Anda di halaman 1dari 5

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِهَّلِل َنْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه َو َنُعْو ُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُرْو ِر َأْنُفِس َنا َو َس ّيَئاِت‬ alam

alam semesta ini. Dalam misi memakmurkan alam dan seisinya, Allah menyediakan fasilitas yang
dibutuhkan manusia untuk menjaga eksistansinya dalam kehidupan, seperti oksigen, air,
‫َأْع َم اِلَنا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َهاِدَي َلُه‬ ataupun tumbuh-tumbuhan. Allah juga memberikan karunia hujan untuk kesuburan tanah,
sehingga dapat menumbuhkan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan. Dalam Firman-Nya:
‫َأْش َهُد َأْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو َأْش َهُد َأّن ُمَح ّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُله‬
‫ُثَّم ُك ِلْي ِم ْن ُك ِّل الَّثَم ٰر ِت َفاْس ُلِكْي ُسُبَل َر ِّبِك ُذُلۗاًل َيْخ ُرُج ِم ْن ُبُطْو ِنَها َش َر اٌب ُّم ْخ َتِلٌف‬
‫َاللُهّم َص ّل َو َس ّلْم َع لى ُمَح ّمٍد َو َع لى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم‬
‫َاْلَو اُنٗه ۖ ِفْيِه ِش َفۤا ٌء ِّللَّناِۗس ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل َيًة ِّلَقْو ٍم َّيَتَفَّك ُرْو َن‬
‫الّد ْين‬ kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang
‫َياَأّيَها اّلَذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُقوا َهللا َح ّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتّن ِإّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬ telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-
macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh,
‫َياَأّيَها اّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُقوا َهللا َو ُقْو ُلْو ا َقْو ًال َسِد ْيًدا ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم‬ pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir
(QS. Al-Nahl: 69).
‫ُذ ُنْو َبُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع َهللا َو َر ُسْو َلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ ْيًم ا‬ Kaum muslimin yang berbahagia.
Kaum muslimin yang berbahagia. Kita tahu bahwa manusia tidak memiliki kekuatan untuk menciptakan air, menggerakkan awan,
Segala puji dan rasa syukur hanyalah pantas kita haturkan kepada Allah Swt yang telah dan membuat pohon. Manusia hanya mampu mengolah, memperdayakan, dan memanfaatkan
memberikan kenikmatan yaitu iman, islam, dan ihsan. Karunia yang teramat besar yang Allah segala fasilitas kehidupan yang telah diciptakan Allah. Semua harta kekayaan yang ada di bumi
berikan kepada hamba-hamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang mendapatkan hidayah- pada hakikatnya hanya milik Allah, sementara kepemilikan manusia hanya bersifat nisbi.
Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita. Jadi, kepemilkan manusia dalam batas-batas menikmati dan memperdayakan harta kekayaan
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Berkat Rasulullah Saw, yang ada, bukan sebagai pemilik mutlak. konsekuensi yuridisnya adalah tidak semua harta yang
pesan untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt telah sampai dimiliki adalah miliknya secara mutlak, melainkan di dalamnya terdapat hak orang lain. Allah
kepada kita. berfirman:

‫َو ِفْٓي َاْم َو اِلِهْم َح ٌّق ِّللَّس ۤا ِٕىِل َو اْلَم ْح ُرْو ِم‬
Kaum muslimin yang berbahagia.
Kita tahu bahwa Allah menciptakan alam semesta berawal dari ketiadaan menjadi ada, dalam
bahasa Yunani disebut creatio ex nihilo. Alam semesta ini penuh dengan keteraturan. Di balik itu Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang
semua ada Pencipta Yang Maha Kuasa. Sebagaimana Firman-Nya: tidak meminta (QS. Al-Dzariyat: 19).

