Anda di halaman 1dari 21

Persepsi Mahasiswa UIN Jakarta terhadap Perempuan Bercadar

Dosen Muhammad Ridwan, M.Hum


(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia)

Disusun oleh
Mutiara Rizki Dalimunte
NIM 11190170000027

Semester 1
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019

i
Kata Pengantar

Puja dan puji bagi Allah swt yang telah memberikan banyak nikmat, dan memberikan
penulis kemudahan dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam, tak
lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan hingga zaman terang benderang seperti saat ini.

Saya pun mengucapkan banyak terima kasih, kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni Bapak Muhammad Ridwan, M.Hum yang sudah
membimbing dan memercayai saya dalam menyelesaikan tugas ini.

Adapun judul makalah ini yaitu “Persepsi Mahasiswa UIN Jakarta terhadap Perempuan
Bercadar”. Harapan saya, makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Dan dapat
membuka pola fikir serta persepsi yang baik, bagi mahasiswa maupun masyarakat luas
mengenai perempuan bercadar, seiring dengan maraknya Radikalisme.

Adapun jika terdapat banyak kesalahan, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat,
maupun isi, mohon di maafkan. Karena saya menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan.

Demikian yang bisa saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kata-kata yang
menyinggung beberapa pihak, karena itu di luar kesengajaan. Dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat dengan sebaik mungkin.

Tangerang Selatan, 16 Desember 2019

Penulis,

Mutiara Rizki Dalimunte

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi Mahasiswa UIN Jakarta terhadap
perempuan bercadar. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: ............................... 2
Tabel 1 Data Populasi dan Sampel ................................................................................................ 4
2.1.1 Pengertian Persepsi .............................................................................................................. 5
2.1.2 Pengertian Mahasiswa ............................................................................................. 5
2.2.1 Analisis Jawaban Responden mengenai Pendapat terhadap Perempuan Bercadar 10
2.2.2 Analisis Jawaban Responden mengenai Cadar adalah Sebagian dari Budaya ..... 11
2.2.3 Analisis Jawaban Responden mengenai Cadar dianggap ada Hubungannya dengan
Radikalisme .................................................................................................. 11
2.2.4 Analisis Jawaban Responden mengenai Faktor yang Mempengaruhi Seorang
Perempuan Bercadar..................................................................................... 12
2.2.5 Analisis Jawaban Responden mengenai Cross Hijabers ..................................... 13
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 14
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 15
LAMPIRAN ................................................................................................................................ 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama merupakan pengikat antara manusia dengan Tuhannya. Selain itu, agama
pun di jadikan sebagai pedoman manusia dalam menjalani kehidupan. Karena, di dalam
agama terdapat ilmu-ilmu yang dapat mengatur kehidupan, serta menjadi penolong hidup
manusia. Agar manusia dapat membedakan mana yang hak dan yang batil. Dan juga bisa
mengembangkan kepribadian yang baik dalam menjalani kehidupan antar beragama.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ajaran, sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta manusia
dan lingkungannya. 1Di Indonesia sendiri pun tidak ada tuntutan dalam memilih agama,
bebas dalam menjalani kehidupan agamanya masing-masing selama tidak mengganggu
masyarakat lain.
Islam merupakan agama yang paling banyak di anut oleh masyarakat Indonesia.
Indonesia pun indektik dengan negara muslim. Berbagai budaya dan tradisi yang ada di
Indonesia banyak sekali yang berhubungan dengan tradisi negara Timur-Tengah.
Sehingga, sebagian masyarakat berasumsi bahwa cadar merupakan budaya yang di bawa
dari Timur-Tengah. Namun, cadar juga merupakan budaya Islam yang berasal dari ajaran
para ulama yang di wariskan dari zaman Nabi.
Seiring berjalan nya waktu, banyak dari perempuan di Indonesia yang mulai
memakai cadar. Karena penting nya menjaga diri dari bahaya godaan para pria. Namun,
beberapa masyarakat di Indonesia belum sepenuh nya menerima keberadaan perempuan
bercadar. Disebabkan oleh terbatasnya hubungan sosial, serta mereka pun menganggap
bahwa perempuan bercadar lebih menutup hubungan dengan masyarakat luar. Dan
persepsi beberapa masyarakat menganggap bahwa perempuan bercadar itu teroris atau
penganut aliran sesat, serta menjadikan cadar sebagai alat untuk menutupi kejelekannya.
Hal itu sampai saat ini masih menjadi perdebetan antar umat muslim. Oleh sebab itu,

