Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ASPEK KEMUKZIJATAN AL-QURAN

TINJAU DARI ISYARAT ILMIAH AL-QUR'AN

Dipresentasikan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah

“Ulumul Qur’an 1”Semester II

Disusun Oleh:

Kelompok XII

Abdul Rauf

Riski Nasution

Zul Kifli

Dosen Pengampu:

Yelmi,MA

JURUSAN ILMUAL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR’AN


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................3
A. Isyarat ilmiah al-qur’an tentang pohon hijau...............3
B. Isyarat Ilmiah Al-Qur’an Tentang Gunung...................5
C. Syarat ilmiah al-qur’qn tentang tanaman hijau............7
D. Isyarat Ilmiah Al-Qur’an Tentang Planet......................9
E. Isyarat Ilmiah Al-Qur’an Tentang Gunung.................13
BAB III
PENUTUP...................................................................................16
A. KESIMPULAN................................................................16

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sama seperti halnya makhluk yang lain, berada dalam
pemeliharaan Allah sejak kelahiran hingga kematiannya. Setiap makhluk
dibimbing oleh suatu sistem khusus menuju suatu tujuan yang telah
ditentukan. Semua perbuatan buruk yang dilakukan manusia ternyata
bersumber dari manusianya sendiri yang mempunyai akal dan
kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk akibat
egoisme, kerakusan, dan hawa nafsu. Oleh karena itu, Allah SWT
mengajarkan perintah-perintah-Nya kepada hamba-hamba pilihan
melalui wahyu dan menugaskan mereka untuk menindaklanjuti perintah-
perintah itu kepada umat manusia, mengajak mereka untuk mengikuti
dengan mengembankan rasa takut, dorongan dan ancaman.
Misi para nabi atau rasul terdahulu terbatas pada daerah tertentu dan
waktu tertentu. Mukjizat-mukjizat mereka bersifat temporal, lokal dan
material. Berdasarkan kisah-kisah yang diangkat al- Qur’an, “al-Suyūthī”
membagi mukjizat para nabi dan rasul pada dua kelompok besar, yakni
mukjizat hissiyyah (dapat di tanggkap pancaindera), dan ‘aqliyyah
(hanya dapat di tangkap nalar manusia). Mukjizat hissiyyah
diperkenalkan oleh nabi yang berhadapan dengan umat terdahulu, seperti
Nabi Musa dengan tongkatnya yang dapat berubah menjadi ular untuk
membungkam para penyihir,karena tingkat kemampuan akal serta
minimnya kekuatan pandangan nalar Bani Israil pada waktu Musa diutus
kepada mereka.
Mukjizat-mukjizat itu hanya dapat diperlihatkan kepada umat tertentu
dan masa tertentu,Berbeda dengan para nabi dan rasul terdahulu.Nabi
Muhammad SAW. diutus untuk seluruh umat manusia hingga akhir
zaman. Karena itu mukjizat beliau bersifat ‘aqliyyah karena mereka
mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi dan Tantangan terhadap daya

1
nalar tidak bersifat lokal, temporal dan material, tetapi bersifat universal,
kekal serta dapat dipikirkan dan dibuktikan kebenarannya oleh akal
manusia.
Kemukjizatan Al-Qur’an, Kata mukjizat diambil dari bahasa arab
a’jaza-yu’jizu-i’jāz yang berati melemahkan atau menjadikan tidak
mampu Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz dan pihak yang
mampu melemahkan pihak lain sehingga mampu membungkam lawan,
maka ia dinamakan mukjizat.
Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain, sebagai
suatu hal yang luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku
sebagai nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditentangkan kepada yang
ragu.
B. Rumusan masalah
Aspek kmukzijatan al-qur’an ditinjau dari i isyarat ilmiah al-
qur’an
1. Bagaimana Isyarat ilmiah al-qur’an tentang pohon hijau
2. Bagaimana Isyarat ilmiah al-qur’an tentang gunung
3. Bagaimana Isyarat ilmiah al-qur’an tentang planet.dll.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Isyarat Ilmiah Al-Qur’an Tentang Pohon Hijau


