Anda di halaman 1dari 129

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

(Pendekatan Normatif, Historis dan Empiris) Oleh: Prof. Dr. Hj. Siti Muriah

PENGETAHUAN DALAM ISLAM


Pengertian dan Jenis Pengetahuan Pengetahuan secara sederhana adalah apa saja yang kita ketahui. Sains (science) yaitu pengetahuan yang diperoleh manusia dengan jalan riset (penelitian) terhadap obyek-obyek empiris. Benar dan tidaknya ditentukan logis dan tidaknya dan ada tidaknya bukti empiris.
A.

Lanjutan

teori adalah hubungan antara 2 (dua) variable yang mana sifat hubungannya adalah bersifat logis dan empiris. Ahmad Tafsir dengan mengutip Kerlinger, bahwa teori itu mengandung tiga (3) unsur pokok yaitu: 1). Teori terdiri dari satu set preposisi yang terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan. 2).Teori menunjukkan hubungan antar dua variable atau antar konsep. 3). Teori harus menjelaskan variabelnya dan bagaimana hubungannya.

B. EPISTEMOLOGI Epistemologi berasal dari kata Episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang mempunyai makna teori, uraian dan alasan. Dengan demikian epistemologi berarti sebuah teori tentang pengetahuan atau dengan kata lain epistemologi adalah cabang dari filsafat pengetahuan yang membahas pengetahuan dan bagaimana memperolehnya.

Pembicaraan epistemologi meliputi: Filsafat, sebagai cabang ilmu dalam mencari hakekat dan kebenaran pengetahuan. Metode, memiliki tujuan untuk mengantarkan manusia mencapai pengetahuan Sistem, bertujuan memperoleh realitas yang sebenarnya.

Bagaimana menusia memperoleh pengetahuan, ada 2 golongan:

ilmu

Pertama, bahwa sumber pengetahuan manusia adalah: Rasionalisme sumber pengetahuan dari rasio, pikiran dan jiwa. Empirisme yaitu pengetahuan manusia berasal dari pengalaman dan melalui panca indera Kritisme (transendentalisme) pengetahuan manusia itu berasal dari dunia luar dan dari jiwa atau pikiran manusia itu sendiri.

Kedua, Golongan ini mengatakan bahwa pengetahuan manusia itu berasal dari: Realisme (gambaran yang baik dan tepat tentang kebenaran). Dalam pengetahuan yang baik tergambar kebenaran yang sesungguhnya. Idealisme, pengatahuan adalah hanyalah kejadian yang ada dalam jiwa manusia, sedangkan kenyataannya adalah terletak diluar dirinya.

Miska M. Amin; bahwa pengetahuan itu di dapat dengan jalan wahyu, ilham, akal dan indera. Imam Syafiie menambahkan bahwa epistemology pengetahuan dalam al-Quran meliputi: Observasi (pengamatan), lihat dalam Surat alAraf: 185 Eksplorasi (pemaparan), lihat dalam QS: Yunus: 6; QS Yasin: 37-40 Eksperimen(percobaan) QS An-Naba: 7; QS Qaaf: 7; QS al-Mursalat: 25-27 Penalaran dan Intuisi) QS al-Alaq: 1-3; QS AzDzariyat: 21.

Muzamil Qomar menawarkan beberapa pendekatan epistemology pendidikan Islam yaitu pendekatan rasionalistik, pendekatan kritik, pendekatan komparatif, pendekatan dialogis dan pendekatan intuitif. Para ilmuwan muslim sepakat bahwa sumber ilmu pengetahuan dalam Islam adalah : Al-Quran Sunnah/Hadits Nabi Hasil Pemikiran cendikiawan.

Dalam mengembangkan Ilmu Pendidikan Islam diperlukan beberapa hal: Landasan atau basis filsafatnya hrs berlandaskan Islam, sedangkan pengetahuan /filsafat Barat harus dikonsultasikan dengan Islam. Paradigma penyusunan metodologi pengembangan Ilmu pendidikan Islam Model-model penelitian ilmu pendidikan Islam Organisasi yang berskala nasional

Pendidikan Islam agar bisa diakui sebagai sebuah disiplin (ilmu) harus memenuhi beberapa persyaratan ilmiah antara lain:

Memilliki pembahasan (obyek kajian yang jelas) dengan corak khas kependidikan Islam untuk membedakan dengan disiplin lainnya. Mempunyai pandangan teori, asumsi atau hipotesis kependidikan yang bersumber dari ajaran Islam. Memiliki metode yang sesuai dengan ciri khas kependidikan Islam

Memiliki struktur keilmuan definitif yang satu sama lainnya saling berkaitan membentuk suatu keilmuan dalam Islam (sistematis)

ISLAM SEBAGAI PARADIGMA ILMU PENDIDIKAN


Islam dijadikan sebagai paradigma ilmu pendidikan paling tidak berpijak pada tiga alasan. Pertama,ilmu pendidikan sbgai ilmu humaniora tergolong ilmu normative,karena ia terkait oleh norma2 tttu. Kedua, dalam menganalisis masalah pendidikan,para ahli selama ini cenderung mengambil teori-teori dan falsafah pendidikan Barat, yg lebih bercorak sekuler yang memisahkan berbagai demensi kehidupan ,sedangkan masyarakat Indonesia lebih bersifat religious Ketiga,dengan menjadikan Islam sebagai paradigma ,maka keberadaan ilmu pendidikan memiliki ruh yang dapat menggerakkan kehidupan spiritualdan kehidupan yang hakiki.Tanpa ruh ini berarti pendidikan telah kehilangan ideologinya.

Makna Islam sebagai paradigma Ilmu pendidikan adlh suatu konstruksi pengetahuan yg memungkinkan kita memahami realitas ilmu pendidikan sebagaimana Islam memahaminya.Konstruksi Islam itu dibangun oleh nilai2 Islam dengan tujuan agar kita memiliki hikmah(wisdom)yang atas dasar itu dibentuk praktik pendidikan yang sejalan dengan nilai-nilai normative Islam

Abdurrahman Saleh Abdullah (Education Theory A Quranic Outlook); bahwa perumusan system pendidikan Islam dapat dilakukan melalui dua corak. Pertama,corak yang menghendaki adanya keterbukaan terhadap pandangan hidup dan kehidupan non muslim. Corak ini berusaha meminjam konsep-konsep non Islam dan menggabungkannya kedalam pemikiran pendidikan Islam. Kedua, corak yang berusaha mengangkat pesan besar Ilahi,kedalam kerangka pemikiran pendidikan.Konten pendidikan ini berasal dari Al Quran dan Hadist.Oleh karena keberadaan Quran dan Hadist masih bersifat global,maka konten pendidikan masih bersifat azas-azas dan prinsip-prinsip pendidikan.

Corak pertama bersifat fragmatis, artinya, corak yang lebih mengutamakan aspek-aspek praktis dan kegunaannya.Formulasi system pendidikan Islam dapat diadopsi dari system pendidikan kontemporer barat yang telah mapan.Transformasi ini tentunya mendapatkan legalitas dari AlQuran dan Sunnah. Sistem pendidikan Islam model ini bersumber dari pemikiran filsafat aliran progresifisme ,esensialisme,perenialisme,pragmatisme dan rekontruksianisme Apabila pemikiran masing-masing aliran tersebut sejalan dengan nash,maka pemikirannya dijadikan wacana pendidikan Islam. Disamping efektif dan effisien,model ini telah teruji validitasnya dari masa kemasa.

Corak kedua bersifat idealistis. Artinya , formulasi system pendidikan Islam digali dari ajaran ideal Islam sendiri. Corak ini menggunakan pola fikir deduktif, dgn membangun premis mayor (sebagai postulasi) yang dikaji dari nash. Bangunan premis mayor ini dijadikan sebagai kebenaran universal untuk diterapkan pada premis minornya,yaitu pendidikan. Dari proses ini akhirnya mendapatkan teori mengenai system pendidikan Islam

Model idealistis ini membutuhkan kerja ekxtra,karena harus berawal dari ruang yang kosong, dg mekanisme model : 1).Menyelesaikan persoalan kependidikan berdasarkan nash secara langsung, dg menggunakan metode tematik(mawdlui). 2).Menyelesaikan persoalan kependidikan berdasarkan interpretasi para filsuf muslim, seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusy, dsb, dg ciri utama interpretasi kelompok ini adalah mengutamakan pendidikan intelektual(al-aql) 3).Menyelesaikan persoalan kependidikan berdasarkan interpretasi para sufi muslim seperti; al Ghazali,Ibnu Arabi,Rabiah al-Adawiah,al-Jilli dsb.Ciri utama mengutamakan pendidikan intuisi(al qalb /al-dawq) 4).Menyelesaikan persoalan pendidikan berdasarkan interpretasi para pemikir muslim kontemporer seperti Iqbal, Muhammad Abduh,Rasyid Ridla, al-Afghani dsb., dg ciri utama adlh hasil interpretasi didukung oleh data ilmiah.

