Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“KESATUAN ANTARA AYAT QAULIYAH DAN AYAT KAUNIYAH SERTANTER


KONEKSITAS DALAM MEMAHAMINYA”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. AISYHWARA AGUS CAMELLIA (2105170181)


2. SILVI SYAHPUTRI RAMADHANI (2105170182)
3. NAZLIA CHAIRUL TARIGAN (2105170183)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
berkat dan karunia nya kepada kita semua sehingga penulisan tugas makalah ini dapat
terselesaikan. Adapun judul dari makalah ini yaitu mengenai “Kesatuan Antara Ayat
Qauliyah Dan Ayat Kauniyah Sertanter Koneksitas Dalam Memahaminya”. Tugas
makalah ini kami susun demi memenuhi tugas mata kuliah ISLAM DAN IPTEK.
Di lain sisi, kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan makalah ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian tugas penulisan makalah ini, khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah ini yaitu Bapak NAHAR A. GHANI, Lc., MA.,
Dr.
Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih sangat jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa
yang akan datang, semoga karya tulis makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 09 Maret 2023

KELOMPOK 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………… 1


1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………… 1
1.3 TUJUAN MASALAH…………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah……………………………….. 2


2.2 Keserasian Ayat-Ayat Qauliyah dengan Kauniyah…………………………… 3
2.3 Al-Qur’an dan Alam Raya……………………………………………………… 3
2.4 Interkoneksitas dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Kauniyah…………… 4
2.5 Fenomena Ayat Qauliyah……………………………………………………….. 5
2.6 Fenomena Ayat Kauniyah……………………………………………………….. 6

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………….. 7
3.2 SARAN…………………………………………………………………………… 7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Telah diyakini bahwa Al-Qur’an berisikan petunjuk bagi umat manusia,
Adapun ajaran-ajarannya yang disampaikan secara fariatif serta dikemas dengan
sedemikian rupa. Ada yang beruba informasi, perintah dan larangan, serta ada juga
yang dimodifikasi dalam bentuk diskripsi kisah-kisah yang mengandung ibrah dan
dikenal dengan istilah ayat-ayat kauliyah serta ayat-ayat kauniyah.
Pada makalah ini kami akan mencoba membahas mengenai ayat-ayat kauliyah
dan ayat-ayat kauniyah yang Allah berikan kepada manusia secara indrawi atau lewat
penelitian dan observasi (al-mubasyiyah) untuk mengungkap gejala-gejala atau
fenomena kauniyah.
Di dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan kekuasaannya dengan contoh-contoh
keberan dari alam ini agar kita semua dapat mengetahui dengan jelas siapa yang
menciptakan alam semesta ini dan siapa yang berhak kita sembah dengan semestinya,
karena kita sebagai ciptannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ayat kauliyah dan ayat kauniyah?


2. Apa yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan alam raya?
3. Apa saja intropeksitas dalam memahami ayat kauliyah dan kauniyah?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui apa pengertian dari ayat kauliyah dan ayat kauniyah


2. Mengetahui apa saja yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Alam raya
3. Mengetahui apa saja intropeksitas dalam memahami ayat kauliyah dan kauniyah
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ayat Qauliyah Ayat Kauniyah


Ayat-ayat Qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah Swt di dalam Al-
Qur’an menyangkut berbagai aspek termasuk cara mengenal Allah. Sedangkan dikutip dari
buku Al-Islam dan Kemuhammadiyah – 4 (2017:74), ayat Qauliyah adalah kalam Allah (Al-
Qur’an) yang diturunkan secara formal kepada Nabi Muhammad SAW.
Beberapa contoh ayat Qauliyah dalam Al-Qur’an yakni: Surat Ar-Rad Ayat 13

ۤ
‫ال‬ َ ‫ب ِب َها َمنْ يَّش َۤا ُء َو ُه ْم يُ َجا ِدلُ ْونَ فِى هّٰللا ِ َۚوه َُو‬
ِ ۗ ‫ش ِد ْي ُد ا ْل ِم َح‬ ِ ُ‫ق فَي‬
ُ ‫ص ْي‬ َ ‫ص َوا ِع‬ ِ ‫سبِّ ُح ال َّر ْع ُد بِ َح ْم ِد ٖه َوا ْل َم ٰل ِٕى َكةُ ِمنْ ِخ ْيفَتِ ٖ ۚه َويُ ْر‬
َّ ‫س ُل ال‬ َ ُ‫َوي‬

