DI SUSUN OLEH :
Suryatriningsih 12517.0014
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat serta InayahNya sehingga kami mampu menyelesaikan penulisan tugas
makalah ini yang berjudul Larangan Meninggalkan Shalat. Sarana penunjang makalah ini kami
susun berdasarkan referensi yang bermacam-macam.Adapun makalah ini dengan tujuan Dapat
memperlancar proses belajar dan mengajar,sehingga mahasiswa menjadi aktif dan kreatif.
Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,oleh
karena itu, saran dan kritik dar berbagai pihak sangat di harapkan bagi pemakalah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang .................................................................................. 3
2. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
3. Tujuan Penulisan ................................................................................... 4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah Shalat merupakan ibadah yang paling besar dalam mendekatkan
para ’abid (hamba) kepadaMa’budnya (Allah), dan seteguh shalih (pertumbuhan) yang
menghubungkan makhluk manusia dengan Khalid-nya, namun keadaan sekarang di
lingkungan kita ini pemahaman mengenai kedudukan salat semakin memudar masa
demi masa. Sikap dan perilaku orang yang mengaku beragama Islam terhadap Salat
amat beragam. Ada yang Salat, ada yang tidak Salat, ada pula yang kadang-kadang
Salat, dan tanpa merasa berdosa tidak mengerjakan Salat. Sekarang kita dapat
menerawang diri kita berada di posisi manah sebenarnya, apakah kita komitmen akan
Salat kita ataukah kita menganggap Salat itu ritual formalitas belaka. Dari hal tersebut
kita juga dapat menilai orang-orang yang berada di sekitar kita, apakah mereka
komitmen sama dengan kita ataukah sama saja menganggap Salat adalah ritual
formalitas saja.
Allah Ta’ala telah mengancam kepada orang yang meninggalkan Salat, bahkan
Rasulullah Sallallahi’laihi wa Sallam menggolongkannya termaksud ke dalam orang
yang kufur, sebagaimana Sabda beliau “Sesungguhnya pembeda antara seorang
Muslim dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan Salat”. Orang yang
meninggalkan Salat itu mempunyai dua kemungkinan: Pertama, mungkin ia
meninggalkan Salat karena menolak kewajibannya atau mengingkarinya. Kedua,
mungkin orang itu meninggalkan Salat karena enggan dan malas mengerjakannya
sementara ia masih mengakui kewajiban Salat itu baginya.
Sebagai umat Muslim khususnya para pemuda penerus perjuangan Islam
kedepannya, kita semua mesti sadar akan fenomena yang terjadi dimasa kita ini.
Bergaul dengan orang-orang Shalih adalah jalan yang dapat kita tempuh untuk
memperbaiki kekeliruan kita terhadap kedudukan salat selama ini. Sebagaimana hal
yang dapat membentuk pola perilaku kehidupan kita melalui pergaulan itu sendiri.
Termaksud halnya dengan pergaulan yang membengkok, pergaulan yang salah tersebut
dapat menjerumuskan siapa saja dalam kezaliman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian shalat?
2. Apa dalil larangan meninggalkan shalat?
3. Apa akibat dari meninggalkan Salat?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makna shalat
2. Mengetahui dalil dalil tentang larangan meninggalkan shalat
3. Mengetahui dampak dari akibat meninggalkan shalat
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Shalat
Secara bahasa shalat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, doa. Sedangkan,
menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang
dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Salat memiliki kedudukan
yang tinggi dalam Islam. Dengan Salat kita menghambakan diri kita sepenuhnya kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Perlu juga kita pahami bahwa kewajiban melaksanakan Salat sangat berkaitan erat
dengan Amalan di dalam Islam lainnya dimana bila seorang tersebut giat berpuasa, ringan
dalam berinfaq, bahkan sering berhaji namun ia tak melaksanakan Salat maka Amalan yang
ia kerjakan tersebut secara tidak langsung maka akan tertolak karena ia tidak melaksanakan
hal pokon atau wajib sebelum melaksanakan yang ditekankan dalam beramal yaitu Salat.
Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu -bekas budak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-,
beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُصالَ َة َ سالَ َُمَ َو
َّ ع ُمو ُد َهَُال َُ َْرأ
ْ سَاأل َ ْمرََاإل
”Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.”
(HR. Tirmidzi no. 2825. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa
Dho’if Sunan At Tirmidzi)
Dalam hadits ini, dikatakan bahwa shalat dalam agama Islam ini adalah seperti penopang
(tiang) yang menegakkan kemah. Kemah tersebut bisa roboh (ambruk) dengan patahnya
tiangnya. Begitu juga dengan islam, bisa ambruk dengan hilangnya shalat.
Dalam dua kitab shohih, berbagai kitab sunan dan musnad, dari Abdullah bin
’Umar radhiyallahu ’anhuma. Beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallam bersabda,
َّ سولُ َهَُ َوإقَامََال
ََصالَةََ َوإيتَاء َ َّللاَُ َوأَنَََّ ُم َح َّمدا
ُ ع ْب ُدهََُ َو َر َْ َ ش َهادَةََأ
ََّ ََّنَ َلََإلَ َهََإ َل َ ََعلَىَ َخ ْمس
َ َسالَ َُم
ْ ىَاإل
ََ بُن
َ الزكَاةََ َو َحجََا ْلبَيْتََ َو
ََص ْومََ َر َمضَان َّ
”Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan
yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah
utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) naik haji ke Baitullah (bagi
yang mampu, pen), (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (Lafadz ini adalah lafadz Muslim
no. 122)
Cara pendalilan dari hadits ini adalah :
1) Dikatakan dalam hadits ini bahwa islam adalah seperti kemah yang dibangun atas
lima tiang. Apabila tiang kemah yang terbesar tersebut masih ada, maka tegaklah kemah
Islam.
2) Dalam hadits ini juga disebutkan bahwa rukun-rukun Islam dijadikan sebagai tiang-
tiang suatu kemah. Dua kalimat syahadat adalah tiang, shalat juga tiang, zakat juga tiang.
Lalu bagaimana mungkin kemah Islam tetap berdiri jika salah satu dari tiang kemah
sudah tidak ada, walaupun rukun yang lain masih ada?!
http://pai3-4uin-alauddin-13.blogspot.co.id/
https://rumaysho.com/4927-bahaya-meninggalkan-shalat-2-dalil-hadits.html
http://reiinaariintharexandriia.blogspot.co.id/2012/09/larangan-meninggalkan-
shalat.html