‫َو ِهّٰلِل َم ا ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو َم ا ِفى اَاْلْر ِۗض َو َلَقْد َو َّصْيَنا اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِكٰت َب ِم ْن َقْبِلُك ْم‬ Seseorang yang mempunyai harta berlebih dalam tempo tertentu diperintahkan untuk
mendermakan hartanya kepada yang berhak yaitu kaum dhuafa dan lain-lain (QS. At-Taubah:
‫َو ِاَّياُك ْم َاِن اَّتُقوا َهّٰللاۗ َو ِاْن َتْكُفُرْو ا َفِاَّن ِهّٰلِل َم ا ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو َم ا ِفى اَاْلْر ِۗض َو َك اَن ُهّٰللا‬ 60). Artinya, harta kekayaan yang kita miliki—atau tepatnya harta benda yang dititipkan Allah
kepada kita— ada hak orang lain. Praktek ini dalam Islam dikenal dengan zakat—di samping
‫َغ ِنًّيا َح ِم ْيًدا‬ infak dan sedekah. Karenanya zakat (al-zakat) ditinjau dari sudut bahasa mengandung arti suci,
Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan sungguh, Kami telah tumbuh, berkah, dan terpuji. Allah berfirman:
memerintahkan kepada orang yang diberi kitab suci sebelum kamu dan (juga) kepadamu agar
bertakwa kepada Allah. Tetapi jika kamu ingkar, maka (ketahuilah), milik Allah-lah apa yang ada
di langit dan apa yang ada di bumi, dan Allah Mahakaya, Maha Terpuji (QS. An-Nisa’: 131).
Sebagai pemilik mutlak alam semesta ini, Allah menciptakan manusia yang difungsikan sebagai
khalifah di muka bumi. Dalam kapasitas sebagai khalifah, manusia diberi tugas memakmurkan
‫ٰا‬ ‫ٰٓي‬
‫َاُّيَها اَّلِذ ْيَن َم ُنْٓو ا َاْنِفُقْو ا ِم ْن َطِّيٰب ِت َم ا َك َس ْبُتْم َو ِمَّم آ َاْخ َر ْج َنا َلُك ْم ِّم َن اَاْلْر ِض‬
dalamnya terdapat usaha penataan struktur sosial yang secara bertahap namun masif dilakukan
oleh Islam.
ۗ‫ۗ َو اَل َتَيَّمُم وا اْلَخ ِبْيَث ِم ْنُه ُتْنِفُقْو َن َو َلْس ُتْم ِبٰا ِخ ِذ ْيِه ِاآَّل َاْن ُتْغ ِم ُضْو ا ِفْيِه‬ Zakat dalam Islam tidak memandang kemiskinan sebagai sebuah sunnatullah yang berlaku pada
manusia, namun juga menawarkan solusi pengentasannya. Meskipun kemiskinan sebagai
‫َو اْع َلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َغ ِنٌّي َح ِم ْيٌد‬ realitas sosial yang tidak dapat dihilangkan secara mutlak, tetapi dengan adanya zakat dapat
diatasi dan diperbaiki kualitasnya sehingga tidak menghancurkan sendi-sendi kemanusiaan.
Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan
Kaum muslimin yang berbahagia.
sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk
Menunaikan zakat kepada orang-orang fakir dan miskin demi terlindungnya jiwa adalah bagian
untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
dari ajaran agama. Tidak hanya itu, zakat juga berperan penting dalam menjaga
memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji
keberlangsungan generasi yang kuat dan sehat.
(QS. Al Baqarah: 267).
Sesuai dengan penggalan hadis Nabi yang berbunyi,
Kaum muslimin yang berbahagia.
Zakat merupakan salah satu sendi pokok ajaran Islam. Perintah menunaikan zakat biasanya ، ‫ َو ِفـْي ُك ـٍّل َخ ـْيـٌر‬، ‫َاْلـُم ْؤ ِم ُن اْلَقـِوُّي َخ ـْيٌر َو َأَح ُّب ِإَلـى ِهللا ِم َن اْلـُم ْؤ ِم ِن الَّض ِع ْيِف‬
sering disebut di dalam al-Qur’an bergandengan dengan perintah salat, aqiimu al-shalaata wa
aatu al-zakaata (dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat). Pelaksanaan salat melambangkan
‫ِاْح ـِرْص َع ـَلـى َم ا َيـْنـَفـُعـَك َو اْسَتِع ْن ِباِهلل َو اَل َتـْع َج ـْز‬
hubungan baik seseorang dengan Tuhan, sedangkan zakat adalah lambang harmonisnya Sesungguhnya orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang
hubungan sesama manusia. Bahkan zakat dipandang sebagai realitas kebajikan sosial sekaligus mukmin yang lemah. Di dalam segala sesuatu itu ada kebaikan, maka hendaklah engkau
kesalehan individual. senantiasa mengupayakan segala yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada
Komitmen keislaman dan keimanan seseorang dapat dikatakan sia-sia tanpa diiringi dengan Allah, dan jangan lemah, (HR Muslim).
praktek berzakat. Bahkan Abu Bakar pernah memerangi para pembangkang yang enggan
menunaikan zakat, dan Umar bin Khattab pernah memerintahkan untuk membakar rumah orang
‫َأُقوُل َقْو ِلي َهَذ ا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه ِاَّنُه ُهَو اْلَغ ُفوُر الَّر ِح ْيُم‬
Islam yang menolak perintah zakat. Makanya, di dalam kitab-kitab klasik, zakat dibahas begitu
panjang lebar, dari syarat-syaratnya, subjek yang berzakat, sampai pihak-pihak yang dizakati.
Oleh para ulama fikih, zakat menempati prioritas bahasan yang lumayan serius.
Kaum muslimin yang berbahagia.
Zakat merupakan salah satu bentuk ibadah sosial yang berusaha mengentaskan kemiskinan
umat. Dengan zakat, Islam telah menunjukkan semangat sosial dan perlindungan antara mereka
yang kaya untuk memperhatikan mereka yang miskin sehingga tidak adanya ketimpangan sosial.
Hal ini juga mengisyaratkan agar umat Islam menjadi manusia kaya dalam sebuah ekuilibrium
yang proporsional. Tidak sampai tenggelam dalam bianglala kehidupan yang penuh pesona
duniawi, sebab ada kewajiban intrinsik yang bersifat moral-etis bagi si kaya kepada si miskin. ‫َاْلَح ْم ُد ِهّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن َنْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه َو َنُتْو ُب ِاَلْيِه َو َنُعْو ُذ ِباِهلل‬
Hal tersebut secara tidak langsung merupakan kritik terhadap paham kapitalisme yang
menciptakan ketimpangan yang sangat jauh antara si kaya dan si miskin. Orang kaya semakin ‫ِم ْن ُش ُرْو ِر َاْنُفِس َنا َو َس ِّيَئاِت َاْع َم اِلَنا َم ْن َيْهِد ُهللا َفَال ُمِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل‬
bertambah kekayaannya. Sementara rakyat miskin semakin jauh dari sekadar memenuhi standar
hidup layak. Kita mesti bersyukur dengan adanya kewajiban menunaikan zakat, sebab di ‫َفَال َهاِدَي َلُه‬
‫َاْش َهُد َاْن َال ِالَه ِاَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه َو َاْش َهُد َاَّن ُمَح َّم ًد ا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫َو الَّص َالُة َو الَّس َالُم َع َلى َنِبِّيَنا ُمَح َّم ٍد َو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َم ْن َتِبَع ُه ِاَلى َيْو ِم‬
‫الِّدْيِن ‪َ .‬اَّم ا َبْعُد‬
‫َالّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‪َ ,‬و اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت‪َ ,‬اَاْلْح َياِء ِم ْنُهْم‬
‫َو اَاْلْم َو اِت ‪ِ ,‬اَّنَك َسِم ْيٌع َقِرْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َع َو اِت‪َ ,‬يا َقاِض َى اْلَح اَج اِت‪َ ,‬و َيا‬
‫َك اِفَى اْلُم ِهَّم اِت‬
‫َالّلُهَّم َاِرَنا اْلَح َّق َح ًّقا َو اْر ُز ْقَنا اِّتَباَع َة‪َ ,‬و َاِرَنا اْلَباِط َل َباِط ًال َو اْر ُز ْقنَا ‪.‬‬
‫اْج ِتَناَبُه‬
‫َر َّبَنا اِتَنا ِفى الُّد ْنَيا َحَس َنًة َو ِفى اَاْلِخ َرِة َحَس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬
‫ِاَّن َهللا َيْاُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن ‪ِ ,‬اْيَتاِء ِذ ى اْلُقْر َبى َو َيْنَهى َع ِن اْلَفْح َش اِء ‪.‬‬
‫َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِى ‪َ ,‬يِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن‬
‫َو اْلَحْم ُد ِ ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن‬
‫ وأشهُد أن‬،‫الحمُد هلل حمًد ا كثيًرا طيًبا ُم باَر ًك ا فيه كما ُيحُّب رُّبنا ويرَض ى‬ Kanjeng Nabi dawuh:

