Anda di halaman 1dari 11

KEBAHAGIAAN PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN SAINS

(Kajian Lima Surah Dalam Al-Qur’an Yang Diawali Alhamdulillah)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Al-Qur’an dan Sains
Dosen Pengampu Dr. H. Abdul Matin Bin Salman, LC., M.Ag.

Oleh :
SITI HAPSOH (191111071)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Ta’ala Ta’ala yang


telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Sholawat serta salam penulis panjatkan kepada kehadirat Nabi
Muhammad ShalAllah Ta’alau ‘Alaihi Wasallam, yang diutus sebagai rahmatan
lil’alamin.
Adapun judul makalah yang penulis buat yaitu “Kebahagiaan Perspektif
Al-Qur’an dan Sains”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Ujian
Akhir Semester mata kuliah praktek penafsiran yang dibimbing oleh dosen
pengampu Dr. H. Abdul Matin Bin Salman, LC., M.Ag. Dalam makalah ini
penulis akan melakukan kajian terhadap lima surat Al-Qur’an yang diawali
Alhamdulillah. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca, menambah wawasan ilmu pengetahuan serta membuka wawasan
dan menginspirasi kepada para pembaca untuk senantiasa semangat dalam
menjalankan tugas-tugas dan memberikan motivasi dalam belajar.
Penulis tentu menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik isi maupun teks tertulis.
Dan apabila ada sebuah kelebihan yang terdapat pada makalah ini, maka itu
berasal dari Allah Ta’ala Ta’ala, karena hanya milik-Nyalah sebuah
kesempurnaan. Semoga Allah Ta’ala Ta’ala terus melimpahkan rahmat-Nya
dalam menuntut ilmu, sehingga penulis dan para pembaca menjadi orang yang
berguna baik di dunia maupun di akhirat. Tidak lupa pula demi kesempurnaan
makalah ini, saran dan kritik yang positif sangat penulis harapakan. Terima kasih.

Surakarta, 14 Juni 2022

Penulis
Siti Hapsoh
DAFTAR IS
I

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Bahasan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Ayat dan Terjemahnya...................................................................................2
2.2 Saintifikasi Ayat Kebahagiaan Dalam Al-Qur’an..........................................3
BAB III PENUTUP.................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Al-Qur’an menjadi objek yang tidak ada habisnya untuk dikaji,
dipelajari, dianalisis, bahkan dikritisi sehingga diibaratkan sebagai samudera
luas tak bertepi. Segala kegiatan yang dilakukan terhadap Al-Qur’an pun
beragam jenisnya, ada yang mengkaji secara bebas, terbuka, tanpa kendali dan
kendala apapun untuk kepentingan dan tujuan yang telah ditentukan. Akan
tetapi, lebih spesifik para cendikiawan muslim mengkaji Al-Qur’an bukan
hanya untuk keperluan kajian saja, melainkan untuk menemukan hidayah dan
hikmah yang terkandung didalamnya.1
Sebagaimana pengibaratan samudera luas tak bertepi, Al-Qur’an
selalu dijadikan pembelajaran yang wajib bagi setiap umat Islam sebagai
wujud taat dalam beragama. Pembelajaran terhadap Al-Qur’an terus
berkembang sesuai zaman yang sedang berlangsung. Saat ini dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan sains selalu dikaitkan dengan kajian
Al-Qur’an, sehingga lahirlah bidang kajian Al-Qur’an dan Sains. Hal ini
menarik dibahas karena Al-Qur’an berisi infomasi ilmu pengetahuan maupun
norma-norma hukum dan akhlak. Berangkat dari hal inilah akan dilakukan
kajian mengenai kebahagian perspektif Al-Qur’an dan Sains.

1.2 Bahasan Masalah


1. Bagaimana ayat dan terjemahnya surat yang diawali “Alhamdulillah”?
2. Bagaimana penafsiran surat yang diawali “Alhamdulillah”?
3. Bagaimana saintifikasi surat yang diawali “Alhamdulillah”?