Dan guruh bertasbih memuji-Nya, (demikian pula) para malaikat karena takut
kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia
kehendaki, sementara mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia Mahakeras
siksaan-Nya.
Ayat-ayat kauniyah adalah istilah yang dipakai oleh para ulama
untuk merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an yang membicarakan tentang fenomena
alam dengan segala isinya mencakup tentang langit, bumi, hewan,  tumbuhan
termasuk juga manusia. Istilah kauniyah sendiri berasal dari kata al-kaūn yang berarti
alam yang mencakup langit dan bumi beserta segala sesuatu yang ada
di antara keduanya.
Beberapa contoh ayat Kauniyah Al-Qur’an yakni: Surat Al-Baqarah ayat 164:

َّ ‫اس َو َمٓا َأن َز َل ٱهَّلل ُ ِمنَ ٱل‬


‫س َمٓا ِء‬ ِ َ‫ٱختِ ٰل‬
َ َّ‫ف ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّ َها ِر َوٱ ْلفُ ْل ِك ٱلَّتِى ت َْج ِرى فِى ٱ ْلبَ ْح ِر بِ َما يَنفَ ُع ٱلن‬ ِ ‫ت َوٱَأْل ْر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ ِ ‫ِإنَّ فِى َخ ْل‬
َّ ‫ق ٱل‬

ِ ‫ٱلسˆ َمٓا ِء َوٱَأْل ْر‬


‫ض‬ َ ‫ب ٱ ْل ُم‬
َّ َ‫سˆ َّخ ِر بَيْن‬ ِ ‫ٱلسˆ َحا‬ ِ َ‫يف ٱلˆ ِّر ٰي‬
َّ ‫ح َو‬ ِ ‫َصˆ ِر‬ َ ‫ِمن َّمٓا ٍء فََأ ْحيَˆا بِˆ ِه ٱَأْل ْر‬
َّ َ‫ض بَ ْعˆ َد َم ْوتِ َهˆا َوب‬
ْ ‫ث فِي َهˆا ِمن ُكˆ ِّل دَٓابَّ ٍة َوت‬

ٍ َ‫َل َءا ٰي‬


‫ت لِّقَ ْو ٍم يَ ْعقِلُون‬

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa
yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin
dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda
(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.
2.2 Keserasian Ayat-Ayat Qauliyah dengan Kauniyah

Allah SWT menurunkan ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya, melalui 2 jalur formal yaitu
ayat qouliyah dan jalur non-formal yaitu ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah kalam Allah
(Al-Qur’an) yang diturunkan secara formal kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan ayat
kauniyah adalah fenomena alam, jalurnya tidak formal dan manusia mengeksplorasi sendiri.
Al-Quran Al-Karim, yang terdiri dari 6.236 ayat itu, menguraikan berbagai persoalan hidup
dan kehidupan, antara lain menyangkut alam raya dan fenomenanya. Uraian-uraian sekitar
persoalan sering tersebut sering di sebut ayat-ayat kauniyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang
secara tegas menguraikan hal-hal diatas. Jumlah ini tidak termaksut ayat-ayat yang
menyinggungnya secara tersirat.

2.3 Al-Qur’an dan Alam Raya

Dalam berbicara tentang alam dan fenomenanya. Paling sedikit ada dua hal yang dapat
dikemukakan menyangkut hal tersebut :

a. Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan kepada manusia untuk memperhatikan


dan mempelajari alam raya dalam rangka memperoleh manfaat dan kemudahan-kemudahan
bagi kehidupan dan mengantarkan kepada kesadaran-kesadaran akan keesaan dan ke maha
kuasaan Allah SWT.

b. Alam dan segala isinya beserta hukum-hukum yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki,
dan dibawah kekuasaan Allah SWT serta diatur dengan sangat teliti. Alam raya tidak bias
dilepaskan dari ketetapan-ketapan tersebut, kecuali jika dikehendaki oleh Allah SWT.
Eksplorasi terhadap ayat kauniyah inilah yang kita kenal sebagai sains, yang kemudian dalam
aplikasinya disebut teknologi. Sains dan teknologi (saintek) ini adalah implementasi dari
tugas manusia sebagai khalifah fil ardhi untuk memakmurkan bumi. Karenanya bagi seorang
muslim, saintek adalah sarana hidup untuk mengelola bumi, bukan membuat kerusakan.
Paradigma seorang muslim terhadap ayat-ayat Allah ini, baik ayat qauliyah (Al-Qur’an)
maupun kauniyah (fenomena alam) adalah mutlak benar dan tidak mungkin bertentangan,
karena keduanya berasal dari Allah. Pada faktanya sains yang telah “proven” (qath’i) selaras
dengan Al Qur’an seperti tentang peredaran bintang, matahari dan bumi pada orbitnya.
Namun sains yang masih dzanni (teori) kadang bertentangan dengan yang terdapat dalam Al-
Qur’an seperti teori evolusi pada manusia. Allah SWT. Menuangkan sebagian kecil dari
ilmu-Nya kepada umat manusia dengan dua jalan. Pertama, denga nath-thariqah ar-rasmiyah
(jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyu melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya,
yang disebut juga dengan ayat-ayat qauliyah. Kedua, dengan ath-thariqah ghairu rasmiyah
(jalan tidak resmi) yaitu melalui ilham kepada makhluk-Nya di alam semesta ini (baik
makhluk hidup maupun yang mati), tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena tak
melalui perantaraan malaikat Jibril, maka bisa disebut jalan langsung (mubasyaratan).

