Anda di halaman 1dari 15

CARA MEMANDIKAN JENAZAH

DISUSUN OLEH:

INTAN MOULIZA 1812210045


DURRAH YATIMAH 1812210040
RIRIN MAULIZA 1812210056
SYARIFAH INTAN 1812210059
MAFULAINI 1812210014
HUMAIRA 1812210006
MAULIDA RAHMI 1812210012

DOSEN PEMBIMBING : NS. HERLINA A.N NASUTION M.K.M

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) GETSEMPENA


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
LHOKSUKUN-ACEH UTARA
T.A 2019 / 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala kenikmatan yang

senantiasa dicurahkannya pada kita semua berupa kesehatan, kekuatan, serta kesempatan

sehingga makalah ini dapat di selesaikan dengan semestinya. Tidak lupa pula kami

kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan yang tiada hentinya kepada

Baginda Rasulullah SAW karena atas segala pengorbanan yang telah dilakukannya beserta

para sahabat.

Tak lupa pula saya ucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh

teman-teman semua, terlebih kepada dosen pembimbing: NS. HERLINA A.N

NASUTION, M.K.M yang telah membimbing kami dengan sepenuh hati dalam

mengerjakan makalah ini dengan tema Memandikan Jenazah Atas segala bentuk

kepedulian dan bimbimgannya kami mengucapkan beribu terimakasih kiranya makalah ini

dapat menjadi sumber pembelajaran kita semua menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan yang luas.

Lhoksukon, 18 NOVEMBER 2020

Pemakalah
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Tujuan..........................................................................................................................5

1.3 Manfaat........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengurusan Jenazah ..................................................................................7

2.2 Hal-Hal yang Harus Dilakukan Sesudah Meninggal....................................................8

2.3 Memandikan Jenazah...................................................................................................8

2.4 Hal-Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Memandikan Jenazah.............................9

2.5 Protokol Sebelum Menyucikan Jenazah Pasien Corona...............................................10

2.6 Cara Memandikan Jenazah Terpapar COVID-19.........................................................11

2.7 Cara Mengafani Jenazah yang Terpapar COVID-19...................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................13

3.2 Saran............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kewajiban umat Islam ketika ada yang meninggal dunia adalah mengurusi

jenazah tersebut. Hukumnya fardhu kifayah, yang artinya kewajiban yang apabila telah ada

sekelompok orang yang mengadakan pengurusan jenazah, mulai dari memandikan,

mengafani, menyalatkan, menguburkan, maka gugurlah kewajiban muslim yang lainnya.

Namun jika tidak ada yang mengerjakan, maka semua berdosa, meskipun hukum

penyelenggaraan jenazah fardhu kifayah, namun tiap individu muslim harus mengetahui

pengurusan jenazah ini. Jika semua orang berpikiran masalah ini sudah ada orang tertentu

yang menanganinya, dan tidak berkewajiban lagi bagi dirinya untuk mengurus, lambat

laun para generasi yang mengurus jenazah itu sedikit jumlahnya.

Di antara masalah penting yang terkait dengan hubungan manusia dengan manuasia

lainnya adalah masalah perawatan jenazah. Islam menaruh perhatian yang sangat serius

dalam masalah ini, sehingga hal ini termasuk salah satu kewajiban yang harus dipenuhi

oleh umat manusia, khususnya umat Islam.


1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan memandikan jenazah adalah untuk membersihkan jenazah dan

memuliakannya sebelum kemudian disalati dan dikuburkan dan agar jenzah dalam

keadaan suci ketika menghadap kepada Allah SWT.Hanya kesucian yang menjadi

syarat dapat bertemu dengan Allah SWT.

b. Tujuan Khusus

a. Pengertian Pengurusan Jenazah?

b. Hal-Hal yang Harus Dilakukan Sesudah Meninggal?

c. Memandikan Jenazah?

d. Hal-Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Memandikan Jenazah?

e. Protokol Sebelum Menyucikan Jenazah Pasien Corona?

f. Cara Memandikan Jenazah Terpapar COVID-19?

g. Cara Mengafani Jenazah yang Terpapar COVID-19?