1
KBBI V daring, (Jakarta: Kemendikbud, 2016)

1
pentingnya bagi para Mahasiswa untuk mengubah persepsi yang tidak baik terhadap
perempuan bercadar di kalangan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini
berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi2. Jadi, rumusan masalah dari
makalah ini adalah:
1. Bagaimana Persepsi Mahasiswa UIN Jakarta terhadap Perempuan Bercadar?
2. Apa hukum memakai cadar?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan seorang perempuan bercadar?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi Mahasiswa UIN Jakarta
terhadap perempuan bercadar. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
2. Mengetahui hukum-hukum cadar menurut 4 madzhab
3. Mengetahui faktor-faktor seorang perempuan untuk bercadar

1. 4 Manfaat Penelitian
a. Mahasiswa dapat mengetahui hukum memakai cadar menurut pandangan 4
madzhab, dan
b. Makalah ini diharapkan menjadi informasi yang bermanfaat bagi penulis lain guna
menciptakan tulisan yang bermanfaat dan dapat dijadikan referensi yang
berhubungan dengan persepsi terhadap perempuan bercadar

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Metode Kualitatif


c. Mahasiswa dapat mengetahui hukum memakai cadar menurut pandangan 4
madzhab, dan

2
“Rumusan Masalah”, http://hanastti.blogspot.com/2017/10/rumusan-masalah_31.html, (Diakses 16
Desember 2019)

2
d. Makalah ini diharapkan menjadi informasi yang bermanfaat bagi penulis lain guna
menciptakan tulisan yang bermanfaat dan dapat dijadikan referensi yang
berhubungan dengan persepsi terhadap perempuan bercadar.

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada makalah ini dilakukan dengan cara membuat
google form, yang kemudian diisi oleh mahasiswa UIN Jakarta. Google form
adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat formulir seperti formulir
registrasi, survei, tanya jawab, polling, kuis, dan lain-lain.3

1.5.3 Batasan Penelitian


Batasan penelitian digunakan agar penelitian tidak menyimpang atau tidak
melebar sehingga terfokus pada objek yang akan diteliti. Adapun yang
dijadikan batas penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta, sampai tanggal 14 Desember 2019. Responden/informan
yang terpilih berjumlah 15 orang.

1.5.4 Populasi dan Sampel


Data yang digunakan untuk penelitian dapat berupa populasi atau sampel.
Populasi adalah keseluruhan objek atau individu yang akan diteliti; memiliki
karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap. Sampel adalah bagian dari populasi
yang dipilih melalui cara tertentu yang mewakili karakteristik tertentu, jelas,
dan lengkap yang dianggap mewakili populasi.4

3
“Cara Menggunakan Google Forms untuk Membuat Formulir”, https://ruangmahasiswa.com/tips/cara-
menggunakan-google-forms-untuk-membuat-formulir/, (Diakses 16 Desember 2019)
4
“Statistik Bisnis Terapan Excel 2007+cd”.
https://books.google.co.id/books?id=q2jal41aZn4C&pg=PA69&lpg=PA69&dq=%22Sampel+adalah+bagia
n+dari+populasi+yang+dipilih+melalui+cara+tertentu+yang+mewakili+karakteristik+tertentu,+jelas,+dan
+lengkap+yang+dianggap+mewakili+populasi.%22&source=bl&ots=N1NVrskKZE&sig=ACfU3U0MhgkbT9
75fBgf4h1Ngq5Tel_PkA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjJ3eHWgbnmAhUC8XMBHdt3DxMQ6AEwAHoECAo
QAQ#v=onepage&q=%22Sampel%20adalah%20bagian%20dari%20populasi%20yang%20dipilih%20melal
ui%20cara%20tertentu%20yang%20mewakili%20karakteristik%20tertentu%2C%20jelas%2C%20dan%20
lengkap%20yang%20dianggap%20mewakili%20populasi.%22&f=false, (Diakses 16 Desember 2019)

