Anda di halaman 1dari 19

AL-QUR'AN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN DAN DISKURSUS SEPUTAR

PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG PENAFSIRAN ILMIAH

Adha Santri Madani,1 Fakhri Putra Tanoto,2 Nisa Halwati,3


1
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam – Institut PTIQ Jakarta
(almadaniadha@gmail.com)
2
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam – Institut PTIQ Jakarta
(fakhriputra12@gmail.com)
3
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam – Institut PTIQ Jakarta
(nisahalwati2@gmail.com)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan membahas secara mendasar mengenai epistemologi Al-
Qur’an sebagai ilmu pengetahuan dan pendapat para ulama mengenai
pandangannya dalam penafsiran ilmiah. Metode penelitian ini bersifat kualitatif
dengan menggunakan metode deskriptif melalui analisis teori serta studi
kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan ilmu pengetahuan merupakan
isi pokok kandungan kitab suci Al-Qur’an dan terdapat perbedaan pendapat ulama
mengenai penafsiran ilmiah. Penelitian ini memiliki signifikasi untuk pengembangan
diskursus ilmu literatur Ulumul Qur’an. Kesimpulan pada penelitian ini adalah
tujuan ilmu pengetahuan dan agama adalah satu ialah menciptakan kebahagiaan
jasmani dan ruhani manusia, sebagaimana tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an.

ABSTRACT
This study aims to discuss fundamentally the epistemology of the Qur'an as a science and the
opinions of scholars regarding their views in science. This research method is qualitative by
using descriptive method through theoretical analysis and literature study. The results of this
study conclude that knowledge is the main content of the holy book of the Qur'an and the
difference of opinion of scholars regarding scientific matters. This research has significance for
the development of the discourse of Ulumul Qur'an literature. The conclusion of this study is
that the purpose of science and religion is one to create human physical and spiritual happiness,
as stated in the verses of the Qur'an.

Keyword: Al-Qur’an, Tafsir, Ilmu Pengetahuan

1
1. PENDAHULUAN
Tujuan utama setiap usaha menafsirkan Al-Qur’an sejak masa lalu hingga saat
ini adalah menjelaskan kehendak Allah Swt dan operasionalisasi kehendak itu di
bidang akidah dan hukum syar’I yang dikandungnya, serta nilai-nilai etis dan
keadaban yang dibawa oleh Al-Qur’an untuk perbaikan dan pembersihan jiwa
manusia. Pada masa peradaban, muncul berbagai metode dan aliran tafsir Al-Qur’an.
Selain ditemukan corak tafsir, ditemukan pula metode tafsir ilmi yang berorientasi
pada pemanfaatan hasil temuan di bidang sains untuk membuktikan berbagai
kebeneran fakta ilmiah yang pernah disebutkan oleh Al-Qur’an.
Ada beberapa tokoh seperti Abu Hamid Al-Ghazali (450-505 H), Fakhruddin
Al-Razi (w 606 H), Ibn Abi Al-Fadl Al-Mursi (570-655 H) adalah representasi pemikir
muslim klasik yang menandakan gelombang pertama berupa isyarat keharusan
menafsirkan Al-Qur’an dengan bantuan penemuan sains di zamannya. Sains dalam
literatur diperkuat dengan ‘Ulum Al-Qur’an terutama dua karya yang sangat populer
yaitu ‘al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an’ yang disusun oleh Badruddin al-Zarkasyi (w 794
H) dan ‘al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an’ yang ditulis oleh Jalaluddin al-Suyuthi (w 911 H).
Maksud dari pada sains di sini adalah ilmu-ilmu pengetahuan tentang alam
semesta seperti: ilmu teknik, astronomi, matematika, biologi, kimia, ekonomi-sosial,
flora-fauna, geologi dan lain sebagainya. Ada beberapa definisi yang diberikan
beberapa pakar tentang tafsir ilmi/saintifik ini, diantaranya: Pertama, definisi yang
diajukan oleh Amin al-Khuli adalah: “Tafsir yang memaksakan istilah-istilah
keilmuan kontemporer atas redaksi Al-Qur’an, dan berusaha menyimpulkan
berbagai ilmu dan pandangan-pandangan filosofis dari redaksi Al-Qur’an itu.”
Kedua, definisi yang diajukan oleh ‘Abdul Majid ‘Abdul Muhtasib adalah:
“Tafsir yang mensubordinasikan redaksi Al-Qur’an ke bawah teori dan istilah-istilah
sains-keilmuan dengan mengerahkan segala daya untuk menyimpulkan berbagai
masalah keilmuan dan pandangan filosofis dari redaksi Al-Qur’an itu.”4 Kedua
definisi di atas tampak mirip, dan dapat kita beri catatan dalam dua hal; Pertama,
kedua definisi tersebut mendiskreditkan model tafsir saintifik, sebab memberi kesan
bagi orang awam yang membaca definisi itu bahwa corak tafsir itu harus dihindari
karena dinilai telah “menundukkan redaksi Al-Qur’an” ke dalam teori-teori sains
yang kerap berubah-ubah. Lagi pula sosok Abdul Muhtasib ini dikenal berada di
barisan ulama yang kontra dan tak menyetujui corak tafsir ini.
Kedua, definisi tersebut tidak mampu menggambarkan konsep sebenarnya
yang diinginkan para pendukung tafsir ilmi. Para pendukungnya tak pernah
berkeinginan untuk memaksakan istilahistilah keilmuan modern dalam redaksi Al-

2
Qur’an, atau menundukkan redaksi Al-Qur’an itu pada teori-teori sains yang selalu
berubah.
Oleh sebab itu, kiranya definisi yang lebih cocok untuk corak tafsir ilmi dan
sesuai dengan realitas di lapangan adalah: “Tafsir yang berbicara tentang istilah-
istilah sains yang terdapat dalam Al-Qur’an dan berusaha sungguh-sungguh untuk
menyimpulkan berbagai ilmu dan pandangan filosofis dari istilah-istilah Al-Qur’an
itu.”5Atau definisi lain yang dapat dikemukakan di sini adalah: “Tafsir yang
diupayakan oleh penafsirnya untuk: 1) Memahami redaksi-redaksi Al-Qur’an dalam
sinaran kepastian yang dihasilkan oleh sains modern, dan 2) Menyingkap rahasia
kemukjizatannya dari sisi bahwa Al-Qur’an telah memuat informasi-informasi sains
yang amat dalam dan belum dikenal oleh manusia pada masa turunnya AlQur’an,
sehingga ini menunjukkan bukti lain akan kebenaran fakta bahwa Al-Qur’an itu
bukan karangan manusia, namun ia bersumber dari Allah swt, pencipta dan pemilik
alam semesta ini.

2. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif-deskriptif.1 Penelitian kualitatif
dikatakan sebagai rangkaian penelitian yang mampu menghasilkan data berupa
deskriptif kata-kata baik tertulis atau lisan dari objek atau perilaku manusia yang
dapat diamati.2 Penelitian ini juga menggunakan analisis teori dan studi kepustakaan.
Analisis teori adalah salsah satu teknik dalam penelitian yangg menjadiikan teori
sebagai acuan dari kebenaran, fakta, dan keadaan objek yang diteliti. Analisis teori
digunakan sebagai alat pembacaan realitas yang kemudian dikonstruksikan menjadi
deskripsi yang argumentatif.3 Studi kepustakaan dipakai untuk memperkaya literatur
penelitian, agar kemudia dapat ditarik sebuah kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Al-Qur'an Sebagai Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan tersusun dari kata ilmu dan pengetahuan. Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian (baik
tentang segala yang masuk jenis kebatinan maupun yang berkenaan dengan keadaan
alam dan sebagainya. Dalam bahasa Arab, kata ilmu jamaknya ‘ulum diartikan ilmu
pengetahuan. Adapun pengetahuan adalah tahu, atau hal mengetahui sesuatu, segala

1 Wahyudin Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan,” Pre-
Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020, 1–6,
http://digilib.uinsgd.ac.id/32855/1/Metode Penelitian Kualitatif.pdf.
2 L. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 8.

3 Hamad, “Lebih Dekat Dengan Analisis Wacana,” Jurnal Komunikasi, 2007, 325–44.

3
apa yang diketahui, kepandaian atau segala apa yang diketahui atau akan diketahui
berkenaan dengan sesuatu hal (mata pelajaran). Ilmu pada hakikatnya berasal dari
pengetahuan, namun sudah disusun secara sistematik dan diuji kebenarannya
menurut metode ilmiah dan dinyatakan valid atau shohih. Dengan demikian, ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah bersifat ilmiah.4

Ilmu dibedakan menjadi tiga: ilmu keislaman, ilmu eksakta dan ilmu sosial.
Ilmu keislaman adalah ilmu yang berasal dari wahyu Tuhan yang terdapat dalam Al-
Qur’an atau Hadis Nabi yang kemudian ditelaah dengan metode-metode tertentu
baik secara tekstual, rasional, maupun kontekstual. Ilmu pengetahuan yang
mempelajari sifat-sifat nama dan bilangan menurut tanggapan manusia dikenal
dengan ilmu eksakta, sedangkan ilmu pengetahuan yang menyelidiki kehidupan
manusia termasuk kehidupan rohaninya disebut ilmu sosial.

Jadi ilmu pengetahuan adalah salah satu ilmu dalam kitab suci Al-Qur’an. Kata
‘ilm disebut dalm Al-Qur’an sebanyak 105 kali. Al-Qur’an adalah kitab induk dari
segala rujuan ilmu baik ilmu pengetahuan ataupun sains. Di dalam Al-Qur’am semua
sudah diatur, baik yang berhubungan dengan Allah (hablum minallah), sesama
manusia (hablum minannas), alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam,
ilmu empiris, ilmu agama, ilmu pengetahuan, ilmu umum dan sebagainya.

Salah satu kemukjizatan (keistimewaan) Al-Qur’an yang paling utama adalah


hubungannya dengan ilmu pengetahuan, Allah menurunkan Ayat AL-Qur’an yang
pertama kali mengenai pentingnya ilmu pengetahuan, yakni QS. Al-‘Alaq: 1-5.

‫ الَّ ِذى َعلَّ َم ِِبلْ َقلَِم‬. ‫ك الْألَ ْكَرُم‬ ِ ِ‫اِقْ رأْ بِس ِم رب‬
َ ُّ‫ اقْ َرأْ َوَرب‬. ‫ َخلَ َق الْ ِإلنْ َسا َن ِم ْن َعلَ ٍق‬. ‫ك الَّذى َخلَ َق‬ َ َ ْ َ
ِْ ‫ َعلَّم‬.
‫اْلنْ َسا َن َما ََلْ يَ ْعلَ ْم‬ َ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Maha Pemurah,
yang mengajar manusia dengan perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya”.

Ayat yang pertama turun mengingatkan manusia bahwa Allah telah


memuliakan atau menjunjung tinggi martabat manusia melalui bacaan. Dengan
proses belajar manusia dapat menguasai ilmu-ilmu pengetahuan dan dengan ilmu
manusia dapat mengetahui rahasia alam semesta yang sangat bermanfaat bagi
kesejahtraan hidup. surat Al-Alaq ayat 1-5 dijelaskan bahwasanya manusia itu

4
Abuddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), 8.

4
dijadikan oleh Allah dari segumpal darah yang melekat di rahim seorang ibu. Ayat
ini diturunkan ketika Nabi Muhammad Saw berkhalwat di Gua Hiro, ketika itu beliau
berusia 40 tahun. Ayat-ayat pertama yang diturunkan sekaligus merupakan tanda
pengangkatan Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul Allah.

AL-Qur’an berusaha mengangkat derajat manusia pada kedudukan yang


tinggi dengan menunjukkan bahwa manusia diberikan kemampuan untuk melihat
dan memahami sifat-sifat sejati Allah dan kemudian merenungkan akan kebesaran-
Nya, sebagaimana firman Allah (QS Ali Imran [3]: 18)

Artinya: “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan
keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).
Tidak ada Tuhan melinkan Dia, Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana”. (QS Ali Imran
[3]: 18).

Ayat ini jelas memberikan bukti bahwa hanya orang yang berilmu
pengetahuan dan memiliki pemahaman sajalah yang mampu melihat hakikat yang
ada di balik struktur materi dari alam semesta ini. Hanya mereka yang memiliki
kemampuan untuk menyaksikan kekuasaan. Al-Haqq, Zat yang mengendalikan dan
mengatur seluruh kehidupan semesta raya. Dialah yang Haqq (Riil), sedangkan segala
sesuatu yang lain hanyalah bayangan-bayangan yang akan berlalu. Mereka yang
tidak mampu melihat kebenaran hakiki ini di dalam alam semesta akan kehilangan
rasa keadilan dan kekuatan pemahaman yang telah Allah anuggerahkan kepada
mereka.5

3.2 Al-Qur'an Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan Umum


Al-Qur’an mengandung ayat-ayat yang merupakan sumber-sumber ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam Al-Qur’an, kita bisa menemukan ayat-ayat yang
menjadi isyarat tentang berbagai hal bagi kemaslahatan umat manusia. Baik berupa
penemuan-penemuan baru maupun penyempurnaan atau koreksi bagi teori-teori
yang sudah ada.