1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui makna kebahagiaan
perspekstif Al-Qur’an dan Sains, sehingga dapat diambil hikmah agar
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1
Daniel Djuned, Antropologi Al-Qur’an (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011). Hlm 3-4.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ayat dan Terjemahnya


Al-Qur’an sebagai Mujizat terbesar menyimpan banyak
keistimewaan yang membuat kagum para pembacanya, Salah satu
keistimewaan Al-Qur’an adanya surat Al-Qur’an yang diawali dengan kata-
kata tertentu, hal ini bukan tanpa tujuan dibuat seperti itu, pasti ada makna
secara tidak langsung yang ingin disampaikan, hal tersebut akan menjadi
pembahasan dalam kajian ini, berikut dipaparkan 5 Surah Al-Qur’an yang
daawali dengan “Alhamdulillah”
a) Surah Al-Fatihah
﴾٢ َ‫﴿ ۡٱل َحمۡ ُد هَّلِل ِ َربِّ ۡٱل ٰ َعلَ ِمين‬
Artinya: Segala puji bagi Allah Ta’ala, Tuhan semesta alam.

b) Surah Al-An’am
ْ ‫ور ثُ َّم ٱلَّ ِذينَ َكفَر‬
ۡ‫ُوا بِ َربِّ ِهم‬ َ aۖ ُّ‫ت َوٱلن‬ ُّ ‫ض َو َج َع َل‬
ِ ‫ٱلظلُ ٰ َم‬ َ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬ َ َ‫﴿ ۡٱل َحمۡ ُد هَّلِل ِ ٱلَّ ِذي خَ ل‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
﴾١ َ‫يَ ۡع ِدلُون‬
Artinya: Segala puji bagi Allah Ta’ala Yang telah menciptakan langit dan
bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang
yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.

c) Surah Al-Kahfi
َ َ‫ي َأن َز َل َعلَ ٰى ع َۡب ِد ِه ۡٱل ِك ٰت‬
﴾١ ‫ب َولَمۡ يَ ۡج َعل لَّهۥُ ِع َو َج ۜا‬ ٓ ‫﴿ ۡٱل َحمۡ ُد هَّلِل ِ ٱلَّ ِذ‬
Artinya: Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah menurunkan kepada
hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan
kebengkokan di dalamnya;

d) Surah Saba’
‫ض َولَهُ ۡٱل َحمۡ ُد فِي ٱأۡل ٓ ِخ َر ۚ ِة َوه َُو‬ ِ ‫﴿ ۡٱل َحمۡ ُد هَّلِل ِ ٱلَّ ِذي لَ ۥهُ َما فِي ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
ِ ‫ت َو َما فِي ٱَأۡل ۡر‬
﴾١ ‫ۡٱل َح ِكي ُم ۡٱل َخبِي ُر‬
Artinya: Segala puji bagi Allah Ta’ala yang memiliki apa yang di langit
dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di
akhirat. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui.

2
e) Surah Fathir
َ َ‫ض َجا ِع ِل ۡٱل َم ٰلَِٓئ َك ِة ُر ُساًل ُأوْ لِ ٓي َأ ۡجنِ َح ٖة َّم ۡثن َٰى َوثُ ٰل‬
‫ث‬ ِ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬ ِ ‫﴿ ۡٱل َحمۡ ُد هَّلِل ِ فَا ِط ِر ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
ٞ ‫ق َما يَ َشٓا ۚ ُء ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ۡي ٖء قَ ِد‬ ۡ ۡ
﴾١ ‫ير‬ ِ ‫َو ُر ٰبَ ۚ َع يَ ِزي ُد فِي ٱل َخل‬
Artinya: Segala puji bagi Allah Ta’ala Pencipta langit dan bumi, Yang
menjadikan malaikat. sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing
(ada yang) dua, tiga dan empat. Allah Ta’ala menambahkan
pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya
Allah Ta’ala Maha Kuasa atas segala sesuatu.

