perselisihan
atau
bahkan
pertumpahan
darah,
Sulawesi
Selatan,
sebagai
masa
"Sianre
balei
tauwe",
individu,
untuk
mempertahankan
hidup
dan
di
kalangan
masyarakat
dengan
mengandalkan
sawahnya
masing-masing
sesuai
waktu
yang
dikehendakinya. Pada upacara mappammula biasanya berlangsung satu pola tata cara tertentu yang harus diikuti dengan
teratur. Pada upacara tersebut masih dalam persiapan seperti
yang dikemukakan oleh penghulu Adat sebagai berukut:
Ketika sampai waktu yang telah disepakati bersama sebagai hari
permulaan turun sawah maka pada hari itu diadakan pesta
besar-besaran di mana raja mengundang penguasa-penguasa
tetangga mereka bersama seluruh rakyat nya untuk menghadiri
upacara mappammula pada sawah Adat Dalam upacara tersebut
dihadirkan segala alat-alat kebesaran yang ada dalam kerajaan
tersebut seperti tombak keris, alat pembajak dan alat-alat lain
yang biasa dipergunakan untuk pertanian. Sehubungan dengan
upacara tersebut juga diadakan pertunjukan yang dinamakan
"Mag- giri" yakni dengan menekankan sebilah keris pada sebahagian anggota badan oleh seorang yang biasanya dipanggil
"Bissu" yang merupakan seorang tertentu dalam kerajaan. Kalau
kita memperhatikan kuatnya tekanan keris itu pada anggota
badan maka tidaklah masuk akal kalau "Bissu" tadi tidak terluka
dan hal itu menunjukkan bahwa upacara yang mereka lakukan
pada waktu itu mendapat restu dari Dewata SeuwwaE (Tuhan
yang maha Esa). Upacara ini ditutup dengan pesta makan
bersama, dan pelaksanaan dari upacara tersebut sepenuhnya
diatur oleh seorang yang bertanggung jawab dalam urusan
rumah
tangga
Istana/
Soraja
yang
dikenal
dengan
nama
"Jennang"
Akan tetapi dampak dan perkembangan ilmu dan teknologi
telah membawa bentuk lain dari upacara mappammula itu.
2. Upacara menabur benih (mappano bine).
Seperti halnya mappammula maka kebersamaan dalam waktu
menabur benih yang merupakan hal yang mutlak. Upacara ini diawali dengan mengeluarkan padi dari. lumbung yang telah ditetapkan sebagal calon benih untuk selanjutnya. digugurkan dari
tangkai, dengan mempergunakan kaki (irese),
sebut Madesse di mana para pekerjanya disuguhi dengan makanan khas berupa bubur beras yang dicampur dengan santan
dan gula merah. Dalam hal ini terjadi simbolisme bahwa dengan
kombinasi dari bahan-bahan itu akan membawa dampak positif
terhadap pertumbuhan dan pemanfaatan padi pada masa yang
akan datang.
Gabah tersebut kemudian dimasukkan dalam keranjang untuk
direndam dalam air selama satu atau dua hari. Ketika calon benih
tersebut
berada
kembali
di
rumah
(detelah
direndam)
diadakanlah upacara maddoja bine yaitu diadakan upacara begadang semalam suntuk di saat malam penaburan benih dengan
mengadakan pembacaan riwayat meong palo karellae atau biasa
disebut sure' bine.
dengan
air
kelapa
(passili)
yang
kemudian
juga
upacara-upacara
yang
berkaitan
dengan
usaha
selesai.
Perangkat
upacara
ini
meliputi
pengadaan
upacara
"mabbissa
lobo
(mencuci
lumpur)
dilaksanakan setelah selesai penanaman padi. Upacara ini merupakan tanda kesyukuran dari petani dan keluarganya atas
telah selasainya mereka melaksanakan pekerjaannya dengan
baik dan selamat.
Adapun upacara-upacara yang berkaitan dengan panenan
ialah upacara yang dilakukan langsung oleh isteri petani dengan
memilih bagian-bagian tertentu dari sudut sawah yang tersubur.
Hal ini merupakan tafaul agar pada musim panen berikutnya,
padi yang tersubur itulah yang sekurang-kurangnya menjadi
standar.
Masa panenan tergantung dari banyaknya tenaga yang
digunakan, Setelah masa panen usai dilaksanakanlah upacara
maccera rakkapeng". Hidangan khas dalam upacara ini meliputi
tepung beras ketan dari hasil panen baru yang dicampur dengan
kelapa dan gula mereh (bedda) onde-onde dan dange dan lainlain. Bersamaan dengan itu pula padi hasil panen dimasukkan ke
dalam lufnbung padi .
demikian.
2. Madduta (Massuro).
Jika dalam mammanu-manu' diperoleh suatu pengertian yang
jelas tentang keluarga wanita dan wanita tersebut belum ada
yang meminang serta jalan untuk terwujudnya suatu hubungan
perkawinan memang dibuka maka madduta atau massuro segera
dilakukan, kali ini dilakukan berbeda dengan yang pertama, kali
ini diadakan secara formal yakni mengutus beberapa orang
tertentu secara resmi menyampaikan lamaran.
Suatu lamaran tidak dengan langsung diterima atau ditolak
pada waktu itu akan tetapi biasanya pihak perempuan masih
meminta waktu untuk berunding dengan pihak kerabat terutama
nenek, pihak saudara ibu/bapak dan saudara-saudaranya.
3. Mappettu ada.
Barulah pada fase ini diberikan keputusan baik diterima
ataupun
ditolak,
kalau
lamaran
(diterima)
maka
lazimnya
berikutnya
tidak
lagi
menyangkut
persyaratan-persyaratan
material,
4. Makkutana esso,
Suatu hal yang tidak kurang pentingnya dalam pelaksanaan
suatu
perkawinan
ialah
"makkutana
esso"
konsekwen
ini
merupakan
suatu
tafaul
untuk
daun
pacar
pada
genggaman
tangan
calon
mempelai.
Memasukkan daun pacar itu kepada genggaman tangan calon
pengantin
adalah
mempunyai
tata
cara
tersendiri
dan
Orang-orang yang memasukkan daun pacar itu hanya : orangorang yang dianggap bertua (Pemuka Masyarakat) atau keluargakeluarga yang mempunyai keistimewaan.
Acara memasukkan daun pacar dilakukan secara begilir, pada
malam "Mappacci" disebut juga "Tudang penni"(duduk malam)
karena pada malam itu duduk bersama keluarga-keluarga atau
tamu-tamu untuk menyaksikan acara malam "Mappacci" dan
pada malam itulah disiapkan segala kebutuhan-kebutuhan yang
akan dipakai besok harinya pada puncak acara pesta perkawinan
seperti makanan-makan yang akan dihidangkan, barang-barang
yang akan dibawa ke rumah calon isterinya dan segala sangkut
paut yang ada hubungannya dengan acara pesta perkawinan,
Pelaksanaan perkawinan.
Ada dua kegiatan perinsip menurut adat yang biasa dilakukan
dalam rangkaian ini yaitu "Mappaenre Botting" dan "Mapparola",
Mappaenre Botting diawali dengan datangnya utusan dari pihak
perempuan (padduppa) ke pihak pengentin pria. Sesuai dengan
namanya maka dimengerti bahwa utusan ini datang untuk
memberikan informasi bahwa pihak pria sudah bisa datang ke
rumah calon pengantin-perempuan
Adapun tata cara pengaturan upacara Mappaenre botting ini
dapat dilihat sebagai berikut :
Kalau sirih pinang dan tukar cincin dilaksanakan bersamaan
dengan waktu diantarnya pengantin pria (Menrena Bottingnge)
maka urutan-urutan sebagai berikut:
Orang tua wanita dengan pakaian baju bodo yang hitam
(wajunyila).
Pakusu-kusu yang membawa passio (cincin pengikat),
Pallipa gaulu dengan membawa passampo,
harus
dinamakan
ditebus
"Pattimpa
dengan
Boco"
menyerahkan
(Pembuka
uang
yang
kelambu).kemudian
sang pengantin pria tadi di rumah wanita hak keluarga laki- laki
datang menjenguk dengan istilah "Massompek botting".
Dalam
pada
itu
acara
gembirapun
dimulai
dengan
Kemudian
sang
suami
mencari
atau
yang
lain)
kemudian
suaminya
menebak.
apakah
sawah
atau
ladang,
pemberian
tersebut
dinamakan pappadduppa.
Setelah pengantin perempuan menerima pappadduppa ini
barulah rombongan pengantin laki-laki dipersilahkan naik/ masuk
ke rumah, malamnya pengantin perempuan bermalam di rumah
mertuanya Seperti halnya ketika pengantin pria bermalam
dirumah
isterinya
diadakan
acara
masubbu
bottin
atau
diambil
dipilihnya
kwaliteit
yang
terendah,
bahkan
berarti
memberi
makan
kepada
orang
hamil
wanita
hamil
tadi,
menyusui
suatu
kegiatan
Dewata
SeuwaE
(Allah)
semoga
calon
ibu
yang
wataknya
upacara-upacara
tersebut
jauh
dari
berarti jelek dilakukan pada waktu itu. Selain Nahas tujuh juga
dikenal "Nahas Uleng" (Nahas Bulan) seperti 12 Muharam, 10
Safar dan sebagainya.