Kelebihan corak idealistis adlh; (1).Dapat memproyeksikan bentuknya seislami mungkin. Simbol-simbol & substansi pendidikan diturunkan dari terminology Islam; (2).Didasarkan atas kerangka dasar yang diyakini mutlak kebenarannya dan mengandung nilai-nilai universal. Kelemahannya adalah,umat Islam belum mempunyai metodologi yang sebaik di Barat, sehingga dikhawatirkan mengalami kegagalan /paling tidak keterlambatan sementara kemajuan sistim Barat semakin kokoh dan melaju

Untuk menghindari fanatisme & kelemahan suatu model, maka pendekatan terbaik dalam merumuskan system pendidikan Islam adalah dengan pendekatan Eklektik ,maksudnya, mengambil satu model yang dianggap terbaik untuk memecahkan dan mengkaji persoalan dan mengambil model yang lain untuk mengkaji persoalan yang lain pula jika diyakini terbaik.

Pendidikan Islam semula berbentuk sebagai: Pertama, azas-azas kependidikan yang terakumulasi dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Kedua, Konsep-konsep kependidikan, yg merupakan hasil pemikiran, perenungan dan interpretasi para ahli yang diinterpretasikan dari al_Quran dan Al-sunnah baik tentang konsep(1).Ontologi pendidikan, yg membahas tentang hakekat Tuhan,manusia & alam yang menjadi kajian utama dalam pendidikan Islam; (2).Epistimologi pendidikan, yg membahas ttg epistimologi & metodologi dalam pendidikan Islam.(3).Aksiologi pendidikan,yang membahas tentang system nilai yang dikembangkandalam pendidikan Islam.Ketiganya telah terumuskan secara rapi dari para filsuf muslim.(sep alKindi,Ibnu Sina, dsb.

Ketiga,Teori-teori kependidikan.Teori-teori kependidikan yang dimaksudkan adalah,merupakan hasil kerja ilmiah dalam melihat pendidikan.Para ahli tidak lagi melihat pendidikan Islam dari sudut yang ideal,dan normative yang bersumber dari azaz dan konsep pendidikan Islam,tetapi lebih melihat dari sisi yang nyatanya.Sumber dari tata kerja yang ilmiah ini digali dari fenomena pendidikan yang berkembang pada orang/masyarakat Islam.

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN URGENSI IPI


A.

Pengertian dan Konsep Pendidikan Islam Dalam bahasa Arab ada beberapa istilah yang mangandung arti pendidikan dan pengajaran yaitu tarbiyah, tadib, talim, tabyin, dan tadris dan irsyad. Akan tetapi tarbiyah istilah lebih populer dibandingkan dengan istilah lainnya, & lebih dekat & dipergunakan dalam istilah pendidikan pengajaran.

menurut Naquib al-Attas istilah tarbiyah tidaklah tepat yang menunjuk pada arti pendidikan karena didasarkan pada beberapa alasan: Dalam leksikon bahasa Arab tidaklah ditemukan istilah tarbiyah yang menggambarkan pendidikan Islam. Istilah tarbiyah dipakai untuk umum yaitu manusia, binatang dan hal-hal lain yang tumbuh. Penggunaan istilah tarbiyah dalam al-Quran tidak mencerminkan intelektual, pengetahuan dan hal lain yang mencrminkan pendidikan Islam, akan tetapi lebih cenderung kepada makna kasiih sayang, perlindungan dan berteduh. Jikalau istilah tarbiyah berkaitan dengan pengetahuan, maka konotasinya bukan pada proses penanaman.

Definisi Pendidikan Islam menurut para ahli


1.Naquib al-Attas Pendidikan Islam yaitu usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk mengenalkan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing ke arah pengakuan Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadian. 2. Abdurrahman an-Nahlawi Pendidikan Islam ialah pengaturan pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif.

3. Hasil seminar Pendidikan Islam tanggal 7-10 Mei 1960


di Cipayung Bogor, merumuskan Pendidikan Islam ialah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. Dari ketiga definisi tersebut dapatlah dirumuskan definisi Ilmu pendidikan Islam adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempuyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah, tentang bimbingan atau tuntunan kepada anak didik dalam perkembangannya agar tumbuh secara wajar kepribadian muslim, sebagai anggota masyarakat yang hidup selaras seimbang dalam memenuhi kebutuhan hidup dunia dan akhirat

Obyek Pendidikan Islam/Ruang lingkup IPI

Nur Uhbiyati ruang lingkup Ilmu Pendidikan Islam yaitu perbuatan mendidik, anak didik, dasar dan tujuan PI, pendidik, materi PI, Metode PI, Evaluasi PI, Alat pendidikan Islam, lingkungan sekitar PI HM Arifin ruang lingkup IPI yaitu: lapangan hidup keagamaan, lapangan hidup keluarga, lapangan hidup kemasyarakatan, lapangan hidup politik, lapangan hidup seni budaya dan lapangan hidup ilmu pengetahuan.

Kegunaan /fungsi Ilmu Pendidikan Islam

Melakukan pembuktian terhadap teori kependidian Islam yang merangkum cita-cita ideal Islam agar mendekati kenyataan. Memberikan bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan Islam. Sebagai koreksi terhadap pelaksanaan pendidikan Islam sehingga dapat lebih mendekatkan kebenaran dan penyempurnaan.

Urgensi Ilmu Pendidikan Islam


Sebagai pertimbangan dlm pelaksanaan pendidikan Islam.. Pendidikan Islam adalah bernafaskan Islam, oleh karena itu mengembangannya tidak boleh trial and error (cobacoba) , akan tetapi harus dilandasi teori kependidikan yang dapat dipertanggungjawabkan Teori pendidikan Islam yang dirumuskan merupakan kompas dalam proses pelaksaaan pendidikan Islam. Kependidikan Islam meliputi dunia dan akhirat oleh karena itu proses kependidikan harus berjalan sesuai dengan ilmu kependidikan Teori-teori ilmu pendidikan Islam masih belum matang, oleh karena itu perlu penyusunan yang lebih sistematis dengan didukung penelitian yang lebih luas

KONSEP FITRAH DALAM ISLAM


A. Definisi Manusia Ahli filsafat menyatakan bahwa manusia adalah binatang yang berkata-kata atau berbahasa, atau insan adalah binatang berfikir. Ahli bahasa mendefinisikan manusia adalah binatang yang mampu menggunakan kode, lambang atau petunjuk bahasa, sehingga mampu membentuk istilahistilah terhadap benda-benda sekitar dan memberi nama sesuatu yang dikenalnya. Ahli agama mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang beragama (teocentris) atau makhluk yang mempunyai kecenderungan untuk mempercayai yang ghaib (teocentris).

Ahli ilmu etika mendefinisikan manusia sebagai binatang (makhluk yang berakhlak atau yang mampu menguasai hawa nafsu, mengawasi keliarannya dan membimbingnya ke arah kebaikan. Ahli ekonomi dan sosiologi mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang bersosial, makhluk yang mempunyai keenderungan membina hubungan sosial dan masyarakat

B. Proses Penciptaan Manusia

Dalam Islam asal usul manusia ada dua (2) yaitu terdiri dari penciptaan awal (ashal al-Baid) yaitu penciptaan manusia pertama dari tanah. Kedua adalah ashal alQarib yaitu penciptaan manusia dari air mani. Dari penciptaan awal inilah mnsia generasi berikutnya diciptakan oleh Allah Swt dgn tingkat kejadian: Setetes air mani yang ditumpahkan, nuthfah yang tersimpan, air mani yang hina. Alaqah (segumpal darah) Mudghah (segumpal daging) Tulang belulang yang dibungkus dengan daging Setelah terjadinya pada janin penglihatan, pendengaran, dan hati maka ditiuplah ruh Bayi yang dilahirkan

Tugas pokok manusia di dunia: sebagai abdullah dan khalifatulllah . manusia lahir di dunia mempunyai kemampuan dasar (potensi fitrah) (QS. Ar Rum: 30; kejadian) Hadis: Tiap-tiap anak dilahirkan di atas fitrah, maka bapak ibunyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi. interpretasikan ayat dan hadits tsb, fitrah berimplikasi kependidikan yang berkonotasi kepada nativisme anak dilahirkan membawa bakat, juga berimplikasi konotasi kependidikan empirisme artinya lingkungan empengaruhi thdap perkembanagan anak juga berimplikasi kependidikan yang berkonotasi konvergensi yaitu pembawaan & lingkungan ikut memberi pengaruh terhadap perkembangan anak didik.

