Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

PENDIDIKAN AGAMA

MAKALAH

TENTANG

 DZIKIR DAN DOA

OLEH : KELOMPOK 15
 SUKSES ARDIANSYAH
 KHOIRUDIN AZHAR W

INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA

KATA PENGANTAR

1
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadiran allah SWT yang telah melimpahkanrahmat
dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Pendidikan agama, dengan judul:”DZIKIR DAN DOA”.

Kami menyadari bahwa dalam penukisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatsnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yqang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................................................................2

2
Daftar Isi ............................................................................................................................................................... 3

BAB I :PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dzikir ........................................................................................................................................5
2.2 Pengertian Doa .........................................................................................................................................12

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................................15
3.2 Saran ............................................................................................................................................................ 15
3.3 Daftar Pusaka .......................................................................................................................................... 16

BAB I

3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam menjalankan perintah Allah SWT. Kita diwajibkan mengenal betul tentang agama
Islam. Hal ini dimaksudkan agar perintah yang dikerjakan mendapatkan pahala disisi Allah
SWT. Adapun perintah yang harus kita pahami yaitu,Zikir dan Do’a. Dalam melaksanakan Ketiga
Perintah diatas,kita harus mengetahui tatacara mengerjakannya waktu yang mustajab serta
bilangan rakaat dalam saholat ,bilangan – bilangan dalam zikir dan tempat yang tepat dalam
pelaksanaannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Zikir?


2. Apakah pengertian Doa?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengertian Zikir

1. Definisi dan Dalil  Dzikir :

Dzikir menurut konteks bahasa mengandung beberapa pengertian, mengandung arti


"Menceritakan" (QS. Maryam : 56), "Al-Qur'an" (QS. Al-Anbiya : 50), "Shalat" (QS. Al Baqarah :
239), "Wahyu" (QS. Al Qamar : 25) dan sebagainya.

Arti Dzikir yang sebenarnya adalah suatu cara / media untuk menyebut/mengingat nama Allah,
jadi semua bentuk aktivitas yang tujuannya mendekatkan diri kepada Allah dinamakan dzikir
seperti shalat (QS. Thoha : 14), tetapi lebih spesifik lagi dzikir dibatasi dengan kata mengingat
Allah dengan lisan dan hati. Dalil berdzikir (QS. Al Ahzab : 41). (QS. Al Baqarah : 152).

"Siapa yang ingin bersenang - senang ditaman syurga, perbanyaklah dzikir". (HR.Thabrani).

2. Sebutan dan nama dalam Dzikir.

 Untuk mempermudah mengingat dzikir para ulama memberi sebutan dzikir yang digunakan
dalam keadaan tertentu.
    -Basmalah : diucapkan setiap memulai sesuatu
    -Hamdalah / Tahmid : diucapkan setiap meakhiri sesuatu
    -Istigfar : diucapakan ketika melihat / mendengar sesuatu yang tidak diinginkan atau untuk
memohon ampun
    -Hauqalah : diucapkan ketika melihat / mendengar sesuatu yang dibenci.
    -Al Masyiah : diucapakan apabila ingin mengerjakan sesuatu  yang hebat atau ajaib.
    -Tahlil / Syahadah : diucapkan ketika memasukkan orang non muslim kedalam agama islam /
bacaan wajib bagi orang muslim didalam shalat.
    -Tasbih  : diucapkan ketika melihat atau mendengar kekuasaan Alloh.

Pemberi nama dalam dzikir biasanya diberikan nama orang yang pertama mendapatkan dzikir
atau orang yang yang menyusun dzikir-dzikir dalam satu susunan, seperti Hijib Nawawi dzikir
yang ditulis oleh Syeikh Nawawi Al-Bantany, Ratib Al-Haddad dzikir yang disusun oleh Al Habib
Alawi Al Haddad, Ratib Al-Aththas dzikir yang disusun oleh Al Habib Ali bin Husain Al Aththas..

3. Anggota tubuh dalam Dzikir.

Pada hakikatnya semua anggota tubuh manusia dapat digunakan sebagai dzikir asalkan
digunakan untuk bersyukur atau mendekatkan diri kepada Alloh, seperti shalat ,puasa dan pergi
haji . Tetapi para ahli tasauf membagi dzikir itu dengan dua bagian :

1. Dzikir Billisan :

Berdzikir dengan menggunakan lidah dan menggerakkan kedua bibir.