Kemudian jalan ini disebut juga dengan ayat-ayat kauniyah. Ayat-ayat qauliyah
mengisyaratkan kepada manusia untuk mencari ilmu alam semesta (ayat-ayat kauniyah), oleh
sebab itu manusia harus berusaha membacanya, mempelajari, menyelidiki dan
merenungkannya, untuk kemudian mengambil kesimpulan.

Allah SWT. berfirman: “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhan mu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang
Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara alam. Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-‘Alaq:1-5).

Dalam sejarah peradaban Islam, para ilmuwan adalah juga ahli dalam agama karena
memahami kedudukan saintek dalam Islam. Mereka belajar ayat qauliyah dan juga kauniyah.
Kontribusi ilmu pengetahuan para ilmuwan muslim menjadi tonggak kemajuan IPTEK di
Barat. Dalam bidang matematika terdapat ilmuwan muslim yang terkenal seperti Al-
Khawarizm dan Aljabar. Nama mereka kemudian diabadikan di dalam bidang matematika itu
sendiri. Selain itu ada jiga ilmuwan muslim terkenal lainnya seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd,
Ibnu Khaldun. Bidang-bidang yang sangat gemilang pada masa kejayaan Islam adalah
kedokteran, matematika dan juga astronomi yang menjadi salah satu kebutuhan penting umat
Islam menentukan kiblat pada waktu-waktu ibadah.

2.4 Interkoneksitas dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Kauniyah

Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam dua jalan keduanya saling
menegaskan dan saling terkait satu sama lainnya. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan
manusia untuk memahami keduanya adalah keniscayaan. Allah tidak hanya memberikan
perintah untuk sekedar memahami ayat-ayat Allah berupa Qauliyah, tetapi juga untuk melihat
fenomena alam ini. Alam adalah ayat Allah SWT yang tidak tertuang dalam bentuk perkataan
Allah untuk dibaca dan dihafal. Tetapi alam adalah ayat Allah yang semestinya dieksplore
dan digali sedalam-dalamnya untuk semakin manusia mendekatkan diri pada kemahakuasaan
Allah SWT.

Berangkat dari kesadaran tentang realitas atas tangkapan indradan hati, yang
kemudian diproses oleh akal untuk menentukan sikap mana yang benar dan mana yang salah
terhadap suatu objek atau relitas. Cara seperti ini bisa disebut sebagai proses rasionalitas
dalam ilmu. Sedangkan proses rasionalitas itu mampu mengantarkan seseorang untuk
memahami metarsional sehingga muncul suatu kesadaran baru tentang realitas metafisika,
yakni apa yang terjadi di balik objek rasional yang bersifat fisik itu. Kesadaran ini yang
disebut sebagai transendensi.

Firman Allah (QS. Al-Imran : 191), : “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka“.

Dalam pandangan seorang muslim ayat qauliyah akan memberikan petunjuk/isyarat


bagi kebenaan ayat kauniyah, misalnya surat An-Nur (24):43 mengisyaratkan terjadinya
hujan, surat Al-Mukminun(23) : ayat 12-14 mengisyaratkan tetang keseimbangan dan
kesetabilan pada istem tata surya, surat Al-Ankabut (29) : ayat 20 mengisyaratkan adanya
evolusi pada penciptaan makhluk di bumi, surat AZ-Zumar (39) : ayat 5 dan surat an-Naml
(27) : ayat 28 mengisyaratkan adanya rotasibumi dan bulatnya bumi, sebaliknya ayat
kauniyah akan menjadi bukti (Al-Burhan) bagi kebenaran ayat qauliyah (lihat surat Al-
Fushshilat 41: ayat 53.

