Oleh ;
Ibrahim farizqi
Ahmad madani
Fathur rahman nasution
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Islam
dan Ilmu Pengetahuan ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya
uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak
terdapat kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi
pembahasan maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha
maksimal kami selaku para penulis usahakan. Semoga dalam makalah ini para
pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang
membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana
mestinya.
penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………
……………
1.1 Latar belakang
………………………………………………………………………………………………
………
1.2 Rumusan
masalah……………………………………………………………………………………
…………….
1.3 Metode……………………………………………………………………………………
…………………………….
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………
…………..
2.1 Makalah ……………………………………………………………………...
2.1.1 Pengertian tafakur…………………………………………………………………..
2.1.2 Tujuan dari tafakur………………………………………………………………….
2.1.3 Cara bertafakur……………………………………………………………………...
2.1.4 Keutamaan tafakur…………………………………………………………………
2.1.5 Dalil tentang tafakur………………………………………………………………..
2.1.6 Objek tafakur……………………………………………………………………….
2.1.7 Manfaat tafakur ……………………………………………………………………
2.1 Metode
Metode yang di gunakan dalam pengumpulan data adalagh metode studi Pustaka, metode
deskriptif dalam menganalisis, dan informal (naratif) dalam penyajian hasil analisis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makalah
2.1.1 Pengertian Tafakur
Tafakur artinya merenung dalam Islam. Anjuran bertafakur kerap dijumpai dalam Al
Quran. Namun, apa sebenarnya arti tafakur?
Tafakur mengandung arti memikirkan, merenungkan, mengingat Allah melalui segala
ciptaanNya yang tersebar di langit dan bumi. Bahkan yang ada dalam diri manusia sendiri,
seperti yang dikutip dari buku Spiritual Management karya Sanerya Hendrawan.
Quraish Shihab dalam buku Tadabbur Quran Tafakur Alam berpendapat bahwa tafakur
dibentuk dari kata fikr berasal dari fakr dalam bentuk faraka yang berarti mengorek sehingga
apa yang dikorek muncul, menumbuk hingga hancur, menyikat (pakaian) hingga kotorannya
hilang
Tafakur ini mengajarkan kita berguru pada fenomena alam untuk memahami tanda-tanda
kekuasaanNya. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 190-191,
Sementara itu, tafakur diri adalah mencari tahu hakikat diri untuk mengenal diri sendiri.
Pasalnya, pengenalan Allah harus bermula dari diri sendiri sebagai instrumen intelektual dan
spiritual yang paling tinggi. Sebagaimana yang termaktub dalam surat Adz Dzariyat ayat 21,
Artinya: "dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
اخ َر فِي ِه َولِتَ ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ لِ ِه َ َوهُ َو الَّ ِذي َس َّخ َر ْالبَحْ َر لِتَْأ ُكلُوا ِم ْنهُ لَحْ ًما طَ ِريًّا َوتَ ْست َْخ ِرجُوا ِم ْنهُ ِح ْليَةً ت َْلبَسُونَهَا َوتَ َرى ْالفُ ْل
ِ ك َم َو
ََولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون
Artinya: "Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang
kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian
karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur."
2. Tafakur dapat menumbuhkan rasa takut terhadap adzab yang akan diberikan Allah.
Sehingga mempersiapkan diri agar dari perbuatan noda, dosa, segala macam maksiat. Berikut
bunyi dari surat Al Baqarah ayat 266,
Artinya: "Adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan
anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-
buahan, kemudian datanglah masa tuanya sedang dia memiliki keturunan yang masih kecil-
kecil. Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya."
2.1.5 Dalil Tentang Tafakur
Allah SWT memberikan kedudukan bagi manusia yang senantiasa berpikir, yang disebut
dengan ulul albab atau orang yang berakal. Hal ini disebutkan dalam surah Ali Imran ayat
190-191 yang artinya:
“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
“Berpikir sesaat lebih baik daripada beribadah seribu tahun” (HR. Ibnu Hibbah dari Abu
Hurairah).
Hadist tersebut tentunya menegaskan bahwa bertafakur mendapat perhatian yang serius
dalam Islam. Orang yang bertafakur ternyata lebih baik daripada orang yang hanya
beribadah, tetapi tidak bertafakur. Orang yang mengamati, merenung, dan berkontemplasi
atas ciptaan Allah SWT akan memantapkan pengetahuan tentang kekuasaan-Nya.
- Meningkatkan takwa
Tafakur akan meningkatkan takwa seseorang kepada Allah SWT. Seseorang yang mampu
mengamati, berpikir dan merenungkan semua bentuk ayat Allah akan menyadari bahwa
Allah adalah pengatur segalanya dan berkuasa atas segala makhluk. Dalam diri orang yang
bertafakur akan selalu muncul keyakinan bahwa Allah selalu dekat dengan setiap hamba-
Nya.
Tafakur adalah proses berpikir atau perenungan mengenai segala sesuatu yang ada terdapat
di alam semesta yang berujung pada pengakuan kepada Allah SWT sebagai Tuhan Yang
Maha Esa yang dapat memberikan perubahan positif kepada orang yang melakukanya.
3.2 Saran
Tulisan hanya bersifat pendahuluan. untuk itu perlu di lakukan penyempurnaan oleh
semua pihak yang bekecimpung dalam bidang akademik. Demikian pula penyempurnaan
dari segala aspek perlu di lakukan demi kesempurnaan tulisan ini