 ً ‫صالَ َة َكا َن ْت َعلَىا ْل ُمْؤ ِمنِي َن ِك َتابا ً َّم ْوقُوتا‬ َّ ‫ااط َمْأ َنن ُت ْم َفَأقِي ُمو ْاال‬
َّ ‫صالَ َةِإ َّنال‬ ْ ‫وب ُك ْم َفِإ َذ‬
ِ ‫الصالَ َة َف ْاذ ُك ُرو ْااللّ َهقِ َياما ً َوقُ ُعوداً َو َعلَى ُج ُن‬ َ ‫َفِإ َذا َق‬
َّ ‫ض ْي ُت ُم‬

5
"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu
duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman."(QS. Annisa : 103).

Mu'az bertanya kepada Nabi tentang amal yang paling utama. Nabi menjawab : "Sampai mati
lidahmu basah dengan berdzikir kepada Alloh". (HR. Al Baihaqi). Dalam Hadits Qudsi
dikatakan : "AKU selalu bersama hambaKU apabila ia mengingatKU dengan menggerakkan
kedua bibirnya".

Berzikir dengan lisan ada dua cara :

Pertama : Sir : berdzikir dengan suara perlahan sekiranya hanya terdengar oleh telinga orang
yang berdzikir, orang tasauf menamakan dzikir ini adalah "Azzikru Bissirry" yang merupakan
cara berdzikir yang paling Afdhol. 
َ ‫ض ُّرعا ً َو ِخيفَةً َودُونَا ْل َج ْه ِر ِمنَا ْلقَ ْولِبِا ْل ُغ ُد ِّو َو‬
َ‫اآلصالِ َوالَتَ ُكن ِّمنَا ْل َغافِلِين‬ ِ ‫َو ْاذ ُكر َّربَّ َكفِينَ ْف‬
َ َ‫س َكت‬

"Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan
dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai." (QS. Al Araf : 205).

Kedua :Jahar : berdzikir dengan suara keras sekira terdengar  telinga orang yang berdzikir dan
orang yang didekatnya.

2. Dzikir Bilqolbi :

Berzikir dengan menggunakan hati dan sama sekali tidak terdengar oleh telinga. (QS. Ali Imran :
135).

ُ ُ‫الَّ ِذينَآ َمنُو ْا َوتَ ْط َمِئنُّقُلُوبُ ُهمبِ ِذ ْك ِراللّ ِهَأالَبِ ِذ ْك ِراللّ ِهتَ ْط َمِئنُّا ْلقُل‬
‫وب‬

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram" (QS. Ar-Rad : 28)
Setiap zikir Billisan dan Bilqolbi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Zikir billisan dengan
suara jahar kelebihannya disamping berzikir secara tidak langsung dapat mengajarkan orang
yang disekitarnya untuk mengikuti zikirannya seperti zikir sesudah shalat Fardhu yang dipandu
oleh imam.

Sabda Nabi : "Siapa yang mengajarkan / menunjukkan seseorang dalam kebaikan pahalanya
sama dengan orang yang mengarjakannya". Akan tetapi kekurangannya dekat kemungkinan
menjadikan orang yang berzikir menjadi Riya ( rasa ingin dipuji) dan Ujub (merasa dirinya lebih
dari orang lain), kecuali orang-orang yang dipelihara oleh Allah. Zikir dengan Sir atau Bilqolbi
pahala dan zikirannya hanya untuk orang yang membaca zikir tersebut, tetapi jauh
kemungkinan menimbulkan sifat yang buruk.

4. Jumlah dalam ber-Dzikir :

Pada hakikatnya Allah menyuruh hambanya banyak berzikir dan jangan sampai lalai kepadaNya
dalam sedetikpun.

ْ ُ‫يَاَأ ُّي َهاالَّ ِذينَآ َمن‬


ً‫وااذ ُك ُروااللَّ َه ِذ ْكراً َكثِيرا‬

6
"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya" (QS. AL Ahzab : 41)

ِ ‫سبِّ ُحو ُهبُ ْك َرةً َوَأ‬


‫صيل‬ َ ‫َو‬

"Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang " (QS. AL Ahzab : 42)

Bahkan termasuk golongan orang munafik yang sedikit zikirnya.  tetapi ada zikir yang dibatasi
dengan jumlah tertentu karena mempunyai keistimewaan dan ada maksud tertentu. Sabda Nabi
:"Aku ber-Istigfar sehari semalam 100 kali ".

