Anda di halaman 1dari 15

PENGERTIAN IAD, IBD dan ISD serta METODE ILMIAH

dan LANGKAH-LANGKAH OPERASIONALNYA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : IAD, IBD, ISD
Dosen Pengampu : Ismi Aulia Rizki, M.Pd

DISUSUN
OLEH:
CHAERONA ARTHA LUBIS (0101202088)
NURFADILA (0101202125)
RAZKIATUL FITRI MATONDANG (0101203019)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pengertian IAD, IBD dan ISD serta Metode Ilmiah dan Langkah-
langkah Operasionalnya” ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Ismi Aulia Rizki, M.Pd selaku
Dosen Pengampu yang sudah memberikan tugas makalah ini, serta teman-teman
sekalian yang telah membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat
terselesaikan pada waktu yang telah di tetentukan, guna untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah IAD, IBD, ISD.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu penulis mengharap adanya saran maupun kritik yang membangun guna
melengkapi kekurangan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
kepada kita semua.

Medan, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

1.3.Tujuan ............................................................................................................ 1

BAB II ..................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

2.1. Pengertian IAD, IBD, dan ISD ..................................................................... 2

2.2. Metode Ilmiah .............................................................................................. 5

2.3. Langkah-langkah Operasional ...................................................................... 7

BAB III ................................................................................................................. 10

PENUTUP ............................................................................................................. 10

3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 10

3.2. Saran ........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

IAD. ISD, IBD adalah sebuah ilmu yang digunakan dalam pendekatan
sekaligus sebagai saran jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah
diantaranya alam, sosial dan budaya yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat.
Di zaman yang semakin modern ini banyak sekali alat-alat canggih yang
dapat dimanfaatkan manusia untuk membantu pekerjaan meraka, namun
kebanyakan dari mereka salah menggunakannya, mereka kurang bersosialisasi
dengan masyarakat serta kurang mengerti dan memahami budaya mereka sendiri.
Yang berakibat generasi-generasi penerus bangsa tidak lagi bisa diharapkan oleh
negeri sendiri. Oleh sebab itu peran orang tua di sini sangat dibutuhkan dalam
mengawasi anak-anaknya dalam bergaul dan bertindak.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari IAD, IBD, dan ISD?
2. Jelaskan metode ilmiahnya dari IAD, IBD, dan ISD!
3. Jelaskan langkah-langkah operasionalnya dari IAD, IBD, dan ISD!

1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini ialah sebagai berikut:

1. Agar dapat memahami apa itu IAD, IBD, dan ISD.


2. Agar dapat mengetahui metode ilmiah dari IAD, IBD, dan ISD.
3. dan agar dapat mengetahui apa saja langkah-langkah operasional dari
IAD, IBD, dan ISD.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian IAD, IBD, dan ISD


Ilmu Alamiah Dasar (IAD) pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan alam
atau dalam Bahasa Inggris science atau natural science. Sedangkan dalam Bahasa
Arab berasal dari kata „alima, ya‟lamu, „ilman. Yang berarti mengerti, memahami
benar-benar. Sehingga Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu pengetahuan yang
mengkaji gejala dalam alam semesta seluruhnya sehingga terbentuk konsep dan
prinsip.
Ilmu Alamiah Dasar merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
dasar-dasar lahirnya ilmu pengetahuan ilmiah. Ilmu Pengetahuan ilmiah di
dalamnya terdapat metode yang digunakan dalam mempelajari, obyek
pembahasan, nilai dan manfaat yang diperoleh serta sistematika pembahasan.
Tujuan mempelajari Ilmu Alamiah Dasar di antaranya adalah untuk
mengetahui dasar dan proses lahirnya ilmu pengetahuan, untuk mengetahui
keterkaitan antara ilmu pengetahuan dengan agama dan untuk mengetahui
hubungan antara Khaliq dengan makhluk. Pentingnya mempelajari Ilmu Alamiah
Dasar di antaranya adalah agar kita menyadari bahwa Allah sebagai al Khaliq
yang menurunkan wahyu merupakan sumber dan dasar lahirnya ilmu pengetahuan
ilmiah, agar kita mengetahui proses perubahan pengetahuan menjadi ilmu
pengetahuan ilmiah.
Secara sederhana IBD (Ilmu budaya dasar) adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari dasar-dasar budaya masyarakat dalam suatu bangsa dan Negara. IBD
merupakan ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan
petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal
dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri
berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus.
Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bias menjadi lebih

