A. PENDAHULUAN
Salah satu ilmu yang sangat besar sumbangannya bagi pelaksanaan tugas-tugas keagamaan
adalah ilmu falak. Ilmu falak merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-
benda langit khususnya bumi, bulan dan matahari pada orbitnya masing-masing dengan tujuan
untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu
dipermukan bumi.
Dengan ilmu ini saat masuk dan keluarnya waktu-waktu shalat dapat ditentukan dengan akurat,
dan juga dapat menentukan awal bulan puasa. Banyak peristiwa dan munculnya tokoh yang telah
terjadi. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah perkembangan ilmu falak yang ada dalam pembahasan.
B. PEMBAHASAN
Ilmu Falak Dalam Peradaban Islam
Pada masa Rasulullah SAW, ilmu falak belum mengalami perkembangan yang signifikan.
Karena pada saat itu umat islam hanya disibukan dengan jihad perang dan menyebarluaskan
ajaran islam keseluruh pelosok dunia.
Setelah islam menyebar jauh, mulai para sahabat mengkaji khazanah ilmu falak dalam
tinjauan islam. Sehingga muncul salah satu cabang ilmu astronomi, yang metode pembahasan
dan perkembangannya mengacu pada al-quran dan sunnah rasul. Kajian tentang ilmu falak
sudah dimulai sejak pemerintahan bani umayyah, yaitu masa kekhalifahan Khalid bin Yazid
bin Muawiyah bin Abi Sufyan. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan khalifah akan ilmu
pengetahuan yang berkembang.1
Dalam khasanah intelektual muslim klasik ilmu Falak merupakan salah satu ciri
kemajuan peradaban Islam. Namun dalam perjalanannya ilmu Falak hanya mengkaji
persoalan-persoalan ibadah, seperti arah kiblat, waktu shalat dan awal bulan Qamariah
fase Islam ditandai dengan proses penterjemahan karya – karya monumental dari bangsa
Yunani yang sangat mempengaruhi perkembangan Falak di dunia Islam adalah The
Sphere in Movement (Al-Kurrah al-Mutharrikah) karya Antolycus, Ascentions of the
Signs (Matali’ al- Buruj ) karya Aratus , Introduction to Atronomy (Al-Madkhhal ila Ilmi
al – Falak ) karya Hipparchus, dan Almagesti karya Ptolomeua. Pada saat itu kitab-kitab
tersebut tidak hanya diterjemahkan tetapi ditindak lanjuti melalui penelitian-penelitian
berkelanjutan dan akhirnya menghasilkan teori-teori baru. Dari sini muncul tokoh Falak
dikalangan ummat Islam yang sangat berpengaruh, yaitu al-Khawarizmy dengan
1
Watni Marpaung, Pengantar Ilmu Falak, (Jakarta: Pranadamedia Grub, 2015) hlm. 13.
Magnum opusnya. Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah, buku ini
sangat mempengaruhi pemikiran cendekiawan-cendekiawan Eropa dan kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Robert Chister pada tahun 535 H/1140 M
dengan judul Liber al-gebras et almucarabah dan pada tahun 1247 H /1831 M
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Frederict Rosen.
Selain Al-Khawarizmi tokoh-tokoh dari Kalangan Islam yang ikut membangun dan
mengembangkan ilmu Falak adalah:
1. Abu Ma’syar al-Falaky (wafat 272 H/885 M) karya-karyanya antara lain: Isbatul Ulum,
dan Haiatul Falak
2. Jabir Batany (wafat 318 H/931 M) yang telah menetapkan letak bintang, Ia telah
menciptakan alat teropong bintang yang ajaib kitabnya yang Terkenal : Kitabu Ma’rifati
Mathli ‘ il buruj Baina arbail Falak
3. Abu Raihan al-Biruni (363 H – 440 H/973 M – 1048 M) salah satu karyanya ialah
al – Qanun al-Mas’udi (sebuah ensiklopedi astronomi yang dipersembahkan kepada
Sultan Mas’ud Mahmud yang ditulis pada tahun 421 H/1030 M selain ahli dalam
ilmu Falak, ia juga menguasai berbagai bidang ilmu lainnya, seperti Filsafat,
matematika, Geografi, dan fisika.
C. PENUTUP
Sejarah perkembangan ilmu falak tidak lepas dari peranan tokoh atau pihak yang
terlibat di dalamnya. Semangat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dapat
membawa ilmu falak menjadi ilmu yang sangat berguna bagi umat manusia.
Demikian sejarah perkembangan ilmu falak yang dapat saya paparkan, jika masih
terdapat kekuangan saya mohon kritik dan saran yang membangun.
2
Alimuddin, “Sejarah Perkembangan Ilmu Falak”. UIN Alauddin Makassar, Vol. 2 No. 2, 2013, hal 184-186.
DAFTAR PUSTAKA