DOSEN PENGAMPU
Sholihin, S.pd.I.,M.Ag.
Oleh:
NIM : 2021011035
1441 H/2021M
KATA PENGANTAR
Garut, Oktober
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan dan dosa. Dan
manusia tidak akan terlepas dari lika-liku kehidupan. Terkadang manusia
bahagia, tekedang sedih. Adakalanya sukses, ada juga masa gagal. Suatu waktu
mengalami kemudahan, di waktu lain berurusan dengan kehidupan. Khusus
ketika mengalami kesedihan, manusia sangat membutuhkan bantuan orang lain
untuk mengatasi kesulitan hidup, walaupun tidak setiap orang memiliki
kesadaran dan kepedulian terhadap yang lain.
Dalam hal ini, Allah Subhanahu Wata’ala sangat membuka pintu lebar
untuk menerima keluh-kesah hamba-Nya. Bahkan Allah sangat murka terhadap
orang yang tidak pernah berdo’a atau berdo’a kepada selain kepada Allah.
Ketika kita berdo’a kepada Allah maka harus memakai adab, akhlak atau etika
yang harus diperatikan dan tidak boleh terlupakan dalam berdo’a.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Akhlak.
2. Pengertian Do’a.
3. Perlukah Manusia Berdo’a?.
4. Kapan Waktunya Berdo’a?.
5. Etika dalam Berdo’a.
6. Sebab-sebab dikabulkannya Do’a.
7. Sebab-sebab Tidak dikabulkannya Do’a.
8. Makna dikabulkannya Do’a.
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Menurut Etimologi, kata akhlak berasal dari Bahasa Arab yang telah
diserap kedalam Bahasa Indonesia. Yang dalam Bahasa Arab akhlak
merupakan jama’ dari kata khuluqon yang mengandung arti:
1. Tabi’at, yaitu sifat yang telah terbentuk dalam diri manusia tanpa
dikemauan atau tanpa usaha.
2. Adat, yaitu sifat dalam diri manusia yang diupayakan melalui latihan,
yakni berdasarkan keinginan.
3. Watak, yaitu jangkauannya meliputi hal yang menjadi tabi’at dan hal ang
diupayakan sehingga menjadi adat kebiasaan.
Secara singkat kata akhlak yang berarti kesopanan dan agama ( budi
pekerti ). Akhlak yaitu tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sengaja,
diawali dari proses latihan yang menjadi kebiasaan, bersumber dari dorongan
jiwa untuk melakukan perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses
pemikiran, pertimbangan, atau penelitian. Terdapat pula kata akhlakul karimah
yang memiliki arti perbuatan mulia lagi terpuji yang diwujudkan dalam bentuk
sikap, ucapan, perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran islam.
B. Pengertian Do’a
Do’a berasal dari kata dasar “ و-ع- ” دyang berarti kecenderungan pada
sesuatu pada diri kita melalui suara dan kata-kata. Dari kata ini terbentuklah
menjadi kata jadian ( masdar ), yaitu دع اء – دع وة yang mempunyai arti
Dahulu ada yang berpendapat bahwa do’a tidak berguna. Mereka berkata:
“ Kalau yang diharapkan oleh siapa yang berdo’a telah diketahui oleh Tuhan,
dengan pengetahuan-Nya yang menyuruh itu bahwa harapan tersebut akan
terjadi, maka apa gunanya berdo’a? Ada lagi berkata bahwa sebenarnya segala
sesuatu telah ditetapkan Allah dan tertulis Lauh al-Mahfuzh. Jika demikian apa
gunanya doa? Jika diperhatikan di dalam al-Qur’an, paling tidak ada dua hal
yang mendorong manusia untuk mendekatkan diri atau beribadah kepada Allah
”.
Kedua, Sisi manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang memiliki naluri
gembira dan sedih, senang dan susah, takut, cemas, dan mengharap, sehingga
ia membutuhkan sandaran dan pegangan dalam hidupnya. Kenyataan
membuktikan bahwa bersandar kepada sesama makhluk seringkali tidak
membuahkan hasil, karena itu mereka membutuhkan sandaran yang Maha kuat
dan mutlak yang dapat memberikan bantuan dan bimbingan serta mampu
menghilangkan rasa cemas, sehingga dapat memenuhi harapannya. Tidak ada
yang mampu melakukan hal tersebut kecuali Allah swt. Allah berfirman dalam
QS. Fathir: 13-14:
ِ ِ
َ س َوالْ َق َمَر ُكلٌّ جَيْ ِري
ألج ٍل ُم َس ًّمى َ َّم َ َّها ِر َويُول ُج الن
ْ َّه َار يِف اللَّْي ِل َو َس َّخَر الش َ يُول ُج اللَّْي َل يِف الن
ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ َّ َذلِ ُكم اللَّه ربُّ ُكم لَه الْم ْل
ُ ُ) ِإ ْن تَ ْدع13( ين تَ ْدعُو َن م ْن ُدونه َما مَيْل ُكو َن م ْن قطْم ٍري
وه ْم اَل َ ك َوالذ ُ ُ ُ ْ َُ ُ
ك ِمثْ ُل ِ
َ استَ َجابُوا لَ ُك ْم َو َي ْو َم الْقيَ َام ِة يَ ْك ُفُرو َن بِ ِش ْركِ ُك ْم َوال يُنَبُِّئ ِ
ْ يَ ْس َمعُوا ُد َعاءَ ُك ْم َولَ ْو مَس عُوا َما
14( ري ٍ َِخب
“ Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai
apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak
mendengar seruanmu, dan sekiranya mereka mendengar, mereka juga tidak
memperkenankan permintaanmu Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari
kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu
sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui ”.