2
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities
di andaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan
lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu
the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain
sebagai manusia itu sendiri.
Istilah Ilmu Budaya Dasar sama sekali tidak identik sebagai dasar-dasar
ilmu budaya. IBD dimaksudkan sebagai the scientific of study of some
aspect or segment of reality, sebagaimana disiplin ilmu lain, seperti Sosiologi,
Antropologi, dan sebagainya. Ia lebih tepat disebut sebagai ilmu gabungan, yang
secara bersama-sama atau sendiri-sendiri dapat diperguna-kan sebagai alat untuk
mengatasi berbagai masalah yang dihadapi manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, baik dalam kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial,
maupun makhluk ciptaan Tuhan. Komponen yang paling utama dalam
membentuk IBD adalah Filsafat, Teologi atau Agama, Sejarah, dan Seni. Filsafat
yang sering disebut sebagai induk ilmu merupakan ilmu yang berusaha memberi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang esensial. Melalui filsafat, orang akan
mengetahui mengenai hakikat sesuatu yang dipertanyakan. Dalam hubungannya
dengan maksud untuk mengetahui hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya,
filsafat manusia akan mengarahkan wawasan terhadap ciri-ciri khas yang
membedakan dirinya dari makhlukmakhluk lain. Melalui kajian filsafat inilah
orang akan menemukan jawaban, seperti, apa dan siapakan manusia, dari mana ia
berasal, akan kemana dan apakah yang menyebabkan ia bertingkah laku, dan
sebagainya. Teologi atau yang sering disebut ilmu agama akan mengarahkan
tentang manusia, sejarah manusia, tujuan manusia, tugas dan tanggung jawab
manusia di dunia, dan sebagainya. Teologi juga membekali manusia untuk
mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh manusia sebagai pelaku
kebudayaan. teologi juga memperkenalkan mkepada manusia mengenai nilai-nilai
yang patut didambakan demi kebahagiaan hidupnya, baik di dunia maupun di
akhirat. Teologi membekali manusia untuk menjadi insan kamil atau manusia

3
sempurna yang memperoleh kebahagiaan jasmani dan rohani. Sejarah juga
memberikan andil kepada manusia untuk mengerti tentang dirinya dan orang lain.
Sejarah menceritakan bagaimana orang-orang terdahulu dan kehidupannya secara
luas meliputi adat-istiadat, pandangan hidup, asal-usul, pola hidup, dan
sebagainya.
Tujuan dari mempelajari Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan
untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk di
dalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai
salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai
budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang
menyangkut dirinya sendiri
ISD (Ilmu sosial dasar) yaitu mebicarakan hubungan timbal balik antar
manusia dengan sesama manusia dan lingkungan sekelilingnya, hubungan ini
dapat diwujudkan kedalam realitas sosial, dan realitas sosial ini yang mejadi titik
perhatiannya; jadi ilmu sosial dasar berperan untuk menghadapi masalah-masalah
sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan demikian ilmu sosial dasar ini
merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum
dan pengetahuan dasar tentang konsep konsep yang dikembangkan untuk
melengkapai dalam memahami gejala-gejala sosial, agar daya tangkap dan
tanggap, persepsi dan penalaran mahasiswa dalam mengahadapi lingkungan sosial
dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya
menjadi lebih mendasar dan mendalam.

Ilmu Sosial Dasar merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari dasar-


dasar dalam berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan masyarakat. Yang
menjadi kajian utama dalam pembahasan Ilmu Sosial Dasar adalah tingkah

4
manusia dalam bersosial atau bermasyarakat dan dasar yang dijadikan pedoman
dalam mengembangkan tingkah laku tersebut.
Tujuan yang ingin dicapai dari mempelajari Ilmu Sosial Dasar di
antaranya adalah agar kita mengetahui latar belakang lahirnya tingkah laku
seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dan dasar lahirnya tingkah laku
tersebut. Dengan mengetahui latar belakang dan dasar lahirnya tingkah laku
seseorang maka kita bias bersikap bijaksana dalam menilai dan melakukan
tindakan. Ilmu Sosial Dasar sangat penting untuk dipelajari karena manusia
diciptakan Allah sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya manusia selalu
membutuhkan interaksi dengan manusia lain.

