Anda di halaman 1dari 13

DALIL TENTANG TASAWUF

Disusun untuk memenuhi mata kuliah:

AKHLAK TASAWUF

Dosen Pengampuh:

Hafnan Aziz Hasibuan, M.Pd

Disusun Oleh:

Cindy Aulia : 22010026

Nur Asyah : 22010008

Yenni Asrifah : 22010024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL

2023
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum warahmatullah hiwabarhakatu. Segala puji dan


syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat ‫ ﷲ‬SWT, berkat rahmat serta ridho-
Nya kita dapat melakukan kegiatan sebagaimana semestinya. Shalawat
berangkaikan salam tetap tercurahkan ke ruh junjungan Nabi besar kita
Muhammad SAW yang sudah bersusah payah membawa kita dari zaman
jahiliyyah (ketidaktahuan) meniju zaman yang penuh pengetahuan ini.

Adapun tujuan dari penulisan kami ini adalah untuk memenuhi tugas kami
pada mata kuliah Aklhak Tasawuf.

Akhir kata kepada ‫ ﷲ‬SWT kami memohon, semoga makalah yang kami
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi kita. Atas perhatian dan
kerja sama yang baik kami ucapkan terimakasih.

Wassalammualaikum…

Panyabungan, 17 Maret 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 2

A. Dasar-dasar al-Qur’an .............................................................. 2


B. Hadis tentang Tasawuf ............................................................. 4
C. Contoh Perilaku Rasul.............................................................. 5
D. Contoh Perilaku para Sahabatnya ............................................ 6

BAB III PENUTUP ............................................................................ 9

A. Kesimpulan .............................................................................. 9
B. Saran......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an dan hadis bukanlah sebuah aturan buku yang membatasi
ruang gerak manusia. Al-Qur’an dan hadis adalah paduan hidup yang
menggiring manusia menuju ketentraman, kedamaian dan kebahagian.
Kebahagian itu sendiri meliputi dua dimensi, yakni kebahagian dunia
dan akhirat. Kebahagian di dunia dapat dirasakan dengan jiwa yang
tentram. Kebahagian akhirat adalah kebahagian bertemu dan
berkomunikasi dengan Allah.
Tasawuf dalam dunia Islam akhir-akhir ini dipelajari sebagai ilmu,
yang sebelumnya dipelajari sebagai jalan untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan. Tasawuf merupakan suatu ajaran untuk mendekatkan
diri sedekat mungkin dengan Allah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dalil al-Qur’an yang berkenaan perlunya tasawuf?
2. Apa saja hadis yang berkenaan perlunya tasawuf?
3. Perilaku Rasul seperti apa yang dapat dicontoh berkenaan perlunya
tasawuf?
4. Perilaku sahabat seperti apa yang dapat dicontoh berkenaan
perlunya tasawuf?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan dalil al-Qur’an tentang perlunya tasawuf.
2. Dapat menjelaskan hadis tentang perlunya tasawuf.
3. Dapat menjelaskan perilaku Rasul yang dapat dicontoh tentang
tasawuf.
4. Dapat menjelaskan perilaku sahabat yang dapat dicontoh tentang
tasawuf.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar-dasar Al-Qur’an
Pada awal pembentukannya tasawuf adalah akhlak, sedangkan
moral keagamaan ini banyak di atur dalam al-Qur’an dan sunnah. Sumber
pertama adalah ajaran-ajaran Islam, sebab tasawuf ditimba dari Al-Qur’an,
sunnah dan amalan serta ucapan para sahabat. Amalan serta ucapan para
sahabat itu tentu saja tidak keluar dari ruang lingkup Al-Qur’an dan
sunnah.
Abu Nashr As-Siraj Ath-Thusi dalam kitabnya Al-Luma’, melihat
bahwa para sufi pertama-tama mendasar pendapat mereka tentang moral
dan tingkah laku, merindukan dan cinta kepada Ilahi, ma’rifah, suluk
(jalan) dan juga latihan-latihan rohaniah demi terealisasinya tujuan
kehidupan mistis. Sedangkan menurut Ath-Thusi, para sufi secara khusus
lebih menaruh perhatian terhadap moral luhur serta sifat dan amalan
utama. Ini demi mengikuti Rasulullah, para sahabat serta orang-orang
setelah beliau.
Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang didalamnya terkandung
pesan-pesan ajaran Islam, baik akidah, syariat maupun akhlak. Ketiga
tersebut banyak terkandung dalam Al-Qur’an yang perlu dipahami secara
kontestual rohaniah.1
Firman Allah dalam surah An-nur:35
َ َ ُ ْ ُ َ ْ َْ ٰ ْ َ ْ ‫الس ٰم ٰوت َو ْال َا ْرض َم َث ُل ُن‬ َ
‫ة‬ َ ْ َ ْ ُ‫۞اه‬
َّ ‫ّٰلل ُن ْو ُر‬
ٍِۗ ‫وة ِفيها ِمصباحِۗ ال ِمصباح ِفي زجاج‬
ٍ ‫ك‬ ‫ش‬ ‫م‬ِ ‫ك‬ ‫ه‬
ٖ ‫ر‬ِ ‫و‬ ِۗ ِ ِ