3
No Nama Fakultas
1 Mushpih Kawakibil Hijaj Ushuluddin
2 Jihan Fadila Syari’ah dan Hukum
3 Hilda Sa’adah Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
4 Ceni Isnan Usman Ekonomi dan Bisnis
5 Mohammad Rahman Ferdiansyah Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
6 Mutiara Fajrin Ramadany Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
7 Fitri Sri Murni Adab dan Humaniora
8 Alvi Mufida Salsabila Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
9 Zulfa Hasanah Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
10 Tamiza Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
11 Anisa Zafira Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
12 Maya Salsabila Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
13 Fajriah Nur Hasanah Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
14 Aulia Kartika Syari Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
15 Laela Septiana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Tabel 1 Data Populasi dan Sampel

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teoretis


2.1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi sering kali digunakan sebagai penilaian setiap individu terhadap
lingkungan di sekitar nya. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; serapan, atau proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya.5 Sedangkan dalam
Kamus Besar Psikologi, persepsi memiliki arti suatu pengamatan seseorang terhadap
lingkungan dengan menggunakan indra-indra yang dimiliki sehingga ia menjadi
sadar akan segala sesuatu yang ada dilingkungannya. Banyak sekali para ahli yang
mengartikan persepsi, tapi pada inti nya memiliki makna yang sama. Persepsi
memiliki pengaruh yang sangat penting bagi psikologi manusia dalam menilai
ataupun merespon berbagai gejala yang terjadi di lingkungan nya.
Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal biasa nya di pengaruhi oleh pemikiran, perasaan,
serta penilaian dari kepribadian individu. Sedangkan faktor eksternal biasanya di
sebabkan oleh informasi yang didapat, pengaruh dari orang-orang sekitar, dan
berbagai macam penilaian yang didapat dari lingkungan.

2.1.2 Pengertian Mahasiswa


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah orang yang belajar di
perguruan tinggi.6 Maha sendiri memiliki arti besar, sedangkan siswa adalah orang
yang sedang menempuh pendidikan dari dasar sampai menengah atas. Jika kita
artikan, mahasiswa memiliki tingkatan yang paling tinggi dalam menempuh
pendidikan. Selain itu, mahasiswa pun memiliki peran dan tanggung jawab yang
besar dalam merealisasikan ilmu yang sedang diampunya. Mahasiswa juga sering
disebut sebagai agen of change, atau orang-orang yang membawa perubahan. Orang-

5
KBBI V daring, Op. Cit.
6
KBBI V daring, Op.Cit.

5
orang yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang terjadi di
masyarakat. Makanya, mahasiswa dituntut untuk berfikir kritis dalam menghadapi
suatu persoalan.

2.1.3 Sejarah Cadar


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perempuan memiliki arti (manusia) yang
puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui. 7Perempuan ataupun
Wanita. Memiliki makna yang sama. William Shakespeare sang pujangga Inggris itu
telah berkata: “What is in a name?”. Apapun namanya, yang dimaksud dengan
‘wanita’ atau ‘perempuan’ ya sama saja, yaitu jenis makhluk manusia yang paling
berjasa bagi spesiesnya secara biologis.8 Cadar merupakan sejenis pakaian wanita
yang menutupi sampai sebagian wajah. Dan masyarakat pun sudah tidak merasa aneh
lagi akan kehadiran perempuan bercadar. Apalagi di lingkungan kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang notabennya Universitas Islam.
Jilbab pengertiannya adalah baju wanita yang berukuran panjang. Ubaidah dan
sahabat lain mengatakan, bahwa jenis busana itu menjuntai dari ujung kepala wanita
sehingga tidak ada bagian yang kelihatan, kecuali hanya bagian mata. Termasuk jenis
busana penutup ini adalah kain penutup muka, (cadar).9 Dalam perkembangan Islam
di dunia, mulai banyak sekali yang berbincang mengenai cadar. Para ulama pun
seringkali mengangkat tentang cadar sebagai bahan pembicaraan. Apakah memakai
cadar itu wajib atau tidak. Berhubungan dengan itu, memang terdapat dua pendapat.
Ada yang beranggapan bahwa menutup sebagian wajah itu hukum nya wajib, dan
ada pula yang menentangnya.
Menurut ulama-ulama yang menyatakan bahwa seluruh tubuh wanita aurat, hadits
di atas memiliki kelemahan-kelemahan pada rentetan sanadnya.10 Banyak sekali
hadits yang mengatakan bahwa seluruh tubuh wanita aurat. Namun, belum terbukti
keshahihannya ataupun masih di anggap hadits yang dhaif (lemah). Ada salah satu
perawi bernama Hushain. Beliau adalah seorang hafidz, memiliki tafsir, tetapi ada
beberapa haditsnya yang tidak shahih.