Ayat-ayat Al-qur’an pun banyak yang menyinggung masalah
penghijauan dengan cara menanam dan bertani. Dalam hal ini, Allah
SWT Sang Pencipta telah menyediakan berbagai fasilitas yang melimpah
untuk menanam pohon, sayur-sayuran dan sebagainya.
ُ‫ى أَن َز َل ِمنَ ٱل َّس َمٓا ِء َمٓا ًء فَأ َ ْخ َرجْ نَا بِ ِهۦ نَبَاتَ ُك ِّل َش ْى ٍء فَأ َ ْخ َرجْ نَا ِم ْن ;ه‬ٓ ‫َوهُ َو ٱلَّ ِذ‬
ٰ
ٍ ‫ت ِّم ْن أَ ْعنَ;;ا‬
‫ب‬ ٍ َّ‫ان دَانِيَ;ةٌ َو َجن‬ ٌ ‫ط ْل ِعهَا قِ ْن َو‬
َ ‫ضرًا نُّ ْخ ِر ُج ِم ْنهُ َحبًّا ُّمتَ َرا ِكبًا َو ِمنَ ٱلنَّ ْخ ِل ِمن‬ ِ َ‫خ‬
‫;ر ِٓۦه إِ َذٓا أَ ْث َم; َر َويَ ْن ِع ِٓۦه ۚ إِ َّن فِى‬ ۟ ٰ
ِ ;‫َوٱل َّز ْيتُونَ َوٱلرُّ َّمانَ ُم ْشتَبِهًا َو َغ ْي; َر ُمت ََش ;بِ ٍه ۗ ٱنظُ;ر ُٓوا إِلَ ٰى ثَ َم‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم ي ُْؤ ِمنُون‬ ٍ َ‫ٰ َذلِ ُك ْم َل َءا ٰي‬
Pertama, ''Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langin,
lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan.
Maka, Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan tanaman yang menghijau.
Kami keluarkan dari tanaman yang menhijau itu butir yang banyak. Dan

3
dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang
serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya
berbuah dan (perhatikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang beriman.'' (QS Al An'am: 99).

ٌ ‫ص;;; ْن َو‬
‫ان‬ ِ ‫ع َونَ ِخي;;; ٌل‬ ٌ ْ‫ب َوزَ ر‬ ٍ َ‫ت ِّم ْن أَ ْع ٰن‬ ٌ َّ‫ت َو َج ٰن‬ ِ ْ‫َوفِى ٱأْل َر‬
ٌ ‫ض قِطَ;;; ٌع ُّمتَ ٰ َج;;; ِو ٰ َر‬
‫ْض فِى ٱأْل ُ ُك ِل‬ ٍ ‫ضهَا َعلَ ٰى بَع‬ َ ‫ض ُل بَ ْع‬ ِّ َ‫ص ْن َوا ٍن يُ ْسقَ ٰى بِ َمٓا ٍء ٰ َو ِح ٍد َونُف‬
ِ ‫َو َغ ْي ُر‬
ٍ َ‫ك َل َءا ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَ ْعقِلُون‬ َ ِ‫ۚ إِ َّن فِى ٰ َذل‬
Kedua, ''Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon
kurma yang bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami
melebihkan sebagian tanam-tanaman atas sebagian yang lain dalam
rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.'' (Ar Ra'd: 4).
{‫) يُ ْنبِتُ لَ ُك ْم بِ@ ِه‬10( َ‫ش@ َج ٌر ِفي@ ِه ت ُِس@ي ُمون‬ َ ‫اب َو ِم ْن@@ه‬ٌ ‫ش@ َر‬ َّ ‫ُه َو الَّ ِذي أَنز َل ِمنَ ال‬
َ ُ‫س َما ِء َم@@ا ًء لَ ُك ْم ِم ْن@ه‬
‫ت إِنَّ فِي َذلِ َك آليَةً لِقَ ْو ٍم يَتَفَ َّك ُرون‬
ِ ‫اب َو ِمنْ ُك ِّل الثَّ َم َرا‬
َ َ‫ال َّز ْر َع َوال َّز ْيتُونَ َوالنَّ ِخي َل َواأل ْعن‬
Ketiga, ''Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit
untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagian menyuburkan
tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air
hujan itu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.'' (QS An
Nahl: 10-11). 
Menurut ulama besar asal Mesir yang kini menetap di Qatar Dr
Syekh Yusuf Al Qardhawy dalam bukunya Islam Agama Ramah
Lingkungan, ada dua pertimbangan Allah menjadikan penghijauan untuk
manusia.

4
Pertama, pertimbangan manfaat. Al Qardhawy menunjuk ayat
Abasa 24-32:

''Maka, hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.


Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan ari (dari langit),
kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami
tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan
pohon kurma, kebun-kebun lebat, dan buah-buahan serta rumput-
rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu.'' (Abasa 24-32).
Al Qardhawy menjelaskan, salah satu manfaat dari tanaman
adalah untuk makanan, yang bahkan telah dinikmati manusia semenjak
dulu. 
Pertimbangan kedua dari perhijauan adalah untuk keindahan:

''Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan


yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan
air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali
tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya...'' (QS An Naml: 6).

B. Isyarat Ilmiah Al-Qur’an Tentang Gunung


Gunung-gunung sebagai pasak Ahli geologi menyatakan bahwa
lapisan kulit terluar bumi keras dan padat, sedangkan lapisan dalamnya
panas dan cair sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan di dalam
bumi. Para ahli juga mengatakan bahwa radius bumi sekitar 6035 Km,
sedangkan lapisan kulit terluarnya hanya berketebalan 2 sampai 35 Km.
Karena lapisan luarnya terlalu tipis, memungkinkan terjadinya
goncangan. Ahli geologi menyatakan hal itu sebagai gejala lipatan.
Pegunungan berfungsi sebagai pasak yang menahan bumi untuk bergeser
dan menjadi penstabil bumi. Dalam QS. al-Nabā`:6-7

5
َ ْ‫أَلَ ْم نَجْ َع ِل ٱأْل َر‬
‫ض ِم ٰهَدًا‬
‫َو ْٱل ِجبَ;;;ا َل أَوْ تَ;;;ادًا‬
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan
gunung-gunung sebagai pasak? QS. al-Nabā`:6-7
Kata “autād’’ berarti pasak atau tiang. Dalam sebuah buku yang
berjudul Earth, buku geologi terbaik pada zamannya dan menjadi buku
rujukan dibanyak universitas diseluruh dunia, disebutkan bahwa salah
satu fungsi gunung adalah untuk menstabilkan bumi, bahwa gunung
memiliki akar di bawahnya yang jauh lebih besar dari pada bagian yang
terlihat di luar, persis seperti pasak yang menjaga kestabilan bumi.
Berdasarkan yang disampaikan Dr.Press bahwa gunung mempunyai
fungsi yang penting dalam menstabilkan bagian kulit luar bumi yang
keras itu.
Al-Qur’an secara jelas menerangkan tentang hal ini, di antaranya
dalam QS. al-Anbiyā`:31
َ‫ض َر ٰ َو ِس;;; َى أَن تَ ِمي;;; َد بِ ِه ْم َو َج َع ْلنَ;;;ا فِيهَ;;;ا فِ َجاجً;;;ا ُس;;;بُاًل لَّ َعلَّهُ ْم يَ ْهتَ;;; ُدون‬
ِ ْ‫َو َج َع ْلنَ;;;ا فِى ٱأْل َر‬
“dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya
bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula)
di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. QS.
al-Anbiyā`:31
Gunung-Gunung Berdiri Tegak
Bahwa gunung memiliki akar dibawahnya yang jauh lebih besar
dari pada bagian yang terlihat diluar, keadaan ini membuat gunung dapat
bediri dengan tegak. Dalam QS. al-Nāzi’āt:32
‫َو ْٱل ِجبَ;;;ا َل أَرْ َس;;;; ٰىهَا‬
dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh

Demikian juga dalam QS. al-Ghāsyiyah:19

ِ ُ‫َوإِلَى ْٱل ِجبَا ِل َك ْيفَ ن‬


ْ َ‫صب‬
‫ت‬

dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?

6
Banyak lagi isyarat-isyarat ilmiah yang dikemukakan al–Qur’an,
pada 14 abad yang lalu, yang dapat diketahui manusia pada abad masa
kini bahkan tahun-tahun terakhir ini.
Al-Qur’an mendorong manusia agar memperhatikan dan
memikirkan alam. Ia tidak membatasi aktivitas dan kreativitas akal
dalam memikirkan alam semesta, atau menghalanginya dari penemuan
ilmu pengetahuan. kemukjizatan al-Qur’an secara ilmiyah terletak pada
dorongannya pada umat Islam untuk berfikir di samping membukakan
pintu-pintu ilmu pengetahuan dan mengajak memasukinya Ayat, majudi
dalamnya dan menerima segala ilmu pengetahuan baru. 1