Istigfar ini menunjukkan rasa syukurnya beliau dijadikan Nabi yang Makshum (terbebas dari
dosa). "Siapa yang membaca :Laa ilaaha illalloh wahdahu laasyariilalah lahul mulku wahul
hamdu wahuwa alaa kulli syai'in qodiir.sehari 200 kali maka orang-orang yang sesudah dan
sebelum-mu  selalu berbuat baik kepadamu".

Jumlah zikir dengan bilangan tertentu sering dipakai oleh para Ahli Thariqah dan Ahli Hikmah,
karena mempunyai kelebihan dan tujuaan tertentu, seperti membaca Shalawat "Kamilah" 4444
kali dengan maksud keselamatan dan bentang dari musuh.Angka-angka yang mereka tentukan
berdasarkan dari hasil Mujahadah (kesungguhan jiwa) dan Riyadhah (latihan jiwa) dalam
menjalankan tasauf .

5. Sikon dalam ber-Dzikir dan larangannya :

Pada dasarnya berzikir tidak dibatasi dengan sesuatu apapun, karena mengingat kepada Sang
Pencipta tidak boleh dibatasi oleh apapun,  kecuali ada hal-hal tertentu yang dilarang untuk
mengerjakannya.

Berzikir boleh dilakukan dalam kondisi berdiri, duduk atau berbaring 

 ً ‫صالَ َة َكا َن ْت َعلَىا ْل ُمْؤ ِمنِي َن ِك َتابا ً َّم ْوقُوتا‬ َّ ‫ااط َمْأ َنن ُت ْم َفَأقِي ُمو ْاال‬
َّ ‫صالَ َةِإ َّنال‬ ْ ‫الصالَ َة َف ْاذ ُك ُرو ْااللّ َهقِ َياما ً َوقُ ُعوداً َو َعلَى ُج ُنوبِ ُك ْم َفِإ َذ‬ َ ‫َفِإ َذا َق‬
َّ ‫ض ْي ُت ُم‬

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu
duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa : 103).
Ibnu Abbas berkata : "Ayat ini mengandung pengertian boleh berzikir pada waktu siang atau
malam, didaratan atau dilautan, sedang bepergian dalam kendaraan atau disuatu tempat dan
dalam kondisi apapun seperti, sakit atau sehat, sendiri atau ramai ".

Larangan dalam berzikir :

Zikir Bilqolbi tidak ada larangan sama sekali, tetapi zikir Billisan mempunyai larangan tertentu :

1. Berzikir pada tempat yang bernajis seperti WC atau kamar mandi.

2. Wanita yang sedang Haidh atau orang yang sedang junub (hadats besar) dilarang membaca
sesuatu yang diambil dari Al Quran, seperti Basmalah atau Innalillahi wainna ilahi raajiun
dengan maksud membaca Al Quran.

َ‫س ُهِإاَّل ا ْل ُمطَهَّرُون‬


ُّ ‫اَّل يَ َم‬

7
"tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan."(QS. Al Waqiah : 79). Sabda Nabi :
"Tidak boleh ada yang menjamah Al Qur'an kecuali orang yang suci"

3. Orang yang sedang menjalankankan maksiat kepada Alloh , seperti sedang berjudi, berzina
atau meminum- minuman keras dengan maksud mengejek Alloh.
6. Mashdar Dzikir :

Mashdar zikir artinya tempat / sumber pengambilan zikir yang kita peroleh dan kita
amalkan.Mashdar zikir ada dua :

1. Ma'tsur yaitu sumber pengambilan  zikir dari Al Quran atau Assunah. Banyak zikir-zikir atau
doa yang tertera didalam Al Quran dan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.seperti (QS. Al
Baqarah : 156) dan Hadits diatas. Berzikir secara Ma'tsur lebih utama daripada yang bukan
Ma'tsur, karena sumbernya langsung dari Alloh dan Rasul.

2.Gairu Ma'tsur yaitu sumber pengambilan zikir dari para ulama tasauf atau Ahli Hikmah yang
tidak ada didalam Al Quran atau Assunah, seperti zikir Asmaul A'dzom, hizib. Mengamalkan
zikir Gairu Ma'tsur sebaiknya dengan memakai Ijazah (QS. Al Fathu : 10)  agar silsilahnya
sampai kepada Nabi yang Ma'tsur, karena pada umumnya para ahli tasauf mendapatkan zikir
dari Nabi secara gaib walaupun secara fisik Nabi sudah wafat, tetapi pada Hakikatnya beliau
masih hidup

7. Tingkatan orang yang ber-Dzikir :

Meskipun manusia diciptakan Alloh dengan sempurna, tetapi ada manusia yang paling mulia
disisiNYa yaitu manusia yang  paling bertaqwa. (QS. Al Hujarat : 15) dan mereka yang
mendapatkan warisan ilmu dari Alloh. (QS. Al Mujadalah : 11). Sabda Nabi : "Siapa yang
mengamalkan sesuatu yang ia dapatkan (dari Allah dan Rasul) maka Alloh wariskan
pengetahuan yang tidak pernah diketahui (orang)".