7
KBBI V daring, Op.CIt.
8
Amina Wadud Muhsin, Wanita di dalam Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka, 1994), hlm.vii
9
Syaikh Ibnu Taimiyah dkk, Jilbab dan Cadar dalam Al-Quran dan As-Sunnah, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 1994), hlm.5
10
M. Quraish Shihab, Jilbab (Pakaian Wanita Muslimah), (Tangerang: Lentera Hati,2004), hlm.137

6
Banyak para masyarakat yang beranggapan bahwa cadar adalah budaya bangsa
Timur-Tengah. Menurut ulama dan filosof besar Iran kontemporer, Murtadha
Muthahari, pakaian penutup (seluruh badan wanita termasuk cadar) telah dikenal di
kalangan bangsa-bangsa kuno, jauh sebelum datangnya Islam, dan lebih melekat
pada orang-orang Persia, khususnya Sassan Iran. Sedangkan para wanita bangsa
Arab pada zaman Jahiliyah selalu memakai pakaian yang mengundang kekaguman
para pria. Pakaian yang mereka kenakan bisa di bilang begitu terbuka. Perhiasan pun
selalu menghiasi tangan maupun leher mereka.
Selain itu, ada juga yang menjelaskan bahwa wanita bercadar berasal dari pemeluk
agama Zardasyt yang menilai wanita sebagai makhluk tidak suci. Maka, ketika kaum
wanita hendak melakukan ritual keagamaan, ia harus menutupi hidung dan mulutnya
agar nafas mereka tidak mengotori api sesembahannya.11
Dari beberapa pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa cadar bisa saja
berasal dari budaya bangsa selain Arab.
Di sejumlah riwayat, Rasulullah tidak pernah melarang penggunaan cadar, dan
tidak juga mewajibkan. Abdullah Ibnu Umar RA meriwayatkan bahwa ketika Nabi
Muhammad Saw menikahi Shafiyyah, beliau melihat Aisyah mengenakan cadar di
tengah kerumunan para sahabat dan Nabi mengenalnya juga tak melarangnya.
Pembahasan cadar sudah menjadi mashlahat umum di kalangan para ulama, dengan
mengkaji ayat suci Alquran serta Hadits Nabi Muhammad saw. Cadar pun sudah
menjadi pembahasan sejak turunnya Al-Qur’an.

2.1.4 Hukum Memakai Cadar Menurut Pandangan 4 Madzhab


A. Madzhab Syafi’i
Di kalangan madzhab Syafi’i, terdapat banyak pendapat mengenai cadar.
Pendapat pertama mengatakan bahwa cadar itu hukumnya wajib. Pendapat
kedua, mengatakan bahwa cadar hukumnya sunnah. Dan pendapat ketiga,
mengatakan bahwa cadar adalah khilaful awla, menyalahi yang utama
karena utamanya tidak bercadar. Dan inilah pendapat mu’tamad madzhab
imam Syafi’i:

11
Hasan al-‘Audah, al-Mar’ah al-‘Arabiya Fii al-Diin wa al-Mujtama’, (Bairut: al-Ahaly, 2000),
hlm.101-102.

7
1. Asy-Syarwani
“Bahwa perempuan memiliki tiga aurat. Pertama, aurat dalam shalat
dan hal ini telah dijelaskan. Kedua aurat yang terkait dengan
pandangan orang lain kepadanya, yaitu seluruh badannya termasuk
wajah dan kedua telapak tangannya menurut pendapat yang
mu’tamad…” (Lihat Abdul Hamid asy-Syarwani, Hasyiyah asy-
Syarwani, Bairut-Dar al-Fikr, juz, II, h.12)

2. Syaikh Sulaiman Al Jamal


“Maksud perkataan An-Nawawi ‘aurat wanita adalah selain wajah dan
telapak tangan’, ini adalah aurat dalam shalat. Adapun aurat wanita
Muslimah secara mutlak di hadapan lelaki yang masih mahram adalah
antara pusar hingga paha. Sedangkan di hadapan lelaki yang bukan
mahram adalah seluruh badan” (Hasyiatul Jamal Ala’ Syarh Al
Minhaj, 411).

3. Ibnu Qaasim Al Abadi


“Wajib bagi wanita menutup seluruh tubuh selain wajah telapak
tangan, walaupun penutupnya tipis. Dan wajib pula menutup wajah
dan telapak tangan, bukan karena keduanya adalah aurat, namun
cenderung menimbulkan fitnah” (Hasyiah Ibnu Qaasim ‘Ala Tuhfatul
Muhtaaj, 3/115).12

B. Madzhab Hanafi
Madzhb Hanafi berpendapat bahwa memakai cadar adalah sunnah,
dan sangat dianjurkan. Karena dapat menghindari fitnah.
1. Asy Syaranbalali
“Seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan
dalam serta telapak tangan luar, ini pendapat yang lebih shahih dan
merupakan pilihan madzhab kami” (Matan Nurul Lidhah).

2. Al Imam Muhammad ‘Alaauddin


“Seluruh badan wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan
dalam. Dalam suatu riwayat, juga telapak tangan luar. Demikian juga
suaranya. Namun bukan aurat jika dihadapan sesame wanita. Jika
cenderung menimbulkan finah, dilarang menampakkan wajahnya di
hadapan para lelaki” (Ad Durr Al Muntaqa, 81).

3. Al Alamah Al Hashkafi
“Aurat wanita dalam shalat itu seperti aurat lelaki. Namun wajah
wanita itu dibuka sedangkan kepalanya memakai sesuatu di wajahnya

12
“Hukum Memakai Cadar dalam Pandangan 4 Madzhab”, https://muslim.or.id/6207-hukum-memakai-
cadar-dalam-pandangan-4-madzhab.html, (Diakses 10 Desember 2019)

8
atau menutupnya, boleh, bahkan dianjurkan” (Ad Durr al Mukhtar
2/189).

C. Madzhab Maliki
Dalam madzhab Maliki, wajah wanita bukanlah aurat. Memakai cadar
hukumnya sunah. Namun, mereka berpendapat bahwa wajah dan
telapak tangan wanita dapat menimbulkan fitnah. Bahkan, sebagian
ulama Maliki berpendapat bahwa selutuh badan wanita adalah aurat.
1. Az Zarqaani
”Aurat wanita di depan lelaki muslim ajnabi adalah seluruh tubuh
selain wajah dan telapak tngna. Bahkan suara indahnya juga aurat.
Sedangkan wajah, telapak tangan luar dan dalam, boleh
dinampakkan dan dlihat oleh laki-laki walaupun wanita tersebut
masih muda baik seeda melihat ataupun untuk tujuan pengobatan.
Kecuali jika khawatir timbul fitnah atau lelaki melihat wanita
untuk berlezat-lezat, maka hukumnya haram, sebagaimana
haramnya melihat amraad. Hal ini juga di ungkapkan oleh Al
Faakihani dan Al Qaisyaani” (Syarh Mukkhtashar Khalil).