ُ َ َّ َّ ْ َ َ َّ َّ ْ َ َّ َ ْ ُ ْ َ َ َ ٰ ُّ َ َ َ ْ ُ َ ْ ُّ ٌّ ُ َ َ ََّ َ ُ َ َ َ
‫ا ُّلزجاجة كان َها ك ْوكب د ِري يوقد ِمن شجر ٍة مبرك ٍة زيتون ٍة لا شر ِقي ٍة ولا غر ِبي ٍة يكاد‬

‫ه ُ ُ ْ َ ْ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ه‬
ُ‫اّٰلل‬ ْ َ ْ ُ ٰ َ ُْ َ ُ ْ َ َْ ْ َ ََْ ُ ْ ُ َُ َْ
‫زيتها ي ِض ْۤيء ولو لم تمسسه نارِۗ نور على نو ٍرِۗ يه ِدى اّٰلل ِلنو ِر ٖه من يشاْۤءِۗ ويض ِرب‬

َ َ ُ ُ‫َ ه‬ َّ َ َ ْ َ ْ
‫اّٰلل ِبك ِل ش ْي ٍء ع ِل ْيم‬ ِ ‫الامثال ِل‬
‫اسِۗ و‬‫لن‬

1
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Ilmu Tasawuf, (Jakarta, AMZAH: 2014), h, 31.

2
Artinya : Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada dinding) yang
tidak tembus518) yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam
tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang berkilauan
seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula
di barat,519) yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun
tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi
petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.( Q.S An-Nur : 35 )
Firman Allah dalam surah At-tahrim : 8
ُ ٰ ُ ْ َ َ َْ ُ َ ً ُ َّ ً َ ‫ٰٓ َ ُّ َ َّ ْ َ ٰ َ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ ه‬
‫اّٰلل ت ْوبَة نص ْوحاِۗ ع ٰسى َر ُّبك ْم ان ُّيك ِف َر عنك ْم َس ِيا ِتك ْم‬
ِ ‫يايها ال ِذين امنوا توبوْٓا ِالى‬

َّ
َ َ ْ ُ ‫ه ُ َّ َّ َ ْ َ ٰ َم‬ ْ ُ َ َ َْ ُ َْْٰ َ َْ ْ ْ ْ َ ‫َ ُْ َ ُ ْ َ ه‬
ٗۚ‫ويد ِخلكم جن ٍت تج ِري ِمن تح ِتها الانهر يوم لا يخ ِزى اّٰلل النبي وال ِذين ا نوا معه‬
ِ
ُ ٰ َ َ َّ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ ُ ُ
‫ن ْو ُره ْم ي ْس ٰعى َب ْين ا ْي ِدي ِه ْم َو ِبا ْيم ِان ِه ْم َيق ْول ْون َربنآْ ات ِم ْم لنا ن ْو َرنا َواغ ِف ْر لناۚٗ ِانك على ك ِل‬