‫ال إله إال هللا وحَد ه ال شريَك َلُه َع ِظ يٌم في ُرُبوبَّيته َو ُاُلْو ِهَّيِتِه َو َأْس َم اِئِه‬ ‫َخ ْيُر الَّناِس َأْنَفُعُهْم ِللَّناِس‬
‫ وأشهُد أَّن ُمَح َّم ًد ا َع ْبُد ُه وَر ُسْو ُلُه‬،‫ َح كيٌم في َم َقاِد يِرِه َو َأْح َك اِمِه‬،‫َو ِص َفاِتِه‬ Artosipun: Apik-apike menungso iku manfaati marang menungso lintu (HR. Tabrani)

،‫ وَع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه‬، ‫الّلُهَّم َص ِّل و َس ِّلْم َو باِرْك َع َلى َس ِّيِد نا ُمَح ّمٍد‬ Tegese, tindakan manfaati niku saget dipun wiwiti saking piyambake paring manfaat
dumateng garwo, yugo, sederek lan masyarakate. Sebab, saking meniko saget
‫َو الَّتاِبِع يَن َلُهْم بإْح ِس اٍن ِإَلى َيْو ِم ِلَقاِئِه‬ ndadosake kesaenan, kerukunan.
Katah sanget tiyang ingkang nyia-nyiaken waktune kagem dolanan kimawon, remen
‫ َو َم ا َك اَن ُهَّللا‬:‫ َو َقاَل َتعَاَلى‬،‫اَّم ا َبْعُد َفيَا َاُّيَها الَّناُس اَّتُقوا هللا حَّق التقَو ى‬ damel persulayan. Padahal sedoyo niku bakale dipun pertanggungjawabaken mbenjang
ing dinten kiamat. Kanjeng Nabi dawuh:
‫ِلُيَع ِّذ َبُهْم َو َأْنَت ِفيِهْم َو َم ا َك اَن ُهَّللا ُمَع ِّذ َبُهْم َو ُهْم َيْسَتْغ ِفُروَن‬ ‫ وُك ُّلُك ْم َم ْس ُئوٌل َع ْن َرِع َّيِتِه‬،‫أال ُك ُّلُك ْم راٍع‬
Jamaah Jumat Rahimakumullah Artosipun: Ilingo saben siro kabeh iku wong kang mimpin, lan saben siro kabeh bakal
Monggo kito ningkataken takwo dumateng Gusti Allah wonten ing panggenan pundi
ditakoni saking kepemimpinane marang rakyate (HR. Muslim)
kimawon, sepi utawi rame, susah utawi bungah, kranten saking takwo kito saget
pikantuk pengapuro lan ridone Gusti Allah. Pinten-pinten perkawis ingkang saget manfaati ing antawisipun: tolong-tinolong, pesen
Ugi, ampun kesupen ngucap syukur dumateng Gusti Allah ingkang sampun paring kito kebecikan, ucapan sae, paring motivasi semangat ibadah. Nalikane wonten tiyang
nikmat kados dene arupi kesehatan, kesarasan lan kabegjan. Sholawat serto salam mugi
ingkang kesusahan, mongko dipun bungahaken penggalihe lan nalikane wonten tiyang
tansah keaturaken dumateng Kanjeng Nabi Muhammad ingkang kito ajeng-ajeng
syafaatipun mbenjang wonten akhirat, panggenan panguripan ingkang sejati. nyuwun pitulung, mongko dipun tulung.
Gusti Allah dawuh:
Gusti Allah sampun dawuh wonten surat al-Asr:

