OLEH KELOMPOK : 2
TEKNIK ELEKTRO
PEKANBARU
2019
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini telah penulis susun dengan sebaik-baiknya. Dan terima kasih
kepada Bapak AGUS FIRDAUS CHANDRA, Lc., M.A selaku Dosen Mata Kuliah
Metodologi Studi Islam serta pihak-pihak yang senantiasa bersabar dan ikhlas
dalam membantu penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai dengan
tepat waktu.
Akhir kata Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca, yang bukan sekedar dimengerti isinya secara tekstual, tetapi juga dapat
mengamalkan nilai nilai islami yang terdapat dalam makalah ini dengan keikhlasan
dan ridho karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang
di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berfikir. (QS. Al-Jatsiyah : 13)1
1
(QS. Al-Jatsiyah : 13)
2
(QS. Al-Baqarah : 164)
2
َعلَى
َ ُُشه َ َض فِي ِست َّ ِة أَي ٍَّام َو َكان
ُ َع ْر َ ت َو ْاْل َ ْر ِ س َم َاواَّ َو ُه َو الَّذِي َخلَقَ ال
ت إِنَّ ُك ْم َم ْبعُوثُونَ ِم ْن بَ ْع َِد َ َع َم ًًل َۗولَئِ ْن قُ ْل ِ ْال َم
َ اِء ِليَ ْبلُ َو ُك ْم أَيُّ ُك ْم أ َ ْْح
َ س ُن
ٌ ت لَيَقُولَ َّن الَّذِينَ َكفَ ُروا إِ ْن َٰ َهذَا إِ ََّّل ِس ْح ٌر ُم ِب
ين ِ ْال َم ْو
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji
siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata
(kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan
sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak
lain hanyalah sihir yang nyata".(QS. Hud :7)4
3
R Ravertz, Jerome. 2014. Filsafat Ilmu : Sejarah & Ruang Lingkup. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hlm: 7
4
(QS. Hud : 7)
3
BAB II
PEMBAHASAN
5
Surajiyo. 2008. Ilmu filsafat: suatu pengantar. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 53.
6
P. Hardono Hadi. 1994. Epistemologi Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta: Kanisius. Hal 13.
5
7
ibid. Hal 5.
6
8
Zaprulkhan. 2014. Filsafat Islam: Sebuah Kajian Tematik. Jakarta: Rajawali Press. Hal. 134.
9
Muthahhari ,Murtadha. Pengantar Epistemologi Islam: Sebuah Pemetaan dan Kritik Epistemologi
Islam atas Paradigma Pengetahuan Ilmiah dan Relefansi Pandangan Dunia, Hal.. 28.
10
(QS. Yunus: 101)
7
2.2.1. Wahyu
Wahyu pada asalnya ialah sesuatu yang di beritahukan dalam
keadaan tersembunyi dan cepat, wahyu Allah kepada nabi nabinya ialah
pengetahuan yang Allah tuangkan kedalam jiwa nabi agar mereka
sampaikan kepada manusia untuk menunjuki mereka dan memperbaiki
didunia serta membahagiakan mereka di akhirat, nabi sesudah
menerima wahyu mempunyai kepercayaan yang penuh bahwa yang di
terimanya adalah dari Allah Swt. Wahyu dituangkan dalam 2 bentuk
yaitu :
a. Al-Quran
Al-Quran adalah kitab Allah yang terakhir, sumber asasi
islam yang pertama dan utama, kitab kodifikasi firman Allah
SWT kepada manusia, diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW. Berisi petunjuk ilahi yang abadi untuk manusia, untuk
kebahagiaan mereka didunia dan akhirat. Sebagai sumber ajaran
utama islam. Al Quran diyakini berasal dari Allah SWT dan
mutlak benar yang keberadaannya sangat dibutuhkan manusia.
