Anda di halaman 1dari 4

MATA KULIAH:KOMUNIKASI DAKWAH

NAMA:RINA ALFINA
NIM:191431045

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH


Alhamdulillahi rabbil 'alamin,Was sholatu Wassalamu 'ala,Asyrofil ambiyaa
iwal mursalin,Sayyidina Muhammadin,Wa 'alaa 'alihi wa shohbihi ajmain,Ama
ba'du.
Marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan kesehatan lahir dan batin kepada kita semua,sehingga
kita masih di beri kesempatan untuk berkumpul di tempat yang Insha Allah
diberkahi ini.
Salawat dan salam tak lupa kita kirimkan kepada junjungan Nabi Allah
Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari peradaban hidup
yang jahiliyah menuju pada peradaban hidup yang modern,yang penuh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan saat
ini.Semoga kita semua termasuk hamba-Nya yang taat,yang mendapatkna
syafaatnya di akhirat kelak.
Pada kesempatan kali ini,saya akan menyampaikan sebuah ceramah yang
berjudul”Futur”
Apa itu Penyakit Futur?

Adakalanya seorang penuntut ilmu, atau ahli ibadah merasa futur. Ketika mata
sebenarnya menatap tempat sujud, tapi hati berada di tempat yang lainnya.
Ketika raga berada di majelis ilmu, namun jiwa dan pikiran fokus kepada hal
lainnya.

Futur yaitu: rasa malas, enggan, dan lamban dalam melakukan kebaikan, yang
mana sebelumnya seseorang rajin dan bersemangat
melakukannya. Futur adalah penyakit yang sering menyerang sebagian ahli
ibadah, para da’i, dan penuntut ilmu. Sehingga seseorang menjadi lemah dan
malas, bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan suatu aktivitas
kebaikan.

Di antara sebab-sebab munculnya penyakit futur adalah sebagai berikut :


1). Hilangnya keikhlasan.
2). Lemahnya ilmu Syar’i.
3). Kecintaan hati yang besar kepada dunia dan banyak melupakan akhirat.
4). Fitnah (cobaan) berupa isteri dan anak.
5). Hidup di tengah masyarakat yang rusak.
6). Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dalam
meraih kebaikan.
7). Melakukan dosa serta memakan makanan yang haram.
8). Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun
berdakwah).
9). Lemahnya iman.
10). Menyendiri, dan tidak mau bergabung dengan saudara seiman yang
lainnya, saling tolong menolong dalam kebaikan.
11). Lemahnya pendidikan (tarbiyyah) imaniyyah.

Allah mentakdirkan adanya penyakit futur, tentulah Allah memberikan


obatnya. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin pernah ditanya, “Banyak
penuntut ilmu agama yang lemah tekadnya dan futur dalam menuntut ilmu.
Sarana apa saja yang dapat membangkitkan tekad dan semangat dalam
menuntut ilmu?“. Beliau menjawab: “Dha’ful himmah (tekad yang lemah)
dalam menuntut ilmu agama (Islam) adalah salah satu musibah yang besar.
Untuk mengatasi ini ada beberapa hal:

1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah ‘Azza Wa Jalla dalam menuntut


ilmu

Niat dalam melakukan suatu perbuatan (yang baik) tentunya harus ikhlas
untuk Allah semata. Keikhlasan suatu niat sangat berpengaruh pada amalan-
amalan yang kita lakukan. Jika seseorang ikhlas dalam menuntut ilmu, ia akan
memahami bahwa amalan menuntut ilmu yang ia lakukan itu akan diganjar
pahala. Sebagaimana dalam hadits disampaikan bahwa,

ِ ‫ إِلَى هَّللا‬Dُ‫ه فَ ِهجْ َرتُه‬Dِ ِ‫ إِلَى هَّللا ِ َو َرسُول‬Dُ‫َت ِهجْ َرتُه‬