Armai Arif bahwa fitrah secara bahasa berarti suci, murni, agama, tauhid, ikhlas, gharizah (insting), potensi dasar mengabdi kepada Alalh Swt & ketetapan bagi manusia. Secara istilah fitrah; potensi yang ada pada manusia dimana potensi tersebut bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Yasien Muhammad, kata fitrah berasal dari kata fatara masdrarnya fatran, (memegang dengan erat, memecah, membelah, mengkoyak-koyak atau meretakkan). secara etimologi; menyebabkan sesuatu itu ada utk pertama kali & struktur/ ciri umum alamiah yg mana dgnnya seseorang anak tercipta dalam rahim ibu

HM. Arifin mengidentifikasi beberapa potensi yang ada pada fitrah manusia yaitu: Kemampuan dasar beragama Mawahib (bakat) dan qibalat (kecenderungan) menuju iman kepada Allah. Naluri dan kewahyuan Kemampuan dasar beragama secara umum Menurut Mastuhu potensi terhadap anak didik yaitu: Anak didik diperlakukan sbg "anak (ortu bertanggungjawab thdp pendidikan anak sampai dewasa. Anak didik diperlakukan sebagai "teman" (anak didik diberi sedikit keleluasaan dlm menemukan kepribadiannya.) Anak didik diperlakukan sebagai pengganti orang tua dalam hal ini tergantung pada dirinya sendiri

Dari pembahasan di atas secara umum dapat di ambil suatu pemahaman bahwa: Konsep fitrah mampu mengakomodasi unsur-unsur teori nativisme, empirisme dan konvergensi. Konsep fitrah mampu menjembatani antara pendidikan jasmani dan rohani, lahir dan batin. Konsep fitrah lebih bersifat teocentris.

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM


Alasan pentingnya merumuskan tujuan: Tujuan memberikan arah dalam setiap langkah atau dalam penyusunan program kependidikan. Tujuan sebagai tolok ukur/ standar dalam menentukan keberhasilan. Tujuan sebagai motivasi kerja

bahasa Arab tujuan, sasaran atau maksud diistilahkan dengan ghayat, ahdaf/ maqasid, dalam literatur bahasa Inggris tujuan diistilahkan dgn goal, purpose, abjective atau aims. Istilah aims, goal (tujuan); tindakan membuat suatu jalan ke arah sebuah titik. Arti lain yang senada yaitu sebagai perbuatan yang diarahkan kepada suatu sasaran khusus. Bila dibandingkan antara istilah tujuan dengan objective, tujuan lebih bersifat umum sedangkan objective lebih bersifat operasional dan spesifik. Tujuan jangka menengah sama dengan istilah porpose atau maqasid, sedangkan untuk jangka pendek sepadan artinya dengan sasaran (ahdaf). Maqasid arti asalnya adalah suatu cara yang menunjukkan ke jalan yang lurus, sebagai bandingan tentang arti istilah di atas

tujuan umum dalam pendidikan diistilahkan dengan visi dan misi. Visi adalah pandangan ke depan yang berdasarkan keyakinan yang mampu memobilisasi sumber daya. Dalam perumusan visi harus memperhatikan: Kondisi obyektif lembaga pendidikan. Masyarakat sekitar. Orisinil (tidak asal meniru). Jelas dan singkat Mudah dipahami

Sedangkan misi adalah cara-cara/strategi yang akan dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam rangka mencapai visi. Dalam merumuskan misi hendaknya memperhatikan: Mudah diingat Harus mudah dikomunikasikan. Sifat dasar yang ditawarkan harus jelas. Harus ada komitmen dalam peningkatan mutu. Berupa statemen jangka panjang. Berfokus pada pelanggan. Harus fleksibel

Perumusan Tujuan Pendidikan Islam


Prinsip Universal (menyeluruh) Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan. Prinsip kejelasan Prinsip tidak ada pertentangan Prinsip realisme (dapat dilaksanakan) Prinsip perubahan Prinsip menjaga perbedaan individu Prinsip dinamis dan menerima perubahan

Ada 2 (dua) pandangan tentang teori tujuan pendidikan. Teori pertama berorientasi kemasyarakatan yaitu pandangan yang mengaggap masyarakat sebagai sarana utama dalam menciptakan rakyat yang baik. Teori kedua mengatakan bahwa berorientasi kepada individu yang lebih memfokuskan pada kebutuhan, daya tampung dan minat belajar. Ibnu Khaldun merumuskan tujuan Pendidikan Islam yang tertera dalam kitab Muqaddimahnya yaitu: Mempersiapkan dari segi keagamaan yaitu mengajarkan syiar-syiar Islam agama menurut alQur'an dan as-Sunnah, sebab dengan jalan semacam ini potensi iman diperkuat, sebagaimana potensipotensi lain sudah mendarah daging, maka ia menjadi fitrah.

Menyiapkan peserta didik agar berakhlak mulia sesuai dengan tuntunan Rasul. Menyiapkan peserta didik dari segi sosial dan kemasyarakatan. Menyiapkan seseorang dari segi vokasional alam, pekerjaan yang layak dan mapan untuk kesejahteraan hidup. menyiapkan dan mendidik seseorang dari segi pemikiran yang menyebabkan orang lebih maju mempunyai keahlian dan ketrampilan

Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi, tujuan Pendidikan Islam adalah: Pembentukan akhlak karimah (mulia). Menggapai kehidupan dunia dan akhirat. Menggapai sumber daya yang profesional untuk pengelolaan bumi dan seisinya. Menumbuhkan budaya akademik ilmiah dengan dilandasi akhlak mulia. Menyiapkan manusia yg mempunyai kemampuan yg baik sesuai dgn bidangnya masing-masing dan tetap memperhatikan ruang spiritualitasnya masing-masing

Menurut Abdurrahman an-Nahlawi tujuan pendidikan Islam yaitu: Mempelajari dan memperkuat akal dan pikiran untuk meneliti, menerangkan dan memprediksi kejadian yang ada dilangit dan di bumi. Menumbuhkan potensi dan bakat anak-anak. Karena Islam adalah agama fitrah, maka tugasnya adalah mengingatkan kepada potensi fitrahnya. Memperkuat dan menumbuhkan potensi generasi muda serta mendidik mereka dengan sebaik-baiknya baik lakilaki maupun perempuan. berusaha menyeimbangkan potensi bakat-bakat manusia

Ibrahim Basyuni Umaeroh; ada 6 tujuan pendidikan Islam: Membantu peserta didik dlm mendapatkan pengetahuan sesuai dgn kewajiban, seorang pelajar atau mahasiswa tanpa adanya pendidikan akan sulit menemukan hakikat kewajiban yang di embannya. Membantu peserta didik dlm menemukan keahliannya yg sesuai dgn watak & karakternya. Membantu peserta didik dalam berfikir ilmiah & menumbuhkan budaya berfikir kritis. Membantu peserta didik dalam menemukan keahliannya yang sesuai dengan watak & karakternya. Membantu murid dalam membangun cita-cita yang luhur sesuai dgn kepribadiannya. Membantu peserta didik dlm menemukan metode yang tepat dalam mengembangkan potensinya

Menurut Naquib al-Attas tujuan pendidikan adalah: Pertama, Mendidik naluri, motivasi, & keinginan generasi muda & menguatkan aqidah, nilai-nilai dan membiasakan mereka mempertahankan serta meningkatkan motivasi, mengatur emosi dan membimbingnya dengan baik dan mengajarkan adab atau tata karma. Kedua, Menanamkan iman yang kuat, perasaan keagamaan, semangat keagamaan, dan akhalaq pada diri mereka dan memupuk rasa cinta diri, bertaqwa dan takut kepada Allah Swt. Ketiga, Membersihkan hati mereka dari dengki, hasad dan iri hati, kekerasan kedzaliman, egoisme, tipuan, khianat, ragu, perpecahan dan perselisihan

HM Arifin merumuskan tujuan pendidikan Islam dlm Taksonomi Tujuan Pendidikan Islam;

Pertama, Ahdaf Jasmaniyah yaitu tujuan yang menitik beratkan pada kekuatan jasmani yang sangat berguna bagi manusia sebagai khalifah di bumi. Kedua, Ahdaf ar-Ruhaniyah yaitu tujuan yang berkenaan dengan keagamaan spiritual. Ketiga, Ahdaf al- Aqliyah yaitu suatu tujuan yang berhubungan dengan peningkatan kecerdasan manusia

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Definisi Kurikulum


Istilah kurikulum baru dikenal pada tahun 1856 (olah raga; Suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal sampai akhir) Kurikulum bisa berarti "Chariot" kereta pacu pada zaman dulu yakni suatu alat yang membawa seseorang dari start sampai finish dikenal di Indonesia sekitar tahun 1950-an yang dikenalkan oleh sarjana-sarjana alumni Amerika serikat

William B. Ragan
Kurikulum adalah seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah tanggungjawab sekolah. Kurikulum tidak hanya bahan pelajaran, akan tetapi seluruh kehidupan dalam kelas. Jadi hubungan sosial guru dan murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk dalam kategori kurikulum. J. Gallen Saylor dan William Alexsander. Kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut ekstra kurikuler.

Hilda Taba Kurikulum diartikan a plan for learning yaitu sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak S. Brubacher mengartikan kurikulum adalah dasardasar atau pegangan bagi guru untuk mencapai tujuan umum dan khusus dalam pendidikan. Dlm arti sempit (tradisional), kurikulum adl mata pelajaran. Dlm arti luas (modern), kurikulum adl seluruh aktivitas yg ada disekolah yang berpengaruh thdp perkembangan peserta didik baik kegiatan di dlm/ di luar kelas, kegiatan di dalam sekolah/madrasah / diluar madrasah.