1.3 Manfaat

a. Bagi Pemakalah Selanjutnya

Semakin berkembangnya kebijakan kesehatan yang dilaksanakan sehingga

dapat meningkatkan kinerja kebijakan kesehatan yang dilaksanakan dalam menyusun

kebijakan kesehatan untuk pengembangan penelitian riset kebijakan dan sistem

kesehatan.
b. Bagi STIKes Getsempena Lhoksukon

Mengembangkan ilmu dasar-dasar kebijakan kesehatan agar mewujudkan

komitmen kebijakan kesehatan dan terciptanya kesempatan bagi para mahasiswa lain

untuk semakin memahami ilmu dasar-dasar kebijakan dalam sistem kesehatan.

c. Bagi Mahasiswa Sarjana Keperawatan

Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam metode

dasar-dasar kebijakan kesehatan, agar terciptanya kesempatan bagi para mahasiswa

lain untuk semakin memahami ilmu kebijakan kesehatan.

d. Bagi Masyarkat

Makalah ini bermanfaat untuk peningkatan dan upaya pemeliharan kesehatan

masyarakat agar masyarakat semakin sadar dan peduli pentingnya kesehatan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengurusan Jenazah

Pengurusan jenazah adalah perbuatan-perbuatan seorang muslim terhadap seorang

muslim lain yang meninggal yang meliputi memandikan, mensholati, mengafani dan

memandikan yang mana hukumnya adalah fardhu kifayah. Adapun biaya mengafani

sampai kepada proses penguburannya diambilkan dari harta yang meninggal. Namun jika

tidak ada maka diambilkan dari orang yang berkewajiban untuk menafkahinya semasa dia

hidup. Namun jika tidak ada, maka diambilkan dari bayt al-mal dan bila hal ini juga tidak

memungkinkan maka menjadi tanggung jawab orang Islam seluruhnya.

Perawatan terhadap jenazah merupakan salah satu tuntunan syariat Islam yang telah

diajarkan oleh Rasulullah SAW, namun dalam kenyataannya sebagian besar masyarakat

melakukannya berdasarkan kebiasaan saja, atau dengan cara melihat para pendahulunya

tanpa mengerti dalil dan petunjuk secara benar.

Padahal kita mengetahui di antara masalah penting yang terkait dengan hubungan

manusia dengan manusia lainnya adalah masalah perawatan jenazah. Oleh karena itu

agama Islam menaruh perhatian yang sangat serius dalam masalah ini, sehingga hal ini

termasuk salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat manusia, khususnya umat

Islam.

Hukum merawat jenazah sendiri adalah wajib kifayah artinya cukup dikerjakan oleh

sebagian masyarakat, bila seluruh masyarakat tidak ada yang merawat maka seluruh

masyarakat akan dituntut di hadapan Allah Swt. sedang bagi orang yang mengerjakannya,

mendapat pahala yang banyak di sisi Allah Swt. Dalam pandangan masyarakat, orang
yang bertugas menangani perawatan jenazah adalah petugas keagamaan setempat atau

yang biasa disebut Modin. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan perawatan

jenazah diserahkan kepada Modin.

2.2 Hal-hal yang Harus Dilakukan Sesudah Meninggal

Apabila seseorang meninggal, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1. Hendaklah dipejamkan (ditutupkan) matanya, menyebut kebaikan, mendoakan,

meminta ampun atas dosanya.

2. Hendakalh ditutup seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan kepadanya

dan supaya tidak terbuka ‘auratnya.

3. Tidak ada halangan untuk mencium mayat bagi keluarganya atau sahabat-sahabatnya

yang sangat sayang dan berdukacita sebab matinya.

4. Ahli mayat yang mampu hendaklah dengan segera membayar utang si mayat jika ia

berutang, baik dibayar dari harta peninggalannya atau dari pertolongan keluarga

sendiri.

2.3 Memandikan jenazah

Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan

dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang mati

syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu

kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi

jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.

Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban memandikan jenazah ini terdapat dalam

sebuah hadits Rasulullah saw. Yakninya:

‫ فى ا لذ ي سقط عن ر ا حلته فما ت ا غسلو ه بما ء و سد ر‬:‫عن ا بن عبا س ا ن ا لنبي صلى ا هلل عليه و سلم قا ل‬

)‫(رواه ا لبخرو مسلم‬


“dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi SAW telah tentang orang yang jatuh dari

kendaraannya lalu mati, “mandikanlah air dan daun bidara.” (H.R Bukhari dan

Muslim).

Syarat bagi orang yang memanddikan jenazah:

a. Muslim, berakal, dan baligh

b. Berniat memandikan jenazah

c. Jujur dan sholeh

d. Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan memandikan

sebagaimana yang diajarkan sunnah serta mampu menutup aib si mayat.