C. Syarat ilmiah al-qur’qn tentang tanaman hijau


Ayat Alquran pun banyak yang menyinggung masalah
penghijauan dengan cara menanam dan bertani. Dalam hal ini, Allah
SWT Sang Pencipta telah menyediakan berbagai fasilitas yang melimpah
untuk menanam pohon, sayur-sayuran dan sebagainya.
ُ‫ش@ ْى ٍء فَأ َ ْخ َر ْجنَ@@ا ِم ْن@ه‬ َ ‫س َمٓا ِء َمٓا ًء فَأ َ ْخ َر ْجنَ@@ا بِ ِهۦ نَبَ@@اتَ ُك@ ِّل‬ َّ ‫ى أَنزَ َل ِمنَ ٱل‬ ٓ ‫ُه َو ٱلَّ ِذ‬
ٌ‫ض ًرا ُّن ْخ ِر ُج ِم ْن@هُ َحبًّ@@ا ُّمتَ َرا ِكبً@@ا َو ِمنَ ٱلنَّ ْخ@ ِل ِمن طَ ْل ِع َه@@ا قِ ْن@ َوانٌ دَانِيَ@ة‬ ِ ‫َخ‬
ٰ
‫َش@بِ ٍه ۗ ٱنظُ@ ُر ٓو ۟ا‬
َ ٰ ‫ش@تَبِ ًها َو َغ ْي@ َر ُمت‬ ْ ‫ٱلر َّمانَ ُم‬ ُّ ‫ب َوٱل َّز ْيتُونَ َو‬ ٍ ‫ت ِّمنْ أَ ْعنَا‬ ٍ َّ‫َو َجن‬
ٰ
َ‫ت لِّقَ ْو ٍم يُؤْ ِمنُون‬ ٍ َ‫إِلَ ٰى ثَ َم ِر ِٓۦه إِ َذٓا أَ ْث َم َر َويَ ْن ِع ِٓۦه ۚ إِنَّ فِى َذلِ ُك ْم َل َءا ٰي‬

Pertama, ''Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langin,


lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan.
Maka, Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan tanaman yang menghijau.
Kami keluarkan dari tanaman yang menhijau itu butir yang banyak. Dan
dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang
serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya
berbuah dan (perhatikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada

1
https://republika.co.id/berita/q7176x320/3-ayat-alquran-tentang-penghijauan-
dan-penjelasan-qaradhawy

7
yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang beriman.'' (QS Al An'am: 99).
‫ص; ْن َوا ٍن‬ِ ‫ان َّو َغ ْي; ُر‬ ٌ ‫ص; ْن َو‬ ِ ‫ع َّونَ ِخ ْي; ٌل‬ٌ ْ‫ب َّو َزر‬ ٌ ّ‫ت َّو َج ٰن‬
ٍ ‫ت ِّم ْن اَ ْعنَ;;ا‬ ِ ْ‫َوفِى ااْل َر‬
ٌ ‫ض قِطَ ٌع ُّمت َٰج ِو ٰر‬
4 َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَّ ْعقِلُوْ ن‬ٍ ‫ْض فِى ااْل ُ ُك ۗ ِل اِ َّن فِ ْي ٰذلِكَ اَل ٰ ٰي‬ ٰ
ٍ ‫ضهَا عَلى بَع‬ َ ‫ض ُل بَ ْع‬ ِ ‫يُّس ْٰقى بِ َم ۤا ٍء و‬
ِّ َ‫َّاح ۙ ٍد َّونُف‬
Kedua, ''Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon
kurma yang bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami
melebihkan sebagian tanam-tanaman atas sebagian yang lain dalam
rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.'' (Ar Ra'd: 4).
َّ َ‫ى أَن;;;; َز َل ِمن‬
َ‫ٱلس;;;; َمٓا ِء َم;;;;ٓا ًء ۖ لَّ ُكم ِّم ْن;;;;هُ َش;;;; َرابٌ َو ِم ْن;;;;هُ َش;;;; َج ٌر فِي;;;; ِه تُ ِس;;;;ي ُمون‬ ٓ ‫هُ;;;; َو ٱلَّ ِذ‬
َ َ‫ت لَ ُكم بِ ِه ٱل َّزرْ َع َوٱل َّز ْيتُ;;ونَ َوٱلنَّ ِخي; َل َوٱأْل َ ْع ٰن‬
ِّ‫ب َو ِمن ُك;;ل‬ ُ ِ‫ي ُۢنب‬
َ ِ‫ت ۗ إِ َّن فِى ٰ َذل‬
َ‫ك َل َءايَةً لِّقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ ِ ‫ٱلثَّ َم ٰ َر‬
Ketiga, ''Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit
untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagian menyuburkan
tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air
hujan itu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.'' (QS An
Nahl: 10-11). 
Menurut ulama besar asal Mesir yang kini menetap di Qatar Dr
Syekh Yusuf Al Qardhawy dalam bukunya Islam Agama Ramah
Lingkungan, ada dua pertimbangan Allah menjadikan penghijauan untuk
manusia. Pertama, pertimbangan manfaat. Al Qardhawy menunjuk ayat
Abasa 24-32:  
''Maka, hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan ari (dari langit),
kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami
tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan
pohon kurma, kebun-kebun lebat, dan buah-buahan serta rumput-