2. Ibnu Arabi
“Wanita itu seluruhnya asalah aurat. Baik badannya maupun
suaranya. Tiddak boleh menampakkan wajahnya kecuali darurat
atau ada kebutuhan mendesak seperti persaksian atau pengobatan
pada badannya, atau kita dipertanyakan apakah ia adalah orang
yang dimaksud (dalam sebuah persoalan)” (Ahkaamul Qur’an,
3/1579).

3. Al-Qurthubi
“Ibnu Juwaiz Mandad – Ia adalah ulama besar Maliki – berkata:
Jika seorang wanita itu cantik dan khawatir wajahnya dan telapak
tangannya menimbulkan fitnah, hendaknya ia menutup wajahnya.
Jika ia wanita tua atau wajahnya jelek, boleh baginya
menampakkan wajahnya” (Tafsir Al Qurthubi, 12/229).
13

D. Madzhab Hambali
1. Ibnu Muflih
”Imam Ahmad berkata: ‘Maksud ayat tersebut adalah, janganlah
mereka (wanita) menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada
orang yang disebutkan di dalam ayat’. Abu Thalib menukil
penjelasan dari beliau (Imam Ahmad): ‘Kuku wanita termasuk

13
Ibid.

9
aurat. Jika mereka keluar, tidak boleh menampakkan apapun
bahkan huf (semacam kaus kaki), karena khuf itu masih
menampakkan lekuk kaki. Dan aku lebih suka jika mereka
membuat semacam ancing tekan di bagian tengah” (Al Furu’, 601-
602).

2. Syaikh Abdullah bin abdil Aziz Al ‘Anqaari


“Setiap bagian tubuh wanita yang baligh adalah aurat, termasuk
pria sudut kepalanya. Pendapat ini telah dijealskan dalam kitab Ar
Ri’ayah. Kecuali wajah, karena wajah bukanlah aurat dalam shalat.
Adapun diluar shalat, semua bagian tubuh adalah aurat termasuk
pula wajahnya jika dihadapan lelaki atau dihadapan banci. Jika di
hadapan sesame wanita, auratnya antara pusar hingga paha”
(Raudhul Murbi’, 140).

3. Syaikh Manshur bin Yunus bin Idris Al Bahuti, ketika menjelaskan


matan Al Iqna’
“Keduanya, yaitu dua telapak tangan dan wajah adalah aurat di luar
shalat karena adanya pandangan, sama seperti anggota badan
lainnya” (Kasyuf Qanaa’).14

2.2 Pembahasan
Berdasarkan dari judul makalah yang tertera, makalah ini bertujuan untuk
mengetahui persepsi Mahasiswa UIN Jakarta terhadap perempuan bercadar. Peneliti pun
melakukan pengambilan sampel dengan membuat google form, yang kemudian diisi atau
ditanggapi oleh beberapa Mahasiswa UIN Jakarta.
2.2.1 Analisis Jawaban Responden mengenai Pendapat terhadap Perempuan
Bercadar
Berdasarkan jawaban responden mengenai “Pendapat terhadap
Perempuan Bercadar”, peneliti mendapatkan jawaban yang positif dari
responden. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa UIN Jakarta memiliki
persepsi yang baik terhadap perempuan bercadar.
Sebagian besar menjawab bahwa perempuan memakai cadar untuk
menjaga diri dari bahayanya fitnah. Dan itu merupakan hal yang baik dalam
ajaran islam, karena cadar adalah sunnatullah. Sebagian dari responden pun

14
Ibid.

10
menganggap bahwa perempuan bercadar itu sangat mulia. Karena mayoritas
dari mereka menjaga pandangannya dari lawan jenisnya.
Sebagian responden juga menjawab bahwa bercadar adalah prinsip hidup
masing-masing, selama tidak mengusik kehidupan orang lain. Beberapa
responden pun menanggapi bahwa sebagian perempuan bercadar berlebihan,
lebih tertutup dari lingkungan sekitar dan anti sosial.
Dari penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa setiap perempuan memiliki
haknya masing-masing untuk memakai cadar atau tidak. Selama itu baik dan
tidak menganggu orang lain. Dan sebagian besar dari mereka hanya ingin
melindungi diri dari fitnah, bahaya, dan ingin menjalankan sunnah.