Mayat yang wajib dimandikan:

a. Mayat seorang muslim bukan kafir

b. bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah

meninggaltidak dimandikan

c. ada sebagian tubuh mayat yang dapat dimandikan

d. bukan mayat yang mati syahid (mati dalam peperangan untuk membela agama

Allah).

2.4 Hal-Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Memandikan Jenazah

Siapkan terlebih dahulu segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keperluan mandinya,

seperti:

1.      tempat memandikan pada ruangan tertutup.

2.      ember, gayung, dan air.

3.      kapas.

4.      kapur barus.
5.      daun bidara/ sidr.

6.      kaos tangan dan sarung tangan kain sesuai dengan jumlah petugas yang memandikan.

7.      Kain penutup mayat 5-6.

8.      Handuk.

9.      Sabun (lebih baik cair), shampoo, cutton buds.

10.   Minyak wangi.

11.   Tempat sampah untuk membuang kotoran

12.   Kafan yang menyesuaikan keadaan dan jenis kelamin jenazah.

Sebelum memandikan jenazah ada baiknya kita memenuhi aturan sebelum

memandikan jenazah yaitu:

a)      Mengikat kepala mayit.

b)      Meletakkan kedua tangan diaatas perut (seperti orang yang melakukan shalat).

c)      Mengikat dan menyatukan persendian lutut.

d)     Menyatukan kedua ibu jari kaki.

e)      Menghadpkan mayyit kearah kiblat.

2.5 Protokol Sebelum Menyucikan Jenazah Pasien Corona

Sebelum memandikan atau menyucikan jenazah, petugas terlebih dahulu memastikan

keamanan dan kebersihan dirinya terlebih dahulu, dengan langkah-langkah: Mengenakan

pakaian pelindung, sarung tangan, dan masker. Semua komponen pakaian pelindung

harus disimpan di tempat yang terpisah dari pakaian biasa. Tidak makan, minum,

merokok, atau menyentuh wajah saat berada di ruang penyimpanan jenazah, autopsi, dan

area untuk melihat jenazah. Menghindari kontak langsung dengan darah atau cairan

tubuh jenazah. Selalu mencuci tangan dengan sabun atau sanitizer berbahan alkohol. Jika
memiliki luka, maka luka tersebut mesti ditutup dengan plester atau perban tahan air.

Sebisa mungkin, petugas mengurangi risiko terluka akibat benda tajam. Namun, jika

terjadi luka, terdapat dua penanganan. Jika cukup dalam, luka segera dibersihkan dengan

air mengalir. Jika luka tusuk kecil, darah dapat dibarkan keluar dengan sendirinya.

2.6 Cara Memandikan Jenazah Terpapar COVID-19

Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020, memandikan jenazah dilakukan

dengan pertimbangan pendapat ahli terpercaya. Pedoman dasarnya adalah memandikan

jenazah tanpa membuka pakaian mayit. Namun, bila jenazah tidak mungkin dimandikan,

langkah yang dipilih adalah menayamumkan. Jika hal tersebut juga tidak mungkin

dilakukan, maka jenazah tidak dimandikan atau ditayamumkan. Cara memandikan

jenazah terkena virus corona adalah sebagai berikut. Memandikan jenazah tanpa

membuka pakaiannya. Petugas yang memandikan wajib berjenis kelamin yang sama

dengan jenazah. Jika tidak ada petugas berjenis kelamin sama, maka petugas yang ada

tetap memandikan dengan syarat jenazah tetap memakai pakaian. Jika tidak, maka

jenazah ditayamumkan. Jika ada najis pada tubuh jenazah, petugas membersihkannya

sebelum memandikan. Petugas memandikan jenazah dengan cara mengucurkan air secara

merata ke seluruh tubuh; Jika atas pertimbangan ahli terpercaya bahwa jenazah tidak

mungkin dimandikan, maka menyucikan jenazah dapat berupa tayamum sesuai ketentuan

syariah, caranya adalah mengusap wajah dan kedua tangan jenazah dengan debu. Jika

berdasarkan pendapat ahli, memandikan atau menayamumkan jenazah tidak dapat

dilakukankarena membahayakan petugas, maka jenazah tidak perlu dimandikan atau

ditayamumkan berdasarkan ketentuan dlarurat syar’iyyah.