2.2. Metode Ilmiah


Metode ilmiah adalah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu. Jadi ilmu adalah pengetahuan yang didapat lewat metode ilmiah.
Metode adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai
langkah-langkah yang sistematis. Metodeologi adalah suatu pengkajian dalam
mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.
Tidak semua pengetahuan yang disebut ilmu, sebab ilmu merupakan
pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu atau
dikatakan ilmiah adalah :
1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya atau didukung
metodik fakta empiris;
2. Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara
tertentu yang teratur dan terkontrol;
3. Sistematik, artinya pengetahuan itu tidak disusun dalam suatu sistem di mana
satu sama lain saling berkaitan dan saling menjelaskan, sehingga seluruhnya
merupakan satu kesatuan yang utuh.

5
4. Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati
oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara
eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten;.

Pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah, diharapkan mempunyai


karakteristik-karakteristik tertentu yakni sifat rasional dan teruji, sehingga
memungkinkan tubuh pengetahuan yang disusun merupakan pengetahuan yang
dapat diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah menggabungkan cara berpikir
deduktif dan cara berpikir induktif dalam membangun tubuh dan pengetahuannya.
Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir di mana kesimpulan ditarik dari
suatu yang bersifat umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus, yang disusun dari dua
buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus
disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis
minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif
berdasarkan kedua premis tersebut.
Cara berpikir induktif adalah cara berpikir yang menarik suatu kesimpulan
yang bersifat umum dari pernyataan yang bersifat khusus atau individual.
Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang
mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi,
yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Cara berpikir deduktif terkait dengan rasionalisme, yang memberikan sifat
rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan
yang telah dikumpulkan sebelumnya. Oleh karena itu, cara berpikir deduktif
berdasarkan pada kriteria kebenaran koherensi atau teori koherensi. Rasionalisme
adalah paham yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran.
Teori koherensi adalah suatu pernyataan pengetahuan rasionalisme yang
memberikan sifat rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten
dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya yang dianggap benar.
Namun demikian, penjelasan yang bersifat rasional dengan kriteria kebanaran
koherensi tidak memberikan kesimpulan yang bersifat final. Hal ini disebabkan

6
karena meskipun argumentasi secara rasional didasarkan kepada premis-premis
ilmiah yang telah teruji kebenarannya, namun dimungkinkan pula pilihan yang
berbeda dari sejumlah premis ilmiah yang tersedia, yang dipergunakan dalam
penyusunan argumentasi. Oleh karena itu dalam metode ilmiah di samping
menggunakan cara berpikir deduktif, dipergunakan pula cara berpikir induktif.
Cara berpikir induktif terkait dengan empirisme, di mana dibutuhkan
fakta-fakta yang mendukung. Oleh karena itu, cara berpikir induktif berdasarkan
pada kriteria kebenaran korespondensi atau teori korespondensi.
Empirisme adalahpaham yang berpendapat, bahwa fakta yang tertangkap lewat
pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran.
Teori korespondensi adalah suatu pernyataan dianggap benar jika materi
pengetahuan yang dikandung pernyataan itu koresponden (berhubungan) dengan
obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Dalam metode ilmiah, pendekatan rasional digabungkan dengan pendektan
empiris. Secara rasional maka ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten
dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan pengetahuan yang
sesuai dengan fakta dari yang tidak.

2.3. Langkah-langkah Operasional


Untuk mencapai kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan itu
sendiri dengan faktanya maka dibutuhkan suatu metode atau cara yang tepat.
Dan ini disebut denga metode ilmiah. Dengan metode ilmiah akan dihasilkan
suatu pengetahuan yang bersifat sistematis, berobjek dan berlaku secara
universal. Seperti air yang didinginkan pada suhu tertentu akan membeku, maka
ini akan berlaku untuk air dimana saja tidak hanya air yang waktu itu
digunakan sebagai bahan percobaan. Langkah-langkah operasionalnya adalah
sebagai berikut:
1. Penentuan Masalah dan Perumusan Masalah
Dalam kehidupan kita sehari-hari acapkali menemukan berbagai masalah, dan
masalah tersebutperlu dirumuskan sehingga dapat dianalisi secara logis kemudian
dapat dipecahkan. Masalah perlu dibatasi atau ditetapkan ruang lingkupnya agar

7
fokus pemecahannya. Masalah juga perlu dideskripsikan secara jelas, karena
masalah merupakan suatu gejala dimana beberapa fakta saling berkaitan dan
membentuk suatu kerangka masalah. Unsur-unsur yang membentuk masalah
dapat diturunkan secara empiris, namun adakalanya ada unsur-unsur masalah
yang tidak dapat dikenal langsung secara empiris sehingga diperlukan kerangka
pemikiran rasional.