َ َ
‫ش ْي ٍء ق ِد ْير‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada

Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu

akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam

surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak

menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya

mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata,

“Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah

kami. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”( Q.S At-

Tahrim : 8 )

3
Firman Allah dalam surah Al-maidah : 54
َّ َ َ ْ َ َّ
‫يح ُّب ْونهْٓ ا ِذل ٍة‬
ُ َ ْ ُ ُّ ُّ ْ َ ُ ‫ه‬
‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ح‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ق‬‫ب‬ ‫اّٰلل‬ ‫ى‬‫ت‬ ‫أ‬ َ
‫ي‬ ‫ف‬‫و‬ْ ‫يٰٓ َايُّ َها الذيْ َن ٰا َم ُن ْوا َم ْن َّي ْر َتَّد م ْن ُك ْم َع ْن د ْينه َف َس‬
ِ ِ ٍ ِ ِ ِٖ ِ ِ ِ

َ ٰ َ َ َ َ ُ َ َ َ ‫ه‬ َ ُ َ ُ َ ْ ٰ ْ َ َ َّ َ َ ْ ْ ُ ْ َ َ
‫اّٰلل َولا يخاف ْون ل ْو َمة ل ْۤاى ٍِٕمِۗذ ِلك‬
ِ ‫اهد ْون ِف ْي َس ِب ْي ِل‬
ِ ‫على المؤ ِم ِنين ا ِعز ٍة على الك ِف ِرينَۖ يج‬

َ ‫َ ْ ُ ه‬
ُ ‫اّٰلل ُي ْؤ ِت ْي ِه َم ْن يَّ َشا ُْۤء َو ه‬
‫اسع ع ِل ْيم‬
ِ
َ ‫اّٰلل‬
‫و‬ ِۗ ِ ‫فض ل‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu

yang murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum

yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap

lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap tegas terhadap

orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada

celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada

siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha

Mengetahui.( Q.S Al-Maidah : 54 )

B. Hadis tentang Tasawuf


Dalam hadis Rasulullah, banyak dijumpai keterangan yang
menjelaskan kehidupan rohaniah manusia sebagai landasan dari tasawuf. 2
Sabda Rasulullah:
Dari Abu Hurairah R.A. ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda :
sesungguhnya Allah Swt. berfirman : “Barang siapa yang memusuhi
seorang kekasih-Ku, maka aku menyatakan perang kepadanya. Dan tiada
mendekat kepada-Ku seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku
senangi dari pada menjalankan sesuatu yang aku wajibkan, dan selalu
seorang hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan melakukan sunnat-
sunnat, sehingga Aku menyenanginya (mencintainya). Maka apabila Aku
telah mengasihi kepadanya tentu Akulah yang menjadi pendengarannya
yang ia dengarkannya, dan penglihatannya yang ia lihat dengan itu, dan

2
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Ilmu Tasawuf, h 20

4
sebagai tangannya yang ia gunakan (untuk mengepal), dan sebagai
kakinya yang ia jalankannya. Apabila ia memohon kepada-Ku pasti Aku
penuhinya. Dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku pasti Aku
memberi perlindungan kepadanya. Dan Aku tidak berputarputar (bolak -
balik)dari sesuatu yang Aku lakukannya. Adapun bolak-baliknya Aku dari
seorang mu’min adalah ia tidak suka kematian (su’ul khatimah),
sedangkan Aku tidak suka memburukannya.” ( H.R. Bukhari)
Hadits Riwayat Aisyah
"Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Abdul Aziz telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin Yahya telah mengabarkan kepada
kami Haiwah dari Abu Al-Aswad dia mendengar Urwah dari Aisyah
radhiallahu'anha bahwa Nabi SAW melaksanakan shalat malam hingga
kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata, Wahai Rasulullah, kenapa
Anda melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa Anda yang
telah berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda, "Apakah aku tidak
suka jika menjadi hamba yang bersyukur? ( H.R Aisyah Ra )
C. Contoh Perilaku Rasul
Sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW bahkan sebelum beliau
diangkat menjadi Rasul, kehidupan tasawuf tumbuh dan berkembang
bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya agama Islam. Kehidupan
beliau sudah mencerminkan perilaku kehidupan sufi, hal itu dapat terlihat
dari kehidupan sehari-harinya yang sangat sederhana, serta menghabiskan
waktu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. 3
Tasawuf sendiri yang memberi dasarnya adalah Nabi Muhammad
SAW yang berdasarkan kepada wahyu dari Allah SWT yang dapat dilihat
dari Tahannuts Rasulullah SAW di Gua Hira untuk mesucikan rohani akan
tetapi itu bukan ajaran Allah maka hal tersebut tidak bisa dikatakan
sebagai awal mula lahirnya ajaran tasawuf.
Setelah Rasulullah resmi diangkat sebagai utusan Allah,
keberadaan dan cara hidup beliau masih ditandai oleh jiwa dan suasana
kerakyataan, meskipun hidup dalam lingkaran kekuasaan sebagai nabi.