2.2.2 Analisis Jawaban Responden mengenai Cadar adalah Sebagian dari


Budaya

Gambar 1 Presentasi Tanggapan Mahasiswa mengenai Cadar Bagian dari Budaya

Dari presentasi diagram di atas yang berisi pertanyaan mengenai cadar di


sebut sebagai bagian dari budaya, didapat 61,4% mahasiswa tidak setuju
terhadap hal itu. Dan di dapat juga 38,6% mahasiswa setuju bahwa cadar
adalah bagian dari budaya. Setelah di telaah, hal ini menunjukan bahwa
mayoritas mahasiswa menganggap bahwa cadar adalah ajaran islam, dan
bukan dari budaya bangsa Timur-Tengah ataupun dari bangsa lain.

2.2.3 Analisis Jawaban Responden mengenai Cadar dianggap ada


Hubungannya dengan Radikalisme
Berdasarkan jawaban responden mengenai “Cadar dianggap ada
Hubungannya dengan Radikalisme”, peneliti mendapatkan hasil dari
informan bahwa semua itu tidak ada hubungannya.

11
Berdasarkan jawaban informan, peneliti mendapatkan hasil bahwa
cadar hanyalah benda mati dan tidak ada keterkaitannya dengan
radikalisme. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia radikalisme memiliki
arti paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan
sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.15 Jika ada yang
menganganggap ada keterkaitannya, itu adalah kesalahan dari oknum-
oknum tertentu yang menggunakan cadar sebagai alat untuk menutupi
identitasnya.
Dari setiap jawaban para responden, dapat disimpulkan bahwa cadar
dan radikalisme tidak memiliki keterkaitan. Cadar adalah ajaran islam yang
di anjurkan untuk melindungi diri dari bahayanya fitnah, dan bukan sebagai
alat identitas para oknum yang melakukan radikalisme.

2.2.4 Analisis Jawaban Responden mengenai Faktor yang Mempengaruhi


Seorang Perempuan Bercadar
Berdasarkan jawaban responden mengenai “Faktor yang
Mempengarui Seorang Perempuan Bercadar”, peneliti mendapatkan hasil
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut:
1) Untuk menutup aurat, menjaga diri untuk menghindari dari
bahayanya fitnah, dan menjauhkan diri dari dosa
2) Ingin memperbaiki diri dan menjadikan diri lebih baik. Walaupun
tidak semua perempuan bercadar sudah shalihah, namun dengan
memakai cadar adalah upaya untuk memperbaiki keimanan dan
lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menjalankan
sunnah Rasulullah.
3) Pengaruh dari lingkungan sekitar. Bisa saja lingkungan sekitar yang
mempengaruhinya, sehingga ada panggilan dari dalam diri untuk
memakai cadar.