Demikian dalamnya paham seperti itu maka oleh mereka
sampai setiap pergeseran waktu dalam seharipun mempunyai
makna tersendiri yakni Ele, araweng, Tengnga Esso untuk
berbagai
pekerjaan
waktu-uaktu
itu
disifati
dengan
makhluk
akan
melaluinya
betapapun
kuat
dan
Terjemahnya:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan
(yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kamilah kamu
dikembalikan.
Sebagai suatu peristiwa mati membaa orang kepada pola
perlakuan
tertentu
pertama
untuk
menghormati
martabat
dituntut
sebagai
pemenuhan-pemenuhan
yang
sengat
mayat
diberangkatkan
ke
kubur.
Pada
biasanya
pada hari ketujuh, namun lauk pauknya tidak mesti ayam boleh
telur atau ikan menurut selera yang disenangi almarhum semasa
dia masih hidup,
Wenni Pitu (Malam ketujuh) yaitu merupakan acara penutupan
dari pada nanre es-so-essona dan pada saat ini biasanya
diadakan
secara
meriah
sehingga
terkadang
dilaksanakan
wenni
pitu
dilaksanakan
situasi
keluarga
yang
BAB IV
BEBERAPA UPACARA ADAT DI SOPPENG
SESUDAH MASUKNYA ISLAM
Sebelum penulis membahas lebih lanjut tentang interaksi
islam dalam berbagai upacara adat masyarakat Soppeng, maka
terlebih dahulu penulis mencatat waktu masuknya Agama Islam
di Kabupaten Soppeng,
Menurut
sejarah,
peristiwa
pengislaman
di
Kabupaten
Soppeng terjadi dalam masa pemerintahan raja Soppeng ke XIV, yakni pada tahun 1609.
Namun akhirnya kerjaan-kerajaan Bugis yakni masing-masing
Sidenreng, Soppeng, Wajo dan akhirnya Bone memeluk Islam,
berturut-turut pada tahun 1609, 1610, dan 1611 M.
Adapun upacara-upacara adat sesudah masuknya Islam di
Kabupaten Soppeng, penulis akan kemukakan secara sistimatis
sebagai berikut:
A. Upacara Syukuran,
yaitu
jika
mereka,
berhasil
dalam
usahanya
ia
syukuran
di
Kabupaten
Soppeng
diadakan
nikmat
dan
yang
disukainya.
Dan
amal
itu
diterima,
maka
menjadi
kewajibanlah
baginya
tapi
mereka
itu
didasari
dengan
kepercayaan-
yang
sudah
terlatih
secara
bergilir.
Setelah
1. Upacara Mappammulan atau upacara yang dilakukan ketika mulai turun sawah diawali dengan istilah "Mattudangtudangeng" (duduk bersama), maksudnya mengadakan
pertemuan para petani-petani di suatu tempat (biasanya di
sanggar tani) untuk memusyawarahkan upacara-upacara
yang akan dilaksanakan dalam rangka turun sawah yaitu
antara lain soal mulainya waktu membajak sawah, jenis
benih yang akan disemaikan, pupuk yang akan dipakai dan
sebagainya.
semuanya
itu
ditetapkan
pada
waktu
Terjemahnya:
Dan bagi orang-orang yang menerima (mematuhi.) seruan
Tuhannya
dan
mendirikan
Shalat,
sedang
urusan
mereka
tidak
penghijauan
menghiraukan
sehingga
anjuran
pohon
pemerintah
ditebang
tentang
seenaknya
yang
ini
berarti
masyarakat
di
Soppeng
juga
sudah
yang
dikemukakan
oleh
Menteri
Kependudukan
dan
sehingga
lahan
terhenti
dalam
menjalankan
bekerja
sesuai
dengan
program
yang
sudah
malam
penaburan
benih
Kalau
dahulunya
upacara
masyarakat
Soppeng,
sehingga
setiap
acara-acara
yang
biasanya
acara
dilanjutkan
dengan
memainkan
atas
laki-laki
dan
perempuan,
hidup
dalam
ikatan
Fase
awal
dari
suatu
perencanaan
perkawinan
di
ka langan
keluarga
muda
kedua
mudi,
be lah
sehingga
pihak
dan
latar
segala
doita
tomatoa".
mato,
Maksudnya
makkukuae
dahulu
elota
orang
mato
kawin
doi
adalah
yang
lain
yang
dipercayainya
sesuai
dengan
ketentuan-ketentuan agama.
