Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“MENGENAL MANUSIA, ASAL-USUL MANUSIA, TUGAS MANUSIA SELAMA DI


DUNIA DAN BALASAN YANG DITERIMANYA SEBAGAI KONSEKWENSI
PELAKSANAAN TUGAS ATAU SEBALIKNYA”

Dosen Pengampu : Dr. Alfan Syafi’i,Lc.,M.Pd.I

Disusun oleh :
- Riski Ramdhani
- Totoh Tohirudin

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU SYARI’AH HUSNUL KHOTIMAH
KUNINGAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuuh


Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas segala Rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua dosen di STISHK Kuningan dan semua pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan khazanah
keilmuan bagi pembaca. Dan kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk penulis khususnya,
dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuuh.

Kuningan, 18 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

BAB III PENUTUP..................................................................................................8

A. KESIMPULAN.....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia manusia adalah sebagai makhluk yang berakal
budi dan mampu menguasai makhluk lain. Menurut pengertian ini manusia adalah
makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral untuk dapat
menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan kemaslahatannya. Dalam Bahasa
Arab kata manusia ini sepadan dengan kata Insaan, Naas, Bashar, Mar’u, Insun dan lain-
lain.

Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Manusia
hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah Subhanahu WaTa’ala. Pada diri manusia
terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Dalam pandangan
Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala manusia memiliki tugas
tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan tugasnya
manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah Subhanahu WaTa’ala. Akal dan
pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan perannya dalam hidup
di dunia, manusia diberi tugas beribadah dan sebagai khalifah di permukaan bumi, yaitu
tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan
alam.

B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang di atas maka perlu kita cantumkan tentang rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian manusia?
2. Bagaimana penciptaan manusia?
3. Apa tugas manusia selama di dunia?
4. Balasan apa yang akan diterima oleh manusia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia

1. Menurut Pandangan Umum

Secara Filosofis manusia adalah ‫( حيوان ناطق‬hayawanun naatiqun) manusia adalah hewan
yang berpikir begitu yang disebutkan dalam ilmu Mantiq (Ilmu Logika),dimana manusia
adalah satu-satunya makhluk di bumi yang mampu menggunakan akal dan pikirannya
demi mewujudkan keinginan dan kebutuhannya. Dengan akal dan pikirannya itulah
manusia mampu membedakan antara baik dan buruk dan juga antara benar dan salah, bisa
hidup berdampingan dengan manusia lain dan juga berdampingan dengan alam serta bisa
membentuk budaya hingga peradaban yang terus berkembang tanpa henti. Dari sini
manusia memiliki tanggung jawab agar bisa menjaga hubungan baiknya terhadap semua
kehidupan di dunia ini.

2. Menurut Pandangan Islam


Manusia dalam pandangan islam adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan
Allah Subhanahu Wa ta’ala di alam semesta ini. Hal ini dikarenakan manusia memiliki
semua sifat yang dimiliki oleh semua makhluk yang ada di muka bumi ini, mulai dari sifat
hewan, sifat jin, dan juga sifat malaikat.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surah At -Tiin : 4 :
‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا اِإْل ْن َسانَ فِي َأحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya”.
Serta yang terkandung dalam surah Al- Isra : 70
ِ ‫ت َوفَض َّْل ٰنهُ ْم ع َٰلى َكثِي ٍْر ِّم َّم ْن َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ض ْياًل‬ ِ ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِ ْٓي ٰا َد َم َو َح َم ْل ٰنهُ ْم فِى ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َر َز ْق ٰنهُ ْم ِّمنَ الطَّيِّ ٰب‬
Artinya :”Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut
mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang
sempurna”.
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, al-naas,
al-abd, bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau
makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd berarti manusia
sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan
nabi Adam.
B. Asal Usul Penciptaan Manusia

1. Manusia pertama yang di ciptakan oleh Allah Subhanahu Wata’ala


Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa ta’ala adalah nabi Adam ‘Alaihi
Salam, sehingga Nabi Adam mendapatkan gelar Abul Bashar (Bapaknya Manusia). Nabi
Adam diciptakan oleh Allah dari tanah. Sebagaimana Firmah Allah dalam Surah As-Sajdah:7

‫ۡ اۡل‬ ۤ
ِ ‫الَّذ ِۡى اَ ۡح َس َن ُك َّل َش ۡى ٍء َخلَ َقهٗ‌ َو َب َداَ َخل َق ا ِ ۡن َس‬
‌‫ان م ِۡن طِ ۡي ۚ ٍن‬
Artinya :
“Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah”

Ayat ini menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia dari tanah. Maksudnya ialah Allah
menciptakan Adam dari tanah kemudian menciptakan anak cucu Adam dari sari pati tanah
yang diperoleh oleh ayah dan ibu dari makanan berupa hewan dan tumbuh-tumbuhan yang
semuanya berasal dari tanah. Dalam ayat ini dinyatakan bahwa manusia diciptakan dari
tanah, tetapi pada ayat ini juga ditegaskan bahwa hanya pada permulaannya saja manusia
diciptakan dari tanah.