2.5 Fenomena Ayat Qauliyah

Pada penjelasan ayat Qauliyah, dapat kita tarik kesimpulan bahwa “siklus hidrologi”
memiliki empat macam proses yang saling menguatkan, yaitu :

a.hujan/presipitasi.

b.penguapan/evaporasi.

c.infiltrasi dan perkolasi (peresapan).

d.lipahan permukaann (surface run off) dan limpasan iar tanah(subsurface rzrn off)

Isyarat adanya fenomena “siklus hidrologi” dapat kata lihat pada surat An-Nur (24)
ayat 43, yaitu : “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, Kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, Kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka
kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-
butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-
Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan” ( QS. An – Nur : 43 ).

Pada ayat diatas, menunjukkan adanya proses inti yang sedang berlangsung dan
merupakan bagian dari proses “siklus hidrologi” Kedua proses itu, yaitu proses penguapan
(evaparasi) yang ditunjukkan dengan kata “awan”dan proses hujan (presipitasi) yang berupa
keluarnya air dan butiran es dari awan. Dengan demikian, pada pasal ini akan dijelaskan dan
diberikan contoh hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu yang memberikan
isyarat global tentang fenomena iptek, untuk membantu menjelaskan dan mencocokkan
terhadap ayat Kauniyah. Banyak sekali contoh yang dapat dikemukakan, akan tetapi karena
keterbatasan ruang, maka dalam hal ini akann dikemukakan dua contoh saja aja yang amat
terkenal yaitu “Siklus Hidrologi” dan “Konsep Tentang Alam Semesta”.

2.6 Fenomena Ayat Kauliyah

Dari hasil observasi dan penelitian yang berulang-ulang bahwa “siklus hidrologi” atau
sikulasi air (hydrologi cycle) dapat dijelaskan sebagai berikut:

Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang terjadi akibat radiasi/panas matahari,
sehingga air yang dilaut, sungai, dan juga air pada tumbuh-tumbuhan mengalami
penguapan ke udara (transpiration), sehingga dikenal sebagai evapotranspiration, lalu uap
air tersebut pada ketinggian tertentu menjadi dingin dan terkondensasi menjadi awan.
Akibat angin, bekumpulan awan dengan ukuran tertentu dan terbuat awan hujan, karena
pengaruh berat dan gravitasi kemudian terjadilah hujan (presipitasion).

Beberapa air hujan ada yang mengalir di atas permukaan, tanah sebagai aliran
limpasan (overland flow) dan ada yang terserap kedalam tanah (infiltrasioan). Aliran
limpasan selanjutnya dapat mengisi tampungan-cekungan (depresioan storage). Apabila
tampungan ini telah terpenuhi, maka air akan menjadi limpasan-permukaan (surface
runoff) yang selanjutnya mengalir kelaut. Sedangkan air yang terinfiltrasi, bisa keadaan
formasi geologi memungkinkan, sebagian dapat mengalir literal di lapisan tidak kenyang
air sebagai aliran antara (subsurface flow/interflow). Sebagian yang lain mengalir vertikal
yang disebut dengan“perkolasi” (percolation) yang akan mencapai lapisan kenyang air
(saturated zone/aquifer). Air dalam akifer akan mengalir sebagaiair tanah (grounwter
flow/base flow) kesungai atau ketampungandalm (deep storage). Siklus hirologi ini
terjadi terus-menerus atauberulang-ulang dan tidak terputus.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang di firmankan oleh Allah SWT


didalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, termasuk tentang cara
mengenal Allah. Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang
diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa
dan sebagainya yang ada di dalam alam ini.

Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala
sistem dan peraturan-Nya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan
ternciptanya hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu yang
memberikan isyarat global tentang fenomena iptek, untuk membantu menjelaskan dan
mencocokkan terhadap ayat Kauniyah.

3.2 SARAN

Dari uraian di atas kami dapat menyarankan kepada pembaca sekalian agar


dapat menyebarluaskan pembahasan mengenai “Kesatuan Antara Ayat Qauliyah dan
Ayat Kauniyah Sertanter Koneksitas Dalam Memahaminya” sehingga
kebermanfaatan makalah ini dapat berguna bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Shihab,Quraish .1996.Cmembumikan Al-Quran dan peraan wahyu dalamkehidupan


masyarakat: bandung. Mizan.Yusuf Qardhawi. 1998.

Al-Quran Berbicara Tentang Akal Dan Ilmu Pengetahuan,(terj). Abdul Hayyie Al-
Kattani. Jakarta: Gema Isani. Achmad Baikuni. 1997.

Al-Quran dan ilmu pengetahuan kealamanYogyakarta.Dana Bakti Prima Yasa.

http://Id.harunyahya.com/id/Artikel/4510/kemampuan-memahami-ayat-ayat-allah

http://iismim.blogspot.com/2010/03/keserasian-ayat-ayat-qauliyah-dan.html

Anda mungkin juga menyukai