3
Ust. Labib Mz, Memahami Ajaran Tasawuf, (Surabaya, Tiga Dua: 2000), h, 35.

5
Kehidupan beliau yang sangat sederhana dan meninggalkan kehidupan
mewah bertujuan memberi contoh bagi para sahabatnya. Pada malam hari
beliau akan bermunajat kepada Allah dengan memperbanyak dzikir.
Tasawuf adalah yang mengajari manusia cinta kepada Allah SWT
dengan cinta hamba kepada Tuhannya dan yang mengajari manusia rindu
kepada Allah Yang Rahman dan Rahim. Dunia boleh dimanfaatkan, tetapi
jangan terpengaruh oleh godaannya. Orang yang telah mengingkari
panutan dari Rasulullah Saw adalah orang sesat bukan termasuk orang
ummat Muhammad SAW.
Jadi, ciri khas dimasa Rasulullah ialah berpegang teguhnya kaum
muslimin dengan Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
D. Contoh Perilaku para Sahabatnya
1. Abu Bakar As-Siddiq
Beliau adalah saudagar yang kaya raya ketika masih berada di
Mekkah. tetapi ketika beliau hijarah ke Madinah, harta kekayaannya
telah habis di sumbangkan untuk kepentingan tegaknya agama Allah
sehingga ia dan keluarganya mengalami kemiskinan dalam hidupnya.
2. Umar bin Khattab
Beliau yang tinggi kasih dan sayangnya terhadap sesama manusia.
Maka ketika beliau menjadi khalifah, beliau selalu mengadakan
pengamatan langsung terhadapa keadaan rakyatnya.
3. Usman bin Affan
Meskipun beliau diberikan kelapangan rezeki oleh Allah, namun
beliau selalu ingin hidup sederhana. Sedangkan harta kekayaannya
ynag melimpah ruah, selalu dijadikan sarana untuk menolong orang-
orang miskin, hal ini termasuk sufi karena beliau tidak tertarik kepada
kekayaann atau kesenangan duniawi.
4. Ali bin Abi Thalib
Beliau juga termasuk orang yang senang hidup sederhana, terlihat
ketika beliau memakai baju robek-robek karena beliau senang
memakainya agar menjadi teladan kepada orang banyak, sehingga
mereka mengerti bahwa hidup sederhana merupakan sikap yang mulia.