Kekayaan pengetahuan dapat mengangkat kedudukan manusia di atas


makhluk lainnya, kemudian menjadikan makhluk-makhluk itu berada di bawah
kekuasaannya, sehingga setiap saat dapat dimanfaatkan untuk melayaninya. Hal ini

5
Afzalur Rahman, Ensiklopidiana Ilmu dalam Al-Qur’an, Rujukan Terlengkap Isyarat-Isyarat Ilmiah dalam Al-
Qur’an (Jakarta: PT Mizan Pustaka, 2007). 28.

5
merupakan kehormatan besar bagi umat manusia. Sebagaimana penjelasan tentang
siang dan malam hari Tuhan jadikan untuk melayani manusia:

Artinya: “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus
menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang”. (QS.
Ibrahim [14]: 33).

Laut pun disediakan untuk manusia:

Artinya: “Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar
padanya dengan seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan
mudah-mudahan kamu bersyukur”. (QS. Al-Jatsiyah [45]: 12).

Jelaslah bahwa seluruh ciptaan atau makhluk yang berada di atas bumi telah
disiapkan untuk melayani kebutuhan manusia. Hukum Tuhan yang berlaku di dalam
alam semesta memungkinkan manusia untuk memanfaatkannya. Al-Qur’an juga
memerikan gambaran yang sempurna tentang alam, materi, serta apa yang
melampaui alam materi itu dengan cara yang ilmiah dan rasional sehingga menarik
perhatian, baik orang yang berilmu pengetahuan maupun orang awam.

Al-Qur’an memberikan dorongan kuat kepada kaum Mukmin untuk bekerja


keras dalam meraih kekayaan material dan sekaligus menuntun mereka untuk
menyelidiki hukum-hukum dan pengetahuan tentangnya untuk memperoleh
manfaat darinya. Al-Qur’an juga mewajibkan mereka untuk menyelidiki setiap aspek
dari material alam semesta, mengungkap dan menyikap tabir rahasianya, mengambil
manfaat daripadanya, serta menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.

Jadi, Al-Qur’an memberikan kepada manusia kunci ilmu pengetahuan tentang


bumi dan langit serta menyediakan peralatan untuk mencari dan meneliti segala
sesuatu agar dapat mengungkap dan mengetahui keajaiban dari kedua dunia itu. Al-
Qur’an juga mendorong manusia untuk memperoleh sesuatu dari dunia ini yang
bermanfaat bagi kesejahteraannya. Al-Qur’an juga mengajarkan agar manusia tidak
khawatir atau takut terhadap kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam materi, dan
malah mendorong manusia menggunakan kekuatan itu secara tepat karena semua itu
diciptakan bagi kepentingan hidup manusia. Al-Qur’an juga menunjukkan cara
memanfaatkan kekayaan materi dengan tepat sebagai pembuka untuk memasuki

6
pintu kehidupan alam akhirat, sebuah dunia yang berada di belakang pembatasan
alam dunia, dan bahkan sampai menembus ruang kosmis.6

3.3 Al-Qur'an Dan Teori Ilmu Pengetahuan


A. Psikologi dan Fisiologi

Al-Quran Sebagai Penawar

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Allah menyatakan bahwa


Alquran adalah penawar. Benar adanya bahwa Al-Quran adalah penawar untuk
orang yang beriman. Penelitian il miah yang notabene pikiran manusia, telah
membuktikan kebenaran bahwa Al-Quran adalah penawar.
Firman Allah, Dan Kami turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang
zalim (Al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian (QS Al-Isra' [17]:82).
Katakanlah, "Al-Quran adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang orang
yang beriman" (QS Fushshilat [41]: 44).
Seorang ulama menyikapi Al-Quran sebagai penawar dan petunjuk dengan
mengatakan, "Sesungguhnya kitabullah yang agung (Al-Quran) merupakan
obat penyakit stres, penenteram jiwa, obat penyakit hati, dan cahaya bagi segala
kegelapan. Bahkan, ia juga penangkal segala duka, pencipta kehidupan sejahtera
yang tak akan tergoyahkan sepanjang masa oleh berbagai syak wasangka, dan
tidak akan tergeser oleh badai kebingungan.
Memang benar Al-Quran adalah syifa' (penawar). Sebuah penelitian di
Florida membuktikan, terjadi perubahan fisiologis yang besar, baik bagi orang
yang bisa berbahasa Arab atau yang tidak, setelah mendengar bacaan Al-Quran.
Perubahan itu adalah penurunan depresi, kesedihan, penyakit, bahkan
perolehan ketenangan.
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa Al-Quran berpengaruh hingga 97%
dalam memberikan ketenangan dan penyembuhan penyakit. Subhanallah.
Bagi seorang mukmin, Al-Quran adalah bacaan yang mulia. Membacanya
berarti berzikir atau mengingat Allah, dan mengingat Allah akan membuat hati
dan jiwa tenang.

6
Afzalur Rahman, Ensiklopidiana Ilmu dalam Al-Qur’an, Rujukan Terlengkap Isyarat-Isyarat Ilmiah dalam Al-
Qur’an (Jakarta: PT Mizan Pustaka, 2007). 31.