Dalam ilmu tasauf orang terbagi atas dua golongan :

Pertama : Orang  Awam yaitu golongan yang derajatnya belum mencapai Ma'rifat, golongan
awam zikirnya hanya sebatas menyebut / mengingat Allah semata.

Kedua : Orang Arifin yaitu golongan yang derajatnya sudah mencapai Ma'rifat, bagi orang Arifin
berzikir wajib hukumnya, bila sekejap mereka lupa kepada Alloh maka berdosa baginya dan
zikirnya bukan sekedar menyebut / mengingat Alloh akan tetapi mendekatkan diri kepada
yang  Zat yang Maha Esa.seperti Zikir Asma'ul ‘Adzom dan zikir Nafi - Itsbat. Seorang sufi
berkata : "Jika keinginanku terlintas bukan kepada-MU dan hatiku lalai akan zat-Nya maka aku
hukumkan diriku telah murtad"

8. Halaqah zikir atau Majlis Dzikir :

            Salah satu cara untuk mendawamkan (kontinyu) berzikir dengan membuat Halaqah
(Forum) atau Majlis zikir, minimal dua orang atau lebih. Majlis zikir disamping untuk memberi
semangat dalam berzikir juga mengajak orang lain untuk berzikir.
"Tidaklah sekelompok orang berzikir kepada Allah disatu majlis melainkan mengelilingi malaikat
dan menurunkan rahmat kepada mereka, maka Alloh ingat kepada mereka siapa saja yang ada
disisinya". (QS. Ali Imran : 104).

Para sufi apabila ingin berzikir sendiri maka ia membuat "Jawiyah" yaitu tempat / pojok  khusus
untuk berzikir dan bila berzikir dilakukan bersama-sama maka mereka membuat "Ribath" yaitu
majlis / pesantren khusus untuk zikir bersama.

8
9. Faidah ber-Dzikir :

Setiap zikir yang dibaca oleh seseorang mempunyai manfaat yang besar didunia dan akhirat.
Diakhirat mendapat pahala sebagai balasannya adalah Syurga. Didunia zikir dapat
menenangkan jiwa dan dapat dijadikan sebagai renungan yang aplikasinya adalah taqwa. (QS.
Ar-Rad : 30). (QS. Az-Zariyat : 55). (QS. Al'Ala : 9).

Menurut ahli kebathinan (ahli Hikmah) orang yang berzikir dengan khusyu dan memakai ritual
tertentu zikir tersebut mempunyai pengaruh besar pada raganya, sehingga seseorang yang
berzikir jasadnya kuat atau dapat melambung keatas. Umar bin Khaththab ketika beliau terkena
anak panah kakinya pada suatu peperangan maka dicabut anak panah tersebut pada waktu
beliau sedang shalat agar tidak terasa sakit .

Kata orang Hikmah: Asma Alloh atau Al Quran setiap hurufnya  mempunyai khadam yang
tersembunyi didalamnya yang suatu saat khadamnya dapat dipanggil dan diperintah oleh orang
yang berzikir. "Jangan engkau katakan "ALIF-LAM-MIM" satu rangkaian huruf akan tetapi Alif
Lam Mim adalah Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf "Nabi menjelaskan wahwa
setiap satu huruf Al Quran yang dibaca mengandung pahala jika dibaca dengan benar, jika
dibaca dengan salah maka Al Quran tersebut malah mengutuknya.

"Berapa banyak orang yang membaca Al Quran sedangkan Al Quran malah mengutuknya".
Orang Hikmah menganggap semua huruf  "Hijaiyyah" disamping mengandung pahala juga
mempunyai khadam karena Al Quran, zikir, doa, Asma Alloh dan bacaaan lainnya  tersusun dari
huruf-huruf tersebut.