2. Manusia kedua yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa ta’ala


Setelah Allah SWT menciptakan nabi Adam dari tanah dan beliau tinggal di Syurga lalu
Allah ciptakan pula Siti Hawa dari Nabi Adam, sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al
A’raf : 189

‫ت َّدعَوا هّٰللا‬
ْ َ‫َّت بِ ٖه ۚفَلَ َّمٓا اَ ْثقَل‬ ْ َ‫َّج َع َل ِم ْنهَا َزوْ َجهَا لِيَ ْس ُكنَ اِلَ ْيهَ ۚا فَلَ َّما تَ َغ ٰ ّشىهَا َح َمل‬
َ َ ْ ‫ت َح ْماًل َخفِ ْيفًا فَ َمر‬ َ ‫َّاح َد ٍة و‬
ِ ‫سو‬ ٍ ‫ه َُو الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن نَّ ْف‬

َ‫صالِحًا لَّنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ال ٰ ّش ِك ِر ْين‬


َ ‫َربَّهُ َما لَ ِٕى ْن ٰاتَ ْيتَنَا‬

Artinya : “Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia
menciptakan pasangannya(Hawa), agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan
(beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon
kepada Allah, Tuhan Mereka (seraya berkata), “Jika Engkau memberi kami anak yang saleh,
tentulah kami akan selalu bersyukur.”
3. Penciptaan Manusia Ketiga dan seterusnya
Dari Adam dan Hawa ‘Alaihimas Salam inilah terlahir anak-anak manusia di muka bumi dan
berketurunan dari air mani yang keluar dari tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan
hingga hari kiamat nanti.

Allah SWT menempatkan nuthfah (yakni air mani yang terpancar dari laki-laki dan
perempuan dan bertemu ketika terjadi jima’) dalam rahim seorang ibu sampai waktu tertentu.
Dia Yang Maha Kuasa menjadikan rahim itu sebagai tempat yang aman dan kokoh untuk
menyimpan calon manusia. Sebagaimana dalam firman-Nya :

‫ثُ َّم َج َع َل نَ ْسلَهٗ ِم ْن س ُٰللَ ٍة ِّم ْن َّم ۤا ٍء َّم ِه ْي ٍن‬

Artinya : “Kemudian, Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani)”.
(As-Sajdah:8)

ٍ ‫ فَ َج َع ۡل ٰنهُ فِ ۡى قَ َر‬٢٠ ‫اَلَمۡ ن َۡخلُ ۡق ُّكمۡ ِّم ۡن َّمٓا ٍء َّم ِه ۡي ۙ ٍن‬


ٍ ‫ اِ ٰلى قَد‬٢١ ‫ار َّم ِك ۡي ۙ ٍن‬
٢٢ ‫َر َّم ۡعلُ ۡو ۙ ٍم‬

Artinya : “Bukankah Kami menciptakan kalian dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan
dia dalam tempat yang kokoh (rahim) sampai waktu yang ditentukan.” (Al Mursalat : 20-22)

Dari nuthfah, Allah jadikan ‘alaqah yakni segumpal darah beku yang bergantung di dinding
rahim. Dari ‘alaqah menjadi mudhghah yakni sepotong daging kecil yang belum memiliki
bentuk. Setelah itu dari sepotong daging bakal anak manusia tersebut, Allah Subhanahu wa
Ta’ala kemudian membentuknya memiliki kepala, dua tangan, dua kaki dengan tulang-tulang
dan urat-uratnya. Lalu Dia menciptakan daging untuk menyelubungi tulang-tulang tersebut
agar menjadi kokoh dan kuat. Ditiupkanlah ruh, lalu bergeraklah makhluk tersebut menjadi
makhluk baru yang dapat melihat, mendengar, dan meraba. Sebagaimana dalam firman Allah
Surah Al-Mu’minun : 14