7
Mengenai jiwa dan hati yang tenang, penelitian Effa Naila Hady dan Ratna
Djuwita (dalam Hanna Djumhana Bastaman, 1996) menyatakan bahwa zikir
kepada Allah memiliki efek menenangkan.7

B. Biologi
‘Alaq (Segumpal Darah)
Makna firman Allah, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah” (QS Al'Alaq
[96]: 1-2).
Mahasuci Allah yang berkehendak mencipta apa yang dikehen daki-Nya.
Allah yang berkehendak mencipta tahapan-tahapan yang harus dilalui manusia
ketika berada di rahim ibunda. Dan Allah yang menginformasikan semua itu
kepada manusia melalui kalam-Nya.
Berikut ilustrasi dalam Al-Quran mengenai 'alaq atau segumpal darah. Dr.
Keith Moore, Ketua Jurusan Anatomi di University of Toronto, Kanada,
sekaligus pakar dalam bidang embriologi (ilmu yang membahas tentang
pembuahan dan perkembangan janin) dimintai pendapat mengenai informasi
yang terdapat dalam Al Quran berkaitan dengan bidang embriologi tersebut.
Dia berkata bahwa sebagian besar informasi tentang embriologi yang
disebutkan Al-Quran sangat sesuai dengan penemuan-penemuan modern
dalam dunia embriologi.
Dalam Surah Al-'Alaq (96) 1-2, 'alaq maknanya bisa segumpal darah, bisa
juga bermakna sesuatu yang melekat menyerupai lintah.
Dalam konferensi kedokteran ke-7 di Damman, Arab Saudi, pada 1981, Dr.
Moore berkata, "Sangat menyenangkan bagi saya untuk membantu menjelaskan
pernyataan-pernyataan dalam Al-Quran tentang terbentuknya janin manusia.
Jelas bagi saya bahwa pernyataan-pernyataan ini telah turun kepada Nabi
Muhammad dari Tuhan atau Allah karena sebagian besar ilmu ini belum
ditemukan sampai beberapa abad kemudian. Ini membuktikan kepada saya
bahwa Muhammad adalah seorang utusan Allah."
Dokter lain pun memberi komentar sama, bahwa apa yang tersebut dalam
Al-Quran dan hadis sejalan dengan penemuan ilmiah modern. Dokter itu adalan
Dr. Joe Leigh Simpson, Ketua Jurusan Obstetri dan Genekologi di Fakultas
Kedokteran, Baylor College, Houston, A.S. Beliau menyatakan, "Hadis-hadis,
perkataan Muhammad, ini tidak ditemui dalam dasar-dasar pengetahuan ilmiah
yang sudah ada pada masa penyusunannya sekalipun (abad ke-7). Berikutnya

7
H. Fuad Nashori, Mimpi Nurbuat, Agustus 2002

8
bahwa bukan hanya tidak ada pertentangan antara ilmu genetika dengan agama
(Islam), tetapi lebih jauh, agama (Islam) bisa membimbing sains dengan
menambahkan wahyu kepada sebagian cara ilmiah tradisional. Ada pernyataan-
pernyataan dalam Al-Quran yang baru beberapa abad kemudian terbukti valid,
yang memperkuat bahwa ilmu yang terkandung dalam Al-Quran berasal dari
Allah.

C. Fisika
Air Laut Yang Asin
Makna firman Allah: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (ber
dampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan
Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus” (QS Al-
Furqân [25]: 53).
Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya. Allah Mahakuasa atas tiap-
tiap sesuatu. Kehendak-Nyalah segala sesuatu yang terjadi di bumi ini, yang
menjadi bukti kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya.
Pada ayat tersebut, Allah berfirman bahwa Dia menciptakan air di bumi ini
dalam rasa yang berlainan. Kedua rasa tersebut diidentikkan pada dua perairan,
yaitu perairan darat dan laut.
Kalau boleh seorang manusia bertanya, mengapa Allah menciptakan laut itu
asin (pahit)? Apa jawabannya? Wallahu a'lam. Allah Yang Mahatahu. Dialah
yang mengilhamkan kepada manusia pengetahuan yang ada di alam semesta.
Tetapi sedikit jawaban bisa diberikan manusia mengenai adanya air laut yang
berasa asin dan pahit ini.
Yang sedikit itu adalah bahwa apa jadinya jika laut diciptakan berasa manis
sebagai wujud adanya senyawa gula di dalamnya?, senyawa gula di laut akan
mengundang bakteri pengurai, bakteri pembusuk, atau semacamnya. Jika itu
terjadi, rusaklah dunia. Lautan lebih luas daripada daratan, jika di mana-mana
ada pembusukan dan perusakan, apa jadinya dunia?
Allah menciptakan laut itu asin. Asin (atau garam) bisa mengawet kan ikan,
mengawetkan makanan. Makanan yang asin lebih awet daripada makanan yang
manis. Air garam (air laut yang asin) lebih bisa mengawetkan daripada jika air
laut itu manis.
Salah satu kemahapemurahan Allah ada pada persenyawaan garam yang
terjadi di laut. Garam dapur (NaCl) atau garam-garam dengan rumus kimia
yang lain terbentuk karena zat-zat penyusunnya yang sangat reaktif. Zat-zat

9
yang sangat reaktif ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan dalam bentuk
tunggal di lautan, bisa merusak isi dunia.
Maka, Allah dengan segala kemahapemurahan-Nya, jika kemu dian zat
reaktif ini disenyawakan dengan zat reaktif yang lain, yaitu pada garam dapur
(NaCl: natrium klorida). NaCl atau garam dapur ini berasal dari air laut yang
diuapkan. NaCl aman untuk dikonsumsi. Namun, garam dapur ini (NaCl)
terdiri dari dua unsur yang sangat reaktif. Na, atau natrium dari NaCl adalah
logam kuat yang memiliki sifat basa yang kuat, bisa merusak kayu, kertas, dan
badan manusia. Sedang Cl, atau klor dalam keadaan biasa, di alam bebas
berwujud gas. Unsur ini bisa membunuh manusia jika paru-paru manusia
menghirupnya, bisa meracuni darah dan membuat manusia meninggal.8
Dengan segala kepemurahan Allah, unsur-unsur reaktif tersebut membentuk
satu senyawa, NaCl (natrium klorida), yang kita kenal dengan garam dapur.

D. Geografi
Adanya Pembatas Dua Laut
Makna firman Allah, Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian)
keduanya bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh
masing-masing (QS Al-Rahmân [55]: 19-20).
Dalam catatan kaki Surah Al-Rahmân (55) ayat 19-20 disebutkan bahwa di
an tara ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa là yabghiyân (lihat teks Al-
Quran), bermakna 'masing-masingnya tidak meng hendaki. Dengan demikian,
maksud ayat 19-20 ini ialah bahwa ada dua laut yang tercerai karena dibatasi
oleh tanah genting, tetapi tanah genting itu tidak diperlukan. Pada akhirnya,
tanah genting itu dibuang (digali untuk keperluan lalu lintas), maka bertemulah
dua lautan itu, seperti Terusan Suez dan Terusan Panama.
Sementara dalam Jelajah Alam Bersama Al-Quran diterangkan, kata barzakh
mempunyai arti 'suatu pembatas atau partisi (zona pemisah). Arti pembatas ini
tidak bersifat fisik (seperti adanya tanah genting).
Pada kata lain ada kata maraja, secara kiasan artinya 'mereka keduanya
bertemu dan saling bercampur satu sama lain.
Ada dua arti kata berlawanan dari surah ini, barzakh dengan maraja. Lalu,
bagaimana para ahli tafsir menjelaskan adanya kata yang berlawanan dalam
surah ini?

