Disusun oleh
Mutiara Rizki Dalimunte
NIM 11190170000027
Semester 1
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
i
Kata Pengantar
Puja dan puji bagi Allah swt yang telah memberikan banyak nikmat, dan memberikan
penulis kemudahan dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam, tak
lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan hingga zaman terang benderang seperti saat ini.
Saya pun mengucapkan banyak terima kasih, kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni Bapak Muhammad Ridwan, M.Hum yang sudah
membimbing dan memercayai saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Adapun judul makalah ini yaitu “Persepsi Mahasiswa UIN Jakarta terhadap Perempuan
Bercadar”. Harapan saya, makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Dan dapat
membuka pola fikir serta persepsi yang baik, bagi mahasiswa maupun masyarakat luas
mengenai perempuan bercadar, seiring dengan maraknya Radikalisme.
Adapun jika terdapat banyak kesalahan, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat,
maupun isi, mohon di maafkan. Karena saya menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan.
Demikian yang bisa saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kata-kata yang
menyinggung beberapa pihak, karena itu di luar kesengajaan. Dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat dengan sebaik mungkin.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
KBBI V daring, (Jakarta: Kemendikbud, 2016)
1
pentingnya bagi para Mahasiswa untuk mengubah persepsi yang tidak baik terhadap
perempuan bercadar di kalangan masyarakat.
1. 4 Manfaat Penelitian
a. Mahasiswa dapat mengetahui hukum memakai cadar menurut pandangan 4
madzhab, dan
b. Makalah ini diharapkan menjadi informasi yang bermanfaat bagi penulis lain guna
menciptakan tulisan yang bermanfaat dan dapat dijadikan referensi yang
berhubungan dengan persepsi terhadap perempuan bercadar
2
“Rumusan Masalah”, http://hanastti.blogspot.com/2017/10/rumusan-masalah_31.html, (Diakses 16
Desember 2019)
2
d. Makalah ini diharapkan menjadi informasi yang bermanfaat bagi penulis lain guna
menciptakan tulisan yang bermanfaat dan dapat dijadikan referensi yang
berhubungan dengan persepsi terhadap perempuan bercadar.
3
“Cara Menggunakan Google Forms untuk Membuat Formulir”, https://ruangmahasiswa.com/tips/cara-
menggunakan-google-forms-untuk-membuat-formulir/, (Diakses 16 Desember 2019)
4
“Statistik Bisnis Terapan Excel 2007+cd”.
https://books.google.co.id/books?id=q2jal41aZn4C&pg=PA69&lpg=PA69&dq=%22Sampel+adalah+bagia
n+dari+populasi+yang+dipilih+melalui+cara+tertentu+yang+mewakili+karakteristik+tertentu,+jelas,+dan
+lengkap+yang+dianggap+mewakili+populasi.%22&source=bl&ots=N1NVrskKZE&sig=ACfU3U0MhgkbT9
75fBgf4h1Ngq5Tel_PkA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjJ3eHWgbnmAhUC8XMBHdt3DxMQ6AEwAHoECAo
QAQ#v=onepage&q=%22Sampel%20adalah%20bagian%20dari%20populasi%20yang%20dipilih%20melal
ui%20cara%20tertentu%20yang%20mewakili%20karakteristik%20tertentu%2C%20jelas%2C%20dan%20
lengkap%20yang%20dianggap%20mewakili%20populasi.%22&f=false, (Diakses 16 Desember 2019)
3
No Nama Fakultas
1 Mushpih Kawakibil Hijaj Ushuluddin
2 Jihan Fadila Syari’ah dan Hukum
3 Hilda Sa’adah Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
4 Ceni Isnan Usman Ekonomi dan Bisnis
5 Mohammad Rahman Ferdiansyah Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
6 Mutiara Fajrin Ramadany Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
7 Fitri Sri Murni Adab dan Humaniora
8 Alvi Mufida Salsabila Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
9 Zulfa Hasanah Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
10 Tamiza Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
11 Anisa Zafira Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
12 Maya Salsabila Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
13 Fajriah Nur Hasanah Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
14 Aulia Kartika Syari Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
15 Laela Septiana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
KBBI V daring, Op. Cit.
6
KBBI V daring, Op.Cit.
5
orang yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang terjadi di
masyarakat. Makanya, mahasiswa dituntut untuk berfikir kritis dalam menghadapi
suatu persoalan.