8
rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu.'' (Q.S. Abasa 24-32)
Al Qardhawy menjelaskan, salah satu manfaat dari tanaman
adalah untuk makanan, yang bahkan telah dinikmati manusia semenjak
dulu. 
Pertimbangan kedua dari perhijauan adalah untuk keindahan.
‫ك لَتُلَقَّى ْٱلقُرْ َءانَ ِمن لَّد ُْن َح ِك ٍيم َعلِ ٍيم‬
َ َّ‫َوإِن‬
''Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan
yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan
air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali
tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya.'' (QS An Naml: 6).

D. Isyarat Ilmiah Al-Qur’an Tentang Planet.


Penciptaan Alam Berdasarkan Teori Big Bang, alam semesta tercipta dari
kumpulan gas yang disebut ‘primary nebula’ kemudian terpecah dan
menjadi bintang-bintang, planet-planet, matahari, bulan dan sebagainya.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiyaa’:30 disebutkan:
‫ض َکانَتَا َر ۡتقًا فَفَت َۡق ٰنہُ َما ؕ َو َج َع ۡلنَا ِمنَ ۡال َمٓا ِء ُک َّل ش َۡی ٍء‬ ِ ‫َو لَمۡ یَ َر الَّ ِذ ۡینَ َکفَ ُر ۡۤوا اَنَّ السَّمٰ ٰو‬
َ ‫ت َو ااۡل َ ۡر‬
َ‫َح ٍّی ؕ اَفَاَل یُ ۡؤ ِمنُ ۡون‬
dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada
juga beriman?’( Q. S. Al-Anbiyaa’:30)

1. Lapisan Gas Sebelum Penciptaan Galaksi


Ilmuan setuju bahwa, sebelum galaksi di alam terbentuk, terdapat
materi-materi gas atau stratum (lapisan) gas yang kemudian
mengalami tahap pengerasan menjadi galaksi-galaksi di alam.
Kumpulan materi-materi gas yang sebelum mengalami tahap
pengerasan itu lebih tepat disebut asap. Dalam Q.S. Fushshilat:11
disebutkan:

9
ٓ ٰ ‫ثُ َّم ٱ ْستَ َو‬
ِ ْ‫ان فَقَا َل لَهَ;;ا َولِأْل َر‬
‫ض‬ ٌ ‫ى إِلَى ٱل َّس َمٓا ِء َو ِه َى ُد َخ‬
َ‫طوْ عًا أَوْ كَرْ هًا قَالَتَٓا أَتَ ْينَا طَٓائِ ِعين‬َ ‫ٱ ْئتِيَا‬
kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada
bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa”. keduanya menjawab: ’Kami datang
dengan suka hati’. (Q.S. Fushshilat:11)