8
Iwan Yanuar, Surga Juga Buat Remaja, Lho.... GIP, cet. ke-2 April 2004 M dan Said Hawa, Allah, Pustaka
Mantiq, cet. ke-6, Agustus 1994.

10
Beberapa dekade kemudian penelitian membuktikan kebenaran firman
Allah dalam Surah Al-Rahman (55) ayat 19-20. Pada titik temu dua jenis lautan,
ada pembatas di antara keduanya. Pembatas itu membagi kedua laut tersebut
sehingga masing-masing mempunyai temperatur, kadar garam, dan kepadatan
yang berbeda. Terdapat lapisan pembatas air yang tak kasatmata di antara
kedua laut, sehingga air dari satu laut melalui laut lainnya berbeda. Tetapi, saat
air dari satu lautan memasuki lautan yang lainnya, ia akan kehilangan
karakteristik yang menjadikannya berbeda dan menjadi homogen
(bersatu/berbaur) dengan air laut yang lain. Di satu pihak, pembatas ini
bertindak sebagai area transisi.

E. Sosiologi
Allah Menciptakan makhluk-Nya Yang Berpasang-pasangan
Makna dari firman Allah, Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-
pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah) (QS Al-Dzâriyât [51]: 49).
Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang pasangan,
baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (QS Ya' Sin [36]: 36)
Mahasuci Allah yang menciptakan makhluk dan apa yang ada di bumi ini
secara berpasangan. Ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada
matahari ada rembulan. Benda yang paling kecil sekalipun, benda yang lebih
kecil daripada atom pun, diciptakan Allah berpasangan.
Allah menciptakan atom, benda terkecil di dunia, memiliki inti. Pada inti
atom terdapat suatu benda yang superkecil. Benda ini me miliki muatan, positif
dan negatif. Benda itu dinamakan para ahli dengan proton (benda yang
bermuatan positif) dan elektron (benda yang bermuatan negatif).
Ini adalah pasangan terkecil di dunia (yang diketahui saat ini). Jika muatan
positif dan negatf dipasangkan, akan meng hasilkan sesuatu yang berguna, yaitu
aliran listrik. Listrik bisa digunakan untuk penerangan, pemanas, dan
sebagainya. Inilah dunia. Allah menakdirkan ada takaran di bumi ini
menjadikannya berpasangan.

F. Makanan dan Minuman


Hikmah Makan dan Minum Tidak Berlebihan
Dalam Al-Quran Allah menitahkan yang maknanya,:” Wahai anak cucu
Adam! Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan
minumlah, tetapi janganlah berlebih-lebihan “(QS Al-A'raf [7]: 31).

11
Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya. Allah menitahkan manusia
untuk tidak berlebihan dalam makan dan minum. Memang benar, manusia
tidak butuh berlebihan dalam makan dan minum. Banyak dampak negatif dari
kebanyakan makan. Berikut adalah hikmah makan tidak berlebihan.
Para peneliti membuat sebuah simpulan bahwa sebanyak dua pertiga
penyakit degeneratif (penurunan fungsi organ tubuh atau faali tubuh yang akan
menimbulkan penyakit-pen.) disebabkan faktor makanan.9
Apa itu penyakit degeneratif?, penyakit degeneratif adalah penyakit karena
penurunan fungsi jaringan dan alat tubuh karena proses-proses kehidupan.
Bersifat progresif dalam jangka waktu tertentu ke arah negatif untuk kesehatan
seseorang. Dampak akhirnya adalah menderita penyakit ini (degeneratif).
Contoh penyakit degeneratif adalah tekanan darah tinggi, jantung koroner,
kolesterol tinggi, gagal ginjal, diabetes melitus, dan sebagainya.
Penyakit-penyakit ini, di samping karena obat-obatan, racun, alkohol, stres,
lingkungan hidup yang jauh dari standar kesehatan, dan sebagainya, dapat
disebabkan makan dan minum yang berlebih. Dua pertiga penderita penyakit
degeneratif, disebabkan makan dan minum yang berlebihan.
Dalam salah satu seni pengobatan alami disebutkan bahwa makan dan
minum yang berlebihan adalah sebab terganggunya fungsi sistem pencernaan.
Terganggunya sistem pencernaan, khususnya usus karena terlalu banyak zat
sisa yang menempel di dinding usus, akan menjadi masalah serius untuk
keseluruhan kesehatannya di ke mudian hari.
Apabila usus kotor, dinding usus pun akan menyerap zat-zat kotor (racun)
tersebut. Racun ini akan memasuki darah, dan darah yang mengandung racun
akan meracuni seluruh tubuh, dan mem buat kerusakan di sistem jaringan dan
organ tubuh. Jadilah penyakit, penyakit degeneratif.
Itu sebabnya puasa sangat bermanfaat untuk orang-orang yang bermasalah
dengan sistem pencernaan. Ketika puasa, organ pencernaan istirahat total.
Ketika puasa, kotoran juga bisa dikeluarkan meski tidak seluruh kotoran yang
menempel di dinding usus bisa bersih seketika itu. Pembersihan usus butuh
waktu dan pengobatan serius.
Mekanisme usus yang kotor adalah sebagai berikut. Makan berlebihan atau
makan terlalu sering (makan tidak dalam kondisi lapar atau menuruti nafsu saja)
akan menyebabkan pencernaan, khususnya usus, menjadi tidak efektif bekerja.

9
M.A. Husaini. “Pangan Potensial untuk Meningkatkan Pertumbuhan Fisik, Daya Fikir dan Produktivitas serta
Mencegah Penyakit Degeneratif Seminar dan Lokakarya Pra Widya Pangan dan Gizi VI”, Semarang,
November 1997.