2.2 Saintifikasi Ayat Kebahagiaan dalam Al-Qur’an


Bahagia adalah hal yang paling penting dalam kehidupan manusia,
baik bagi orang yang beragama atau tidak (ateis), muslim atau non muslim
(kafir). Karena itu manusia mencari, mengejar dan memburunya dengan
segala upaya untuk mendapatkanya. Dalam proses pencarian bahagia, manusia
berbeda-beda usahanya, perbedaan itu dikarenakan pebedaan dalam perspektif
pemaknaan hakikat bahagia itu sendiri. Perbedaan dalam pemaknaan dan
pencarian bahagia inilah yang menjadi problem kebingungan manusia. 2 Untuk
mendapatkan suatu perasaan yang bahagia, tak jarang individu melakukan
berbagai cara. dan sering memilih jalan pintas imajiner yang tak terhingga
banyaknya untuk merasa bahagia, seperti melalui narkotika, cokelat, seks
tanpa cinta, berbelanja, masturbasi, dan televisi. Kebahagiaan yang diperoleh
dengan cara tersebut hanya bersifat sementara, sehingga tidak akan
menimbulkan kebahagiaan yang seutuhnya. Kegiatan-kegiatan tersebut
menimbulkan ketergantungan atau bahkan dapat menimbulkan depresi.
Individu yang bahagia adalah orang yang mampu menerima keadaan yang ada
didirinya. Hal tersebut erat kaitannya dengan kepuasan dan kemampuan
bersyukur yang dimiliki.
Bahagia dengan bersyukur telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, jauh
sebelum sains mengungkapnya. Dalam Al-Qur’an, kata bahagia merupakan
terjemahan dari kata sa’id, sementara kata sengsara yang merupakan lawan
kata dari bahagia adalah terjemahan dari Saqiy. Selain kata Sa’id, kata Falah,
2
Akhmad Fauzi, “Hakikat Bahagia Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Tafsir Al-Azhar
Karya Buya Hamka)” (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo, 2016). Hlm 2.

3
najat, dan najah juga digunakan Al-Qur’an dalam makna bahagia. Al-Qur’an
menjelaskan bahwa bahagia akan diperoleh oleh seseorang apabila ia beriman
dan berbuat baik. Kebahagiaan yang diterima oleh manusia tidak hanya di
dunia tapi juga diakhirat. Bentuk kebahagiaan di dunia bisa berupa kelebihan
dan keberkahan rizki, tercapainya cita-cita, sehat fisik, dan lain-lain.
Sedangkan kebahagiaan di akhirat berupa tidak mendapat siksa kubur,
terbebas dari api neraka dan masuk surga.3 Rasa dasar kebahagiaan yang harus
ditanamkan pertama kali yakni bersyukur, karena dengan bersyukur akan
mengidupkan gen- gen positif dalam tubuh, dan kebahagiaan pun dapat
dirasakan. Kebahagiaan tidak memerlukan hal-hal yang sempurna, bahkan
mengejar kesempurnaan dalam hidup justru bisa membuat seseorang merasa
kurang bahagia.
Sebagai makhluk Allah Ta’ala, manusia dituntut untuk bersyukur atas
kebaikan yang telah dianugerahkan-Nya dengan nilai yang tiada tara.
Disamping jiwa dan raga manusia yang mempunyai keistimewaan sendiri,
Allah Ta’ala menganugerahi dua hal yang luar biasa . Pertama, alam semesta
dengan segala isi kandungannya. Kedua, kitab suci-Nya untuk menjadi
pedoman hidup. Kedua anugerah ini sangat dibutuhkan umat manusia. Dalam
realitas kehidupan ungkapan bersyukur dikaitkan dengan “Alhamdulillah”.
Ungkapan tersebut terdapat dalam Al-Qur’an yang mengawali 5 surah yakni,
(1). Surah Al-Fatihah, (2) Surah Al-An’am, (3) Surah Al-Kahf, (4) Surah
Saba’ (5) Surah Fathir.
Jika diperhatikan kelima surah tersebut, setelah kata Alhamdulillah
Allah Ta’ala menyebut tentang alam semesta, baik Allah Ta’ala sebagai
pemelihara alam semesta (Al-Fatihah) atau penciptaan langit dan bumi (Al-
An’am dan Al-Fathir), atau kekuasaan dan kepemilikan terhadap alam semesta
(Saba’). Hanya satu surah yang setelah kata Alhamdulillah Allah Ta’ala
berbicara tentang Al-Qur’an yaitu surah Al-Kahf. Yang menarik, surah Al-
Kahf berada di tengah-tengah atau diapit antara lima surah tersebut. Hal ini

3
Khairul Hamim, “Kebahagiaan Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Filsafat,” Tasamuh 13,
no. 2 (2016). Hlm 22.