Yang sebenarnya khadam yang ada pada zikir adalah para Malaikat yang selalu mendekati
orang yang sedang berzikir. "Tidaklah sekelompok orang berzikir kepada Alloh didalam majlis
melainkan mengelilingi para Malaikat sambil menurunkan rahmat kepada mereka, Alloh selalu
ingat kepada mereka siapa saja yang ada disisiNya". Saya (penulis) yaqin para Malaikat itu
dapat kita panggil dan berdialog untuk meminta sesuatu asalkan kita selalu berzikir dan tahu
cara bertemunya.

KENAPA HARUS BERDZIKIR?

Berikut beberapa manfaat bisa kita dapatkan dari berdzikir :

1.Membuat hati menjadi tenang.


Allah berfirman,
”Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar Ra’d : 28)

Banyak orang yang ketika mendapat kesulitan maka mereka mencari cara–cara yang salah
untuk dapat mencapai ketenangan hidup. Diantaranya dengan mendengarkan musik yang
diharamkan Allah, meminum khamr atau bir atau obat terlarang lainnya. Mereka berharap agar
bisa mendapatkan ketenangan. Yang mereka dapatkan bukanlah ketenangan yang hakiki, tetapi
ketenangan yang semu. Karena cara–cara yang mereka tempuh dilarang oleh Allah dan Rasul–
Nya.

Ingatlah firman Allah Jalla wa ’Ala di atas, sehingga bila kita mendapat musibah atau kesulitan
yang membuat hati menjadi gundah, maka ingatlah Allah, insya Allah hati menjadi tenang.

2.Mendapatkan pengampunan dan pahala yang besar.

9
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al Ahzab : 35)

3.Dengan mengingat Allah, maka Allah akan ingat kepada kita.


Allah berfirman,
“Karena itu, ingatlah kamu kepada Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan
rahmat dan pengampunan)”. (Al Baqarah : 152)

4.Dzikir itu diperintahkan oleh Allah agar kita berdzikir sebanyak–banyaknya.


Firman Allah ‘Azza wa Jalla
“Hai orang–orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang
sebanyak–banyaknya. Dan bertasbihlah kepada – Nya di waktu pagi dan petang.” (Al Ahzab : 41
– 42)

5.Banyak menyebut nama Allah akan menjadikan kita beruntung.

“Dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (Al Anfal : 45)

Pada Al Qur’an dan terjemahan cetakan Al Haramain terdapat footnote bahwa menyebut nama
Allah sebanyak – banyaknya, maksudnya adalah memperbanyak dzikir dan doa.

6.Dzikir kepada Allah merupakan pembeda antara orang mukmin dan munafik, karena
sifat orang munafik adalah tidak mau berdzikir kepada Allah kecuali hanya sedikit saja.
(Khalid Al Husainan, Aktsaru min Alfi Sunnatin fil Yaum wal Lailah, Daar Balansiyah lin Nasyr
wat Tauzi’, Riyadh, Terj. Zaki Rahmawan, Lebih dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari
Semalam, Pustaka Imam Asy Syafi’i, Bogor, Cetakan I, Juni 2004 M, hal. 158).

Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang – orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan
mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah
kecuali sedikit sekali.” (An Nisaa’ : 142)

7.Dzikir merupakan amal ibadah yang paling mudah dilakukan.

Banyak amal ibadah yang sebetulnya mudah untuk kita lakukan. Semisal :
- Membaca basmillah ketika akan makan / minum
- Membaca doa keluar / masuk kamar mandi
- Membaca dzikir – dzikir sewaktu pagi dan petang
- Membaca doa keluar / masuk rumah
- Membaca doa ketika turun hujan
- Membaca dzikir setelah hujan turun
- Membaca doa ketika berjalan menuju masjid
- Membaca dzikir ketika masuk / keluar masjid
- Membaca hamdalah ketika bersin
- Membaca dzikir – dzikir ketika akan tidur
- Membaca doa ketika bangun tidur

Dan lain–lain banyak sekali amalan yang mudah kita lakukan. Bila kita tinggalkan, maka rugilah
kita berapa banyak ganjaran yang harusnya kita dapat, tetapi tidak kita peroleh padahal itu
mudah untuk diraih. Coba saja hitung berapa banyak kita keluar masuk kamar mandi dalam
sehari?