Sebagai sumber utama pengetahuan Al-Quran mutiara
pengetahuan yang tidak terhingga jumlahnya yang pada garis
besarnya Al Quran mengandung beberapa pokok-pokok pikiran:
Aqidah, Syariah, ibadah, dan mu’amalah, Akhlak, kisah-kisah
11
Nur Ahmad Fadhil Lubis, Op.Cit., Hal.3
8
2.2.2. Akal
Selanjutnya pandangan islam mengenai akal manusia mendapat
kedudukan yang lebih tinggi, hal ini dapat dilihat dari beberapa ayat Al-
Quran, pengetahuan lewat akal disebut pengetahuan aqli akal dengan
indera dalam indra yang berkaitan dengan pengetahuan satu dengan
yang lainnya. akal berbeda dengan otak, akal dalam pandangan islam
bukan otak, melainkan daya berpikir yang terdapat dalam jiwa
manusia.12
Meskipun islam sangat memperhatikan dan memuliakan akal, tetapi
tidak menyerahkan segala sesuatu kepada akal, bahkan islam membatasi
ruang lingkup akal sesuai dengan kemampuannya, karena akal terbatas
jangkauannya, tidak akan mungkin bisa menggapai hakikat segala
sesuatu. Maka Islam memerintahkan akal agar tunduk dan
melaksanakan perintah syar’i walaupun belum sampai kepada hikmah
dan sebab dari perintah itu. Kemaksiatan yang pertama kali dilakukan
oleh makhluk adalah ketika Iblis menolak perintah Allah untuk sujud
kepada Adam karena lebih mengutamakan akalnya yang belum bisa
menjangkau hikmah perintah Allah tersebut dengan membandingkan
penciptaannya dengan penciptaan Adam, Iblis berkata: ”Aku lebih baik
12
Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, Hal.106-110
9
dari padanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia
Engkau ciptakan dari tanah..” (QS.Shaad : 76).
Karena inilah islam melarang akal menggeluti bidang-bidang yang
diluar jangkauannya seperti pembicaraan tentang Dzat Allah, hakekat
ruh, dan yang semacamnya, Rasulullah bersabda: ”Pikirkanlah nikmat-
nikmat Allah, janganlah memikirkan tentang Dzat Allah. Firman Allah
didalam surah Al Isra’:
ً ٱلرو ُح ِم ْن أ َ ْم ِر َر ِبى َو َما ٓ أُو ِتيتُم ِمنَ ْٱل ِع ْل ِم إِ ََّّل قَ ِل
يًل ُّ وح ۖ قُ ِل
ِ ٱلر َ َويَسْـَٔلُون ََك
ُّ َع ِن
Katakanlah,”Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah
kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. al Isra’ : 85).13
2.2.3. Intuisi
Intuisi atau yang disebut metode intuitif (irfani) merupakan metode
yang mengungkapkan bahwa hati berperan untuk menangkap objek-
objek non-fisik atau metafisika melalui kontak langsung dan objek-
objeknya yang hadir dalam jiwa seseorang. Pendekatan intuitif (dzauqi)
disebut pendekatan presensial karena objek-objek hadir (present) dalam
jiwa seseorang dan karena itu modus ilmu disebut ilmu hudhuri
(knowledge by presence). Oleh karena objek-objek yang ditelitinya
hadir dalam jiwa, kita bisa mengalami dan merasakannya, dan dari sini
istilah dzauqi (rasa) timbul.14 Metode irfani sesungguhnya berasal dari
sumber Islam sendiri tetapi dalam perkembangannya juga terdapat
pengaruh dari luar, Yunani, Kristen, Hindu, ataupun yang lain.15 Metode
irfani berkaitan dengan pengetahuan yang diperoleh secara langsung
dari Tuhan (kasyf) melalui olah rohani (riyadhah) yang dilakukan atas
dasar hub (cinta) atau iradah (kemauan yang kuat).
13
(Q.S Al-Isra’ : 85)
14
Mulyadhi Kartanegara, Menembus Batas Waktu: Panorama Filsafat Islam, hlm. 65.