12
Salah satu bentuk ke tidakefektifan usus bekerja karena adanya kotoran di usus
yang tidak bisa dikeluarkan. Kotoran ini menempel di dinding-dinding usus,
lengket di sana.
Padahal kita mengambil sari makanan dari usus setelah melalui pencernaan
makanan. Ketika terjadi penyerapan sari makanan oleh jonjot-jonjot usus, tidak
melulu sari makanan yang ikut ke aliran darah dari usus. Tetapi juga zat yang
berasal dari kotoran, yang lengket di usus. Substansi apa yang berada dalam
kotoran yang lengket di usus? Tak lain dan tidak bukan adalah sejenis radikal
bebas (racun). Sari makanan yang sudah didomplengi radikal bebas ini akan
menuju ke hati untuk dibersihkan racunnya. Lalu, mengalir ke seluruh tubuh.
Sari makanan diserap di usus halus. Sementara di usus besar ter jadi
penyerapan cairan, pun cairan yang berasal dari usus besar ini bisa tercampuri
radikal bebas. Dalam kondisi radikal bebas yang sedikit, ada kemungkinan
tubuh masih bisa menoleransinya. Jika jumlahnya banyak serta setiap waktu
ada, bagaimana tubuh bisa menoleransi? Hati, organ untuk detoksifikasi
(membersihkan racun), bisa terkena dampaknya terlebih dahulu. Organ atau
jaringan lain pun bisa terkena dampaknya terlebih dahulu. Pembuluh darah,
misalnya.
Pola makan yang secukupnya dan sederhana menghindarkan manusia dari
penyakit-penyakit ini. Puasa juga. Dengan makan secukupnya, sistem
pencernaan di tubuh malah akan bekerja dengan sebaik-baiknya. Tidak ada
racun yang akan memasuki aliran darah dan mengganggu sistem dalam tubuh.

G. Atronomi
Bukti Ilmiah Terbelahnya Bulan
Maha Kuasa Allah jika Allah berkehendak, tidak ada yang dapat
menghalanginya termasuk peristiwa terbelahnya bulan, agar menjadi pelajaran
manusia untuk ber iman dan semakin menambah iman un tuk orang-orang yang
telah beriman.
Rasulullah pernah didustakan kaum musyrikin Makkah. Mereka meminta
bukti bahwa Nabi Muhammad benar-benar nabi dan rasul. Lalu, beliau.
memberi jawaban dengan membelah bulan melalui tangannya dengan seizin
Allah. Setelah itu, turun firman Allah, Saat (Hari Kiamat) semakin dekat, bulan
pun terbelah. Dan jika mereka (orang orang musyrik) melihat suatu tanda
(mukjizat), mereka berpaling dan berkata, "(ini adalah) sihir yang terus-
menerus" (QS Al-Qamar [54]: 1-2).

13
Bukti ilmiah tentang terbelahnya bulan oleh tangan Rasul Muhammad ada
dalam kisah berikut. Di sebuah seminar di Falkutas Kedokteran, Cardiff
University, Wales, Inggris, pada tahun 2000-an, hadir Dr. Zaglul Al-Najjar'.
Pada kesempatan tanya jawab, berdiri seorang laki-laki berkebangsaan Inggris
meminta izin untuk bicara. la memperkenalkan diri sebagai David M. Pidcock,
seorang Muslim dan pemimpin sebuah organisasi Islam di negaranya.
la bercerita bahwa suatu waktu ia tengah intens mempelajari agama-agama
di dunia. la mendapat pinjaman Al-Quran dari saha batnya, seorang Muslim.
Pidcock mempelajari Al-Quran. Ia membuka QS Al-Qamar (54): 1-2. la langsung
menutup Al-Quran, tidak percaya, karena di situ disebutkan tentang
terbelahnya bulan.
Takdir Allah menjadikannya menemukan hidayah. Hidayah memang akan
dianugerahkan untuk orang-orang yang benar-benar mencarinya. Pidcock
adalah seorang pencari kebenaran. Selang beberapa waktu, ia menonton siaran
BBC. Seorang penyiar tengah mewawancarai tiga astronom Amerika Serikat
tentang aktivitas pen daratan manusia ke bulan, saat itu, 1978.
Sang penyiar mengkritik kebijakan mendaratkan manusia ke bu lan itu.
Menurutnya, kebijakan itu adalah bentuk penghamburan da na karena
memakan biaya sekitar 100 juta dolar AS. Bukankah jika diberikan untuk jutaan
orang yang kelaparan akan jauh lebih berfaedah.
Para ilmuwan astronomi itu membela diri. Mereka mengatakan ada fakta
ilmiah yang mereka dapatkan di bulan. Jika perjalanan ke luar angkasa itu
dibiayai dengan biaya berkali-kali lipat dari biaya yang mereka keluarkan agar
manusia yakin dengan apa yang mereka temukan, lalu menerima fakta itu, tak
seorang pun yang akan keberatan dengan biayanya.
Sang penyiar sontak bertanya, "Fakta apa itu?" Para ilmuwan itu menjawab
bahwa pada masa lalu, bulan pernah terbelah, kemudian melekat lagi. Bekas-
bekas yang menunjukkan fakta ini sangat terlihat di permukaan bulan sampai
ke dalam perut bulan.
Di hadapan peserta seminar, Pidcock berkata, "Begitu men dengar itu, saya
langsung melompat dari kursi yang saya duduki di depan televisi dan berkata
dalam hati bahwa sebuah mukjizat telah terjadi pada Muhammad 1.400 tahun
yang lalu. Al-Quran telah menyebutkannya dengan perincian yang begitu
mengagumkan. Ini pasti agama yang benar." Ia pun memeluk Islam.
Di samping tercatat dalam peristiwa terbelahnya bulan. juga terdapat dalam
sejarah India dan Cina Kuno.