Sebelum
melakukan
peminangan
siyasianya
wanita
yang
hendak
dipinangnya
guna
menjamin
kelangsungan
kehidupan
rumah
tangganya
Ada
yang
lamanya karena
tidak
bisa
dikawini
uatuk-
selama-
ataupun
secara
sindiran
dan
ada
pula
yang
haram
dipinang
se cara
terus
terang
tetapi
boleh
sedang
dipinang
oleh
orang
lain,
sebelum
pinangan
yang
dilakukan
oleh
suatu lamaran
Pada
malam
pesta
perkawinan
diadakan
acara
atau
diistilahkan
dengan
"Massikiri
bunga"
dengan
lengkap
pakaian
yang
disediakan
untuk
pakaian
pengantin.
sudah
Hal
ini
barulah
beberapa
dlaksanakan
kaum
acara
keluarga
"Mappacci"
pengantin
yaitu
laki-laki
penni.
Acara
ini
adalah
fase
awal
dari
dimaksudkan
pelaksanaan
perkawinan
dalam
perkawinan
Sebagai
dalam
Islam
disebut
walimah.,.
mudah-mudahan
Allah
berkati
bagimu.
cara
pelaksanaan
perkawinan,
pertama
penganting
perempuan menanti saat datangnya penganting laki-laki
ke rumah penganting perempuan sesuai waktu menurut
saat yang ditetapkan
ketika
melakukan
acara
Sianre
nanre",
Setelah
tamu
pengantar
dan
segenap
penganting
Selanjutnya
kedua
penganting
laki-laki.
undangan
laki-laki
mampelai
Dan
demikian,
makan
berangkat
setibanya
di
juga
ber sama.
ke
rumah
rumah
sang
barang
pappota
yaitu
dengan
membawa
suaminya.
Perlu
dicatat
pula
bahwa
seketika
dilaksanakan antar mengantar ke rumah pengantin 1aki1aki/perempuan disertai dengan "Bosara" yaitu kalau
bangsawan delapan puluh jumlahnya, orang biasa dua
puluh bosara sedangkan "tau deceng " (orang baik-baik)
adalah
empat
diumumkan
puluh
maka
bosara.
kedua
pe
Setelah
nganting
pappota
membuka
biasa.
kembali
lagi
istilah
Kemudian
ke
"mabbenne
rumah
untuk
acara
penganting
tellu,
Dan
selanjutnya
laki-laki
kemudian
dengan
kembali
ke
Beberapa
hari
kemudian
be rangkatlah
keluarga pihak suami ke rumah menantu, barunya mem bawa sejumlah barang "Balanca Botting Paru (belanja
untuk penganting baru).
D. Upacara Kelahiran Bayi.
Setelah anak lahir dengan selamat, maka upacara
yangpenting
berarti
dilakukan
bulu
atau
ialah
rambut
upacara
anak
aqiqah.
yang
baru
Aqiqah
lahir
Ayyub
dari
Ikrimah,
Bahwa
sanya
Nabi
SAW
aqiqah
yang
dilaksanakan
oleh
masyarakat
biasanya
binatang
sembelihan
dilakukan
maka
orang
tuanya
berkewajiban
dalam
kesempitan.
Rasulullah
melakukan
menyebut
binatang-binatang
yang
lain.
Dasar
seekor
lainnya
kambing.
dapat
Pendapat
Malik
dikompromikan,
dan
yaitu
tentang
jumlah
bi natang
aqiqah
yang
di
atas
Rasulullah
SAW
Dalam
Hadis
itu
mengakiqahkan
diterangkan
cucu
laki-laki
bahwa
beliau
masing-masing
seekor
kam bing,
mereka
sesuai
mengaqiqahkan
dengan
perbuatan
perempuan
seekor
kambing,
Jumhur
fuqaha
seorang
anak
laki-laki
tergadai
dengan
Sedang
sebahagian
fuqaha
berpendapat
bahwa
pada
hari
ketujuh
dari
kelahiran
seorang
yang
baik
dilakukan
pada
mengadzankan
mengiqamatkan
anak
anak
perempuan
laki-laki
yang
baru
dan
lahir,
b. Memberi nama
Sunnah memberi nama berdasarkan Hadis tersebut di
muka.