2.7 Cara Mengafani Jenazah yang Terpapar COVID-19

Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020, tata cara mengafani jenazah yang

terkena virus corona adalah sebagai berikut: Setelah jenazah dimandikan atau

ditayamumkan, atau karena dlarurah syar’iyah tidak dimandikan atau ditayamumkan,

maka jenazah tersebut dikafani dengan cara :

 menggunakan kain yang menutup seluruh tubuh.

 Jenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah yang aman dan tidak tembus air

demi menjaga keselamatan petugas dan mencegah penyebaran virus.

 Setelah pengafanan selesai, jenazah dimasukkan ke dalam peti jenazah yang tidak

tembus air dan udara dengan cara dimiringkan ke kanan.

 Dengan demikian, saat dikuburkan jenazah menghadap ke arah kiblat.

 Jika setelah proses pengafanan masih ditemukan najis pada jenazah, petugas

dapat mengabaikan najis tersebut.

 Dalam protokol mengurus jenazah pasien COVID-19 Dirjen Bimas Islam

Kementerian Agama, terdapat keterangan tambahan terkait proses mengafani

jenazah.

 Jenazah pasien COVID-19 dapat ditutup dengan bahan kayu atau bahan lain

yang tidak mudah tercemar.

 Jenazah yang sudah dibungkus tidak diperkenankan dibuka lagi kecuali dalam

keadaan mendesak seperti autops, dan hanya dapat dilakukan petugas.

 Jenazah disemayamkan tidak lebih dari 4 jam.

 Petugas medis mesti sering mencuci tangan, serta mandi dengan sabun khusus

setelah menangani jenazah.


BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengurusan jenazah adalah perbuatan-perbuatan seorang muslim terhadap seorang

muslim lain yang meninggal yang meliputi memandikan, mensholati, mengafani dan

memandikan yang mana hukumnya adalah fardhu kifayah. Adapun biaya mengafani

sampai kepada proses penguburannya diambilkan dari harta yang meninggal. Namun jika

tidak ada maka diambilkan dari orang yang berkewajiban untuk menafkahinya semasa dia

hidup. Namun jika tidak ada, maka diambilkan dari bayt al-mal dan bila hal ini juga tidak

memungkinkan maka menjadi tanggung jawab orang Islam seluruhnya.

Salah satu kewajiban umat Islam ketika ada yang meninggal dunia adalah mengurusi

jenazah tersebut. Hukumnya fardhu kifayah, yang artinya kewajiban yang apabila telah ada

sekelompok orang yang mengadakan pengurusan jenazah, mulai dari memandikan,

mengafani, menyalatkan, menguburkan, maka gugurlah kewajiban muslim yang lainnya.

Syarat bagi orang yang memanddikan jenazah:

a. Muslim, berakal, dan baligh

b. Berniat memandikan jenazah

c. Jujur dan sholeh

d. Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan memandikan

sebagaimana yang diajarkan sunnah serta mampu menutup aib si mayat.


B. Saran

a. Bagi Pemakalah Selanjutnya

Semakin berkembangnya penerapan personal hygine yang dilaksanakan

sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat dalam melaksanakan dan menyusun

penerapan personal hygine untuk pengembangan penelitian pada pasien yang

memiliki masalah dalam pemenuhan personal hygienenya.

b. Bagi STIKes Getsempena Lhoksukon

Mengembangkan ilmu dasar-dasar penerapan personal hygineagar

mewujudkan komitmen kesehatan dan terciptanya kesempatan bagi para mahasiswa

lain untuk semakin memahami ilmu dasar-dasar dalam penerapan personal hyginr

pada pasien yang memiliki masalah dalam pemenuhan personal hygine.

c. Bagi Mahasiswa Sarjana Keperawatan

Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam penerapan

personal hygine agar terciptanya kesempatan bagi para mahasiswa lain untuk semakin

memahami ilmu personal hygine.

d. Bagi Masyarkat

Makalah ini bermanfaat untuk peningkatan dan upaya pemeliharan kesehatan

masyarakat agar masyarakat semakin sadar dan peduli pentingnya kesehatan dan

kebersihan.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz. A. (2006) Fatwa-Fatwa Seputar Jenazah, Surabaya:Pustaka Elba.

Karim. A. (2004) Petunjuk Merawat Jenazah dan Shalat Jenazah dan permasalahannya,
Jakarta: Amzah.

Zainuddin. M.Z. (2004) Shalat Jenazah dan Permasalahannya, Sidoarjo: Al-Fath Press.

Anda mungkin juga menyukai