ُ‫ـركَ هّٰللا ُ اَ ۡح َسن‬


َ ‫ض َغةَ ِع ٰظ ًما فَ َك َس ۡونَا ۡال ِع ٰظ َم لَ ۡح ًما ثُ َّم اَ ۡن َش ۡا ٰنهُ َخ ۡلقًا ٰاخَ َر ؕ فَت َٰب‬ ۡ ‫ثُ َّم خَ لَ ۡقنَا النُّ ۡطفَةَ َعلَقَةً فَخَ لَ ۡقنَا ۡال َعلَقَةَ ُم‬
ۡ ‫ض َغةً فَ َخلَ ۡقنَا ۡال ُم‬
ۡ
َ‫ؕ ال ٰخلِقِ ۡين‬

Artinya : “Kemudian, air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang
melekat itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu lalu kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian, kami
menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik”.
Dari pembahasan diatas, bisa kita simpulkan bahwa kita tak patut untuk menyombongkan diri
karena kita ini adalah ciptaan yang Maha Kuasa dan diciptakan dari sesuatu yang hina .
C. Tugas Manusia Di Alam Dunia dan Balasannya.
1. Beribadah kepada Allah
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surah Adz-dzariyat:56
َ ‫ت ْٱل ِج َّن َوٱِإْل‬
‫نس ِإاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
Artinya : “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”.
Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab yaitu dari kata ‘abada-
ya’budu,’ibadatan yang artinya menyembah, mempersembahkan, tunduk, patuh dan taat.
Seseorang yang tunduk, patuh, merendahkan diri, dan hina dihadapan yang disembah
disebut “ ‘aabid”(yang beribadah) atau jamaknya “‘ibaad” (orang-orang yang beribadah)
Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar
bahasa Indonesia ibadah yaitu Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan
yang didasari oleh peraturan Agama. Kesadaran beragama pada manusia membawa
konsekensi manusia itu melakukan penghambaan kepada Tuhannya. Dalam ajaran Islam
manusia itu diciptakan untuk mengabdi kepada Allah atau dengan kata lain beribadah
kepada Allah SWT.
Para ulama membagi ibadah kepada ibadah mahdoh dan ibadah ghairu mahdah. Ibadah
mahdah seperti iman, shalat, puasa dan lain-lain. Ibadah ghairu mahdah seperti zakat,
kafarat, shodaqoh, menjenguk orang sakit dan lain-lain.
2. Sebagai Khalifah
Sebelum manusia diciptakan Allah SWT telah memberitahukan kepada malaikat bahwa
akan diciptakannya manusia untuk menjadi Khalifah dibumi ini, sebagai mana firman Allah
SWT. Dalam suroh Al-Baqarah ; 30

َ ‫ك ال ِّد َما َء َو َنحْ نُ ُن َس ِّب ُح ِب َح ْم ِد‬


‫ك‬ ِ ْ‫ك ل ِْل َماَل ِئ َك ِة ِإ ِّني َجاعِ ٌل فِي اَأْلر‬
ُ ِ‫ض َخلِي َف ًة ۖ َقالُوا َأ َتجْ َع ُل فِي َها َمنْ ُي ْفسِ ُد فِي َها َو َيسْ ف‬ َ ‫َوِإ ْذ َقا َل َر ُّب‬
َ ‫ك ۖ َقا َل ِإ ِّني َأعْ لَ ُم َما اَل َتعْ لَم‬
‫ُون‬ َ َ‫َو ُن َق ِّدسُ ل‬

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui"." (QS. Al Baqarah: 30).
Maksud dari Khalifah ini adalah menjadi pemimpin atau sebagai pengatur yang berarti
manusia diberi kekuasaan untuk mengatur semua kehidupan di dunia ini. Hal ini juga
menjadikan manusia memiliki Kewajiban Untuk menjaga dunia agar tidak rusak.
Manusia diberi tugas dalam hidupnya yang merupakan amanat Allah dan harus
dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia
bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya serta memanfaatkan apa yang ada di muka
bumi untuk kepentingan hidupnya.