Kurikulum mengandung:
Tujuan Isi Metode Organisasi Evaluasi.

Menurut Abdurrahman an- Nahlawi ciri khusus kurikulum pendidikan Islam adalah:

Sistem & perkembangan tsb hendaknya selaras dg fitrah manusia yg terkandung dalam Islam. Kurikulum tersebut diarahkan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Kurikulum tersebut hendaknya memperhatikan periodesisasi perkembangan peserta didik beserta tugas-tugas perkembangannya. Kurikulum tersebut hendaknya memperhatikan kebutuhan masyarakat dengan tetap memegang teguh ruh Islam.

Struktur dan organisasi kurikulumnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Islam. Kurikulum pendidikan Islam hendaknya bersifat realistis yang bisa diaplikasikan dalam pendidikan. Hendaknya metode pengajarannya bersifat fleksibel dengan tetap memperhatikan nilai-nilai ajaran Islam. Kurikulum tersebut bersifat efektif, dalam artian mampu memberi pengaruh secara edukatif menuju kepada perubahan dan perkembangan yang positif

Penyusunan kurikulum pendidikan Islam harus didasarkan pada prinsip-prinsip:

Adanya pertautan yang sempurna dengan agama termasuk ajaran dan nilainya. Prinsip universal (menyeluruh) pada tujuan dan kandungan kurikulumnya. keseimbangan yang relatif antara tujuan & kandungan kurikulum. Memperhatikan bakat, minat, kemampuan & kebutuhan peserta didik serta memperhatikan lingkungan sosialnya. Memperhatikan perbedaan individu yang meliputi bakat, minat, kemampuan serta memperhatikan perbedaan kelainan antar individu. Mempertikan prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang menjadi sumber, falsafah, prinsip dan dasar kurikulum. Keterkaitan antara mata pelajaran, pengalaman, dengan muatan yang ada dalam kurikulum

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

Menurut al-Farabi, ilmu yang bersumber dari al-Qur'an dapat diklafisikasikan menjadi: Ilmu Bahasa Ilmu logika Sains (ilmu hitung, geometri, optik, astronomi, ilmu ukur) dan sebagainya. Ilmu fisika (ilmu alam) dan metafisika (ilmu tentang alam dibalik alam nyata) Ilmu kemasyarakatan (hukum, syariah, dan retorika

Menurut Ibnu Khaldun, ilmu dikategorikan menjadi 3 (tiga macam) yaitu: Ilmu lisan (ilmu bahasa) yang meliputi lughah, nahwu, sharaf, balaghah, sastra, syair, Ilmu naqli yaitu ilmu yang diambil dari kitab suci dan hadits Nabi seperti ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu ushu fiqh, istimbat al-hukmi. Ilmu aqli yaitu ilmu yang dapat mengarahkan manusia pada kemampuan berfikir logis, sistematis, kritis dan metodologis seperti ilmu mantiq (logika), ilmu alam, ilmu kalam, ilmu tehnik, ilmu hitung, ilmu etika

Selanjutnya Ibnu Khaldun mengklasifikasikan ilmu sbg kurikulum pendidikan Islam menjadi: Ilmu seni dengan semua jenisnya. Ilmu filsafat seperti ilmu alam dan ketuhanan. Ilmu alat yang membantu ilmu agama seperti lughah, nahwu dan sebagainya. Ilmu alat yang membantu ilmu filsafat seperti mantiq

al-Ghazali ("Hujatul Islam" ) mengkalisifikasikan ilmu berdasarkan beban yg dilaksanakan oleh manusia yaitu: Fardu ain; ilmu yang wajib dipelajari oleh semua umat Islam, terutama ilmu-ilmu yang berkenaan dengan kewajiban menjalankan ibadah seperti shalat, zakat, dan ilmu-ilmu lainnya. Fardlu kifayah; ilmu yg berhubungan dgn kehidupan dunia. Umat Islam tdk wajib mengkaji ilmu-ilmu tsbut jika sudah ada yang mewakilinya. Seperti ilmu kedokteran, ilmu hitung, ilmu tehnik, ilmu pertanian dll.

Muhammad Athiyah al-Abrasyi, kurikulum harus didasarkan pada tingkat pendidikan yaitu Pendidikan Dasar dan Pendidikan Tinggi. Kurikulum pada tingkat pendidikan dasar harus memasukkan materi al-Qur'an, tauhid, membaca, menulis, bahasa Arab, sejarah para pahlawan, akhlaq dan hat. muatan kurikulum pendidikan tinggi mencakup hadits, tafsir, bahasa arab, syair, ilmu sejarah, nahwu, sharaf, fiqh, pemikiran Islam filsafat dan psikologi

Kurikulum Pendidikan Islam pada Masa Nabi dan Sahabat


materi pendidikan yang disampaikan oleh Nabi selama periode Madinah yaitu: Membaca al-Qur'an Keimanan (rukun Iman) Ibadah (rukun Islam) Akhlaq Dasar-dasar ekonomi Dasar-dasar politik Olah raga dan kesehatan Membaca dan menulis

masa khalifah ar-Rasyidin, Kurikulum yang diajarkan meliputi: Membaca dan menulis Membaca al-Qur'an Keimanan, ibadah dan akhlaq. Masa Umar Bin Khattab diinstruksikan agar anak-anak diajarkan tentang berenang, menunggang kuda, memanah, menghafal syair dan peribahasa. Sedangkan untuk pendidikan tinggi diajarkan al-Qur'an dan tafsirnya, hadits dan kodifikasinya serta fiqh Pada sekolah menengah kurikulum mencakup al-Qur'an, bahasa Arab & sastra, fiqh, tafsir, hadits, nahwu, sharaf, ilmu pasti, mantiq, ilmu falak, tarikh, ilmu alam. Sedangkan pada sekolah menengah kejuruan kurikulumnya terdiri dari bahasa, surat-menyurat, pidato, diskusi, berdebat dan tulisan indah.

Ahmad Tafsir membuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Kurikulum pada zaman Nabi dan Khalifaurrasyidin, Bani Umaiyyah dan Bani Abasiyah sudah mencakup aspek jasmani, akal dan rohani (hati). Kurikulum pada masa bani Umaiyyah tidak ada perbedaan yang mencolok. Pada masa Abbasiyah aspek akal mendapat perhatian yang lebih dibanding aspek jasmani, sedangkan aspek hati/rohani ditambah dengan musik.

PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Pengertian dan Kedudukan Pendidik pendidik (Bhs Arab) yaitu ustadz, mudarris, mu'alim, mua'dib, murabbi dan mudabbir, guru Undang-Undang No 15/ 2005 guru adlh pendidik professional dgan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai & mengevaluasi peserta didik pd jalur pendidikan formal anak usia dini, pendidikan dasar, & pendidikan menengah.

keutamaan mendidik adalah: Perbuatan mendidik adalah suatu perintah yang harus dijalankan dan bagi yang tidak menjalankan akan diberi sanksi. Perbuatan mendidik adalah perbuatan terpuji dan mendapat pahala dari Allah Swt. Mendidik/ mengajar adalah salah satu amal kebajikann (amal jariyah) yang mana pahalanya selalu mangalir. Perbuatan mendidik/mengajar merupakan amal kebajikan yang mendatangkan maghirah dari Allah Swt. Perbuatan mendidik sangat mulia karena mengelola organ manusia yang mulia

Islam sangat menghargai dan menghormati serta menaruh apresesi yang tinggi terhadap para pendidik.
Asamah Hasan Fahmi yang dikutip oleh Ahmad Tafsir menyebutkan bahwa:

Tinta ulama' lebih berharga dari pada darah syuhada'. Orang berpengetahuan melebihi orang yang ahli ibadah, yang sedang berpuasa dan menhabiskan waktu malamnya untuk mengerjakan shalat bahkan melebihi kebaikan orang yang berperang di jalan Allah. Apabila meninggal seorang alim, maka terjadilah kekosongan dalam Islam yang tidak dapat diisi kecuali seorang alim lainnya

Kode Etik Pendidik


Taqwa kepada Allah Swt. Berilmu (terutama yang menyangkut ilmu yang menjadi spesialisasinya). Sehat Jasmani dan rohani. Berkelakuan baik Untuk bisa menjadi seorang pendidik/ "guru" harus: Ijazah sesuai dengan kualifikasi dan formasi yang dibutuhkan. Memiliki kompetensi baik kompetensi akademik,Pedagogik, personal dan kompetensi

Ag. Soejono yang dikutip Ahmad Tafsir memerinci tugastugas pendidik yaitu: Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak dengan berbagai cara seperti wawancara, observasi, melalui pergaulan, angket. Berusaha menolong anak didik dlm mengembangkan pembawaan yg baik & menekan perkembangan yang negative agar tidak berkembang. Memperlihatkan anak didik kepada orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai ketrampilan, keahlian biar anak memilih dengan tepat. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik. Memberi bimbingan dan penyuluhsn tatkala anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya

Al-Kanani, kode etik pendidik (persyaratan) yang di kutip oleh Ramayulis bahwa pendidik itu dalam hubungannya diri sendiri harus memenuhi persyaratan: Hendaknya guru insyaf/sadar akan pengawasan Allah Swt. Hendaklah guru memelihara kemuliaan ilmu. Hendaklah guru bersifat zuhud. Tidak berorientasi duniawi. Hendaklah guru menjauhi pekerjaan/mata pencaharian yang hina. Hendaknya guru memelihara syiar-syiar Islam.