14
H. Sejarah
Kebenaran Sejarah Ummat Nabi Luth
Makna firman Allah :”Dan sesungguhnya mereka (kaum musyrik Makkah)
telah melalui sebuah negeri (Sodom) yang (dulu) dijatuhi hujan yang buruk
(hujan batu). Tidakkah mereka menyaksikannya? Bahkan, mereka itu
sebenarnya tidak mengharapkan Hari Kebangkitan” (QS Al-Furqan [25]:40).
“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum
Luth, dan Kami hujani mereka dengan batu dan tanah yang terbakar dengan
bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiada jauh dari
orang yang zalim.” (QS Hûd [11]: 82-83).
Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya. Apakah ayat tersebut turun
setelah eksplo rasi tentang adanya kaum Nabi Luth? Tidak. Belum ada
eksplorasi tentang kuburan kaum Luth ketika Al-Quran diturunkan. Seperti
yang kita tahu, Nabi Luth dan kaumnya hidup jauh sebelum masa Rasulullah
dilahirkan. Yang berarti Al-Quran diturunkan setelah adanya peristiwa
pemusnahan kaum ingkar, yaitu kaum Luth. Ketika peradabannya terkubur
dalam timbunan tanah sehingga tidak diketahui manusia. Sementara Al-Quran
diturunkan kepada masyarakat Arab waktu itu yang belum mengenal
peradaban ilmu sejarah bangsa-bangsa yang dimusnahkan Allah. Belum tahu
apa dan bagaimana kaum Luth. Sejarah kaum ini diabadikan dalam Al-Quran
sebagai bukti bahwa Al-Quran bukan berasal dari manusia (Nabi Muhammad),
tetapi dari Allah ta’ala. Apa yang dipaparkan dalam Al-Quran adalah benar
adanya.
Bencana yang terjadi di Kota Sodom, tempat Nabi Luth tinggal, karena
manusia menginjak-injak hukum Allah dengan semena mena, berupa perbuatan
amoral yang lebih rendah daripada nafsu binatang, yaitu liwath, perbuatan
mesum sesama jenis. Maka, Allah pun menghukum manusia yang berdosa ini.
Kasih sayang Allah sedemikian besar. Ada rahmat-Nya yang diberikan
Allah agar kaum Sodom meminta maaf kepada-Nya. Melalui perantaraan lisan
Nabi Luth. Allah memberikan peringatan kepada mereka; tetapi mereka tidak
mau mendengarnya. Jika sebuah peringatan sudah tidak di pedulikan, wajar jika
Allah membersihkan umat tersebut untuk menyelamatkan umat baik di antara
mereka, menyelamatkan umat yang masih bersih, yang tak melakukan dosa,
yaitu Nabi Luth dan putri-putrinya. Allah pun menjungkirbalikkan daerah
Sodom yang kaumnya berdosa.
Apa yang dikatakan Al-Quran mengenai negeri Sodom yang
dijungkirbalikkan Allah adalah benar adanya. Para ilmuwan mengeksplorasi

15
adanya kaum ini di masa lalu dan apa yang terjadi terhadap mereka. Para
ilmuwan mencatat bahwa benar-benar terjadi gempa vulkanis di Kota Sodom,
kota yang berada di tepi Laut Mati (Danau Luth) yang terbentang memanjang
di antara perbatasan Israel Yordania, sebuah gempa vulkanis yang diikuti
letusan lava. Letusan lava akan membawa batu-batuan berhamburan. Gejala
vulkanis (gunung meletus) bisa membuat sebuah negeri menjadi apa saja; tanah
merekah, lahar tertumpah, batu-batuan berhamburan, dan sebagainya.
Allah meruntuhkan kota tersebut, lalu dijungkirbalikkan ke lautan mati.
Menurut hasil eksplorasi para ilmuwan, bekas-bekas negeri tersebut masih ada.
Demi Allah, bencana tak akan turun, kecuali manusia adalah makhluk yang
merusak alam, berbuat dosa apalagi seperti yang di ketahui, semua dosa dan
pembangkangan ada pada kaum Nabi Luth pada waktu itu bukan cuma dosa
liwath.
Akan diketahui manusia dengan multiple intelegence-nya bahwa bencana
terjadi karena dosa. Akan diketahui manusia dengan kecerdasannya bahwa
bencana tercegah karena kesalehan para hamba Nya. Bukankah dahulu pada
zaman Rasulullah pernah terjadi gempa, hingga Rasulullah tak rela dan
memegang tanah dengan tangannya yang mulia. Beliau berkata., "Duhai bumi,
berhentilah bergetar (gempa) karena di atasmu saat ini masih ada Al-Shiddiq, orang-
orang yang mengerjakan shalat dan puasa. Di atasmu masih ada orang-orang yang baik."
Maka, bumi pun berhenti bergetar.
Kota yang dihancurkan karena dosa yang sama adalah di Pompei, sebuah
kota di Prancis. Sejarah mencatat kota tersebut sebagai sarang foya-foya dan
perilaku seks yang menyimpang.
Pompei dihancurkan Allah dengan sarana letusan Gunung Ve suvius.
Sampai sekarang jejak bangsa yang bernasib tragis karena perbuatannya sendiri
ini masih ada, lengkap dengan orang-orangnya yang telah membatu. Untuk
hamba Allah yang berpikir, bekas-bekas tersebut digunakan agar selalu ingat
untuk tidak mengkhianati Allah, untuk tidak melakukan kerusakan di bumi,
untuk memakmurkan bumi ini dengan aturan yang telah ditetapkan
Pemiliknya,10 Allah ta'ala.

3.4 Pendapat Para Ulama Tentang Penafsiran Ilmiah


Sebagaimana yang dikutip dari situs Lajnah Kementerian Agama Republik
Indonesia bahwa menafsirkan A-Qur’an dengan pendekatan sains atau dikenal