4
meberikan indikator bahwa Al-Qur’anlah kenikmatan yang paling utama dari
alam semesta. Jika kelima surah tersebut diibaratkan lima jari manusia, maka
Al-Qur’an adalah jari yang berada di tengah. Sesuatu yang di tengah adalah
yang paling utama. Jari tengah manusia adalah jari paling jangkung dari jari-
jari lainnya. Hal itu secara tidak langsung mengisyaratkan kedudukannya yang
tinggi.
Terlepas dari hal itu semua, pembukaan surah dengan kata
Alhamdulillah menginsyaratkan akan keinginan Allah Ta’ala bahwa kita
hendaknya mensyukuri kedua kenikmatan yang demikian besar itu dengan
mengucapkan “Alhamdulullah” dengan sepenuh hati dan ikhlas. Jika kita
melakukannya, Allah Ta’ala pasti akan memberikan tambahan nikmat lahir
dan batin disepanjang hidup seseorang. Seperti mengerti hikmah dibalik
penciptaan alam semesta dan mengerti secara lebih detail maksud dibalik
setiap ayat Al-Qur’an.4
Selanjutnya, kebahagiaan dalam lingkup sains diartikan sebagai
kumpulan emosi positif yang dirasakan individu dan aktivitas positif yang
disukai individu tersebut.5 Terdapat hubungan antara status emosional dengan
kualitas hidup seorang individu. Hal ini dapat terjadi karena emosi seseorang
sangat dipengaruhi oleh system neurologi yang terjadi pada system limbikus
di dalam otak. Emosi yang berkaitan dengan psikologi seorang individu
mempunyai perantara perantara seperti hormone dan neurotransmitter utuk
meregulasi tubuh secara menyeluruh. Neurotransmitter merupakan senyawa
kimia yang digunakan sel sel untuk berkomunikasi dari sitem neuro
sedangkann hormone adalah mediator kimia yang digunakan dari system
endokrin. Dari status emosi unruk mengatur system fisiologis tubuh
neurotransmitter yang turut berperan ada dopamine norephinephrine ,
serotonin dan juga oksitosin. Untuk hormone, terdapat kortisol, adrenalin dan
melatonin. Pada keadaan bahagia, dopamine dan serotonin akan dihasilkan

4
Ahsin Sakho Muhammad, Oase Al-Qur’an:(Petunjuk Dan Penyejuk Kehidupan)
(Jakarta: Penerbit Qaf, 2020). Hlm 272-274.
5
Desi Ariska, Nina Zulida, and Dkk Hanif, Mifta, “Makna Kebahagiaan Pada Mahasiswa
Perempuan Di Era Millennials,” Psikoislamedia Jurnal Psikologi 05, no. 01 (2020). Hlm 2.