Lanjutan
Guru hendaknya rajin menjalankan hal-hal yang di sunnahkan oleh agama. Guru hendaknya memelihara akhlak yang mulia. Mengisi waktu-waktu luangnya dengan kegiatan yang bermanfaat. Hendaklah selalu belajar menambah ilmunya. Guru hendaknya rajin meneliti, menyusun dan mengarang

Kode etik atau persyaratan yang berhubungan dengan paedagogis-didaktis yang harus dimiliki pendidik adalah: Sebelum keluar mengajar hendaknya bersuci terlebih dahulu. Ketika keluar dari rumah hendaknya berdoa dan selalu membaca dzikir dalam perjalanan. Hendaknya mengambil posisi yang dapat dilihat oleh semua peserta dalam majelis. Sebelum memulai pelajaran hendaknya membaca sebagian ayat-ayat suci al-Qur'an.

Lanjutan

Guru hendaknya mengajar sesuai dengan herarkhi kemulian ilmu. Seperti al- Tafsir Qur'an, hadits dst. Hendaknya guru menjaga ketertiban majelis. Guru hendaknya menegur peserta didik yang tidak menjaga sopan santun majelis. Guru hendaknya bersikap bijak dalam melakukan pembahasan. Terhadap murid baru hendaknya bersikap wajar Menutup KBM dengan bacaan Wa Allahu 'Alamu. Tidak mengasuh bidang studi yang diluar keahliannya.

Kode etik guru ketika berada ditengah-tengah muridnya:

Mengajar hendaknya dgan niat mengharap ridha Allah, menyebarkan ilmu, menghidupkan syariat, & demi kemaslahatan umat. Guru hendaknya tidak menolak murid yang tidak mempunyai niat tulus. Guru hendaknya mencintyai muridnya. Guru hendaknya selalu memotivasi muridnya. Menyampaikan pelajaran dgn bahasa yg mudah. Selalu melakukan evaluasi. Bersikap adil terhadap seluruh muridnya. Berusaha membantu kemaslahatan murid. Hendaknya terus memantau perkembangan murid

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK


Peserta didik (Bhs Arab) yaitu murid, tilmidz, dan thalib/thulab Dalam UU No. 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa peserta didik adlh anggota masyarakat yg berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yg tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu Pertumbuhan peserta didik dapat ditinjau dari segi: biologis (Embrio, kanak-kanak, masa kuat jasmani, masa tua, meninggal). Dalam al-Qur'an tentang pertumbuhan manusia terdapat dalam surat alMukminun ayat 67.

psikologis. 1) Masa kanak-kanak (7 tahun); 40 hari sudah bisa


tersenyum, 6 blan mempunyai kemauan, 7 bulan telah tumbuh gigi, tahun kedua mulai dapat berjalan, tahun ke tiga telah terbentuk kemauan dan keinginan, tahun keempat telah mempunyai ingatan, tahun ke tujuh dapat menetapkan sesuatu menurut aturanaturan sendiri, akalnya dalam tarap perkembangan. 2).Masa berbicara (8-14 tahun, periode cita-cita, perkembangan tabiat akal. 3). Masa aqil baligh (15-21 tahun) 4). Masa Syaibah (adolesen) 22 tahun 26 tahun 5). Masa rujulah (pemuda pertama dan dewasa) 29-42

6) Masa umur kuhulah (43-49) 7) Masa umur menurun (50-55) 8) Masa kakek nenek pertama (56 63) 9) Masa kakek nenek kedua (64-75) 10)Masa harom (pikun) dari (75-91) 11)Akhir masa meninggal Pertumbuhan didaktis Sejak lahir sampai umur 6 tahun dijaga jasmani dari hal-hal yang kotor, diberi nama yang baik dan aqiqah dan dibiasakan dengan hal-hal yang baik. Periode pendidikan kedua. Tentang adab kesusilaan (mulai umur 6 tahun). Periode ketiga (pendidika seks) dipisah tempat tidurnya (9 tahun).

Lanjutan
Peride

keempat diharuskan menjalankan shalat (13 tahun) Periode ke lima umur 16 tahun di tandai dengan gejolak seks/nafsu birahi, orang tua hendaknya mengijinkan perkawinan. Periode keeenam (umum dewasa 16-21 tahun) dididik tanggungjawab dan mandiri

Teori2 yang terkait dg keberhasilan mendidik yaitu:

Aliran pesimis (natvisme), sangat pesimis terhadap keberhasilan dalam mendidik anak, karena menurut teori ini pertumbuhan & perkembangan anak didik ditentukan oleh bakat dan minat yang di bawah sejak lahir Aliran optimis (empirime), berpendapat sangat optimis terhdp keberhasilan mendidik anak karena teori ini mengatakan bahwa pertumbuhan & perkembangan anak didik sangat ditentukan oleh lingkungan di mana anak didik tersebut berada Aliran gabungan keduanya (Konvergensi) , disamping bakat dan minat yang dibawa sejak lahir juga lingkungan sangat mempengaruhi dalam perkembangan anak didik.

Al-Gazali memerinci adab peserta didik dalam mengikuti pelajaran: Hendaknya peserta didik mempunyai cita-cita yang murni dan suci. Hendaklah konsentrasi dalam studi dan tidak menyibukka dengan urusan lain yang bersifat duniawi. Tidak menyombongkan diri. Tenang dalam menghadapi guru. Jangan berpindah ke pelajaran/bab yang lain sebelum paham betul.

Dahulukan ilmu pengetahuan yang lebih penting. Hendaklah diniatkan mendekatkan diri kepada Allah. Peserta didik sebaiknya mengetahui faedah masingmasing mata pelajaran

Syaikh Az-Zarnuji (Ta'lim al-Muta'alim) menjelaskan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh peserta didik: Tawadlu'. Iffah. Tabah (sabar). Cinta ilmu dan hormat pada guru. Sayang pada kitab. Sayang pada sesama penuntut ilmu. Bersungguh-sungguh dalam belajar. Teguh pendirian. Wara'. Punya cita-cita yang tinggi. Tawakkal

KH. Hasyim As'ary merumuskan etika peserta didik hubungannya dengan diri sendiri, ketika belajar dan etika terhadap gurunya. 1. Etika hubungannya dengan diri sendiri meliputi: Mesucikan jiwanya dari segala dari segala kotoran jiwa. Mempunyai niat yang baik (hanya karena Allah, menghidupkan syari'ah, menerangi hati dan taqarrub kepada Allah) Mengefektifkan waktu dalam studi. Sabar atas kesusahan dan kepayahan dalam menuntut ilmu. Mengatur waktu siang dan malam dengan baik.

Lanjutan

Berusaha sedikit makan dan minum. Bersifat wira'i. Berusaha menghindari makanan yang menyebabkan kurangnya kecerdasan. Sedikit tidur. Berusaha menghindari hal-hal yang diluar kemampuan dirinya

2. Etika peserta didik terhadap gurunya: a.Sebelum memutuskan berguru hendaknya berfikir terlebih dahulu dan istikharah (memohon petunjuk kepada Allah agar mendapatkan guru yang tepat. b. Menunjukkan kesungguhan dalam belajar c. Berusaha tidak berbeda pendapat dengan gurunya, jikalau pendapat itu benar. d. Memandang guru dengan pandangan mengagungkan (menghormati) e.Memahami hak-hak guru dan tidak melupakan kelebihannya serta mendoakan sepanjang hayat. f. Hendaklah sabar dalam menghadapi kerasnya guru.

Lanjutan
g. Tidak masuk ke rumah guru/ atau selain acara ta'lim kecuali setelah mendapt ijin. h. Duduk di hadapan guru dengan tata krama yang baik. i. Berbicara dengan sopan di hadapan guru. j. Jika guru menerangkan pelajaran sedangkan murid sudah hafal/bisa maka seyogyanya tetap memperhatikan dengan saksama. k. Tidak mendahului penjelasan guru kecuali telah mendapat ijin

Etika peserta didik sehubungan dengan pelajaran di hadapan guru: Memulai studi dengan hal-hal yang fardu ain. Menekankan fardlu ain dengan berdasakan pada kitab Allah. Menghindari perbedaan pendapat dengan paran ulama' dalamm hal-hal yang sifatnya ikhtilaf. Sangat memperhatikan terhadap penjelasan terlebih masalah hadits. Jika menjelaskan mahfudhat di serta dengan penjelasan yang terperinci. Membiasakan halaqah dengan syaikh/guru. Jika hadir dalam majelis ucapkanlah salam.

Lanjutan

Hendakalah menahann diri dari pertanyaan yang sulit diluar jangkauan akalnya. Tidak menawarkan diri maju kecuali telah mendapat ijin guru. Duduknya antara murid dan guru hendaknya ada jarak yang agak leluasa untuk mendengarkan ketarangan dari guru. Konsisten mempelajari apa yang ada dalam kitab. Cinta akan keberhasilan dalam hal ilmu

PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENDIDIKAN ISLAM


A. Pendekatan Pendekatan menurut kamus bahasa Indonesia: Proses perbuatan, cara mendekati; Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Pendekatan (Bhs Inggris) disebut "approach, (Bhs Arab), "madkhal Berdasarkan penjelasan Mulyanto Sumardi approach bersifat axiomatic yang merupakan asumsi suatu pendirian filsafat

Hubungannya dengan pendidikan Islam adalah serangkaian asumsi mengenai hakikat pendidikan Islam dan pengajaran agama Islam. Pendekata dalam pendidikan Islam : Pendekatan filosofis. berdasarkan al-Qur'an dan Hadist. pendekatan filosofis tersebut memandang manusia sebagai makhluk rasional (homo rational). Dalam kegiatan belajar mengajar pendekatan filosofis dapat diterapkan oleh guru ketika membahas penciptaan alam, proses penciptaan manusia. Hal ini bisa di bahas dengan memaksimalkan akal pikiran manusia.Al-Qur'an sangat memberi perhatian besar terhadap penggunaan akal secara maksimal (QS. al-Baqarah ayat 269)

Pendekatan Induksi-Deduksi. Induksi adalah suatu pendekatan yang penganalisaannya secara ilmiah bertolak dari kaidah/hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan hukum bersifat universal. (al-Ghasiyah ayat 17-20) Pendekatan Sosio-Kultural bahwa manusia itu makhluk yang bersosial dan bermasyarakat & berkebudayaan (homo "socius", homo "sapiens, mempunyai kecenderungan untuk hidup bersosial. Pendekatan ini membantu kepada siswa untuk mengembangkan kepribadian sosialnya dan peduli pada masalah-masalah sosial lainnya. (al-Maidah ayat 2 )

Pendekatan Fungsional Pendekatan fungsional yang dimaksud adalah penyajian materi yang disampaikan kepada peserta didik dengan menekannkan kemanfaatannya dalam kehidupan seharihari, materi yang dipilih harus betul-betul mencerminkan kebutuhan peserta dan kebutuhannya dalam masa yang akan datang, termasuk pemilihan metode harus sesuai dengan karakter peserta didik. Menurut Ramayulius pendekatan dalam pendidikan Islam: Pendekatan pengalaman. Pendekatan Emosional. Pendekatan Pembiasaan. Pendekatan rasional. Pendekatan Fungsional. Pendekatan keteladanan

Metodologi Pendidikan Islam


Metodologi pendidikan Islam bertugas memberikan jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional ilmu pendidikan Islam, banyak bersumber dr Quran & Hadis. Di antara ayat suci al-Quran dan Hadits yang berimplikasi metodologis antara lain: Metode alternatif memberikan pilihan menurut akal pikiran, sebagai pembeda dengan makhluk yang lainnya. Dalam memberikan perintah (imperatif) dan larangan memperhatikan kemampuan masing-masing. Sistem pendekatan metodologis al-Quran bersifat multi approach seperti pendekatan religius, pendekatan filosofis (homo rationale, homo sosius dan homo sapiens (makhluk sosial dan berbudaya) serta pendekatan scientifik (kognitf, afektif dan psikomotorik)

Aspek pertumbuhan dan perkembangan manusia itu juga tercermin dalam gaya bahasa al-Quran yaitu: Mendorong manusia supaya memaksimalkan akalnya. Seperti dalam QS. Fushilat ayat: 53, QS. Al-Ghasiyah: 17-21. Mendorong manusia untuk mengamalkan ilmunya dan mengaktualisasikan keimanan dan ketaqwaannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti shalat, puasa, haji, jihad dsb. Sebagaimana dalam surat: al-Ankabut: 45; Taha: 132, al-Baqarah: 183. Mendorong berjihad (bersungguh-sunggih dalam meraih cita-cita). Dalam hal ini Islam memotivasi umatnya dengan cara:

Motivasi keagamaan (religius) Motivasi sosiogenetis (berdasrkan nilai-nilai kemasyarakatan) Motivasi beogenetis (berdasarkan kebutuhan jasmani) Islam adalah agama yang haq, meskipun demikian dalam menghadirkan, Islam memberikan sesuai dengan situasi dan kondisi seperti tidak ada paksaan dalam memeluk agama. Islam hadir dalam prinsip mudah dan tidak sulit dan dengan kabar gembira (QS. Al-Baqarah: 185; 25. al-Haj: 78) Metode dalam al-Quran menggunakan gaya bahasa intruksional seperti dalam memberikan ciri-ciri orangorang menafiq.

Metode al-Quran dengan melalui kisah (QS. Yusuf. 111) Gaya bahasa al-Quran dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan. (QS. Yunus 57; QS An-Nisa : 58, Qs. Luqman: 13 QS Aly Imron 159). Dengan gaya bahasa memberi contoh (QS. Al-Ahzab: 21, al-Ahdzab: 76) Metode diskusi (QS an-Nahl: 125; al-Ankabut: 46. Tanya jawab Pemberian perumpamaan (QS. Ar-Radu: 17) Tarhib wa Targhib (Qs. Al-Zalzalah: 7-8, Fushilat: 46) Metode tobat dan ampunan (Qs. An-Nisa: 110, alMaidah 39)

Penyajian dengan di sertai motivasi belajar Berdasarkan kemampuannya, al-Nahl: 125. Pendidik harus siap Tujuan pendidikan harus dipegang Dalam melaksanakan pendidikan Islam harus diperhatikan pendidik adalah Kesadaran pendidik tentang kesadaran agama. Mampu menghubungkan pandangan metafisik Mampu menghubungkan semua disiplin

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM Pengertian Metode Dlm Bhs Arab, metode disebut dengan "thariqah" yang berarti langkah-langkah strategis yang disiapkan unutk melakukan suatu pekerjaan. Beberapa pakar pendidikan Islam mendefinisikan metode: Hasan Langgulung mendefiniskan metode yaitu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. Abdurrahman Ghunaimah mendifinisikan metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran. Muhammad Athiyah al-Abrasyi mendefiniskan jalan yang kita ikuti untuk memberikan pengertian kepada muridmurid tentang segala macam metode dalam berbagai macam pelajaran

Metode harus didasarkan pada:

Sifat-sifat dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan Islam yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengaku sebagai hamba Allah. Berkenaan dengan metode yang betul-betul berlaku yang disebutkan dalam al-Qur'an atau yang disarikan dari al-Qur'an. Membicarakan tentang pergerakan motivasi dan disiplin atau dengan bahasa lainnya ganjaran (shawab) dan hukuman (iqab)

Prinsip-prinsip dlm memilih metode: Mempermudah Sesuai dengan kemampuan. Lemah lembut Berkesinambungan. Fleksibel dan dinamis Langkah2 dlm memilih metode pembelajaran: Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada saat jam itu. Kemampuan seorang guru. Keadaan alat-alat yang tersedia. Jumlah murid yang ada

Jenis-Jenis Metode
Jenis2 metode menurut Abdurrahman an-Nahlawi yang dikutip oleh Ahmad Tafsir yaitu: Metode hiwar (percakapan) Qur'ani. Metode kisah Qur'ani dan Nabawi. Metode amtsal (perumpamaan) Qur'ani. Metode keteladanan. Metode pembiasaan. Metode ibrah dan mauidzah. Metode targhib dan tarhib

Menurut Armai Arif kurang lebih ada sekitar 20 macam metode pengajaran, yakni metode pembiasaan, keteladanan, pemberian ganjaran, pemberian hukuman, ceramah, Tanya jawab, diskusi, sorogan, bandongan, mudzakarah, kisah, pemberian tugas, karya wisata, eksperimen, drill/latihan, sosiodrama, simulasi, kerja lapangan, demonstrasi dan kerja kelompok. Metode2 yg telah berkembang sekarang: a. Quantum teaching. Ide dasar Quantum teaching ini adalah menciptakan sebuah system pembelajaran yang disesuaikan dengan Quantum learning. Quantum learning ini dikembangkan dari system pembelajaran dari kamp-kamp selama beberapa tahun

Active Learning.
Activ learning (pembelajan aktif) merupakan pengembangan dari Quantum learning. Dari 101 (seratus satu) strategi activ learning secara garis besar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian besar yaitu: Bagian pertama, berisi tentang strategi pembelajaran aktif yang merupakan pemecah kebekuan dan aktivitas pembuka untuk berbagai macam dalam kelas. Yang termasuk strategi pertama ini adalah:

Team building (Pembentukan tim). Strategi ini merupakan caracara teknis membiasakan tim bekerjasama dan saling ketergantungan. Ada 11 (sebelas) macam teknik yang ditawarkann yaitu Trading place, Who is In the class, Group resume, Prediction, TV Commersial, The Company You Keep. Really Getting Acquainted, Team getaway, reconnection, The great Wind Blows, Setting class ground rules.