ِ وقَ َال ربُّ ُكم ْادعويِن َأستَ ِجب لَ ُكم ِإ َّن الَّ ِذين يستَ ْكرِب و َن عن ِعباديِت سي ْدخلُو َن جهن
َ َّم َداخ ِر
ين َ ََ ُ ََ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ ْ ْ ُ ُ َ َ
“ Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina ”. ( Q.S. Ghafir: 60 )
ان َف ْليَ ْستَ ِجيبُوا يِل َولُْيْؤ ِمنُوا يِب لَ َعلَّ ُه ْم
ِ َّاع ِإ َذا دع
َ َ ِ يب َد ْع َو َة الد
ِ وِإ َذا سَألَك ِعب ِادي عيِّن فَِإيِّن قَ ِر
ُ يب ُأج
ٌ َ َ َ َ َ
َي ْر ُش ُدو َن
ْم َوِإلَْي ِه اخر اَل ِإٰلَهَ ِإاَّل ُهو ُك ُّل َشى ٍء َهالِ ٌ ِإاَّل َّ ِ ِإهَٰل
ُ ك َو ْج َههُۥ لَهُ ٱحْلُك ْ َ َ َ ََواَل تَ ْدعُ َم َع ٱلله ًا ء
ُت ْر َجعُون
“ Janganlah kamu berdo’a disamping (berdo’a) kepada Allah (berdo’a
pula) kepada sembahan ang lain. Tidak ada yang berhak disembah di
samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa,
kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah
kamu dikembalikan “.
jika kita merasa Do’a kita tidak juga dikabulkan, maka jangan berprasangka
buruk kepada Allah, mengingat ada beberapa kemungkinan:
1. Do’a kita tidak dikabulkan karena tidak memenuhi persyaratan, bagaimana
seharusnya kita berdo’a kepada Allah.
2. Tidak dikabulkan karena jika dikabulkan sesuai kehendak kita justru akan
membuat kita celaka. Orang yang meminta harta ang banyak, jabatan ang
tinggi tetapi tidak juga dikabulkan Allah, maka mungkin saja Allah tidak
memberikannya karena khawatir kita akan bertambah celaka dengan
memiliki harta ang banyak dan jabatan tersebut.
3. Hati yang lalai dan berpaling ketika berdoa kepada Allah.
4. Memakan harta atau barang haram.
Pengertian dikabulkannya do’a itu tidak berarti selamanya do’a itu dikabulkan
sesuai permintaan kita tetapi ada tiga kemungkinan:
kedua, Do’a itu tidak dikabulkan tetapi dijadikan tabungan untuk nanti di hari
akhir.
ketiga, Do’a itu tidak dikabulkan tetapi dosa-dosa kita diampuni dengan sebab
sering berdo’a kepada Allah.
Dengan demikian kita tidak akan merugi karena sering berdo’a kepada Allah
sekalipun menurut ukuran kita, do’a kita tidak juga dikabulkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan dan dosa. Dan
manusia tidak akan terlepas dari lika-liku kehidupan. Dalam hal ini, Allah
Subhanahu Wata’ala sangat membuka pintu lebar untuk menerima keluh-kesah
hamba-Nya. Bahkan Allah sangat murka terhadap orang yang tidak pernah
berdo’a atau berdo’a kepada selain kepada Allah. Ketika kita berdo’a kepada
Allah maka harus memakai adab, akhlak atau etika yang harus diperatikan dan
tidak boleh terlupakan dalam berdo’a.
Berdo’a dilakukan kapan dan dimana saja, serta tidak ada batasan untuk
berdo’a kepada Allah selama ia memakai etika atau adab yang harus dilakukan.
Allah juga memberikan keterangan waktu-waktu yang mustajabah, untuk
menjadi sebab dikabulkan do’a kita. diantaranya: ketika para mujahidin
bertempur di jalan Allah, ketika turun hujan, setelah wudhu, ketika adzan,
antara adzan dan iqamah, ketika iqamah shalat wajib, keadaan sujud, ujung
(akhir setiap shalat wajib), saat sedang berpuasa, ketika berbuka, do’a orang
yang berhaji sampai pulang, do’a orang terzhalimi, do’a imam yang adil,
setelah membaca al Qur`an, dalam majlis ilmu, dan lainnya.
Terkadang tidak semua Do’a yang kita panjatkan terkabul atau mulus
sesuai dengan apa yang diharapkan, terkadang kita juga kecewa mengapa do’a
yang selama ini kita panjatkan tidak Allah kabulkan semuanya. Nah,, mungkin
saja kita tidak memenuhi persyaratan, bagaimana seharusnya kita berdo’a
kepada Allah. Atau bisa jadi apa yang kita pinta belum tentu yang terbaik
menurut Allah justru malah menjadi celaka untuk kita. Maka dengan begitu
kita harus selalu berhusnudzon atau berbaik sangka kepada Allah karena boleh
jadi Do’a itu tidak dikabulkan tetapi dijadikan tabungan untuk nanti di hari
akhir, atau do’a itu tidak dikabulkan tetapi dosa-dosa kita diampuni dengan
sebab seringnya berdo’a kepada Allah.