7
KBBI V daring, Op.CIt.
8
Amina Wadud Muhsin, Wanita di dalam Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka, 1994), hlm.vii
9
Syaikh Ibnu Taimiyah dkk, Jilbab dan Cadar dalam Al-Quran dan As-Sunnah, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 1994), hlm.5
10
M. Quraish Shihab, Jilbab (Pakaian Wanita Muslimah), (Tangerang: Lentera Hati,2004), hlm.137
6
Banyak para masyarakat yang beranggapan bahwa cadar adalah budaya bangsa
Timur-Tengah. Menurut ulama dan filosof besar Iran kontemporer, Murtadha
Muthahari, pakaian penutup (seluruh badan wanita termasuk cadar) telah dikenal di
kalangan bangsa-bangsa kuno, jauh sebelum datangnya Islam, dan lebih melekat
pada orang-orang Persia, khususnya Sassan Iran. Sedangkan para wanita bangsa
Arab pada zaman Jahiliyah selalu memakai pakaian yang mengundang kekaguman
para pria. Pakaian yang mereka kenakan bisa di bilang begitu terbuka. Perhiasan pun
selalu menghiasi tangan maupun leher mereka.
Selain itu, ada juga yang menjelaskan bahwa wanita bercadar berasal dari pemeluk
agama Zardasyt yang menilai wanita sebagai makhluk tidak suci. Maka, ketika kaum
wanita hendak melakukan ritual keagamaan, ia harus menutupi hidung dan mulutnya
agar nafas mereka tidak mengotori api sesembahannya.11
Dari beberapa pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa cadar bisa saja
berasal dari budaya bangsa selain Arab.
Di sejumlah riwayat, Rasulullah tidak pernah melarang penggunaan cadar, dan
tidak juga mewajibkan. Abdullah Ibnu Umar RA meriwayatkan bahwa ketika Nabi
Muhammad Saw menikahi Shafiyyah, beliau melihat Aisyah mengenakan cadar di
tengah kerumunan para sahabat dan Nabi mengenalnya juga tak melarangnya.
Pembahasan cadar sudah menjadi mashlahat umum di kalangan para ulama, dengan
mengkaji ayat suci Alquran serta Hadits Nabi Muhammad saw. Cadar pun sudah
menjadi pembahasan sejak turunnya Al-Qur’an.
11
Hasan al-‘Audah, al-Mar’ah al-‘Arabiya Fii al-Diin wa al-Mujtama’, (Bairut: al-Ahaly, 2000),
hlm.101-102.
7
1. Asy-Syarwani
“Bahwa perempuan memiliki tiga aurat. Pertama, aurat dalam shalat
dan hal ini telah dijelaskan. Kedua aurat yang terkait dengan
pandangan orang lain kepadanya, yaitu seluruh badannya termasuk
wajah dan kedua telapak tangannya menurut pendapat yang
mu’tamad…” (Lihat Abdul Hamid asy-Syarwani, Hasyiyah asy-
Syarwani, Bairut-Dar al-Fikr, juz, II, h.12)
B. Madzhab Hanafi
Madzhb Hanafi berpendapat bahwa memakai cadar adalah sunnah,
dan sangat dianjurkan. Karena dapat menghindari fitnah.
1. Asy Syaranbalali
“Seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan
dalam serta telapak tangan luar, ini pendapat yang lebih shahih dan
merupakan pilihan madzhab kami” (Matan Nurul Lidhah).
3. Al Alamah Al Hashkafi
“Aurat wanita dalam shalat itu seperti aurat lelaki. Namun wajah
wanita itu dibuka sedangkan kepalanya memakai sesuatu di wajahnya
12
“Hukum Memakai Cadar dalam Pandangan 4 Madzhab”, https://muslim.or.id/6207-hukum-memakai-
cadar-dalam-pandangan-4-madzhab.html, (Diakses 10 Desember 2019)
8
atau menutupnya, boleh, bahkan dianjurkan” (Ad Durr al Mukhtar
2/189).
C. Madzhab Maliki
Dalam madzhab Maliki, wajah wanita bukanlah aurat. Memakai cadar
hukumnya sunah. Namun, mereka berpendapat bahwa wajah dan
telapak tangan wanita dapat menimbulkan fitnah. Bahkan, sebagian
ulama Maliki berpendapat bahwa selutuh badan wanita adalah aurat.