ْ ‫ فَ َم ْن َكان‬D‫ نَ َوى‬D‫ئ َما‬ ٍ ‫ل ا ْم ِر‬Dِّ ‫ لِ ُك‬D‫إِنَّ َما اأْل َ ْع َما ُل بِالنِّيَّ ِة وإنما‬
‫ر إِلَ ْي ِه‬Dَ ‫ َما هَا َج‬D‫ فَ ِهجْ َرتُهُ إِلَى‬D‫ة يَنكحها‬Dٍ َ‫ أَ ِو ا ْم َرأ‬D‫صيبُهَا‬
ِ ُ‫ ي‬D‫َت ِهجْ َرتُهُ ل ُد ْنيَا‬
Dْ ‫ه َو َم ْن َكان‬Dِ ِ‫َو َرسُول‬

“Sesungguhnya setiap amal itu (tergantung) pada niatnya, dan sesungguhnya


sesesorang itu hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.
Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
(dinilai) karena Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena
harta dunia yang hendak diraihnya atau karena wanita yanga hendak
dinikahinya, maka hijrahnya itu hanyalah kepada apa yang menjadi tujuan
hijrahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian, dengan mengikhlaskan niat tersebut seseorang akan bearada
pada tingkatan yang ketiga dari umat ini, lalu dengan itu semangatnya pun
akan bangkit.

ۚ ‫ين‬ َّ ‫ء َوال‬Dِ ‫ين َوال ُّشهَدَا‬


Dَ ‫صالِ ِح‬ Dَ ِ‫صدِّيق‬ Dَ ِ‫ل فَأُو ٰلَئ‬Dَ ‫ هَّللا َ َوال َّرسُو‬D‫َو َم ْن يُ ِط ِع‬
ِّ ‫م ِمنَ النَّبِيِّينَ َوال‬Dْ ‫م هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬Dَ ‫ك َم َع الَّ ِذينَ أَ ْن َع‬
Dَ ِ‫َو َحسُنَ أُو ٰلَئ‬
D‫ك َرفِيقًا‬

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-
orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An Nisa:
69)

2. Selalu bersama dengan teman-teman yang semangat dalam menuntut


ilmu

Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh pada diri kita. Teman turut
membentuk karakter seseorang. Oleh karena itu dalam berteman hendaknya
kita memilih teman-teman yang mampu mengantarkan kepada kebaikan.
Teman-teman yang demikian dapat membantu kita dalam berdiskusi dan
meneliti masalah agama. Jangan condong untuk meninggalkan kebersamaan
bersama mereka selama mereka senantiasa membantu dalam menuntut ilmu.

3. Bersabar, yaitu ketika jiwa mengajak untuk berpaling dari ilmu

Kesabaran akan mengantarkan kita kembali kepada ilmu dan kebaikan-


kebaikan. Oleh karena itu, hendaknya kita terus berusaha bersabar agar
penyakit futur itu segera hilang. Allah Ta’ala berfirman kepada
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam:

َ‫د ِزينَة‬Dُ ‫م تُ ِري‬Dْ ُ‫ك َع ْنه‬


Dَ ‫ُون َوجْ هَهُ َواَل تَ ْع ُد َع ْينَا‬ Dِّ ‫م بِ ْال َغدَا ِة َو ْال َع ِش‬Dْ ُ‫ك َم َع الَّ ِذينَ يَ ْد ُعونَ َربَّه‬
Dَ ‫ي ي ُِريد‬ Dَ ‫ر نَ ْف َس‬Dْ ِ‫َواصْ ب‬
D‫ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا‬

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang beribadah


kepada Tuhan mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-
Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena)
mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini” (QS. Al Kahfi: 28).

Seorang penuntut ilmu tidak boleh terburu-buru dalam meraih ilmu Syar’i.
Menuntut ilmu Syar’i tidak bisa didapatkan dengan kilat atau dikursuskan
dalam waktu singkat. Harus diingat, bahwa perjalanan dalam menuntut ilmu
adalah panjang dan lama, oleh karena itu wajib sabar dan selalu memohon
pertolongan kepada Allah agar tetap istiqamah di atas kebenaran.
semoga kita masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk memperbaiki diri,
dan meningkatkan kulitas iman pada diri kita dan menuntaskan seluruh amanah
yang telah diperoleh di bumi Allah ini dengan sebaik- baiknya.Aamiim
Allahumma Aamiin..
Itulah yang sempat saya sampaikan,semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.
Kurang dan lebihnya saya mohon maaf..
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai