PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Adab Berpakaian
Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga
membentuk tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup
aurat) telah dipenuhi, namun apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit)
maka hal itu dilarang oleh Islam. Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis.
Pakaian yang ketat akan menampilkan bentuk tubuh pemakainya, sedangkan
pakaian yang terlalu tipis akan menampakkan warna kulit pemakainya. Kedua
cara tersebut dilarang oleh Islam karena hanya akan menarik perhatian dan
menggugah nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW
bersabda:
.
)(
Artinya: Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat
keduanya, yaitu 1) kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka
pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam, 2) perempuan-perempuan
yang berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat,
rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk surga dan tidak akan
mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh perjalanan
demikian dan demikian. (HR Muslim)
Ada dua maksud yang menjadi kesimpulan pada hadits ini, yaitu sebagai berikut:
1. Maksud kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi ialah perempuanperempuan yang suka menggunakan rambut sambungan (cemara dalam
bahasa jawa), dengan maksud agar rambutnya tampak banyak dan panjang
sebagaimana wanita lainnya. Selanjutnya, yang dimaksud rambutnya seperti
atau sebesar punuk unta adalah sebutan bagi wanita yang suka menyanggul
rambutnya. Kedua macam cara tersebut (memakai cemara dan menyanggul)
termasuk perkara yang tecela dalam Islam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan bermasyarakat mengenai tata krama, sopan santun atau
adab merupakan masalah penting karena manusia adalah makhluk berakal dan
berbudaya.
Macam-macam sopan santun atau adab , diantaranya adalah berpakaian,
berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu.
Allah menyukai orang-orang yang berperilaku terpuji, maka dari itu kita
dituntut agar dapat terus berperilaku terpuji.
3.2 Saran
Perilaku terpuji merupakan perilaku yang disukai Allah SWT, untuk dapat
menjalankan perilaku terpuji kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT
dan ikhlas menjalaninya semata-mata karena Allah SWT. Siapa mereka yang
mengingikan hidup bahagia dunia-akhirat harus bisa berperilaku terpuji.
DAFTAR PUSTAKA
http://hbis.wordpress.com/2008/12/11/adab-berpakaian-bertamu-dan-berhias/
http://febhriaputry08.blogspot.com/2011/12/makalah-berperilaku-terpuji.html
http://yeadhi.blogspot.com/2009/11/adab-dalam-perjalanan.html
http://menatap-ilmu.blogspot.com/2011/07/pengertian-adab.html