2. Bentuk Bulat Oval Bumi (Geospherical)


Pada abad-abad awal. orang beranggapan bahwa bumi datar
sehingga orang takut berjalan terlalu jauh khawatir terjatuh ke jurang
yang dalam. Kemudian Sir Francis Drake pada tahun(1597)yang
menyatakan bumi berbentuk Geospherical (bulat telur) ketika dia
menjelajahinya.QS. Luqmān:29 menyatakan:
َ ;‫س َو ْٱلقَ َم‬
‫;ر ُك; ٌّل‬ َّ ‫;ل َو َس; َّخ َر‬
َ ‫ٱلش; ْم‬ ِ ;َ‫أَلَ ْم تَ َر أَ َّن ٱهَّلل َ يُولِ ُج ٱلَّ ْي; َل فِى ٱلنَّه‬
ِ ;‫;ار َويُ;;ولِ ُج ٱلنَّهَ;;ا َر فِى ٱلَّ ْي‬
‫ى إِلَ ٰ ٓى أَ َج ٍل ُّم َس ّمًى َوأَ َّن ٱهَّلل َ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر‬
ٓ ‫يَجْ ِر‬
tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah
memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke
dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-
masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
( Q.S. Luqmān:29)
Sementara Q.S. Al-Zumar:5 menyebutkan:
ِ ;‫;و ُر ٱلنَّهَ;;ا َر َعلَى ٱلَّ ْي‬
ۖ ‫;ل‬ ِ ;َ‫ق ۖ يُ َك; ِّو ُر ٱلَّ ْي; َل َعلَى ٱلنَّه‬
ِّ ;‫;ار َويُ َك‬ ْ ;ِ‫ض ب‬
ِّ ‫;ٱل َح‬ َ ْ‫ت َوٱأْل َر‬
ِ ‫ٱلس; ٰ َم ٰ َو‬
َّ ‫ق‬َ َ‫َخل‬
‫س َو ْٱلقَ َم َر ۖ ُك ٌّل يَجْ ِرى أِل َ َج ٍل ُّم َس ّمًى ۗ أَاَل هُ َو ْٱل َع ِزي ُز ْٱل َغ ٰفَّ ُر‬ َ ‫َو َس َّخ َر ٱل َّش ْم‬
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar;
Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas
malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing
berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah yang
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (Q.S. Al-Zumar:5)

10
Kata kawwara-yukawwiru berarti menggulung. Sebelumnya,
dalam tradisi Arab, kata kawwara digunakan dalam arti menggulung
serban di kepala. Seandainya bumi datar, tidak mungkin terjadi
penggulungan (yukawwiru) malam terhadap siang atau sebaliknya
secara perlahan, perubahannya akan terjadi secara mendadak.
Dalam surat al-Nāzi’āt:30 disebutkan:
َ ِ‫ض بَ ْع َد ٰ َذل‬
‫ك َد َح ٰىهَٓا‬ َ ْ‫َوٱأْل َر‬
“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (Q.S al-Nāzi’āt:30)

3. Sinar Bulan Pantulan Dan Sinar Matahari Dari Dirinya


Sinar Bulan adalah pantulan sedangkan sinar Matahari bersumber
dari dirinya sendiri. Pada abad-abad peradaban awal,bulan dipercayai
memiliki cahaya sendiri. Sekarang, ilmu pengetahuan menyatakan
sinar bulan bukan dari dirinya sendiri tapi pantulan sinar matahari.
Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Furqān: 61
‫اجا َوقَ َم ًرا ُمنِی ًرا‬
ً ‫س َر‬
ِ ‫وجا َو َج َع َل فِی َھا‬ َّ ‫اركَ الَّ ِذي َج َع َل فِي ال‬
ً ‫س َما ِء بُ ُر‬ َ َ‫تَب‬
“Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-
gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan
bulan yang bercahaya”. (Q.S. Al-Furqān: 61)
Demikian juga dalam QS. Nūh (71:15)

“dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan


menjadikan matahari sebagai pelita?
Sementara dalam QS. Yūnus:5 disebutkan
َ ‫وا َع َد َد ٱل ِّسنِينَ َو ْٱل ِح َس‬
َ ; َ‫اب ۚ َم;;ا َخل‬
‫ق‬ ۟ ‫ضيَٓا ًء َو ْٱلقَم َر نُورًا َوقَ َّد َرهۥُ منَاز َل لِتَ ْعلَ ُم‬ َ ‫هُ َو ٱلَّ ِذى َج َع َل ٱل َّش ْم‬
ِ ‫س‬
ِ َ َ
ِ َ‫ص ُل ٱلْ َءا ٰي‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَ ْعلَ ُمون‬ ِّ َ‫ق ۚ يُف‬ َ ِ‫ٱهَّلل ُ ٰ َذل‬
ِّ ‫ك إِاَّل بِ ْٱل َح‬
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan
bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat)
bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun
dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu

11
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-
Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
Ayat-ayat di atas menunjukan bahwa kata qamar yang berarti
’bulan’ ditunjuk dengan nūr yang berarti ’sinar pantulan’ dan munīr
yang berarti ’meminjam cahaya’, sedangkan syams yang berarti
’matahari’ dengan sirāj yang berarti ’obor atau pelita’, wahhāj yang
berarti ’lampu yang sangat kuat’, dan dliyā` berarti ’cahaya’. Tidak
ada satu ayat pun di dalam Al-Qur’an yang mensifati bulan dengan
dliyā` , atau sirāj atau matahari dengan nūr.