6
5. Salman Al-Farisy
Beliau tergolong ahli zuhud orang-orang Masehi yang senang
menggembara ke berbagai negeri dengan cara hidup yang miskin,
padahal beliau adalah seorang putra penguasa yang kaya raya di suatu
negeri. Ketika bertemu dengan Rasulullah, beliau langsung percaya
ajaran Rasul, dan ketika beliau menganut Islam, beliau tertarik pada
ajaran tsawuf sehingga beliau sangat tekun mencontohi kehidupan
Rasul dalam bidang tasawuf. Dalam kehidupannya sebagai seorang
sufi, beliau tergolong dari Ahlus Sffiah yang selalu mengamalkan
ajaran zuhud yang akhirnya berkembang di kota Basrah pada abad ke 2
Hijriah.
6. Abu Zar Al-Ghifari
Beliau adalah seorang sufi yang selalu mengamalkan ajaran zuhud
yang telah dirintis oleh Abu Bakar dan Umar. Beliau lebih senang
memilih cara hidup miskin dan tidak pernah merasa menderita bila di
timpa cobaan.
7. Ammar binYasir
Beliau adalah seorang sufi yang sangat setia Khalifa Ali bin Abi
Thalib, sehingga terlihat ajaran tasawufnya yang telah diamalkan oleh
Ali sebelumnya.
8. Huzaiah bin al-Yaman
Beliau juga seorang salah satu sufi yang kepada Ali bin Abi Thalib,
sebagaimana halnya Ammar bin Yasir. Beliau juga tergolong orang
alim yang bijaksana, sehingga banyak orang yang datang kepadanya
untuk belajar tasawuf.
9. Niqdad bin Aswad
Beliau seorang sufi yang berpegang teguh kepada ajaran zuhud,
dan termasuk salah seorang Ulama Sufi yang sangat menentang
kebijakan politik yang dijalankan oleh Khalifah Usman. Tetapi setelah
beliau wafat, Khalifah Usman sering mengemukakan keagungannya
dan memuji cara hidup Niqdad, yang dinilai sebagai salah seorang
Ulama Sufi.

7
Dari uaraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa para sahabat
tetap berpegang teguh terhadap ajaran Al-Qur’an dan mejadikan Rasul
sebagai teladan. Ciri-ciri tasawuf masa sahabat:
a) Memegang teguh ajaran kerohanian yang dipetik dari Al-
Qur’an.
b) Meneladi perintah hidup Rasulullah SAW sepenuhnya.4

4
A, Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung, Pustaka Setia: 2010), h, 30-40.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam al-qur’an banyak terdapat ayat yang menjelaskan perlunya tasawuf
diantaranya : ( Q.S An-Nur : 35 )”( Q.S At-Tahrim : 8 ).( Q.S Al-Maidah : 54 )

Kehidupan Nabi Saw yang sangat sederhana dan meninggalkan kehidupan


mewah bertujuan memberi contoh bagi para sahabatnya. Pada malam hari beliau
akan bermunajat kepada Allah dengan memperbanyak dzikir.
Tasawuf adalah yang mengajari manusia cinta kepada Allah SWT dengan
cinta hamba kepada Tuhannya dan yang mengajari manusia rindu kepada Allah
Yang Rahman dan Rahim. Dunia boleh dimanfaatkan, tetapi jangan terpengaruh
oleh godaannya. Orang yang telah mengingkari panutan dari Rasulullah Saw
adalah orang sesat bukan termasuk orang ummat Muhammad SAW.
Dari uaraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa para sahabat tetap
berpegang teguh terhadap ajaran Al-Qur’an dan mejadikan Rasul sebagai teladan.
Ciri-ciri tasawuf masa sahabat:
1. Memegang teguh ajaran kerohanian yang dipetik dari Al-Qur’an.
2. Meneladi perintah hidup Rasulullah SAW sepenuhnya

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini akan menambah pengetahuan para
pembaca, serta dapat dipelajari lebih detail lagi, sebagai persiapan dimasa yang
akan datang. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada kepada semua
pihak yang ikut ambil wawasannya dalam penulisan makalah kami ini. Dalam
penulisan makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kurangnya
kami memintak maaf. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca. Semoga Allah SWT membalas semua jerih payah dari semua pihak
dan berterimakasih kepada dosen pengampuh yang telah memberikan semangat
dan motivasi sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dan semoga
bermanfaat bagi kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Ilmu Tasawuf, (Jakarta, AMZAH: 2014).
Ust. Labib Mz, Memahami Ajaran Tasawuf, (Surabaya, Tiga Dua: 2000)
A, Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung, Pustaka Setia: 2010)

10

Anda mungkin juga menyukai