DZIKIR HARUS SESUAI DENGAN ATURAN ISLAM

10
Dzikir adalah perkara ibadah, maka dari itu dzikir harus mengikuti aturan Islam. Ada dzikir –
dzikir yang sifatnya mutlak, jadi boleh dibaca kapan saja, dimana saja, dan dalam jumlah berapa
saja karena memang tidak perlu dihitung.
Tetapi ada juga dzikir – dzikir yang terkait dengan tempat, misal bacaan – bacaan dzikir ketika
mengelilingi (thawaf) di Ka’bah. Ada juga dzikir yang terkait dengan waktu, misal bacaan dzikir
turun hujan. Juga ada dzikir yang terkait dengan bilangan, misal membaca tasbih, tahmid, dan
takbir dengan jumlah tertentu (33 kali) setelah shalat wajib. Tentu tidak boleh ditambah –
tambah kecuali ada dalil yang menerangkannya.

Kalau seseorang membuat sendiri aturan – aturan dzikir yang tidak diterangkan oleh Islam,
maka berarti dia telah membuat jalan yang baru yang tertolak. Karena sesungguhnya jalan –
jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah itu telah diterangkan oleh Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam. Patutkah kita menempuh jalan baru selain jalan yang telah
diterangkan oleh Rasul Allah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Tentu tidak, karena Agama Islam ini
telah sempurna. Kita harus mencukupkan dengan jalan yang telah diterangkan oleh Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam.

B. Pengertian Doa

Sejarah Do’a

           Do’a telah dikenal sejak petamakali diciptakan manusia yaitu Nabi Adam. Dalam Kitab
“Khazinatul Asrar” diterangkan sesudah Nabi Adam diciptakan dan ditiupkan ruh, beliau
berDo’a kepada Allah “ Wahai Tuhanku, tunjukilah daku jalan yang lurus, yaitu jalan orang-
orang yag telah Engkau anugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau
murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat” yang terkandung dalam Surat Al Faatihah.
Mulai saat itu Do’a digunakan oleh para Nabi dan  sebagian umatnya, mereka senantiasa
memohon pertolongan kepada Allah dengan memanjatkan Do’a kepadaNya.

Mengapa manusia Harus berDo’a?

            Ada beberapa alasan kenapa  manusia harus berDo’a,

Pertamakarena panggilan jiwa, sedang mendapat kesulitan yang belum ada jalan keluarnya.

Artinya : Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya
dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka
barang sedikit rahmat dari pada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan
Tuhannya. QS. Ar Rum : 33.

Kedua karena Do’a sebagai ibadah manusia kapada Allah SWT.


Artinya : Dan Tuhanmu berfirman: “BerDo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”. QS.Al Mukmin : 60.

Ketiga, karena manusia diciptakan dalam keadaan lemah, sesuai dalam Al Qur’an QS An Nisa
Ayat : 28

Artinya : Allah hendak memberikan keringanan kepadamu,  dan manusia dijadikan bersifat
lemah.

11
Pengertian Do’a

            Menurut bahasa Do’a berasal dari Bahasa Arab ‫ الدعاء‬yang merupakan bentuk masdar dari
mufrad ‫ داعى‬yang memiliki bermacam-macam arti. Dalam kamus Bahasa Arab di bawah judul
huruf ‫ و‬,‫ ع‬,‫ د‬disebutkan sebagai berikut:

1. ‫ دعوة‬,‫ يدعو‬,‫ داعى‬artinya menyeru, memanggil.

2. ‫ دعاء‬,‫ يدعو‬,‫ داعي‬artinya memanggil, menDo’a, memohon, meminta.

3. Dalam bentuk jama’nya ‫ ادعية‬artinya Do’a, permohonan, permintaan.

4. ‫ دعاءله‬artinya menDo’akan kebaikan kepadanya.

5. ‫ دعاءعليه‬artinya menDo’akan keburukan atau kejahatan kepadanya.

6. ‫ داع‬artinya orang yang memanggil, orang yang menyeru, orang yang memohon.

7. Dan ‫ الدعاء‬adalah bentuk masdarnya, yang pada umumnya diartikan sebagai suatu keinginan
yang besar kepada Allah SWT dan pujian kepadaNya.

Sedang menurut istilah Do’a berarti memohon kepada Allah SWT secara langsung untuk
memperoleh karunia dan segala yang diridhoiNya dan untuk menjauhkan diri dari kejahatan
atau bencana yang tidak dikehendakinya.

Do’a juga dapat diartikan permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan 

Dasar Hukum

Menurut ajaran Islam, berDo’a termasuk salah satu ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT.
Yang menjadi dasar adalah :

1. Al-Quran Surat AL-Bakoroh ayat :186

Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),
bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berDo’a apabila
ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

1. AL_Quran Surat AL Mukmin(40):60

Artinya : …..BerDo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…….