4. Bintang-Bintang (Nujūm) dan Planet-Planet (Kawākib)


Bintang dalam bahasa arab adalah Najm yang disebut dalam Al-
Qur’an sebanyak 13 kali. Bentuk jamaknya Nujum, akar kata yang
berarti nampak. Bintang pada waktu malam diberi sifat oleh al-
Qur’an dengan kata tsāqib yang berarti membakar, membakar dirinya
sendiri dan yang menembus. Di sini maksudnya menembus
kegelapan di waktu malam. Kata tsaqib juga dipakai untuk
menunjukan bintang-bintang yang berekor. Dalam QS. al-Thāriq:1-3:
ِ ‫س َما ِء َو الطَّا ِر‬
‫ق‬ َّ ‫ َو ال‬.
ُ ‫ َو َما أَ ْد َرا َك َما الطَّا ِر‬.
‫ق‬
ُ ِ‫النَّ ْج ُم الثَّاق‬.
‫ب‬
“Demi langit dan yang datang pada malam hari. Tahukah kamu
Apakah yang datang pada malam hari itu? (Yaitu) bintang yang
cahayanya menembu”.

5. Matahari Berotasi
Filosof–filosof Eropa dan ilmuan pada abad-abad awal percaya
bahwa bumi adalah pusat alam semesta dan planet-planet begitu pula
matahari mengelilingi bumi, yang disebut teori geosentrisme. Teori
ini dipercaya pada abad 2SM sampai tahun 1512M saat Nicholas
Copernicus memunculkan teori heliosentris yang menyatakan bahwa

12
bumi dan planet-planet mengelilingi matahari sebagai pusat.
Kemudian tahun 1609 M ilmuan jerman Yonannus Keppler menulis
dalam bukunya Astronomia Nova bahwa bumi dan planet bukan
hanya berputar mengelilingi matahari tetapi juga berputar pada
porosnya.
Dalam Q.S. al-Anbiyā`:33 dinyatakan
ٍ َ‫س َو ْٱلقَ َم;;;; َر ۖ ُك;;;; ٌّل فِى فَل‬
َ‫;;;;ك يَ ْس;;;;بَحُون‬ َّ ‫ق ٱلَّيْ;;;; َل َوٱلنَّهَ;;;;ا َر َو‬
َ ‫ٱلش;;;; ْم‬ َ ;;;;َ‫َوهُ;;;; َو ٱلَّ ِذى َخل‬
“dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari
dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya.
Kata yasbahūn berasal dari akar kata sabaha yang berarti
pergeseran dari tubuh yang bergerak.
Secara ilmiah, matahari membutuhkan waktu 25 hari untuk
berputar pada porosnya. Ini dapat diketahui karena adanya bintik
hitam di dalam matahari. Selain itu,
Dalam QS. Yāsīn:40, disebutkan bahwa
ٍ َ‫ار ۚ َو ُك ٌّل فِى فَل‬
َ‫ك يَ ْسبَحُون‬ ُ ِ‫ك ْٱلقَ َم َر َواَل ٱلَّ ْي ُل َساب‬
ِ َ‫ق ٱلنَّه‬ َ ‫ا ٱل َّش ْمسُ يَ ۢنبَ ِغى لَهَٓا أَن تُ ْد ِر‬
“tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan
malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing
beredar pada garis edarnya”.
Penemuan modern menyatakan bahwa matahari dan bulan
bergerak dengan orbit yang berbeda.Matahari bergerak dalam suatu
solar system yang dinamakan solar apex, di dalam constellasi
hercules. Sedangkan bulan berputar pada dirinya (rotasi) dalam
waktu melakukan edaran di sekitar bumi, kira-kira 29,5 hari untuk
menunjukan bentuk aslinya.

E. Isyarat Ilmiah Al-Qur’an Tentang Gunung


1. Gunung-gunung sebagai pasak,
Ahli geologi menyatakan bahwa lapisan kulit terluar bumi keras
dan padat, sedangkan lapisan dalamnya panas dan cair sehingga tidak