Para Ulama Sepakat bahwa yang dijadikan nama itu
adalah
perkataan
yang
mempunyai
arti
yang
baik
waktu
di
hukumnya
samping
mencukur
bersedekah,
rambut
sunat
sekurang-kurangnya
pula
seharga
bayi
membudaya
penulis
di
sepeti
diuraikan
diatas
sudah
mengatakan
bahwa
masyarakat
Jadi
Soppeng
meliputi
pembicaraan
dasar-dasar
penyelesaian
menolongnya
dalam
hal
menyelesaikan
atau
Artinya :
Hai
orang-orang
melanggar
yang
syiar-syiar
beriman,
Allah,
dan
janganlah
jangan
kamu
melanggar
had-ya,
dan
binatang-binatang
dan
keredhaan
dari
Tuhannya,
dan
apabila
Dan
janganlah
kepada
sesuatu
halangi
kamu
berbuat
kaum
dari
aniaya
sekali-kali
karena
masjidil
(kepada
kebencian
mereka
haram,
(mu)
menghalangmendorongmu
mereka).
Dan
tolong
penafsiran
yang
dikemukakan
oleh
Sesuatu
perbuatan
yang
dapat
menentramkan
jiwa
(perasaan).
Artinya:
Meninggalkan segala perbuatan dosa.
Dan hadits nabi SAW, yang berbunyi :
Artinya:
Dari Ibnu Musayyab, dari Abu Hurairah ia berkata :
Telah bersabda Rasulullah SAW : Hak orang muslim atas
orang muslim ada lima, dan kami diceritakan Abdu Bin
Humaidi. Dikhabarkan kepada kami Abdurrazzak, dikha barkan Muammar dari Zuhri, dari Ibnu Musayyab dari
Abi Hurairah. berkata: Bersabda Rasulullah SAW ada
lima wajib bagi orang muslim terhadap saudaranya :
yaitu menjawab salam, menjawab orang yang bersin,
memenuhi
undangan,
menziarahi
orang
sakit
dan
mengantarkan jenazah.
Berdasarkan
bahwa
Hadis
mengantarkan
tersebut
jenazah
di
atas
termasuk
dipahami
salah
satu
urusan
jenazah
ialah
memandikan,
(Nabi)
tidak
pernah
sembahyang
atas
bersembahyang
jenazahnya
atas
simayit,
hingga
beliau
kekubur,
mengantarkan
berjalan
di
hadapan
jenazah.
Beliau
menyukai
supaya
yang
mengantarkan
dekat
dengan
jenazah,
dibelakangnya,
di
beliau
menyuruh
su paya
mencepatkan
jalan
di
maka
beliau
tiada
duduk
sebelum
jenazah
diletakkan.
Yang disunnahkan kita sesudah menanam orang
mati ialah berhenti barang seketika untuk memohonkan
kepada
Allah
mengokohkan
supaya
jiwanya
mengampuni
dikala
dosa
menjawab
simati
dan
soal-soal
meratap
sebab
yang
demikian
itu
adalah
yang
dilakukan
masyarakat
Mereka
suatu
mendatangkan
mendasarkan
peristiwa
manfaat
yang
akal
pikirannya
dianggap
tentang
da pat
kehidupannya.
masuknya
agama
Soppeng
mempunyai
upacara
adat
upacara
Islam
intraksi
masyarakat,
perkawinan,
di
Kabupaten
terhadap
terutama
uppcara
berbagai
mengenai
kematian
dan
pada
dikalangan
prinsipnya
masya rakat.
sudah
membaur
Sedangkan
upacara
membudaya
dikalangan
masyarakat,
Islam,
juga
sekitarnya
karena
yang
adanya
respons
penduduknya
dari
memeluk
agama Islam,
4. Sejak
masuknya
agama
Islam
di
Kabupaten
adat
dan
tradisi
masyarakat
dalam
Islam,
terutama
terhadap
upacara
5. Bahwa
hambatan
memurnikan
upacara
orang
aja^
yang
ran
dialami
Islam
tua
yang
mempunyai
dalam
dalam
kala.-
usaha
berbagai
ngan orang-
kepercayaan
yang
Pemerintah
sama
dan
untuk
tokoh-tokoh
melakukan
agama
usaha-usaha
Soppeng
tentang
berbagai
upa cara
agama
upacara-upacara
yang
perlu
mengisi
dilakukan
semua
oleh
bidang
masyarakat,
dalam bentuk ceramah-ceramah agama atau diskusidiskusi agama supaya ma syarakat dapat mengetahui
kekeliruan
yang
dilakukan
dalam
berbagai
upacara
melibatkan
dirinya
melihat
dan
berusaha
tokoh-tokoh
pengkaderan ter-
agama
mengadakan
suatu