3. Balasan Manusia

Manusia itu akan mendapatkan kebahagiaan apabila mengabdi kepadanya dengan sungguh-
sungguh tetapi apabila hambanya tidak taat dan patuh kepada Allah maka Allah akan
memberikan kesengsaraan di dunia ini, karena manusia itu tujuan hidup di dunia ini
hanyalah ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala

Maka manusia itu dibagi 3 kelompok :

1). Kelompok munafikin


Kelompok ini merupakan kelompok Islam tetapi munafikin ini adalah orang yang
selalu memprofokator islam karena kelompok ini paling tidak suka adanya islam.
2). Kelompok faasikin
Kelompok ini merupakan orang yang selalu mengajak untuk kebaikan tetapi dianya
tidak mengerjakan kebaikan tersebut.
3). Kelompok muttaqin
Kelompok ini merupakan orang yang selalu mengajak untuk kebaikan dan dia nya
juga memberikan contoh yakni orang ini merupakan orang yang shaleh yang selalu
taat dan patuh terhadap ajaran islam.

Kekuasaan manusia sebagai khalifah atau wakil Allah dibatasi oleh aturan-aturan dan
ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hukum-hukum
Allah baik yang tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam
kandungan alam semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang
diwakili adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati
kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia akan diminta pertanggungjawaban
terhadap penggunaan kewenangannya dan akan mendapatkan murka serta siksaan dari
Allah SWT. sebagaimana firman Allah dalam QS 35 (Faathir : 39) :
ٰۤ
‫ض فَ َم ْن َكفَ َر فَ َعلَ ْي ِه ُك ْفر ُٗۗه َواَل يَ ِز ْي ُد ْال ٰكفِ ِر ْينَ ُك ْف ُرهُ ْم ِع ْن َد َربِّ ِه ْم اِاَّل َم ْقتًا َۚواَل يَ ِز ْي ُد ْال ٰكفِ ِر ْينَ ُك ْف ُرهُ ْم‬
ِ ۗ ْ‫ه َُو الَّ ِذيْ َج َعلَ ُك ْم َخل ِٕىفَ فِى ااْل َر‬
‫اِاَّل خَ َسارًا‬

Artinya : “Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa


yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang
yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan
kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka
belaka”.

Sebaliknya apabila manusia bisa melaksanakan tugas sebagai khalifah dengan baik, beriman
dan beribadah kepada Allah SWT. Maka dia akan mendapatkan balasan yang sangat besar
dan tidak akan terputus, sebagaimana firman Allah dalam QS At-Tiin : 06

‫ت فَلَهُ ْم اَجْ ٌر َغ ْي ُر َم ْمنُوْ ۗ ٍن‬ ّ ٰ ‫اِاَّل الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
Artinya : kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan
mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya”.

Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba Allah,
bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak
terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada Allah yang
menciptakannya.Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim
sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan maka akan lahir sifat-sifat tertentu
yang menyebabkan derajat manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah.

Di dalam Al Quran sudah begitu lengkap semua hal mengenai fungsi, peran dan tanggung
jawab manusia. Oleh karena itu manusia wajib membaca dan memahami Al Quran agar
dapat memahami apa fungsi, peran dan tanggung jawabnya sebagai manusia sehingga dapat
menjalani kehidupan dengan penuh makna.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia dalam pandangan islam adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan
Allah Subhanahu Wa ta’ala di alam semesta ini. Hal ini dikarenakan manusia memiliki
semua sifat yang dimiliki oleh semua makhluk yang ada di muka bumi ini, mulai dari
sifat hewan, sifat jin, dan juga sifat malaikat.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan
dia makhluk yang berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik.” (Al Mukminun : 12-14)

Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai dua tugas utama yaitu Sebagai abdullah
yakni hamba Allah yang harus tunduk dan taat terhadap segala aturan dan Kehendaknya
serta mengabdi hanya kepadanya dan sebagai khalifah Allah di muka bumi ini yang
meliputi pelaksanaan tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri dalam keluarga, rumah
tangga, dalam masyarakat dan tugas kekhalifahan terhadap alam. Tugas manusia sebagai
Abdullah merupakan realisasi dari mengemban amanah dalam arti memelihara beban
tugas-tugas keajiban dari Allah yang harus dipatuhi. Sedangkan Khalifah Allah
merupakan realisasi dari mengemban amanah dalam arti memelihara, memanfaatkan atau
mengoptimalkan penggunaan segala anggota badan alat-alat potensial termasuk indera,
akal dan qalbu.
DAFTAR PUSTAKA

Tafsir al-Qur’an al-Adim (ibnu Katsir) jilid 4, Beirut: Dar al- Kitab.

H.Suhardi,indeks Al-Qur’an,cara mudah mencari rujukan Ayat-ayat Al-


Qur’an

Anda mungkin juga menyukai