Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian Adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi
pekerti, akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu tata cara hidup,
penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.
Sedangkan menurut istilah, adab ialah: Adab ialah suatu ibarat tentang
pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan latar belakang dari
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan adab atau sopan santun ?
2. Apa saja contoh dan cara menumbuhkan adab berpakaian, berhias, perjalan,
bertamu dan menerima tamu ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Sebagai bentuk penyelesaian tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Untuk menjelaskan macam-macam perilaku terpuji yang dianjurkan dan di
ridhoi Allah SWT serta penerapannya di kehidupan sehari-hari.
3. Sarana informasi tentang apa, bagaimana penerapan dan contoh dari perilaku
terpuji.

BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Adab Berpakaian
Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga
membentuk tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup
aurat) telah dipenuhi, namun apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit)
maka hal itu dilarang oleh Islam. Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis.
Pakaian yang ketat akan menampilkan bentuk tubuh pemakainya, sedangkan
pakaian yang terlalu tipis akan menampakkan warna kulit pemakainya. Kedua
cara tersebut dilarang oleh Islam karena hanya akan menarik perhatian dan
menggugah nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW
bersabda:

.







)(
Artinya: Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat
keduanya, yaitu 1) kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka
pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam, 2) perempuan-perempuan
yang berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat,
rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk surga dan tidak akan
mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh perjalanan
demikian dan demikian. (HR Muslim)
Ada dua maksud yang menjadi kesimpulan pada hadits ini, yaitu sebagai berikut:
1. Maksud kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi ialah perempuanperempuan yang suka menggunakan rambut sambungan (cemara dalam
bahasa jawa), dengan maksud agar rambutnya tampak banyak dan panjang
sebagaimana wanita lainnya. Selanjutnya, yang dimaksud rambutnya seperti
atau sebesar punuk unta adalah sebutan bagi wanita yang suka menyanggul
rambutnya. Kedua macam cara tersebut (memakai cemara dan menyanggul)
termasuk perkara yang tecela dalam Islam.

2. Mereka dikatakan berpakaian karena memang mereka menempelkan pakaian


pada tubuhnya, tetapi pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai penutup aurat.
Oleh karena itu, mereka dikatakan telanjang. Pada zaman modern seperti
sekarang ini, amat banyak manusia (perempuan) mengenakan pakaian yang
amat tipis sehingga warna kulitnya tampak jelas dari luar. Sementara itu
banyak pula perempuan yang memakai pakaian relatif tebal, namun karena
sangat ketat sehinga bentuk lekuk tubuhnya terlihat jelas. Kedua cara
berpakaian seperti itu (terlampau tipis dan ketat) termasuk perkara yang
dilarang dalam Islam.
2.2 Adab Berhias
Pada hakikatnya Islam mencintai keindahan selama keindahan tersebut masih
berada dalam batasan yang wajar dan tidak bertentangan dengan norma-norma
agama.
Beberapa ketentuan agama dalam masalah berhias ini antara lain sebagai berikut:
Laki-laki dilarang memakai cincin emas
Sebagaimana larangan yang ditujukan oleh Rasulullah SAW terhadap Ali R. A.
2.3 Adab Perjalanan
Tata Krama di Jalan Raya
a) Pejalan kaki hendaknya
b) Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya
c) Pejalan kaki dan Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya
Tata Krama Bagi Para Penumpang Kendaraan Umum
Bagi para penumpang kendaraan umum seperti bis dan kereta api hendaknya
memperhatikan dan melaksanakan tata krama , antara lain :
a. Bermanis muka dan bertutur kata baik , terhadapa para penumpang lainnya
b. Seorang penumpang kendaraan umum hendaknya hormat kepada penumpang
yang lebih tua , dan sayang kepada penumpang lain yang lebih muda
c. Jika diperlukan sesame penumpang hendaknya saling tolong menolong dalam
kebaikan.
d.

Jangan melakukan perbuatan yang mengganggu dan merugikan penumpang


lain

2.4 Adab Bertamu


Bertamu adalah salah satu cara untuk menyambung tali persahabatan yang
dianjurkan oleh Islam. Islam memberi kebebasan untuk umatnya dalam bertamu.
Tata krama dalam bertamu harus tetap dijaga agar tujuan bertamu itu dapat
tercapai. Apabila tata krama ini dilanggar maka tujuan bertamu itu justru akan
menjadi rusak, yakni merenggangnya hubungan persaudaran. Islam telah memberi
bimbingan dalam bertamu, yaitu jangan bertamu pada tiga waktu aurat.
2.5 Adab Menerima Tamu
1. Kewajiban Menerima Tamu
2. Cara Menerima Tamu yang Baik
3. Wanita yang sendirian di rumah dilarang menerima tamu laki-laki masuk ke
dalam rumahnya tanpa izin suaminya

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan bermasyarakat mengenai tata krama, sopan santun atau
adab merupakan masalah penting karena manusia adalah makhluk berakal dan
berbudaya.
Macam-macam sopan santun atau adab , diantaranya adalah berpakaian,
berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu.
Allah menyukai orang-orang yang berperilaku terpuji, maka dari itu kita
dituntut agar dapat terus berperilaku terpuji.
3.2 Saran
Perilaku terpuji merupakan perilaku yang disukai Allah SWT, untuk dapat
menjalankan perilaku terpuji kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT
dan ikhlas menjalaninya semata-mata karena Allah SWT. Siapa mereka yang
mengingikan hidup bahagia dunia-akhirat harus bisa berperilaku terpuji.

DAFTAR PUSTAKA

http://hbis.wordpress.com/2008/12/11/adab-berpakaian-bertamu-dan-berhias/
http://febhriaputry08.blogspot.com/2011/12/makalah-berperilaku-terpuji.html
http://yeadhi.blogspot.com/2009/11/adab-dalam-perjalanan.html
http://menatap-ilmu.blogspot.com/2011/07/pengertian-adab.html

Anda mungkin juga menyukai