15
A. Khudori Soleh, Wacana Baru Filsafat Islam, hlm. 198-199.
10
Kedua, sifat langsung pengetahuan intuitif bisa dilihat dari apa yang
disebut ilmu hudhuri, yakni hadirnya objek di dalam diri subjek.
Berbeda dengan rasio yang memahami objeknya lewat simbol-simbol,
intuisi melampaui segala bentuk simbol dan menembus sampai ke
jantung objeknya. Singkatnya, pengetahuan akli merupakan
pengetahuan mengenai (knowledge about) yakni pengetahuan diskursif
atau simbolis yang mengunakan perantara. Sedangkan pengetahuan
qalbi merupakan pengetahuan tentang (knowledge of) yaitu pengetahuan
intuitif yang bersifat langsung sehingga dapat memperoleh pengetahuan
16
Ayi Sofyan. 2010. Kapita Selekta Filsafat.Bandung: CV Pustaka Setia. hlm. 219-220.
11
yang mutlak, langsung, dan bukan pengetahuan yang nisbi atau yang
ada perantaranya.17
17
Louis O. Kattsoff. 2004. Pengantar Filsafat, terj. Soejono Soemargono. Yogyakarta: Tiara
Wacana. Hal 141.
18
Zaprulkhan, Filsafat Islam: Sebuah Kajian Tematik. Hal. 137.
19
Nur A. Fadhil Lubis, Introductory Reading Islamic Studies, IAIN Press, Medan. Hal.75
12
Pertama, Islam harus dipelajari dari sumber yang asli yaitu Al qur’an
As sunnah Rasulullah. Kekeliruan memehami islam, karena orang hanya
mengenalnya dari sebagian ulama atau melalui pengenalan-pengenalan
dasar dari sumber kitab fiqh dan tasawuf yang semangatnya sudah tidak
sesuai dengan perkembangan zaman. Mempelajari islam dengan cara
demikian akan menjadikan orang tersebut sebagai pemeluk islam hidup
penuh dengan bid’ah dan khurafat yaitu telah tercampur dengan hal-hal
yang tidak islami jauh dari ajaran islam yang murni.
mereka mereka mempunyai pemahaman islam yang baik, yang lahir dari
perpaduan ilmu yang dalam terhadap Al quran dan Sunnah.
20
Ziauddin Sardar. 2000. Dimensi Ilmiah Al-‘Ilm, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 25
14
21
Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarak. 2000. Metodologi Study Islam. Bandung: PT.Rosda
Karya. Hal. 18
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Epistemologi sebagai cabang ilmu filsafat yang eksistensinya adalah
mengajak manusia untuk berfikir, mentadaburi alam yang dikemas dalam ilmu
pengetahuan yang sistematis, memberi konstribusi bagi perkembangan
manusia dalam ranah keilmuan. Dan dengan beberapa prinsip dasar
epistemologi islam kita bisa mengatehaui peranan islam dalam ilmu
pengetahuan, yang mana Al-Quran (wahyu) sebagai salah satu sumber ilmu
pengetahuan yang kemudian ditalar melaui akal sebagai keistimewaan bagi
manusia dan serta panca indra (rasa) atau sentuhan indrawi yang membantu
memperoleh pengetahuan.
3.2. Saran
Adapun saran dari penulisan makalah ini hendaknya tulisan ini dapat
menambah ilmu, wawasan, dan ketakwaan kita, agar kita senantiasa menuntut
ilmu semata-mata hanya untuk mengharap keridhaan Allah Subhana Wa
Ta’ala.
16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
R Ravertz, Jerome. 2014. Filsafat Ilmu : Sejarah & Ruang Lingkup. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nur A. Fadhil Lubis, Introductory Reading Islamic Studies, IAIN Press, Medan.
Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarak. 2000. Metodologi Study Islam. Bandung:
PT.Rosda Karya
17