2. Hipotesis
Hipotesis semacam kerangka pemikiran sementara yang menjelaskan hubungan
antara unsur-unsur yang membentuk suatu kerangka masalah. Kerangka
pemikiran sementara ini selanjutnya disusun secara deduktif berdasarkan premis-
premis atau pengetahuan yang telah diketahui kebenarannya.

3. Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis merupaan langkah untuk mengumpulkan fakta-fakta
yang relevan dengan deduksi hipotesis. Jika fakta-fakta yang ada sesuai dengan
konsekuensi hipotesis, artinya hipotesis yang diajukan adalah benar karena
didukung oleh fakta. Dan berlaku sebaliknya jika fakta-fakta yang ada tidak sesuai
dengan hipotesis artinya hipotesis itu ditolak. Dengan terbuktinya kebenaran dari
suatu hipotesis , maka hipotesis tersebut dapat dianggap sebagai teori ilmiah dan
merupakan pengetahuan baru. Pengetahuan baru dapat berupa teori baru, kaidah
baru atau sekedar lanjutan atau pengembangan dari penemuan yang sudah ada.

4. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-
fakta (data), untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak.
Hipotesis itu dapat diterima bila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung
pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta pernyataan hipotesis. Hipotesis yang
diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara
ilmiah, dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

8
Keseluruhan langkah tersebut di atas harus ditempuh melalui urutan yang
teratur, di mana langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya.
Dari keterangan-keterangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu
pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, berlaku
umum dan kebenarannya telah diuji secara empiris.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ilmu Alamiah Dasar merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
dasar-dasar lahirnya ilmu pengetahuan ilmiah. Ilmu Pengetahuan ilmiah di
dalamnya terdapat metode yang digunakan dalam mempelajari, obyek
pembahasan, nilai dan manfaat yang diperoleh serta sistematika pembahasan.
Istilah Ilmu Budaya Dasar sama sekali tidak identik sebagai dasar-dasar
ilmu budaya. IBD dimaksudkan sebagai the scientific of study of some
aspect or segment of reality, sebagaimana disiplin ilmu lain, seperti Sosiologi,
Antropologi, dan sebagainya. Ia lebih tepat disebut sebagai ilmu gabungan, yang
secara bersama-sama atau sendiri-sendiri dapat diperguna-kan sebagai alat untuk
mengatasi berbagai masalah yang dihadapi manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, baik dalam kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial,
maupun makhluk ciptaan Tuhan. Komponen yang paling utama dalam
membentuk IBD adalah Filsafat, Teologi atau Agama, Sejarah, dan Seni. Filsafat
yang sering disebut sebagai induk ilmu merupakan ilmu yang berusaha memberi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang esensial.
Ilmu Sosial Dasar merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari dasar-
dasar dalam berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan masyarakat. Yang
menjadi kajian utama dalam pembahasan Ilmu Sosial Dasar adalah tingkah
manusia dalam bersosial atau bermasyarakat dan dasar yang dijadikan pedoman
dalam mengembangkan tingkah laku tersebut.
Metode ilmiah adalah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu. Jadi ilmu adalah pengetahuan yang didapat lewat metode ilmiah. Syarat-
syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu atau
dikatakan ilmiah adalah :
1. Obyektif
2. Metodik,
3. Sistematik,

10
4. Berlaku umum.

Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut:


1. Penentuan Masalah dan Perumusan Masalah
2. Hipotesis
3. Pengujian Hipotesis
4. Penarikan kesimpulan

3.2. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat


banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ilham, Sri. 2014. IBD, ISD, IAD Materi MKDU pada Perguruan Tinggi.
Bandarlampung: Fak. Dakwah IAIN Raden Intan.
Halil, Hermanto. 2016. Ilmu Alamiyah Dasar (IAD), Ilmu Sosial Dasar (ISD),
Ilmu Budaya Dasar (IBD) Dalam Perspektif Islam. Surabaya: Duta Media
Publishing.
Tasmuji, dkk. 2018. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar
(IAD-ISD-IBD). Surabaya: UIN Sunan Ampel Press.
https://fahrulrizaltinjowan.wordpress.com/2012/11/12/metode-ilmiah-dan-
langkah-langkah-operasional/

12

Anda mungkin juga menyukai