3. Dari Nu’man Ibnu Basyir Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Sesungguhnya Do’a adalah ibadah.” Riwayat Imam Empat. Hadits shahih
menurut Tirmidzi.
4.  Barangsiapa tidak (pernah) berdo’a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (HR.
Ahmad)

Syarat-syarat berDo’a

Syarat-syarat  agar terkabul  Do’anya

12
1. Beriman dan memenuhi kewajiban kepada Alloh SWT(QS.AL-Baqarah:186)
2. Memperbanyak Istghfar (mohon ampun) kepada Allah SWT sebelum berdo’a
(QS.Nuh:10-12)

Artinya :

10. Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun-,11. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,12.
Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan
Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

1. Yakin bahwa do’a yang diucapkan itu akan dikabulkan Alloh SWT(QS.AL Mukmin:60)
2. Berdo’a disertai dengan usaha (QS.AL-Ra’du:11)

Artinya :  Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak
merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada
diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

1. Menolong orang lain yang membutuhkan.

Barangsiapa ingin agar do’anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia
menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)

 Waktu Yang makbul Untuk BerDo’a

Waktu yang makbul untuk berdo’a

1. Pada hari jum’at.(HR.At-Tis’ah dengan lafadz Al-Bukhori;dan HR.Muslim dan


Abu Daud dengan lafadz dari Muslim)
2. Waktu berpuasa.(HR.At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
3. Waktu sepertiga malam terakhir. Rasulullah Saw ditanya, “Pada waktu apa Do’a
(manusia) lebih didengar (oleh Allah)?” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Pada
tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum salam).” (Mashabih
Assunnah)
4. Waktu antara adzan dan iqomat.

Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Do’a
antara adzan dan qomat tidak akan ditolak.” Riwayat Nasa’i dan selainnya. Hadits shahih
menurut Ibnu Hibban
5. Waktu sujud.(HR.Muslim,An-Nasa;i.Abu Daud,dan Ahmad,dengan lafadz dari
Muslim)

Adab Berdo’a

1. Mangangkat tangan ketika berdo’a. Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha
Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang menengadahkan tangan
(memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa. (HR. Al Hakim)
(HR.Ibnu Majah)
2. Memulai dengan memuji Alloh SWT dan bershalawat atas nabi Muhammad SAW
serta menutup dengan Hamdallah.(HR.Ashabud sunan dengan lafadz dari Abu
Daud)

13
3. Berdo’a dengan tadharru’ (merendahkan diri) dan suara perlahan.(QS.Al-
A’rof:55)
4. Menutup dengan hamdallah.(QS.Yunus :10)

Orang-orang yang makbul Do’anya

Ada tiga orang yang tidak ditolak Do’a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2)
Seorang penguasa yang adil; (3) Dan Do’a orang yang dizalimi (teraniaya). Do’a mereka diangkat
oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, “Demi
keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera.” (HR.
Tirmidzi)

Tiga macam Do’a dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu Do’a orang yang dizalimi, Do’a kedua
orang tua, dan Do’a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik). (HR.
Ahmad dan Abu Dawud)

Cara Alloh SWT mengabulkan Do’a

Setiap do’a pasti akan dikabulkan tetapi Allah mempunyai beberapa cara mengabulkanya, baik
secara langsung maupun ditangguhkan/ ditunda.

Tiada seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu Do’a, kecuali dikabulkanNya, dan dia
memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan
(ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah
(bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)

Lafadz-lafadz Do’a

Pada prinsipnya lafadz-lafadz do’a yang dapat dan baik digunakan untuk berdo’a adalah do’a
yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Maqbukllah (Shahihah). Ini berkaitan do’a sebagai
salah satu ibadah,kecuali untuk do’a-do’a tertentu yang memang tidak di temukan dalam Al-
Quran dan Sunnah maqbullah , maka boleh menggunakan lafadz dan bahasa yang lain.

14
BAB III

KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
Do’a adalah otaknya (sumsum / inti nya) ibadah. (HR. Tirmidzi) selain itu
Do’a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR.
Abu Ya’la).
Pengembalian diri seseorang hanyalah kepada Sang Pencipta Allah SWT dengan
melakukan ibadah,karena do’a termasuk ibadah maka dapat dipanjatkan tatkala tidak dalam
menghadapi permasalahan yang rumit
Zikir merupakan suatu bentuk ibadah yang mendekatkan seorang hamba dengan
TuhanNya. Semakin banyak seseorang melakukan zikir, semakin terasa manis,semakin terasa
dekat dia dengan KhalikNya,bahkan lebih dekat dari pada Urat Lehernya.