On the Spot assessment (penilaian di tempat) Teknik ini bertujuan mempelajari tentang perilaku perilaku siswa, pengetahuan dan pengalaman. Immediate learning involment (keterlibatan belajar seketika) atau menciptakan minat sejak awal. Bagian kedua, berisi teknik-teknik pembelajaran pada saat guru berada di tengah-tengah siswa. Di antara teknik ini adalah: Full class, Class discussion, Question prompting, Collaboration learning, peer teaching, independent learning, Affectif learning. Bagian ketiga, bagian ini berisi teknik-teknik bagaimana tidak lupa dalam belajar dan berisi cara-cara menyimpukan pelajaran. Di antara cara-cara yang ditawarkan adalah review, self assessment, future pleaning, expression of final sentimens.

CTL (Contextual Teaching and Learning) Lahirnya CTL ini di dasarkan pada materi pembelajaran selama ini jauh dari kehidupan dan pengalaman yang di alami oleh peserta didik, dg berusaha mendekatkan materi yang di sajikan dgn pengalaman dalam kehidupan sehari-hari peserta didik/ dgn bahasa yg lebih familier yaitu pembelajaran yang makna, bermakma dan kebermaknaan . Prinsip-prinsip CTL di dasarkan pada:

Belajar menghasilkan perubahan anak didik yang relative permanent. Anak didik memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang merupakan benih kodrati untuk kembangkan tanpa henti. Perubahan dan pencapaian kualitas ideal tidak tumbuh alami linier sejalan dengan proses kehidupan. Saling keterkaitan antar konsep yaitu teaching, learning, instruction, dan curriculum.

Dalam teknisnya pembelajaran CTL hendaknya menempuh langkah-langkah yang rasional yaitu: Pengajaran berbasis problem. Menggunakan konteks problem. Mempertimbangkan kebinekaan beragam. Memberdayakan siswa untuk belajar mandiri. Belajar melalui kolaborasi. Menggunakan penilaian autentik. Mengejar standar tinggi

INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM


Pengertian Institusi Lembaga secara bahasa mempunyai arti asal usul, acuan, sesuatu yang memberi bentuk lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan suatu usaha. istilah Inggris di sebut dengan institute dalam arti pengertian fisik yaitu sarana atau organisasi unutk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti non fisik yaitu suatu norma untuk memenuhi kebutuhan. difinisi lembaga menurut para ahli antara lain: 1. Hasan Langgulung suatu sistem peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma, ideology-ideologi dan sebagainya baik yang tertulis maupun tidak tertulis termasuk perlengkapan material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok melaksanakan peraturan tersebut seperti masjid, sekolah, kuttab dan sebagainya

Daud Ali dan Habibah Daud Lembaga terdiri dari dua unsure yang kontradiktif dalam lembaga pengertian secara fisik material dan kongkrit dan kedua pengertian secara non fisik, non material dan abstrak. Pengertian dari segi fisik lembaga adalah suatu badan dan sarana yang didalamnya ada beberapa orang yang menggerakkannya. Sedangkan dari non fisik suatu system yang berperan membantu sesuatu. unsur-unsur pokok dalam lembaga secara formal adalah: Adanya kepengurusan Adanya anggota Adanya badan hukum Adanya aturan main Adanya tujuan.

Jenis-Jenis Institusi Pendidikan Islam


Lembaga pendidikan Islam dapat di golongkan menjadi beberapa jenis yaitu: Aspek azaz ajaran Islam sebagai azas, merupakan pokok ajaran Islam yg telah melembaga dlm jiwa seorang muslim. Asas dari seluruh ajaran pokok adalah Iman. Sidi Gozalba, jenis lembaga pendidikan Islam dari segi azaz yang tdk boleh berubah adalah: Rukun Iman, dua kalimah syahadah, thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, ihsan, ikhlas, taqwa. Sedangkan yang mungkin berubah sesuai dgn perubahan norma adalah ijtihad, fiqh (lembaga putusan keadilan, akhalak, lembaga sosial, lembaga ekonomi, lembaga politik, lembaga pengetahuan dan teknik, lembaga seni, lembaga negara

Aspek penanggung jawab, Tanggungjawab pendidikan tidak bisa dilimpahkan kepada pemerintah secara umum. Akan tetapi tanggungjawab itu dipikul oleh seluruh elemen masyarakat. Lembaga pendidikan ini bisa dilihat dari segi penanggungjawab yaitu: Jika tanggungjawab itu dipikul oleh orang tua maka menghasilkan lembaga pendidikan keluarga. Jika tanggungjawab itu dipikul oleh pemerintah, maka melahirkan lembaga pendidikan seperti sekolah. Jika tanggungjawab itu dipikul oleh masyarakat melahirkan lembaga pendidikan seperti panti asuhan, rumah singgah dan sebagainya Aspek tempat dan waktu, dibagi menjadi periode pembinaan, keemasan, kemunduran, stagnasi dan kehancuran dan periode modern

Pada masa periode pembinaan lembaga pendidikan yang ada yaitu rumah al-Arqam bin Abi Arqam, suffah, kuttab. Pada masa keemasan Islam lembaga pendidikan yang muncul adalah keluarga, masjid jami' istana khalifah, rumah pangeran, rumah menteri/ulama', kedai-kedai, tokotoko buku, ribath, rumah sakit (al-Bimaristan), observatoriom, dan tempat-tempat riser ilmiah seperti Dar al-Hikmah, bayt al-Hikmah, dan al-Ilmi, dan dar al-Kutub Masa penurunan (Abad 12-15 M). Lembaga pendidikan yang lahir saat itu adalah Universitas, madrasah Para ulama' yang muncul saat itu adalah Imam Ghazali, Ibnu Rusyd, dan Ibnu Taimiyah. Pada periode stagnasi dan kehancuran ini berlangsung antara abad 15 sampai abad 19 M. Periode ini diwakili oleh tiga kerajaan besar yaitu Ustmani, Safawi dan Moghol.

masa modern (abad 19 M.) di tandai dengan adaptasi dan modenisasi sekolah-sekolah pada Negara Islam seperti sekolah dasar, menengah dan kejuruan. Di antara tokohnya adalah Muhammad Bin Abdul Wahab, Jamaluddin al-Arghani, Muhammad Abduh dan lain-lain

ALAT DAN PENDANAAN PENDIDIKAN ISLAM

Definisi Alat
Menurut Zakiah Daradjat bahwa alat mendidikan sama dengan media pendidikan, sarana asalnya. Alat arti asalnya adalah barang sesuatu yang dipakai untuk mencapai sesuatu. media yang berasal dari bahasa latin "medium" secara etomologi mempunyai arti perantara atau pengantar

Gegne yang dikutip oleh Ramayulius mendefinisikan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs mendefiniskan media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyajikan pesan dan dapat merangsang siswa untuk belajar Vernous mendefiniskan media pendidikan adalah sumber belajar dan dapat juga diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.

alat pendidikan bisa di golongkan menjadi 2 (dua) yaitu alat yang berbentuk benda dan alat yang berbentuk non benda. Alat-alat yang berbentuk benda yaitu (1) media tulis yang terdiri dari al-Qur'an, hadits, fiqh, sejarah, (2) benda-benda alam yang terdiri dari hewan, manusia, tumbuh-tumbuh-tumbuhan dan sebagainya, (3) gambargambar yang dirancang seperti grafis, (4) gambargambar yang diproyeksikan seperti video, trasnparan, (5) audio recording seperti alat untuk didengar. Omar Hamalik juga mengidentifikasi alat/media pendidikan bahwa alat/media pendidikan yang berbentuk benda meliputi: bahan-bahan cetakan, alatalat audio visual (alat tanpa proyeksi, media tiga dimensi/benda asli, peta, menggunakan tehnik seperti radio, tape recorder.

Klasifikasi Alat Alat pendidikan yg berupa benda Menurut Zakiah Daradjat alat pendidikan berupa benda dapat berupa: Media tulis: al-Quran, hadits, fiqh, sejarah. Benda-benda alam: hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan Gambar-gambar yang dirancang: grafik Gambar yang diproyeksikan: Video, transparan Audio recording: Alat untuk didengar (kaset, tape, radio) o Oemar Hamalik menyebutkan alat/media pendidikan materiil berupa: Bahan-bahan cetaan atau bacaan dengan kata lain bacaanbacaan ini lebih mengutamakan membaca atau penggunaan simbul-simbul. Alat-alat audi visual yakni alat-alat yang dapat digologkan menjadi:

Alat tanpa proyeksi (papan tulis dan diagram) Media pendidikan tiga dimensi (benda asli, peta) Alat pendidikan yang menggunakan teknik (radio, tapa recorder, transparansi) Sumber-sumber masyarakat (obyek-obyek peninggalan sejarah) Kumpulan benda-benda (dedaunan, benih, batu dsb) Alat pendidikan Yang Bukan Benda Keteladanan Menurut al-Ghazali sifat-sifat guru yang harus dimiliki sebagai orang yang diteladani: yaitu amanah dan tekun bekerja, bersifat lemah lembut & kasih sayang, memahami & lapang dada terhadap-orang-orang yang diajarnya, tdk rakus pd materi, berpengetahuan luas, istiqamah dan memegang teguh prinsip.