10
Harun Yahya,Pustaka Sains Populer Islami, Jejak Bangsa-Bangsa Terdahulu, Desember 1999.

16
dengan tafsir Ilmi sudah lama diperdebatkan oleh para ulama dari masa klasik hingga
abad modern. Hal itu disampaikan oleh Dekan Fakultas Ushuludin Universitas Al-
Azhar Mesir, Prof. Dr. Abdul Fattah.
Beberapa ulama yang diidentifikasi mendukung bolehnya menafsirkan Al-
Qur’an dengan pendekatan sains antara lain, Imam al-Gazali, Imam as-Suyuthi, Imam
ar-Razi, dan al-Mursyi. Sementara kelompok yang menolak di antaranya Imam asy-
Syatibi. Dari kalangan ulama modern mereka yang mendukung antara lain seperti,
Muhammad Abduh, Tantawi Jauhari, dan Ahmad Hanafi, yang bersebrangan di
antaranya Mahmud Syaltut, Amin al-Khulli, dan Abbas Aqqad.
Menurut Abdul Fattah, mereka yang mendukung seperti al-Gazali, misalnya
mengatakan bahwa Al-Qur’an mencakup segala ilmu pengetahuan. Bahkan, Abdul
Aziz Maqismail, ulama Islam kekinian yang berlatar belakang sains, menyatakan,
mungkin pada suatu saat nanti, orang yang mulia adalah kalangan saintis yang
berhasil mengaitkan temuan-temuan sains dengan Al-Qur’an hingga mempertebal
keimanan umat Islam. Adapun mereka yang menentang mengatakan, teori-teori atau
temuan-temuan ilmiah yang digali dari Al-Qur’an itu relatif kebenarannya. Yang
sekarang benar, bisa jadi besok salah. Karena itu adalah hasil pemikiran manusia yang
tidak bisa dipastikan kebenarannya. Sesuatu yang bersifat nisbi tidak bisa dijadikan
sandaran sebagai hasil dari penafsiran Al-Qur’an.
Menyikapi dua pendapat ulama ini, Abdul Fattah memilih berada di tengah.
“Saya berada di tengah, di antara dua kecenderungan pendapat yang menolak atau
menerima. Bila dikatakan bahwa Al-Qur’an tidak mengandung isyarat ilmiah sama-
sekali, itu adalah sikap yang ekstrim, dan sebaliknya, mengatakan Al-Qur’an
mengandung segala bentuk ilmu pengetahuan, juga tidak benar.”
Abdul Fattah selanjutnya menyampaikan tiga syarat diterimanya pendekatan
sains dalam menafsirkan Al-Qur’an, yaitu:
1. Hasil penafsiran Al-Qur’an tidak boleh keluar dari tujuan utama
diturunkannya Al-Qur’an, yaitu sebagai kitab hidayah. Apa pun upaya
penafsiran ilmiah atau temuan i’jaz Al-Qur’an harus diarahkan kepada
hidayah.
2. Harus ada unsur yang menunjukkan keagungan Al-Qur’an. Jangan sampai
upaya membahas tafsir ilmi malah merendahkan Al-Qur’an bila
dibandingkan dengan temuan-temuan sains yang sedemikian maju.
3. Pastikan tidak ada kontradiksi antara ayat-ayat kauniyah yang menjadi
dasar pengembangan temuan ilmiah dengan Al-Qur’an dan sains.

17
Abdul Fattah mengatakan, “Kita boleh manafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara
ilmiah, menggali ilmu pengetahuan dengan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an, dan
boleh menghubungkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan hasil-hasil temuan sains dengan
tiga persyaratan di atas,” tegasnya.
Pernyataan itu kemudian ia lanjutkan dengan memberi argumen tambahan,
“Dahulu Al-Qur’an dikaji oleh para ulama dalam aspek kemukjizatan tata bahasa,
satra, atau balagah-nya, hal itu menjadi tepat bagi mereka yang berbahasa Arab.
Sedangkan bagi mereka yang tidak memahami Bahasa Arab akan kesulitan
merasakan kemukjizatan Al-Qur’an dalam aspek itu. Padahal Rasulullah Saw
diturunkan untuk semua umat manusia. Maka, pada aspek ilmu pengetahuanlah,
semua orang, baik orang Araba atau non Arab memiliki kesempatan yang sama.
untuk memahami kemukjizatan Al-Qur’an.

4. KESIMPULAN
Ilmu dibedakan menjadi tiga: ilmu keislaman, ilmu eksakta dan ilmu sosial.
Ilmu keislaman adalah ilmu yang berasal dari wahyu Tuhan yang terdapat dalam Al-
Qur’an atau Hadis Nabi yang kemudian ditelaah dengan metode-metode tertentu
baik secara tekstual, rasional, maupun kontekstual. Ilmu pengetahuan adalah salah
satu ilmu dalam kitab suci Al-Qur’an. Kata ‘ilm disebut dalm Al-Qur’an sebanyak 105
kali. Al-Qur’an adalah kitab induk dari segala rujuan ilmu baik ilmu pengetahuan
ataupun sains.
Beberapa ulama yang diidentifikasi mendukung bolehnya menafsirkan Al-
Qur’an dengan pendekatan sains antara lain, Imam al-Gazali, Imam as-Suyuthi, Imam
ar-Razi, dan al-Mursyi. Sementara kelompok yang menolak di antaranya Imam asy-
Syatibi. Dari kalangan ulama modern mereka yang mendukung antara lain seperti,
Muhammad Abduh, Tantawi Jauhari, dan Ahmad Hanafi, yang bersebrangan di
antaranya Mahmud Syaltut, Amin al-Khulli, dan Abbas Aqqad. Menyikapi dua
pendapat ulama ini, Abdul Fattah memilih berada di tengah. “Saya berada di tengah,
di antara dua kecenderungan pendapat yang menolak atau menerima. Bila dikatakan
bahwa Al-Qur’an tidak mengandung isyarat ilmiah sama-sekali, itu adalah sikap
yang ekstrim, dan sebaliknya, mengatakan Al-Qur’an mengandung segala bentuk
ilmu pengetahuan, juga tidak benar.”
Abdul Fattah mengatakan, “Kita boleh manafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara
ilmiah, menggali ilmu pengetahuan dengan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an, dan
boleh menghubungkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan hasil-hasil temuan sains dengan
tiga persyaratan di atas,” tegasnya.

18
DAFTAR PUSTAKA
Darmalaksana, Wahyudin. “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi
Lapangan.” Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020, 1–6.
http://digilib.uinsgd.ac.id/32855/1/Metode Penelitian Kualitatif.pdf.
Hamad. “Lebih Dekat Dengan Analisis Wacana.” Jurnal Komunikasi, 2007, 325–44.
Moleong, L. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Abuddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018),
Afzalur Rahman, Ensiklopidiana Ilmu dalam Al-Qur’an, Rujukan Terlengkap Isyarat-
Isyarat Ilmiah dalam Al-Qur’an (Jakarta: PT Mizan Pustaka, 2007).
Fuad Nashori, Mimpi Nurbuat, Agustus 2002
Harun Yahya,Pustaka Sains Populer Islami, Jejak Bangsa-Bangsa Terdahulu, Desember
1999.
M.A. Husaini. “Pangan Potensial untuk Meningkatkan Pertumbuhan Fisik, Daya Fikir dan
Produktivitas serta Mencegah Penyakit Degeneratif Seminar dan Lokakarya Pra
Widya Pangan dan Gizi VI”, Semarang, November 1997.
Iwan Yanuar, Surga Juga Buat Remaja, GIP, cet. ke-2 April 2004 M dan Said Hawa,
Allah, Pustaka Mantiq, cet. ke-6, Agustus 1994.

19

Anda mungkin juga menyukai