15
KBBI V daring, Op. Cit.

12
2.2.5 Analisis Jawaban Responden mengenai Cross Hijabers

Gambar 2 Presentasi Tanggapan Mahasiswa mengenai Cross Hijabers

Dari presentasi diagram diatas, didapatkan hasil 59,1% mahasiswa mengetahui


perihal cross hijabers. Hal ini membuktikan bahwa permasalahan mengenai cross
hijabers mulai menyebar luas dikalangan masyarakat Indonesia. Dan hal itu
membuat resah para kaum wanita muslimah dalam menjaga privasi-nya.
Penulispun mengumpulkan data mengenai tanggapan para mahasiswa UIN Jakarta
yang mengetahui tentang cross hijbers. Mayoritas menganggap bahwa tindakan
tersebut dapat mengubah pola fikir masyarakat Indonesia. Khawatirnya,
penggunaan cadar dapat disalahkan sebab oknum-oknum tertentu.
Cross hijabers pun mulai menyebar luas di lingkungan masyarakat. Karena
seluruh tubuh dan wajah tertutup, membuat para masyarakat kesulitan dalam
mengidentifikasi pelaku. Penempatan penggunaan cadar yang salah oleh lelaki
sangat dilarang dalam Al-Qur’an. Dan dapat menjatuhkan martabat seorang wanita
dalam Islam.
Dari beberapa kasus yang ada, diharapkan para wanita lebih berhati-hati dalam
menjaga privacy, serta lebih meningkatkan rasa waspada ketika sedang berada di
dalam toilet umum. Karena para pelaku sering memasuki toilet perempuan, dengan
menutupi identitasnya menggunakan cadar.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi mahasiswa UIN Jakarta terhadap
perempuan bercadar, dapat disimpulkan bahwa mereka merespon dengan baik hal itu.
Setiap manusia memiliki haknya masing-masing dalam memilih jalannya masing-
masing, selama itu baik dan tidak mengganggu orang lain. Memakai cadar adalah suatu
tindakan yang baik untuk memperbaiki diri dalam meningkatkan keimanan. Dan tidak
ada kaitannya antara cadar dengan radikalisme. Karena latar belakang cadar tidak ada
hubungannya dengan radikalisme sendiri.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan agar lebih meningkatkan lagi
pemahan terhadap hukum-hukum penggunaan cadar dalam ajaran Islam. Dengan hal itu,
dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap perempuan bercadar menjadi lebih baik.
Tidak lagi mengaitkannya dengan radikalisme yang sedang marak di Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Taimiyah, Ibnu, dkk. 1994. Jilbab dan Cadar dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Jakarta
Pedoman Ilmu Jaya.
Shihab, M. Qunnish. 2004. Jilbab (Pakaian Wanita Muslimah). Tangerang: Lentera Hati.
Kamus Besar Bahasa Indonesia V daring. 2016. Jakarta: Kemendikbud.
Wadud Muhsin, Amina. 1994. Wanita di dalam Al-Qur’an. Jakarta: Penerbit Pustaka.
Purnama, Yulian. 2011. “Hukum Memakai Cadar dalam Pandangan 4 Mazdhab”.
https://muslim.or.id/6207-hukum-memakai-cadar-dalam-pandangan-4-
madzhab.html#Madzhab_Hambali. (Diakses pada 5 Desember 2019).
“Hukum Memakai Cadar Menurut Madzhab Maliki, Hanafi, Syafi’I”. 2016.
https://serambimata.com/2016/05/26/hukum-memakai-cadar-menurut-madzhab-
maliki-hanafi-dan-syafii/. (Diakses pada 5 Desember 2019).
“Pengertian Persepsi, Syarat Proses dan Faktor yang Mempengarui Persepsi”. 2018.
https://ainamulyana.blogspot.com/2016/01/pengertian-persepsi-syarat-proses-
dan.html. (Diakses pada 2 Desember 2019).
“Rumusan Masalah”. 2017. http://hanastti.blogspot.com/2017/10/rumusan-
masalah_31.html. (Diakses 16 Desember 2019).
“Cara Menggunakan Google Forms untuk Membuat Formulir”. 2017.
https://ruangmahasiswa.com/tips/cara-menggunakan-google-forms-untuk-
membuat- formulir/. (Diakses 16 Desember 2019).
“Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007”. 2008.
https://books.google.co.id/books?id=q2jal41aZn4C&pg=PA69&lpg=PA69&dq=
%22Sampel+adalah+bagian+dari+populasi+yang+dipilih+melalui+cara+tertentu
+yang+mewakili+karakteristik+tertentu,+jelas,+dan+lengkap+yang+dianggap+
mewakili+populasi.%22&source=bl&ots=N1NVrskKZE&sig=ACfU3U0Mhgkb
T975fBgf4h1Ngq5Tel_PkA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjJ3eHWgbnmAhUC
8XMBHdt3DxMQ6AEwAHoECAoQAQ#v=onepage&q=%22Sampel%20adala
h%20bagian%20dari%20populasi%20yang%20dipilih%20melalui%20cara%20t
ertentu%20yang%20mewakili%20karakteristik%20tertentu%2C%20jelas%2C%

15
20dan%20lengkap%20yang%20dianggap%20mewakili%20populasi.%22&f=fal
se. (Diakses 16 Desember 2019).

16
LAMPIRAN

17
18

Anda mungkin juga menyukai