Perintah/larangan
Dalam memberikan perintah terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: Jangan memberikan perintah kecuali karena diperlukan Hendaknya perintah itu dengan ketetapan hati dan niat yang baik Jangan memerintah kedua kalinya jika perintah pertama belum dilaksanakan Perintah hendaknya benar-benar dipertimbangkan akibatnya Perintah hendaknya bersifat umum bukan bersifat khusus.

Ganjaran dan Hukuman


Guru dalam memberikan ganjaran dapat dilakukan oleh pendidik dengan bermacam-macam: Guru mengangguk-anggukkan kepala tanda senang Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian) Guru memberikan benda-benda yang menyenangkan.

PROSESIONALISME DAN KUALITAS PENDIDIKAN ISLAM

Profesionalisme Profesinalisme adalah paham yang mengajarkan setiap pekerjaan harus dilakukan secara oleh orang yang profesional. Menurut Mukhtar Luthfi profesi menuntut ada kretariakreteria yang meliputi: Menuntut adanya keahlian. Profesi merupakan panggilan hidup dan dijalani sepenih waktu. Profesi mempunyai teori-teori baku yang universal.

Profesi untuk masyarakat dan bukan untuk diri sendiri. Profesi harus dilengkapi kecakapan diagnosis dan kompetensi aplikatif. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan profesinya. Profesi memiliki kode etik. Profesi harus mempunyai klien yang jelas

Prinsip-prinsip profesionalime yang dianut pemerintah adalah Memiliki bakat, minat panggilan jiwa dan idealisme. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Memiliki kualifikasi akademik dan latar`belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. Memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara`berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewengan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Peningkatan Kualitas

pengertian kualitas (TQM) atau manajemen terpadu. Barang atau jasa dikatakan berkualitas apabila barang atau jasa tersebut sesuai dgan standar spesifikasi yg telah ditetapkan sebelumnya. Kualitas dlm pengertian konvensional adlah menggambarkan karakteristik secara langsung dari suatu produk seperti performance (performen), andalan (reability), mudah dalam penggunaan (ease of use) dan estetika (esthetics). Kualitas dalam hal ini paling tidak harus memenuhi 2 (dua) aspek yaitu: Pengukuran berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Memenuhi kebutuhan dan tuntutan pelanggan.

Aspek pertama adalah pengukuran berdasarkan spesifikasi yg telah ditetapkan dlm tujuan, & disebut sebagai (quality in fact) . Dalam hal ini kualitas sistem standar yang dipakai yaitu standar internasional ISO 9000. Standar yang dipakai dalam aspek yang pertama adalah standar produksi & pelayanan yaitu: Sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya Sesuai dengan tujuan pembuatan dan kegunaan Tanpa kesalahan (zero defects) Bebas dari kesalahan sejak awal (right firts time) Aspek kedua yaitu pengukuran dari sisi pelanggan, dimana kualitas didefinisikan sbg pemenuhan selera & kebutuhan pelanggan yg setinggi-tingginya shg dpt meningkatkan keinginan, minat & kebutuan masyarakat atau bisa disebut dengan istilah quality in perception.

Dalam aspek kedua ini yang dipakai adalah standar pelanggan yaitu: Kepuasan pelanggan Meningkatkan minat dan harapan pelanggan Menyenangkan pelanggan Program peningkatan kualitas madrasah dapat melaksanakan dengan 4 tehnik yaitu : School review (audit secara meneyeluruh) Pertama madrasah hrs melakukan evaluasi secara menyeluruh. Para pengelola madrasah hrs melakukan audit secara valid utk mengetahui kelemahan, kekurangan & kelebihan madrasahnya.

Dalam melaksanaka school review harus mampu menjawab beberapa pertanyaan pokok: Apakah yang dicapai madrasah memenuhi harapan stakehoder (orang tua, siswa, masyarakat) Bagaimana prestasi siswa? Faktor apa yang menghambat upaya peningkatan kualitas? Apakah faktor pendukung yang dicapai siswa?

Quality control
merupakan konsep kualitas yang paling tua, yaitu pendekatan dan pengukuran serta evaluasi pada produk akhir berdasarkan spesifikasi yang direncanakan, dan dilaksanakan oleh quality controllers atau inspector

Quality assurance. Quality assurance dilaksanakan sebelum proses & dalam proses. Pengontrolan kualitas dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa barang tsbt diproduksi sesuai dengan prosedur & tahap2 yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pendidikan quality assurance akan menghasilkan informasi: umpan balik bagi madrasah, memberikan jaminan bagi orang tua siswa bahwa madrasah senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi siswa. Benchmarking (patok pagu) adlh perbandingan secara berkelanjutan baik proses maupun produk. Benchmarking dpt juga diartikan proses dalam menentukan lembaga siapa yg paling berkualitas yang bisa dijadikan patok pagu

Proses perencanaan strategis pendidikan (madrasah) dapat menempuh langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, Visi, misi dan tujuan pendidikan. Visi memberikan kejelasan tentang: kondisi untuk direalisasikan, memberikan dasar untuk kebermaknaan suatu misi, memberi harapan bagi pencapaian suatu tujuan, landasan moral bagi pelaksana kegiatan. Misi merupakan tindakan nyata dalam mencapai visi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perumusan misi (1) Harus mudah diingat. (2) Harus mudah dikomunikasikan. (3) Sifat dasar lembaga harus jelas. (4) Harus ada komitmen dalam peningkatan kualitas. (5) Harus berupa statamen mencapai tujuan. (6) Harus berfokus pada pelanggan (stakeholders). (7) Harus fleksibel

Kedua, Menganalisis kebutuhan pelanggan (stakeholders) terutama calon peserta didik. Pimpinan dan pengelola madrasah selayaknya harus melakukan analisis yang matang mengenai calon peserta didik. Hal-hal yang perlu dianalisis yaitu: Siapa yang akan masuk ke madrasah? Apa yang diharapkan oleh calon peserta didik? Apa yang harus dilakukan oleh madrasah dalam rangka memenuhi harapan peserta didiknya? Apa yang dibuthkan peserta didik terhadap madrasah? Metode apa yang dibutuhkan untuk mengdentifikasi kebutuhan peserta didik?

Ketiga, Analisis obyektif madrasah. Dalam hal ini pengelola madrasah harus menganalisis secara obyektif tentang kekuatan, kelamahan, peluang dan ancaman. Atau dengan bahasa lain harus melakukan analisis SWOT. Dalam lapangan menunjukkan bahwa kinerja suatu lembaga termasuk lembaga pendidikan, dapat ditentukan oleh kombinasi oleh faktor internal dan eksternal. Kedua faktor itu dapat dipertimbangkan dalam bentuk analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunites (peluang) dan threats (ancaman)

Keempat, Adaanya konsep yang jelas tentang kualitas. Madrasah harus menentukan standar kualitas yang jelas, sebagai sesuatu yang nantinya ditawarkan kepada masyarakat. Kalau standar kualitas jelas, maka pelanggan madrasah akan semakin yakin. Termasuk di dalamnya madrasah harus merumuskan bagaimana mencapai kualitas (standar proses) yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Kelima, Investasi Sumberdaya Manusia. Staf karyawan madrasah merupakan komponen yang sangat penting dalam rangka mengantarkan kualitas madrasah. Pengelola harus berinvestasi pada sumber daya staf madrasah dengan berbagai macam bentuk pelatihan dan pengembangannya, shgga pihak madrasah emendang staf bukan orang yg dipekerjakan, ttapi ebagai manusia yg hrus dihargai dengan mengembangkan kreatifitasnya.

Keenam, Evaluasi proses. Proses evaluasi harus mengarah kepada stakeholder (siswa) & dua issu strategis yaitu sejauhmana madrasah mampu memenuhi kebutuhan para pelanggannya & sejauhmana mampu mencapai misi & tujuan strategisnya. Prakteknya dalam secepat mungkin, madrasah harus melibatkan pemeriksaan harian terhadap kemajuan belajar siswa, jangka pendeknya membutuhkan cara yang cermat yang menjamin siswa beada pada jalur yang semestinya dalam menempuh prestasi. Evaluasi jangka panjangnya adalah evaluasi terhadap kemajuan dalam pencapaian tujuan strategis yang merupakan evaluasi keseluruhan yang dipimpin langsung oleh institusi

Menurut Joseph J Field, bahwa untuk mencapai kualitas dalam pendidikan ada 7 (tujuh) prinsip menajemen terpadu pendidikan: (1) Komitmen manajemen kualitas terpadu, (2) Selalu mengutamakan pelanggan (stakeholders), (3) Komitmen terhadap tim kerja, (4) Komitmen terhadap manajemen pribadi dan kepemimpinan, (5) Komitmen terhadap perbaikan terus menerus, (6) Komitmen terhadap kepercayaan kemampuan pribadi dan tim, (7) Komitmen unutk meraih mutu

Anda mungkin juga menyukai