
pinjaman pokok mengalami penurunan seiring dengan dilakukannya pelunasan secara periodik,
besarnya bunga yang dibayarkan adalah sama, yaitu Rp 300.000.dalam contoh kita atau 0,5%
dari 60.000.000. tingkat bunga flat dalam penawaran bank mandiri di atas memang 0,5% tetapi
tingkat bunga sebenarnya atau sering disebut tingkat bunga efektif adalah jauh lebih besar
daripada itu.

Tingkat bunga efektif adalah tingkat bunga yang relevan untuk dipertimbangkan bagi para
peminjam. Jadi, sebenarnya tingkat bunga pinjaman bank di Indonesia belum terlalu rendah dan
Bank mandiri masih bisa mendapatkan laba dari penawaran power cash ini.untuk mendapatkan
tingkat bunga efektif yang lebih tepat, kita harus melakukan trial and error , yaitu mencari i
yang memenuhi persamaan.

Contoh:
(1−(1+i)¿¿−12)
Rp 60.000.000 = x 5.300 .000 ¿
i

Rp 60.000 .000
Rp5.300 .000
= ¿¿¿

11,3208 = ¿¿¿

Dengan trial dan error , kita akan mendapatkan i= 0,908% per bulan atau i= 10,896% p.a =
10,9%p.a.

Anda mungkin juga menyukai