13
memungkinkan adanya kehidupan di dalam bumi. Para ahli juga
mengatakan bahwa radius bumi sekitar 6035 Km, sedangkan lapisan
kulit terluarnya hanya berketebalan 2 sampai 35 Km. Karena lapisan
luarnya terlalu tipis, memungkinkan terjadinya goncangan. Ahli
geologi menyatakan hal itu sebagai gejala lipatan. Pegunungan
berfungsi sebagai pasak yang menahan bumi untuk bergeser dan
menjadi penstabil bumi. Dalam Q.S. al-Nabā`:6-7
َ ْ‫أَلَ ْم نَجْ َع ِل ٱأْل َر‬
‫ض ِم ٰهَدًا‬
‫َو ْٱل ِجبَا َل أَوْ تَا ًد‬
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai
hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?
Kata “autād’’ berarti pasak atau tiang. Dalam sebuah buku
yang berjudul Earth, buku geologi terbaik pada zamannya dan
menjadi buku rujukan dibanyak universitas diseluruh dunia,
disebutkan bahwa salah satu fungsi gunung adalah untuk
menstabilkan bumi, bahwa gunung memiliki akar di bawahnya yang
jauh lebih besar dari pada bagian yang terlihat di luar, persis seperti
pasak yang menjaga kestabilan bumi. Berdasarkan yang disampaikan
Dr.Press bahwa gunung mempunyai fungsi yang penting dalam
menstabilkan bagian kulit luar bumi yang keras itu.
Al-Qur’an secara jelas menerangkan tentang hal ini, di
antaranya dalam QS. al-Anbiyā`:31
َ‫ض َر ٰ َو ِس َى أَن تَ ِمي َ;د بِ ِه ْم َو َج َع ْلنَا فِيهَا فِ َجاجًا ُسبُاًل لَّ َعلَّهُ ْم يَ ْهتَ ُدون‬
ِ ْ‫َو َج َع ْلنَا فِى ٱأْل َر‬
“dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang
kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah
Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka
mendapat petunju”.
2. Gunung-Gunung Berdiri Tegak
Bahwa gunung memiliki akar dibawahnya yang jauh lebih besar
dari pada bagian yang terlihat diluar, keadaan ini membuat gunung
dapat bediri dengan tegak. Dalam QS. al-Nāzi’āt:32

14
َ ‫َوا ْل ِجبا َ َل أ َْر‬
‫ساھَا‬
dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh
Demikian juga dalam Q.S. al-Ghāsyiyah:19
ِ ُ‫َوإِلَى ْٱل ِجبَا ِل َك ْيفَ ن‬
ْ َ‫صب‬
‫ت‬
“dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
Banyak lagi isyarat-isyarat ilmiah yang dikemukakan al–
Qur’an, pada 14 abad yang lalu, yang dapat diketahui manusia pada
abad masa kini bahkan tahun-tahun terakhir ini.
Al-Qur’an mendorong manusia agar memperhatikan dan
memikirkan alam. Ia tidak membatasi aktivitas dan kreativitas akal
dalam memikirkan alam semesta, atau menghalanginya dari
penemuan ilmu pengetahuan.
kemukjizatan al-Qur’an secara ilmiyah terletak pada
dorongannya pada umat Islam untuk berfikir di samping
membukakan pintu-pintu ilmu pengetahuan dan mengajak
memasukinya, majudi dalamnya dan menerima segala ilmu
pengetahuan baru. 2

2
http://ejournal.alqolam.ac.id/index.php/jurnal_pusaka/article/view/mukjizat-alquran

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Para ilmuan telah mengambil peran yang sangat esensial dalam
mengungkap dan menyingkap makna ayat-ayat al-Qur’an yang tersurat.
Metode ilmu pengetahuan yang digunakan pun sangat bervariasi. Hal ini
tidak terlepas dari semakin banyaknya minat yang menarik perhatian
para ilmuan tersebut, terutama semakin banyaknya temuan-temuan ilmu
pengetahuan dan teknologi terkini yang membuktikan kebenaran
pernyataan dalam al-Qur’an.
Berbagai kajian dan temuan itu juga membuktikan bahwa al-
Qur’an bukanlah rekayasa Rasulullah Muhammad SAW. sebagaimana
yang disangkakan segelintir ilmuan di dalam dan di luar negeri. Kajian
dan penelitian telah membuktikan, bahwa apa yang disampaikan al-
Qur’an yang dibawakan rasulullah pada 14 abad yang lalu sejalan
dengan teori ilmu-ilmu pengetahuan yang di dapatkan oleh para ahli
penelitian.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://republika.co.id/berita/q7176x320/3-ayat-alquran-tentang-
penghijauan-dan-penjelasan-qaradhawy

http://ejournal.alqolam.ac.id/index.php/jurnal_pusaka/article/view/mukjizat-
alquran

17

Anda mungkin juga menyukai