1. Az Zarqaani
”Aurat wanita di depan lelaki muslim ajnabi adalah seluruh tubuh
selain wajah dan telapak tngna. Bahkan suara indahnya juga aurat.
Sedangkan wajah, telapak tangan luar dan dalam, boleh
dinampakkan dan dlihat oleh laki-laki walaupun wanita tersebut
masih muda baik seeda melihat ataupun untuk tujuan pengobatan.
Kecuali jika khawatir timbul fitnah atau lelaki melihat wanita
untuk berlezat-lezat, maka hukumnya haram, sebagaimana
haramnya melihat amraad. Hal ini juga di ungkapkan oleh Al
Faakihani dan Al Qaisyaani” (Syarh Mukkhtashar Khalil).
2. Ibnu Arabi
“Wanita itu seluruhnya asalah aurat. Baik badannya maupun
suaranya. Tiddak boleh menampakkan wajahnya kecuali darurat
atau ada kebutuhan mendesak seperti persaksian atau pengobatan
pada badannya, atau kita dipertanyakan apakah ia adalah orang
yang dimaksud (dalam sebuah persoalan)” (Ahkaamul Qur’an,
3/1579).
3. Al-Qurthubi
“Ibnu Juwaiz Mandad – Ia adalah ulama besar Maliki – berkata:
Jika seorang wanita itu cantik dan khawatir wajahnya dan telapak
tangannya menimbulkan fitnah, hendaknya ia menutup wajahnya.
Jika ia wanita tua atau wajahnya jelek, boleh baginya
menampakkan wajahnya” (Tafsir Al Qurthubi, 12/229).
13
D. Madzhab Hambali
1. Ibnu Muflih
”Imam Ahmad berkata: ‘Maksud ayat tersebut adalah, janganlah
mereka (wanita) menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada
orang yang disebutkan di dalam ayat’. Abu Thalib menukil
penjelasan dari beliau (Imam Ahmad): ‘Kuku wanita termasuk
13
Ibid.
9
aurat. Jika mereka keluar, tidak boleh menampakkan apapun
bahkan huf (semacam kaus kaki), karena khuf itu masih
menampakkan lekuk kaki. Dan aku lebih suka jika mereka
membuat semacam ancing tekan di bagian tengah” (Al Furu’, 601-
602).
2.2 Pembahasan
Berdasarkan dari judul makalah yang tertera, makalah ini bertujuan untuk
mengetahui persepsi Mahasiswa UIN Jakarta terhadap perempuan bercadar. Peneliti pun
melakukan pengambilan sampel dengan membuat google form, yang kemudian diisi atau
ditanggapi oleh beberapa Mahasiswa UIN Jakarta.
2.2.1 Analisis Jawaban Responden mengenai Pendapat terhadap Perempuan
Bercadar
Berdasarkan jawaban responden mengenai “Pendapat terhadap
Perempuan Bercadar”, peneliti mendapatkan jawaban yang positif dari
responden. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa UIN Jakarta memiliki
persepsi yang baik terhadap perempuan bercadar.
Sebagian besar menjawab bahwa perempuan memakai cadar untuk
menjaga diri dari bahayanya fitnah. Dan itu merupakan hal yang baik dalam
ajaran islam, karena cadar adalah sunnatullah. Sebagian dari responden pun
14
Ibid.
10
menganggap bahwa perempuan bercadar itu sangat mulia. Karena mayoritas
dari mereka menjaga pandangannya dari lawan jenisnya.
Sebagian responden juga menjawab bahwa bercadar adalah prinsip hidup
masing-masing, selama tidak mengusik kehidupan orang lain. Beberapa
responden pun menanggapi bahwa sebagian perempuan bercadar berlebihan,
lebih tertutup dari lingkungan sekitar dan anti sosial.
Dari penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa setiap perempuan memiliki
haknya masing-masing untuk memakai cadar atau tidak. Selama itu baik dan
tidak menganggu orang lain. Dan sebagian besar dari mereka hanya ingin
melindungi diri dari fitnah, bahaya, dan ingin menjalankan sunnah.
11
Berdasarkan jawaban informan, peneliti mendapatkan hasil bahwa
cadar hanyalah benda mati dan tidak ada keterkaitannya dengan
radikalisme. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia radikalisme memiliki
arti paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan
sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.15 Jika ada yang
menganganggap ada keterkaitannya, itu adalah kesalahan dari oknum-
oknum tertentu yang menggunakan cadar sebagai alat untuk menutupi
identitasnya.