5
yang akan membuat tubuh menjadi semangat , terpacu untuk melakukan
banyak aktifitas , salah satunya dengan bersyukur. Namun kedua
neurotransmitter tersebut bekerja dalam waktu yang singkat saja (short-term)
untuk mempertahankan kondisi yang bahagia dihasilkan neurotransmitter
oksitosin. Saat rasa bahagia dianggap sudah mulai luntur dan oksitosin pun
sudah berkurang efeknya, akan didapatkan rasa ‘jenuh’ atau bisa disebut masa
kritis , tubuh kita seolah-olah memberikan pilihan kepada kita untuk
melanjutkan perasaan bahagia atau menghentikan perasaan tersebut. Jika
tubuh dapat memertahankan perasaan tersebut .Hal ini sudah beralih kepada
sesuatu yang disebut komitmen. Setelah melewati fase tersebut , kebahagiaan
menjadi hal yang dapat dipertahankan terus menerus oleh tubuh, tidak
fluktuatif atau sementara waktu dan tentunya menambah efek positif bagi
tubuh.6
Dari pemapran tersebut dapat diketahui bahwa sains dan Al-Qur’an
saling berhubungan dalam memberikan pandangannya terhadap kebahagiaan.
Al-Qur’an memerintahkan untuk bersyukur dalam mencapai kebahagiaan di
dunia dan juga di akhirat. Bahkan segala kebahagiaan di dunia dapat dicapai
dengan memperbaiki hubungan vertikal kepada Allah Ta’ala. Maka hasil dari
hubungan yang baik tersebut akan dengan sendirinya berimplikasi kepada
perasaan maupun tidakan seseorang.7 Dan jika hal tersbut tidak terjadi maka
terdapat cara dalam pelaksanaannya sehingga harus diperbaiki bukan
dihakimi. Dalam sains kebahagiaan berkaitan dengan emosi positif yang
dirasakan individu dan aktivitas positif yang dilakukan emosi yang positif juga
dapat dilatih dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan mempelajari
sekaligus menghayati, pesan-pesan yang terdapat pada Al-Qur’an yang
selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

6
Chalista Putri Tessalonika Ambarita, Peran Status Emosi Bahagia Sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas Hidup Ditinjau Dari Sistem Fisiologi Manusia (Surakarta, n.d.). Hlm 3.
7
Endah Puspita Sari Nanum Sofia, “Indikator Kebahagiaan ( Al- Sa’adah ) Dalam
Perspektif Alquran Dan Hadis,” PSIKOLOGIKA: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi 23,
no. 2 (2018). Hl 91–108.

6
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan dalam makalah ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat keistimewaan hubungan antara Al-Qur’an dan Sains
dalam mengungkap makna-makna tertentu dalam kehidupan. Pada
makalah ini contohnya, dengan memaparkan 5 surah yang diawali
Alhamdulillah. Setelah dilakukan telaah secara berlanjut, ungkapan
Alhamdulillah sangat luar bisa makna dan implikasinya dalam kehidupan
sehar-hari. Ungkapan tersebut menggambarkan rasa syukur atas apa yang
dimiliki seseorang sebagai pemberian Allah Ta’ala. Dengan bersyukur
membantu seseorang merasa bahagia dan secara tidak langsung rasa
bahagia tersebut mengubah koneksi saraf otak untuk meningkatkan
frekuensi pikiran yang positif. Tidak hanya itu, dengan mengkeskpresikan
rasa syukur dapat meningkatkan kebahagiaan jangka panjang dan
menurunkan gejala depresi yang biasanya berakhir dengan bunuh diri.
Begitu banyak sisi positif yang akan di dapatkan dengan menghadirkan
rasa syukur. Sehingga, sudah seharusnya seseorang menempatkan rasa
syukur disetiap bidang kehidupan, jika ingin hidup yang dipenuhi
kebahagiaan

7
DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Chalista Putri Tessalonika. Peran Status Emosi Bahagia Sebagai


Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup Ditinjau Dari Sistem Fisiologi
Manusia. Surakarta, n.d.
Ariska, Desi, Nina Zulida, and Dkk Hanif, Mifta. “Makna Kebahagiaan Pada
Mahasiswa Perempuan Di Era Millennials.” Psikoislamedia Jurnal Psikologi
05, no. 01 (2020).
Djuned, Daniel. Antropologi Al-Qur’an. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011.
Fauzi, Akhmad. “Hakikat Bahagia Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Tafsir Al-
Azhar Karya Buya Hamka).” Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo,
2016.
Hamim, Khairul. “Kebahagiaan Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Filsafat.”
Tasamuh 13, no. 2 (2016).
Muhammad, Ahsin Sakho. Oase Al-Qur’an:(Petunjuk Dan Penyejuk Kehidupan).
Jakarta: Penerbit Qaf, 2020.
Nanum Sofia, Endah Puspita Sari. “Indikator Kebahagiaan ( Al- Sa’adah ) Dalam
Perspektif Alquran Dan Hadis.” PSIKOLOGIKA: Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Psikologi 23, no. 2 (2018).

Anda mungkin juga menyukai