B.     Saran
Dalam mengerjakan ibadah, baik Zikir, maupun Berdoa haruslah benar – benar Ikhlas
semata – mata karena Allah SWT,serta belajar mengetahui dan mempelajari tata cara
pelaksanaannya. Agar ibadah Zikir dan Berdoa yang kita kerjakan itu betul-betul khusu’dan
khudu’ dan mendapat pahala disisi Allah SWT.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al – Qur’an Nul Karim


Qur’an Digital Versi 2.1
Haditsweb 4.0-kumpulan dan refrensi Belajar Hadits
Dani Hidayat:  putaka_alhidayah@yahoo.co.id Bulughul Maram versi 2.0 1429 H/ 2008 M
M.Arief Hakim, Do’a-Do’a Terpilih, Marja 2004
Ust Labib MZ-Ust M. Ridlo’ie, Menabur Do’a Menuai Bahagia, Karya Utama 2007
Muhammad Makhdlori, Dahsyatnya Do’a-Do’a dan dzikir-dzikir Khusus Penarik Rezeki, garailmu
2009
Do’a-Do’a Terpilih, M.Arief Hakim, Marja hal : 8
Menabur Do’a Menuai Bahagia,Ust Labib MZ-Ust M. Ridlo’ie, Karya Utama Hal : 12
Bulughul Maram versi 2.0 1429 H/ 2008 M oleh : Dani Hidayat:  putaka_ hadits no: 1577
Bulughul Maram versi 2.0 1429 H/ 2008 M oleh : Dani Hidayat:  putaka_ hadits no: 1580
Haditsweb 4.0-kumpulan dan refrensi Belajar Hadits
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Dzikir Pagi dan Petang dan Sesudah Shalat Fardhu,
Pustaka Imam Asy Syafi’i, Cetakan I, Desember 2004
Khalid Al Husainan, Aktsaru min Alfi Sunnatin fil Yaum wal Lailah, Daar Balansiyah lin
Nasyr wat Tauzi’, Riyadh, Terj. Zaki Rahmawan, Lebih dari 1000 Amalan Sunnah Dalam
Sehari Semalam, Pustaka Imam Asy Syafi’i, Bogor, Cetakan I, Juni 2004 M 

SEMOGA KITA DIWAFATKAN ALLAH DALAM KEADAAN KHUSNUL KHATIMAH

Mintalah kepada Allah untuk akhir hidup kita yang baik dengan doa-doa di bawah ini : AAMIINKAN
jika doa ini doa Anda juga

ِ ‫رب َﻫﺐْﻟِﻲ ُﺣﻜْﻤ ًَﺎﻭﺃَ ْﻟﺤِ ْﻘﻨ‬


َ‫ِﻲﺑﺎﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴﻦ‬

Rabbi Hablii hukmaw wa al hiqniy bish shoolihiin

“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang
yang sholeh” (Q.S. Asy-Sy’araa: 83)

‫ﺍﻟﻠﻬﻢﺍﺟﻌﻞﺧﻴﺮﻋﻤﺮﻱﺃﺧﺮﻩﻭﺧﻴﺮ‬
‫ﻋﻤﻠﻲﺧﻮﺍﺗﻴﻤﻪﻭﺧﻴﺮﺃﻳﺎﻣﻲﻳﻮﻡﻟﻘﺎﺋﻚ‬

Allaahummaj’al khayra ‘umrii aakhirahu wa khayra ‘amalii khawaatiimahu wa khayra ayyaamii


yawma lliqaa’ika

“Ya Allah jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya dan sebaik-baik amalku pada akhir hayatku,
dan (jadikanlah) sebaik-baik hariku yaitu hari ketika aku bertemu dengan_Mu (di hari kiamat)” (H.R.
Ibnus Sunny)

‫ﺍﻟﻠﻬﻢﺍﺧﺘﻢﻟﻨﺎﺑﺤﺴـﻦﺍﻟﺨﺎﺗﻤﺔﻭﻻﺗﺨﺘﻢ‬
‫ﻋﻠﻴﻨﺎﺑﺴـﻮﺀﺍﻟﺨﺎﺗﻤﺔ‬

16
“Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan husnul-khatimah (akhir yang baik), dan jangan KAU akhiri
hidup kami dengan suu-ul- khatimah (akhir yang buruk)”

Aamiin Ya Rabbal'alamiin.......

17

Anda mungkin juga menyukai