Dari setiap jawaban para responden, dapat disimpulkan bahwa cadar
dan radikalisme tidak memiliki keterkaitan. Cadar adalah ajaran islam yang
di anjurkan untuk melindungi diri dari bahayanya fitnah, dan bukan sebagai
alat identitas para oknum yang melakukan radikalisme.
15
KBBI V daring, Op. Cit.
12
2.2.5 Analisis Jawaban Responden mengenai Cross Hijabers
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi mahasiswa UIN Jakarta terhadap
perempuan bercadar, dapat disimpulkan bahwa mereka merespon dengan baik hal itu.
Setiap manusia memiliki haknya masing-masing dalam memilih jalannya masing-
masing, selama itu baik dan tidak mengganggu orang lain. Memakai cadar adalah suatu
tindakan yang baik untuk memperbaiki diri dalam meningkatkan keimanan. Dan tidak
ada kaitannya antara cadar dengan radikalisme. Karena latar belakang cadar tidak ada
hubungannya dengan radikalisme sendiri.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan agar lebih meningkatkan lagi
pemahan terhadap hukum-hukum penggunaan cadar dalam ajaran Islam. Dengan hal itu,
dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap perempuan bercadar menjadi lebih baik.
Tidak lagi mengaitkannya dengan radikalisme yang sedang marak di Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
Taimiyah, Ibnu, dkk. 1994. Jilbab dan Cadar dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Jakarta
Pedoman Ilmu Jaya.
Shihab, M. Qunnish. 2004. Jilbab (Pakaian Wanita Muslimah). Tangerang: Lentera Hati.
Kamus Besar Bahasa Indonesia V daring. 2016. Jakarta: Kemendikbud.
Wadud Muhsin, Amina. 1994. Wanita di dalam Al-Qur’an. Jakarta: Penerbit Pustaka.
Purnama, Yulian. 2011. “Hukum Memakai Cadar dalam Pandangan 4 Mazdhab”.
https://muslim.or.id/6207-hukum-memakai-cadar-dalam-pandangan-4-
madzhab.html#Madzhab_Hambali. (Diakses pada 5 Desember 2019).
“Hukum Memakai Cadar Menurut Madzhab Maliki, Hanafi, Syafi’I”. 2016.
https://serambimata.com/2016/05/26/hukum-memakai-cadar-menurut-madzhab-
maliki-hanafi-dan-syafii/. (Diakses pada 5 Desember 2019).
“Pengertian Persepsi, Syarat Proses dan Faktor yang Mempengarui Persepsi”. 2018.
https://ainamulyana.blogspot.com/2016/01/pengertian-persepsi-syarat-proses-
dan.html. (Diakses pada 2 Desember 2019).
“Rumusan Masalah”. 2017. http://hanastti.blogspot.com/2017/10/rumusan-
masalah_31.html. (Diakses 16 Desember 2019).
“Cara Menggunakan Google Forms untuk Membuat Formulir”. 2017.
https://ruangmahasiswa.com/tips/cara-menggunakan-google-forms-untuk-
membuat- formulir/. (Diakses 16 Desember 2019).
“Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007”. 2008.
https://books.google.co.id/books?id=q2jal41aZn4C&pg=PA69&lpg=PA69&dq=
%22Sampel+adalah+bagian+dari+populasi+yang+dipilih+melalui+cara+tertentu
+yang+mewakili+karakteristik+tertentu,+jelas,+dan+lengkap+yang+dianggap+
mewakili+populasi.%22&source=bl&ots=N1NVrskKZE&sig=ACfU3U0Mhgkb
T975fBgf4h1Ngq5Tel_PkA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjJ3eHWgbnmAhUC
8XMBHdt3DxMQ6AEwAHoECAoQAQ#v=onepage&q=%22Sampel%20adala
h%20bagian%20dari%20populasi%20yang%20dipilih%20melalui%20cara%20t
ertentu%20yang%20mewakili%20karakteristik%20tertentu%2C%20jelas%2C%
15
20dan%20lengkap%20yang%20dianggap%20mewakili%20populasi.%22&f=fal
se. (Diakses 16 Desember 2019).
16
LAMPIRAN
17
18