‫َو َم ا َٰه ِذِه اْلَح َياُة الُّد ْنَيا ِإاَّل َلْهٌو َو َلِع ٌب َو ِإَّن الَّد اَر اآْل ِخ َر َة َلِهَي اْلَح َيَو اُن َلْو‬ ‫َو اْلَع ْص ِۙر ِاَّن اِاْل ْنَس اَن َلِفْي ُخ ْس ٍرِااَّل اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت‬
‫َك اُنوا َيْع َلُم وَن‬
‫َو َتَو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق ۙە َو َتَو اَص ْو ا ِبالَّصْبِر‬
Artosipun: Ora ono panguripan ing dunyo kejobo guyon lan dolanan. Lan saktemene
akhirat iku sejatine panguripan, lamun kabeh podo ngerti (Al-Ankabut, 64) Artosipun: Demi wektu, saktemene menungso iku ingdalem getunan, kejobo wongkang
Ayat meniko negesaken panguripan ing dunyo namung mampir ngunjuk tuyo, mampir podo iman lan amal soleh lan podo paring nasehat kelawan bener lan sabar.
sekedap, ameng-amengan, mboten langgeng. Ugi, ngimutaken bilih akhirat niku ingkang Ayat meniko paring pemahaman bilih kito sedoyo kedah nggunaaken wektu ingkang
dados panguripan lan panggenan sejati. sediluk kelawan perkawis ingkang manfaati, sakderenge getunan, kranten wektu
Jamaah Jumat Ingkang Minulyo mboten bade balik maleh. Saling ngimutaken antawisipun sederek, paring nasehat lan
Tiyang ingkang gesang ing dunyo kedah nggadah niatan lan tekad paring kemanfaatan pitutur kedah dipun biasaaken tanpo rumongso nggurui.
Jamaah Ingkang Dipun Rahmati Allah
lan kegiatan migunani dateng tiyang lintu.
Kedah kito pahami sareng-sareng maksud manfaati niku sanes manfaataken tiyang lintu.
Manfaati niku mbeto kesaenan lan kebungahan dateng tiyang lintu, benten kaliyan ‫َاْلَحْم ُد ِهّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن َنْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه َو َنُتْو ُب‬
manfaataken ingkang nyebabaken cidero, bendu lan duko.
Pramilo Kanjeng Nabi dawuh nalika disuwuni pirso kaliyan sahabat: ‫ِاَلْيِه َو َنُع ْو ُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َاْنُفِس َنا َو َس ِّيَئاِت َاْع َم اِلَنا َم ْن َيْهِد ُهللا‬
‫ َم ْن َطاَل ُع ُم ُر ُه َو َح ُسَن َع َم ُلُه‬: ‫َيا َر ُسوَل ِهَّللا َم ْن َخ ْيُر الَّناِس َقاَل‬
‫َفَال ُمِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َهاِدَي َلُه‬
Artosipun: Duh Kanjeng Nabi, sinten tiyang ingkang langkung sae? Kanjeng Nabi
ngendiko: Wong kang dowo umure lan bagus amale (HR: Tirmidzi) ‫َاْش َهُد َاْن َال ِالَه ِاَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه َو َاْش َهُد َاَّن ُمَحَّم ًد ا‬
Saking hadis niki saget dipun simpulaken, tiyang ingkang sae niku ingkang pinaringan
wektu ingkang dowo kanti dipun isi kaliyan amal kesaenan, dipun isi kaliyan perkawis
ingkang manfaati lan migunani dateng tiyang lintu.
‫َع ْبُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه َو الَّص َالُة َو الَّس َالُم َع َلى َنِبِّيَنا ُمَحَّم ٍد َو َع َلى َاِلِه‬
Wonten setunggale dawuh saking Syekh Ahmad ibn Atha'illah as-Sakandari ing kitab al-
Hikam: ‫ َاَّم ا َبْعُد‬. ‫َو َاْص َح اِبِه َو َم ْن َتِبَع ُه ِاَلى َيْو ِم الِّدْيِن‬
‫ َو ُرَّب ُع ُم ٍر َقليَلٌة آماُد ُه َك ثيَر ٌة أْم داُد ُه‬،‫ُرَّب ُع ُم ٍر اَّتَسَع ْت آماُد ُه َو َقَّلْت أْم داُد ُه‬ ,‫ َو اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت‬,‫َالّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‬
Artosipun: Terkadang yuswo soyo dowo ananging mboten manfaati, lan terkadang
yuswo pendek ananging katah manfaate.
,‫ ِاَّنَك َسِم ْيٌع َقِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َع َو اِت‬,‫َاَاْلْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَاْلْم َو اِت‬
Mugi-mugi kito sedoyo pinaringan gangsar anggenipun ngelampahi kesaenan, yuswo ‫ َو َيا َك اِفَى اْلُم ِهَّم اِت‬,‫َيا َقاِض َى اْلَح اَج اِت‬
. ‫ َو َاِر َنا اْلَباِط َل َباِط ًال‬,‫َالّلُهَّم َاِر َنا اْلَح َّق َح ًّقا َو اْر ُز ْقَنا اِّتَباَع َة‬
berkah lan pikantuk pitulung saking Gusti Allah saget istiqomah ngelampahi perkawis
ingkang manfaati lan migunani. Amiin

‫ ِبْس ِم ِهللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْيِم َو اْع ُبْد‬, ‫أُع ْو ُذ ِباِهَّلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم‬ ‫َو اْر ُز ْقنَا اْج ِتَناَبُه‬
، ‫ َباَر َك ُهللا ِلي َو َلكُم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ يِم‬. ‫َر َّبَك َح َّتى َيْأِتَيَك اْلَيِقْيُن‬ ‫َر َّبَنا اِتَنا ِفى الُّد ْنَيا َحَس َنًة َو ِفى اَاْلِخ َرِة َحَس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬
،‫ َأُقْو ُل َقْو لِي هَذ ا‬، ‫َو َنَفَعِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآْل َياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَحِكيِم‬ . ‫ ِاْيَتاِء ِذ ى اْلُقْر َبى َو َيْنَهى َع ِن‬, ‫ِاَّن َهللا َيْاُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن‬
‫ َفاْسَتغِفُر ْو ُه؛ ِإَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر‬،‫َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلي َو َلُك ْم ِم ْن ُك َّل َذْنٍب‬ ‫ َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن‬, ‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِى‬
‫الَّر ِح ُيم‬ ‫َو اْلَحْم ُد ِ ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن‬

Anda mungkin juga menyukai